Anda di halaman 1dari 16

EFLORESENSI KULIT

Sebagai Tugas Pengganti IT

Oleh:
Aulia Hajar Muthea
04011181419017
Kelas Alpha 2014

PENDIDIKAN DOKTER UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
Efloresensi Kulit

Diagnosis untuk penyakit kulit sangat membutuhkan suatu efloresesensi. Efloresesnsi


adalah kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau secara objektif. terdapat
beberapa lesi yang dikategorikan berdasarkan buku Fitzpatrick, yaitu: lesi yang meninggi, lesi
yang terdepresi, lesi yang datar, lesi yang mengubah permukaan, lesi yang berisikan cairan,
dan lesi purpura.
1. Lesi yang meninggi
A. Papul
Papul adalah lesi peninggian yang padat berukuran kurang dari 0,5 cm.

B. Plak
Plak adalah elevasi atau peninggian yang padat yang berukuran relative lebih lebar
daripada papula dengan diameter lebih dari 0,5 cm.

C. Nodul
Nodul adalah masa padat berbentuk bulat atau elips yang memiliki diameter lebih
dari 0,5 cm.
D. Kista
Kista adalah kavitas yang berkapsul atau berkantung dengan epitel yang berisikan
cairan atau material semisolid, seperti keratin, berbentuk bulat atau oval.

E. Urtika
Urtika adalah pembengkakan dari kulit yang dikarakteristikkan dengan lesi yang
hilang dalam waktu beberapa jam.

F. Scar
Scar muncul dari proliferasi jaringan fibrosa yang menggantikan kolagen normal
sebelumnya setelah terjadi luka atau ulserasi.
G. Komedo
Komedo adalah folikel infundibulum rambut yang berdilatasi dan tersumbat oleh
keratin dan lipid.

H. Lesi Bertanduk (Horn)


Lesi beratnduk (horn) adalah massa berbentuk kerucut dari sel kornifikasi yang
meninggi lebih dari differensiasi epidermis yang abnormal.
2. Lesi yang terdepresi
a. Erosi
Erosi adalah lesi yang lembab berbatas dan terdepresi (menurun) yang disebabkan
dari hilangnya bagian dari epidermis atau epitel mukosa.

b. Ulkus
Ulkus adalah sebuah defek yang mana epidermis dan setidaknya papilla dermis
bagian atas yang sudah hancur.
c. Atrofi
Atrofi adalah berkurangnya ukuran dari sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh
lainnya.

d. Poikiloderma
Poikiloderma adalah pernyataan morfologi dari gabungan atrofi telangiektasis dan
perubahan pigmen kulit (hipopigmentasi atau hiperpigmentasi).

e. Sinus
Sinus adalah traktus yang bergabung dengan kavitas supuratif atau permukaan dari
kulit.
f. Striae
Striae adalah depresi linier dari kulit yang biasanya dengan panjang terukur
beberapa centimeter dan disebabkan oleh perubahan kolagen retikuler yang terjadi
akibat garukan berulang pada kulit.
g. Burrow
Burrow adalah lesi berbentuk seperti ombak, aluran benang yang melewati bagian
luar dari epidermis yang disebabkan oleh parasit.
h. Sclerosis
Sclerosis adalah lesi berbatas atau adanya pengerasan difus atau indurasi dari kulit
yang disebabkan oleh fibrosis dermal.
3. Lesi datar
a. Macula
Macula adalah area yang terlokalisir dengan adanya perubahan warna kulit
(hipopigmentasi atau hiperpigmentasi).

b. Patch
Patch sama seperti macula, namun lebih besar dari 0,5 cm.

c. Eritema
Eritema ditandai dengan warna merah muda pucat hingga merah dari kulit atau
membrane mukosa yang disebabkan oleh dilatasi arteria atau vena pada papil dan
retikuler dermis.
d. Eritroderma
Eritroderma yakni lesi menyeluruh (90% permukaan tubuh) dengan warna merah
yang dalam pada kulit.

4. Lesi yang mengubah permukaan


a. Scale (sisik)
Scale (sisik) adalah lesi mengelupas yang datar atau meninggi dari bagian stratum
korneum.

b. Hiperkeratosis
Hiperkeratosis adalah sisa dari kornifikasi yang mana stratum korneum bisa
menebal atau menipis.
c. Krusta
Krusta adalah deposit yang mengeras yang disebabkan oleh serum, darah, atau
eksudat purulent yang mongering diatas permukaan kulit.

d. Ekskoriasi
Ekskoriasi adalah ekskavasi dari permukaan epidermis yang disebabkan oleh
garukan.

e. Fisura
Fisura adalah lesi garis yang terjadi pada permukaan kulit atau mukosa yang
disebabkan oleh tarikan berlebih atau berkurangnya elastisitas.
f. Likenifikasi
Likenifikasi adalah lesi yang disebabkan oleh gosokan atau garukan yang berulang
yang memicu penebalan dari epidermis dengan perubahan kolagen dari superfisial
epidermis.

