PENDAHULUAN
1
maupun adanya masalah individual atau kelompok, yang berpotensi mengakibatkan
terganggunya produktivitas kerja daei karyawan.(14)
Dalam beberapa dekade ini hanya sedikit studi yang telah dilakukan untuk
menentukan prevalensi dan masalah tentang NES, hal ini menyebabkan sulitnya
untuk menilai secara akurat hubungan antara makan malam dengan gejala yang
terkait yaitu obesitas, gangguan tidur, dan gangguan psikologis. (12)
2
1.3.2 Tujuan Khusus
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai landasan untuk
penelitian selanjutnya.
3
BAB II
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Epidemiologi
4
melaporkan tingkat prevalensi NES yang cukup tinggi pada orang yang mempunyai
gangguan psikiatri sebanyak 16,5%. (16) Seiring usia, gangguan makan pada malam
hari ini lebih sering di temukan, dimana didapatkan prevalensi sebesar 6,5% pada
usia 9 tahun lalu dapat meningkat sampai 21% pada usia 19 tahun dan prevalensi
ini menurun pada usia diatas 65 tahun. (17)
2.1.4.1 Usia
Kondisi NES lebih umum ditemukan usia dewasa muda (18-30 tahun)
daripada orang dewasa yang lebih tua. (14)
5
sedangkan SRED diobati dengan benzodiazepine, penstabil suasana hati (misalnya,
topiramate), atau obat dopaminergik. Oleh karena itu, riwayat tidur menyeluruh
sangat penting untuk membedakan NES dan SRED. (5)
2.1.4.4 Depresi
NES dikaitkan dengan kebiasaan makan malam orang tua, sesuai dengan
penelitian yang melibatkan anak-anak Jerman di mana risiko makan malam tujuh
kali lebih tinggi pada anak-anak dengan ibu yang suka mengkonsumsi makanan
pada malam hari. Terdapat bukti bahwa preferensi dan pemilihan makanan sangat
dipengaruhi oleh orang tua. (6)
NES sering dikaitkan dengan asupan tinggi makanan lengkap dan camilan
selama jam makan malam. Namun, makan malam juga ditemukan terkait energi
yang signifikan yang diperoleh dari makanan ringan. Pola ini menunjukan titik
intervensi yang memungkinkan untuk makan malam. (6)
6
2.1.4.7 Beban Kerja
2.1.5 Patofisiologi
7
pukul 18.00 dan tengah malam. Selama waktu ini glukokortikoid tidak disekresi
terus menerus, sekresi dalam jumlah besar terjadi pada pagi hari, kecuali dalam
keadaan stres irama diurnal dilampaui dan kadar glukokortikoid dalam plasma
dapat melebihi 25 mikrogram per desiliter. Pada titik ini kapasitas protein pengikat
plasma utama meningkat dan globulin pengikat steroid dilampaui serta kadar
glukokortikoid plasma meningkat. (22)
8
Stres Genetik
menurunkan
memulihkan
Postsynaptic
Irama
serotonin Rasa kenyang
sirkardian
disregulasi menurunkan
Irama
Rasa kenyang
sirkadian
9
2.1.6 Kriteria Diagnostik
E. Pola makan yang tidak teratur telah dipertahankan setidaknya selama 3 bulan.
10
Tingkat keparahan NES pasien dapat di nilai melalui kuesioner Night Eating
Diagnostic Questionnaire (NEDQ) kuesioner ini terdiri dari 21 pertanyaan, tentang
jadwal makan dan tidur, apakah responden menyadari bahwa dirinya sebagai night
eater, kesadaran akan night eating, keadaan distress serta bagaimana keadaan mood
pada malam hari. Keuntungan dari penggunaan kuesioner ini adalah system skoring
dengan sistem hierarki yang memungkinkan untuk klasifikasikan NES kedalam
kategori ringan, sedang, dan berat. Validasi dari kuesioner ini telah dilakukan di
New York Obesity Research Centre. (24)
2.2.1 Definisi
Stres kerja merupakan suatu kondisi yang diakibatkan tekanan beban kerja,
maupun adanya masalah individual atau kelompok, yang berpotensi mengakibatkan
terganggunya produktivitas kerja dari karyawan. Orang-orang yang mengalami
stres menjadi cemas dan merasakan kekhawatiran berlebihan sehingga mereka
sering marah, agresif, tidak dapat rileks dan memperlihatkan sikap yang tidak
kooperatif.(26)
2.2.2 Epidemiologi
Pada tahun 1976, Selye mengidentifikasi 3 tahap dari respon stres, yaitu: (27)
11
suatu kondisi ancaman. Pada tahap ini tingkat hormon kortisol meningkat, emosi
meninggi, dan ketegangan meningkat.
