1.1 PENGANTAR
Konsep kewirausahaan pada hakikatnya sudah muncul sejak zaman dahulu kala.
Bahkan pada era Nabi Muhammad, konsep kewirausahaan sudah banyak di praktikkan
oleh para sahabatnya seperti abu bakar ash shiddiq, usman bin affan, abdurahman bin
auf. Bahkan, istri nabi saw yang bernama khodijah binti khuwailid awalnya adalah
seorang wirausaha sukses yang terkenal karena kejujurannya.
Setelah berkembang dan menyebarnya ilmu pengetahuan ke berbagai belahan
dunia, kosep dan jiwa wirausaha pun berkembang dan menyebar ke berbagai negara
eropa dan amerika. Pada abad ke-17 seorang banker dari perancis yang bernama john
law membuka perjanjian waralaba perdagangan di daerah baru yang kemudian disebut
amerika. Nama perusahaanya adalah missisipi company.
Istilah entrepreneurship baru mulai terkenal dalam kosakata bisnis pada tahun 1980-
an, walaupun istilah entrepreneurship telah muncul pada abad ke 18 ketika ekonom
perancis Richard cantillon mengaitkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung risiko
dalam perekonomian.
Kata entrepreneur berasal dari Bahasa perancis, entre berarti ‘antara’ dan prendre
berarti ‘mengambil’ . kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-
orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuat yang baru.
Di Indonesia, motivasi berwirausaha sudah banyak pula dipraktikkan oleh para
pelopor. Mereka telah merintis usaha mandiri untuk dapat menghidupi kebutuhan
hidupnya secara layak dan berhasil, bahkan memberikan berbagai lapangan kerja bagi
banyak orang. Sebutlah misalnya beberapa pengusaha sukses masa lalu yang sampai kini
masih dapat menjaga bahkan mengembangkan kelang-sungan bisnisnya, seperti ciputra.
Pria kelahiran parigi (suatu daerah dekat gorontolo Sulawesi)78 tahun yang lalu telah
merintis usaha dari kecil dan sederhana sampai kini menjadi kerajaan bisnis yang begitu
besar yang tergabung dibawah grup ciputra,ditambah sebuah universitas besar yang
bernama universitas ciputra kemajuan ini menjadikan ciputra grup sebagai suatu
kelompok usaha yang begitu lengkap.
Kewirausahaan memang terbukti banyak memberikan sumbang yang besar bagi
masyarakat serta pemerintah didalam berbagai aspek kehidupan. Bagi masyarakat ,
seorang wirausaha yang berhasil dapat menyediakan banyak lapangan kerja sehingga
dapat mengurangi pengangguran dan tentunya dapat mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan social. Seorang wirausaha juga dapat menghasilkan produk,jasa,atau
inovasi-inovasi baru yang sangat bermanfaat baik banyak orang karena dapat menjadi
alat pemuas kebutuhan atau keinginan.
Indonesia, di negeri yang kaya akan berbagai sumber daya alam, seharusnya dapat
hidup mandiri dan sejahtera. Jika banyak wirausaha yang dapat mengola kekayaan
alamnya secara mandiri.namun kenyataannya sumber daya alam yang melimpah ruah
yang dahulu disebut jamrud katulistiwa ini justru banyak diambil dan dikuasai oleh pihak
asing. Wirausaha dan perusahaan luar berusaha dengan banyak cara untuk mengusai
dan mengolah sumber daya alam indonesia untuk kepentingan mereka. Rakyat
indonesia tampaknya cukup bangga hanya dengan disebut karyawan atau pegawai dari
suatu perusahaan asing yang ada di indonesia. Akibatnya yang terjadi, sebagian besar
hasil sumber daya alam dibawa keluar, sementara hanya sebagian kecil saja yang
dinikmati penduduk pribumi. Sehingga, walaupun indonesia adalah negara yang kaya
sumber daya alam, namun di antara negara-negara di dunia ini masuk ke dalam
kelompok negara-negara dunia ketiga alias negara-negara tidak maju. Sekali lagi, ini
antara lain disebabkan oleh banyak sumber daya alam indonesia diserap oleh pihak luar,
sementara di indonesia sendiri rakyat hanya mendapat sisa-sisa kekayaan tersebut.
Akibat lebih tragis lagi adalah pengangguran, baik pengangguran terdidik maupun
pengangguran tidak terdidik.
Sekarang pertanyaan adalah bagaiman mengatasi permasalahan tersebut? Salah
satu cara yang menurut penulis cukup tepat untuk mengatasinya adalah dengan
memperbanyak wirausaha yang memiliki kemampuan untuk mengolah dan
memanfaatkan sumber daya di bumi indonesia yang kita cintai ini. dengan demekian,
mencetak wirausaha-wirausaha baru yang terampil merupakaj suatu kebutuhan
mendesak bagi negara indonesia untuk dapat menyelamatkan kekayaan negri ini.