5. Lesi yang air


a. Vesikel dan bula
Vesikel adalah kavitas atau elevasi berdiameter kurang dari atau sama dengan 0,5
cm yang berisi air. Bula adalah vesikel yang berukuran lebih dari 0,5 cm.

Vesikel

Bula
b. Pustul
Pustul adalah kavitas yang meninggi dan berbatas tegas pada epidermis yang berisi
pus.

c. Furuncle
Furuncle adalah nekrosis folikulitis yang dalam dengan supurasi.

d. Abses
Abses adalah akumulasi terlokalisir dari material purulent yang dalam pada dermis
atau jaringan subkutan yang mana pus biasanya tidak terlihat.
6. Lesi purpura
a. Purpura
Purpura adalah ekstravasasi eritrosit dari pembuluh darah kutaneus di dalam kulit
atau membrane mukosa.
b. Telangiektasis
Telangiektasis adalah dilatasi persisten dari kapiler pada superfisial dermis.

c. Infark
Infark adalah area nekrosis kutaneus yang dihasilkan dari oklusi inflamasi pada
pembuluh darah kulit.

Lesi yang tersebut diatas dapat berkumpul membentuk suatu bentuk khusus, susunan
dan distribusi.
1. Bentuk atau konfigurasi dari lesi kulit
a. Annular: berbentuk seperti cincin.
b. Round atau numuler atau discoid: berbentuk seperti koin.

c. Polisiklik: berbentuk seperti cincin yang tidak sempurna.

d. Arkuata: berbentuk seperti busur.

e. Linear: berbentuk seperti garis.


f. Lentikuler: berbentuk seperti jaring-jaring.

g. Serpiginosa: berbentuk seperti cacing atau ular.

h. Targetoid: berbentuk seperti target.

i. Whorled: berbentuk seperti alur yang berputar (ombak).


2. Susunan dari lesi multiple
a. Grup atau herpetiform: lesi yang berkelompok.

b. Scattered: lesi yang terdistribusi atau terpisah.

3. Ditribusi dari lesi multiple


a. Dermatomal atau zosteriform: adalah lesi unilateral dan terdistribusi berdasarkan
alur akar saraf afferent (dermatom) (misal pada: herpes zoster).
b. Blaschkoid: adalah mengikuti garis dari migrasi sel kulit saat embryogenesis,
biasanya terorientasi longitudinal pada ekstremitas dan melingkar pada batang
tubuh., tetapi tidak membentuk garis yang sempurna (misal pada: incontinentia
pigmenti).

c. Limfangitis
Limfangitis: mengikuti alur ditribusi dari pembuluh limfe (misal pada: infeksi
staphylococcus atau streptococcus).
d. Sun exposed (paparan sinar matahari): area yang biasanya tidak tertutup oleh
pakaian (wajah, telapak tangan) (misal pada: squamous cell carcinoma).
e. Sun protected (tertutup sinar matahari): bagian yang biasanya ditutup oleh pakaian
(misal pada: parapsoriasis, mycosis fungoides).
f. Akral: terjadi pada bagian distal seperti tangan, kaki, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki (misal pada: palmoplantar pustulosis, chilblains).
g. Trungkal: terjadi pada batang tubuh.
h. Ekstensor: terjadi pada ekstermitas bagian dorsal (misal pada: psoriasis).
i. Fleksor: terjadi pada bagian yang memiliki otot fleksi (misal pada: dermatitis
atopik).
j. Intertriginosa: bagian kulit yang berlipat, seperti ketiak (misal pada: candidiasis).
k. Localized: terjadi pada satu bagian tubuh (misal pada: selulitis).
l. Generalisata: terjadi hampir pada seluruh bagian tubuh (90% bagian tubuh) (misal
pada: viral exanthems, drug eruption).
m. Bilateral simetris: terjadi pada dua bagian tubuh yang bersebrangan (dextra dan
sinistra) (misal pada: vitiligo, plaque-type psoriasis).
n. Universal: terjadi pada seluruh bagian (diatas 90% bagian tubuh) (misal pada:
erythroderma, alopecia universalis)
DAFTAR PUSTAKA

Garg A, Levin N.A, Bernhard J.D,. Structure of Skin Lesions and Fundamentals of Clinical
Diagnosis. In: Wolf K, Goldsmith L, Katz S Gilchrest B, Paller A, Leffell D,editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: Mc.Graw Hill
Company; 2012.p. 30-41.

Anda mungkin juga menyukai