Tahap dimana tingkat hormon kortisol tetap, ada usaha fisiologis untuk
mengatasi kapasitas penuh, dan meningkatnya perlawanan melalui mekanisme
pertahanan diri dan strategi mengatasi stres.
Berbagai faktor dapat menyebabkan stres akibat stresor yang harus dihadapi
seorang individu. Faktor individu seorang pekerja juga dapat berdampak stres kerja
misalnya kondisi ekonomi pribadi atau adanya masalah keluarga. Kemudia stresor
juga dapat timbul karena faktor lingkungan pekerjaan misalnya kondisi lingkungan
tempat kerja (kebisingan atau pencahayaan yang kurang tepat) yang dapat
menimbulkan stress kerja.(28) Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu faktor
organisasi yang dapat menimbulkan stresor misalnya tuntutan tugas dan beban kerja
yang tinggi.(29)
12
3. Group stressors
Terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam kelompok, kurangnya dukungan
sosial, dan konflik dengan sesama.
4. Individual stressors
Terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran.
Pada penderita NES ditemukan memiliki kadar kortisol atau hormon stres
yang tinggi hal ini menunjukan terdapat hubungan antara stres dan terjadinya
NES.(15) NES pertama kali dideskripsikan pada tahun 1955 oleh Stunkard, et al
sebagai sindrom yang berpotensi menjadi salah satu jenis perilaku makan yang
menyimpang, menurut studi terhadap penderita NES ditemukan level kortisol yang
tinggi pada malam hari dibandingkan dengan orang tanpa NES, hal ini yang akan
menyebabkan peningkatan konsumsi makanan dan rasa lapar pada malam hari dan
juga penderita NES menunjukan asupan makanan pada malam hari yang lebih
tinggi, meskipun total kalori harian mereka mirip dengan kontrol.(22)
Pada tingkat kecemasan dan stres yang lebih tinggi didapatkan hubungan
yang signifikan pada skor Night Eating Questionnaire (NEQ), sebagian besar
peserta memiliki tingkat depresi yang rendah (normal atau ringan) 57,5%;
kecemasan 70,5%; dan stres 93,0%. (1)
NES di temukan pada mahasiswa 6 hingga 9 kali lebih tinggi dari pada
populasi umum, hal ini di kaitkan dengan fakta bahwa mahasiswa memiliki tingkat
stres yang lebih tinggi dan memiliki lebih banyak masalah tidur dari pada populasi
umum.(23) Pada orang dewasa muda memiliki risiko mempunyai prevalensi
hiperfagia malam yang lebih tinggi dari pada kelompok usia lainnya, orang yang
mempunyai tingkat stres yang tinggi, pola tidur yang berantakan, dan gangguan
makan, lebih memiliki risiko khusus untuk terkena NES. (31)
13
2.4 Ringkasan Pustaka
Tabel 2. Ringkasan Pustaka
Peneliti Lokasi Studi Subjek studi Variabel yang Lama waktu Hasil
penelitian desain diteliti studi
Sevincer GM, Turki Cross- 99 pria dan 111 Variabel bebas: - Dari partisipasi
Ince E, Taymur I, sectional wanita impulsive, depresi, ditemukan sebanyak
Konuk N. dan kecemasan 9,5% positif NES, dan
terdapat hubungan yang
Variabel tergantung: signifikan terhadap
NES depresi, kecemasan, dan
stres. (20)
Borges KM, Juazeiro do Cross- 200 mahasiswa Variabel bebas: 3 bulan Dari 200 mahasiswa,
Figueiredo Norte, sectional perilaku, faktor 15% menunjukan hasil
FWDS, Souto Ceará, emosional, dan NEQ skor ≥ 25 dan
RPD. Brazil lingkungan ditemukan terdapat
hubungan antara stres
Variabel tergantung: dengan terjadinya NES.