1.2 PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengatakan bahwa setiap orang yang
punya usaha sendiri sebagai seorang wirausaha. Seorang pemilik toko disebut sebagai
wirausaha. Seorang penjual gado-gado disebut sebagai orang yang berwirausaha atau
bahkan seorang tukang ojek pun karena berusaha sendiri dalam arti tidak bekerja untuk
orang lain kadang disebut pula sebagai seorang wirausaha. Namun sebenarnya, apakah
sebutan wirausah untuk orang-orang tersebut tepat?
Apakah sebenarnya pengertian kewirausahaan itu? Kewirausahaan sebenarnya
berasal dari kata wirausaha yang secara sederhana berarti orang yang berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Jadi kewirausahaan berarti
kemampuan untuk berani mengambil resiko dan menciptakan sesuatu yang baru.
Seorang pakar manajemen modern bernama Peter F. Drucker mengatakan bahwa
kewirausahaan adalam kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pakar lainnya, Ziammerer, menyatakan bahwa kewirausahaan sebagai proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan.
Seorang wirausahawan kadang kala disamakan dengan seorang wiraswasta. Namun
sebenarnya seorang wirausahawan berbeda dengan seorang wiraswastawan. Seorang
wirausahawan membutuhkan berbagai keterampilan untuk mengelola orang lain. Seorang
wirausahawan juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sehingga dapat
mengelola dan mengarahkan orang lain. Seorang wirausahawan biasanya memiliki usaha
yang banyak melibatkan banyak orang dengan tuntutan keterampilan yang cukup besar.
Sementara itu, seorang wiraswastawan adalah orang yang hanya bekerja sendiri,
melakukan aktivitas bisnis sendiri, walaupun kadang di bantu oleh orang lain. Seorang
wiraswastawan tidak terlalu membutuhkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen
yang sukar. Ia hanya butuh keterampilan yang sederhana, karena biasanya skala usahanya
pun juga tidak besar, sehingga pengelolaan usahanya menjadi tidak terlalu rumit dan
melibatkan orang banyak.
1.3 PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Memasuki dunia usaha yang makin kompetitif, seorang wirausaha harus memiliki
kecerdesan untuk menangkap peluang usaha. Dunia usaha zaman sekarang telah
melahirkan kreatifitas dan inovasi yang cukup tinggi. Mampu memanfaatkan sesuatu untuk
dikembangkan untuk menjadi sebuah peluang usaha.
1.3.1 Technopreneurship
Secara terminologi technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata,
yakni ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Secara umum, kata ‘teknologi’ digunakan untuk
merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka
pengetahuan yang digunakanuntuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan keahlian
dan mengolah materi guna memecahkan pesoalan yang ada. Sedangkan kata
‘entrepreneurship’ berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen
yang menciptakann bisnis/usaha denga keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian
untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yag
ada (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Technopreneurship merupakan proses & pembentukan usaha baru yang
melibatkan teknologi sebagai basisnya dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan
inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk
pengembangan ekonomi nasional.
Technology entrepreneurship atau yang biasa dikenal dengan technopreneurship
merupakan bagian dari entrepreneurship yang menekankan pada faktor teknologi, yaitu
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses usaha bisnisnya.
Kewirausahaan dalam bidang teknologi sebagian besar dihasilkan dari sinergi antara
pemilik ide kreatif (technopreneur) yang pada umumnya berafilasi dengan berbagai pusat
riset perguruan tinggi dengan penyedia modal yang akan digunakaan dalam bisnisnya.
Dalam technopreneurship terdapat dua unsur penting yang menunjang berlakunya
technoprenuership. Pertama ,adanya teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. kedua, teknollogi tersebut dapat menghasilkan profit atau men
datangkan keuntungan.
Konsep technopreneurship sebagaimana diungkapkan diatas pada dasarnya
mengintegrasikan antara teknologi dan keterampilan kewirausahaan (enterpreneurship
skills). Dalam konsep technopreneurship ini, basis pengembangan kewairausahaan bertitik
tolak dari adanya invensi dan inovasi dalam bidang teknologi. Teknologi yang dipahami
dalam konteks ini tidak sekadar teknologi berupa high tech, tetapi tentu saja tidak selalu
harus teknis. Teknologi hanya didefinisika sebagai aplikasi pengetahuan pada kerja orang
(human work). Dengan demikian akuntansi, ekonomi order quanty, pemasaran secara lisan,
dan mentoring yang dirumuskan dengan baik pada dasarnya teknologi juga.