NES (1)
14
Ngan SW, et al. Malaysia Cross- 320 mahasiswa Variabel bebas: stres 3 bulan Tidak ada hubungan
sectional yang signifikan antara
Variabel tergantung: stres dan terjadinya
Gangguan makan risiko gangguan
makan.(32)
Huang C, et al. China Cohort 376 orang Jepang Variabel bebas: 2 tahun Kebiasan ngemil setelah
usia 24-83 tahun gejala depresi makan malam secara
signifikan terkait dengan
Variabel tergantung: gejala depresi. (33)
gangguan makan
15
2.5 Kerangka Teori
Serotonin
Transporter
(SERT)
Postsynaptic
Serotonin
menurun
16
BAB III
Stres kerja
Karakteristik responden
Night Eating Syndrome
(usia, jenis kelamin)
Variabel penelitian disini terdiri dari variabel bebas yang diteliti yaitu stres
kerja, sedangkan variabel tergantungnya adalah Night Eating Syndrome.
17
3.3 Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil pengukuran Skala Referensi
1 Night Berulangnya episode makan pada Pengisisan Night Eating Ringan: pemakan malam Ordinal DSM V.(34)
Eating malam hari yang bermanifestasi kuesioner Diagnostic memiliki 1 kriteria dari I (tetapi
Syndrome dengan terbangunnya dari tidur Questionnaire tidak memenuhi kriteria NE atau
(NES) untuk makan atau konsumsi (NEDQ) NES)
makanan yang berlebihan setelah Sedang: makan malam memiliki
1 kriteria dari I ditambah ≥ 3
makan malam, menyadari dan
dari 5 kualifikasi dari kriteria III
mengingat kejadian tersebut dan (tetapi tidak memenuhi kriteria
hal ini tidak dapat dijelaskan NE atau NES)
dengan lebih baik pada pengaruh
dari luar yang menyebabkan Berat: pemakan malam sindrom
perubahan dalam siklus tidur- penuh memiliki ≥ 1 dari I
bangun seseorang. ditambah > 3 dari 5 kualifikasi
dari kriteria III ditambah IV dan
V
18
2 Usia Umur responden dalam tahun Kartu Tanda Wawancara Usia dalam tahun Nominal Riset Kesehatan
saat penelitian dilaksanakan Penduduk Dasar, 2018.(35)
berdasarkan tanggal lahir.
3 Jenis Karakteristik biologis pada Kartu Tanda Wawancara 1. Laki-laki Nominal Riset Kesehatan
Kelamin manusia yang membedakan laki- Penduduk 2. Perempuan Dasar, 2018.(35)
laki dan perempuan.
4 Stres Tekanan, ketegangan, atau Pengisian Depression Anxiety 0 – 29: Normal Ordinal Legiran, M. Zalili
gangguan yang tidak Kuesioner Stress Scale (DASS) Azis NB. (8)
menyenangkan yang berasal dari 30 – 59: Ringan
luar diri seseorang.
60– 89: Sedang
90 – 119: Berat
>120: Sangat berat
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
20
4.3.2.2 Kriteria Eksklusi
Populasi Infinit
𝑧2 𝑥 𝑝 𝑥 𝑞
𝑛0 =
𝑑2
𝑛0 = 197
Keterangan
21
Populasi Finit
𝑛0
𝑛 =
1 + (𝑛0 ⁄𝑁)
197
𝑛 =
197
1+( )
250
𝑛 = 110
Keterangan
1
𝑛 = 𝑥 110 = 129,41
1 − 0,15
Sehingga besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 110
menjadi 129,41 orang atau dibulatkan menjadi 130 orang, tetapi semua populasi
tetap dipakai dalam penelitian ini.
22
4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah data primer mengenai stres kerja dan
Night Eating Syndrome yang diukur dengan menggunakan kuesioner.
komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 24 for Machintos.
Proses pengolahan data sebagai berikut:
Data entry :
Memasukkan hasil kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing
masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar dalam SPSS.
Data cleaning :
Merupakan analisis data awal, dimana dilakukan penggolongan, pengurutan
dan penyerderhanaan data, sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Editing :
Dilakukan pemeriksaan seluruh kuesioner atau seluruh formulir isian setelah
data terkumpul.
23
Coding :
Memberi angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban
pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukan
data ke komputer.
24
4.8 Alur Kerja Penelitian
Informed consent
Pengolahan
dan analisis data
25
lisan dan tertulis, bila responden bersedia untuk diminta tanda tangan informed
consent. Ethical clearance diajukan ke komite etik Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti.
26
4.11 Pembiayaan Penelitian
Pemasukan
Pengeluaran
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Borges KM, Figueiredo FW dos S, do Souto RP. Night eating syndrome and
emotional states in university students. J Hum Growth Dev. 2017;27(3):332–41.
2. Pike KM, Dunne PE. The rise of eating disorders in Asia: A review. J Eat Disord.
2015;3(1):1–14. Available from: http://dx.doi.org/10.1186/s40337-015-0070-2
4. Omar A. Night Eating Syndrome with Morbid Obesity and Dysthymia: A Case
Report -A Psychobiological Approach. Med Heal. 2007;2(22):154–7. Available
from: http://journalarticle.ukm.my/1986/1/Page_154-157__MH_049.pdf
6. Hernandez E, Kim M, Kim WG, Yoon J. Nutritional aspects of night eating and
its association with weight status among Korean adolescents. Nutr Res Pract.
2016;10(4):448–55.
8. Legiran, M. Zalili Azis NB. Faktor Risiko Stres dan Perbedaannya pada
Mahasiswa Berbagai Angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. J Kedokteran Dan Kesehatan, Vol 2, No 2, April
2015. 2015;2(2):197–202.
28
10. Colles SL, Dixon JB, O’Brien PE. Night eating syndrome and nocturnal
snacking: Association with obesity, binge eating and psychological distress. Int
J Obes. 2007;31(11):1722–30.
11. Cleator J, Abbott J, Judd P, Sutton C, Wilding JPH. Night eating syndrome:
Implications for severe obesity. Nutr Diabetes. 2012;2(SEPTEMBER):e44-10.
Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nutd.2012.16
14. Nolan LJ, Geliebter A. Night Eating is Associated with Emotional and External
Eating in College Students. Eat Behav 2012;14:139-47.
18. D, Hospital R, Clinic FM, Clinic FM. Relationship Between Night Eating
Disorders and Obesity Gece Yeme Bozukluklar ı ile Obezite Aras ı ndaki İ li ş
ki. 2018;18(1):22–7.
19. Prof A, Mukaddes G, Ince E, Ibrahim AP, Konuk PN. Night Eating Syndrome
Frequency in University Students : Association with Impulsivity , Depression ,
29
and Anxiety Night Eating Syndrome Frequency in University Students :
Association with Impulsivity , Depression , and Anxiety. 2016;7833.
21. Stunkard AJ, Allison KC, Lundgren JD, O’Reardon JP. A biobehavioural model
of the night eating syndrome. Obes Rev. 2009;10(SUPPL. 2):69–77.
24. Shillito JA, Lea J, Tierney S, Cleator J, Tai S, Wilding JPH. Why I eat at night:
A qualitative exploration of the development, maintenance and consequences
of Night Eating Syndrome. Appetite [Internet].
25. Irkhami F L. Faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada penyelam di
PT.X. Journal occupational and safety and health: 2015
26. Emre O, Elci M. Commuting related problems in the workplace. Journal of
business studies quarterly: 2015
27. Penelitian C. Faktor Risiko Hipertensi pada Wanita Pekerja dengan Peran Ganda
Kabupaten Bantul Tahun 2011 Bantul Regency in 2011. 2012;28(2):55–62.
30
29. Sutapa M. Stres dan konflik dalam organisasi. Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta:2007
30. Luthans, Fred. Organizational behavior. Twelfth edition. The Mc graw hill
companies; New York: 2011
31. Runfola CD, Ph D, Allison KC, Ph D, Hardy KK, Ph D, et al. Prevalence and
Clinical Signi fi cance of Night Eating Syndrome in University Students. J
Adolesc Heal. 2014;55(1):41–8.
32. Ngan SW, Chong B, Chern K, Rajarathnam DD, Balan J, Hong TS, et al. The
Relationship between Eating Disorders and Stress among Medical
Undergraduate : A Cross-Sectional Study. 2017;85–95.
31
Lampiran 1. Lembar Informed Consent
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb.
Nama saya Lu Aimee Ananda Putri, mahasiswi S1 Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti. Saya melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara
Stres dengan Terjadinya Night Eating Syndrome pada karyawan. Melalui penelitian
ini dapat mengetahui apakah terdapat hubungan antara stres dengan terjadinya
Night Eating Syndrome.
Oleh karena itu, kami mengharapkan anda untuk ikut serta dalam penelitian
ini. Apabila anda bersedia ikut serta dalam penelitian, maka akan dilakukan
pengisian kuesioner. Kuesioner yang akan diisi adalah:
1. Depression Anxiety Stress Scale
32
Lampiran 2. Lembar Persetujuan
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami.
oleh karena itu saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Tanda tangan :
Tanggal :
33
Harap pertanyaan dibawah ini dijawab dengan benar dan jujur:
Coret yang tidak perlu pada pertanyaan dengan tanda (*)
34
Lampiran 3. Lembar Kuesioner Stres
Nama :
Usia :
Tanggal :
Silakan membaca setiap pernyataan dan beri contreng pada kolom angka 1, 2, 3, 4,
5, 6, atau 7 yang menunjukkan berapa banyak pernyataan yang diterapkan untuk
Anda selama seminggu terakhir. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jangan
menghabiskan waktu terlalu banyak pada pernyataan apapun. Skala peringkat
adalah sebagai berikut:
2: Terjadi pada saya untuk tingkat yang cukup, atau cukup baik dalam waktunya.
35
No. Pertanyaan Skor
36
Tugas-tugas tampaknya makin hari makin menjadi
16 1 2 3 4 5 6 7
kompleks
37
TOTAL SKOR
Interpretasi skor:
0 – 29 : Normal
30 – 59 : Ringan
60– 89 : Sedang
90 – 119 : Berat
38
Lampiran 4. Lembar Kuesioner NES
Silakan anda menjawab dengan angka atau memberi contreng pada pilihan
yang tersedia atau coret yang tidak perlu pada pertanyaan dengan tanda (*).
8 misalnya 15%)
______tahun
a. Sudah berapa lama anda mengonsumsi
______bulan
makanan seperti yang disebutkan diatas
setelah makan malam?
39
Apakah anda mempunyai masalah tidur? Ya / Tidak*
10
a. Jika Ya, berapa kali dalam seminggu? ______kali/minggu
______ kali/minggu
a. Jika Ya, berapa kali seminggu?
11
40
e. Seberapa sering anda mengingat apa yang ______tidak sama seklai
______sedikit
anda makan selama malam hari pada ______sangat
keesokan harinya?
14
______tidak sama sekali
b. Jika Ya, seberapa mengganggunya ______sedikit
kebiasaan tersebut terhadap diri anda atau ______sangat
Ya/Tidak*
Apakah anda bekerja pada sistem shift?
______ dari pukul 6 sore
a. Jika Ya, apakah saat sampai 12 malam
16 ______dari pukul 6 sore
sampai 6 pagi
41
b. Jika Ya, seberapa lama anda telah bekerja ______bergilir
pada shift ini?
______tahun
______bulan
Untuk dapat didiagnosis dengan NES, seseorang harus memiliki yang berikut:
42
II. Kesadaran dan mengingat episode makan malam dan nokturnal hadir. P 13d
= agak atau sangat dan / atau P 13e = kadang-kadang atau selalu
III. Gambaran klinis ditandai oleh setidaknya tiga fitur berikut:
A. Kurangnya keinginan untuk makan di pagi hari dan/atau sarapan
dihilangkan pada empat atau lebih pagi per minggu P3 = ya ATAU P4 <3
kali/minggu
B. Adanya keinginan kuat untuk makan antara makan malam dan onset tidur
dan/atau pada malam hari P 9 = ya
C. Awal tidur dan / atau insomnia pemeliharaan tidur terjadi empat atau lebih
malam per minggu P 10 atau P 11 = Ya dan P 10a atau P 11a> 4 kali/minggu
D. Adanya keyakinan bahwa seseorang harus makan untuk memulai atau
kembali tidur P 13c = Ya
E. Suasana hati sering tertekan dan / atau suasana hati memburuk di malam
hari P 17 = ya ATAU P 18 = malam / malam hari
IV. Gangguan ini terkait dengan kesulitan dan / atau gangguan fungsi yang
signifikan. P 14a ATAU P 14 b = agak atau sangat
V. Pola makan yang tidak teratur telah dipertahankan selama minimal 3 bulan.
14c = 3-6 bulan ATAU 6-12 bulan ATAU lebih dari 1 tahun
VI. Gangguan ini bukan sekunder akibat penyalahgunaan atau ketergantungan
zat, gangguan medis, pengobatan, atau gangguan kejiwaan lainnya: Ini tidak
dapat dinilai menggunakan kuesioner tetapi harus dicatat.
43