Namun demikian efektifitas kebijakan pemerintah tersebut pada akhirnya akan sangat
bergantung pada kesiapan dunia usaha dalam mengembangkan dirinya. Peran pemerintah
sifatnya hanya memfasilitasi saja sehingga sesungguhnya yang berperan sentral adalah
dunia usaha. Karena itulah memenangkan persaingan pada dunia usaha tentang ini pada
dunia usaha kita sangat kecil. sebagai contoh penggunaan perangkat Lunak tertentu akan
mengurangi sample tersebut, Dalam wacana nasiona, istilah Technopreneurship lebiih
mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan wirausaha. Berbeda
dengan pengertian pertama di atas, jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship
disini tidak dibatasi pada wiarausaha teknologi informasi, namun segala jenis usaha
perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi ke pelanggan, Bayangkan kurang
dari 10% saja dari pengusaha pengusaha kita yang dapat menggunakan kompute Bayangkan
kurang dari 10% saja dari pengusaha pengusaha kita yang dapat menggunakan komputer.
1.3.2 Kewirausahaan Sosial (Social Enterpreneurship)
Pengembangan dan kemajuan zaman telah mendorong berkembangnya berbagai
macam ilmu dan pengembangan. Demikian pula halnya dengan ilmu manajemen pada
awalnya dimaksudkan untuk mengelola dari ilmu ekonomi, dan ilmu manajemen bisnis. Ilmu
manajemen kini digunakan pula untuk kebutuhan pengola-laan suatu organisasi nonbisnis
atau nirlaba yang berorientasi pada misi dan vidi sosial manajemen organisasi sosial tidak
berbeda dari manajemen organisasi bisnis, kecuali pada viral visi misinya, yaitu bercirikan
kepentingan kepentingan sosial.
Ada kesamaan antara antara wirausaha dan wirausaha sosial, yakni sama-sama
mencari uang. Dan perbedaannya, wirausahaan bertujuan meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham atau pemodal, sedangkan untuk wirausaha sosial bertujuan meningkatkan
nilai kesejahteraan anggota masyarakat menjadi target pelayanannya.
3. Evaluasi diri
Faktor psikologis ketiga yang disebutkan oleh shane adlah kemampuan evaluasi diri
dari seseorang.seorang wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan evaluasi diri
yang cukup tinggi. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Ada beberapa elemen yang mempengaruhi kemampuan evaluasi diri dari seseorang, yaitu :
a . Locus of control, kepercayaan seseorang bahwa ia mampu mengendalikan lingkungan
sekitarnya.
b . Self efficacy, kepercayaan seseorang pada kekuatan dirinya dalam menjalankan tugas
tertentu.
4. Karakteristik kognitif
Karakteristik kognitif merupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang
berfikir dan membuat keputusan didalam mengembangkan peluang keawirausahaan.
Sseorang wirausaha harus membuat keputusan positif mengenai sesuatu yang belum
dipahami banyak orang, dalam ketidakpasatian, dan dalam informasi yang terbatas.
Beberapa karakteristik kkognitif yang dimaksud adalah:
a . Over confidence, kepercayaan pada pernyataan diri yang melebihi keakuratan dari data
yang diberikan
b . Representatif, keinginan untuk menggeneralisasi sebuah contoh kecil yang tidak
mewakili sebuah populasi
c . Intuisi, penggunaa perasaan dalam mengambil keputusan
Aliang, seorang wirausaha yang mengawali kariernya sebagai seorang karyawan. Salah satu
wirausaha sukses yang merintis usahanya dengan menjadi karyawan terlebih dahulu.
Didalam bekerja aliang selalu bersikap baik dengan banyak orang sehingga akhirnya dia
dapat mengenal banyak relasi. Setelah bekerja sekian lama, aliang ditawarkan suatu peluang
oleh suatu perusahaan tertentu untuk menjadi agen tunggal merek suatu pabrik tertentu.
Peluang itu pun tidak disia-siakannya. Diputuskanlah olehnya untuk berhenti bekerja dan
memulai wirausaha sebagai agen tunggal merek pabrik tersebut. Beberapa tahun usahanya
berjalan dengan baik. Aliang berhasil mengembangkan usahanya. Beberapa karakter positif
seorang wirausaha menjadi pendukung keberhasilannya, seperti tidak mau berhutang,
bersikap hemat, dan karena dahulu biasa hidup susah, penampilannya pun selalu sederhana
dan tidak berlebihan. Untuk hari depan usahanya, anak-anaknya pun bisa sekolahkan
sampai tingkat sarjana.
persiapan dan pengembangan diri lain yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang
wirausaha sejati adalah keberanian untuk mencoba. Takut mencoba sesuatu yang baru
kadangkala menjadi suatu kendala yang sering dihadapi oleh banyak orang. Padahal , resiko
yang akan dihadapi ketika mencoba sesuatu belum tentu besar atau bahkan mungkin tidak
ada. Namun , karena takut atau malu untuk memulai seseorang tidak mendapatkan apa-
apa. Ada beberapa saran agar seseorang memiliki keberanian yang tinggi dalam mencoba
sesuatu antara lain :
o Sering mencoba sesuatu yang bersifat positif tanpa terlalu pusing untuk
memperhatikan masalah risiko. Kenapa demikian ? karena kalau belum mencoba kita
sudah memikirkan risiko, maka yanga da dikepala kita ya hanya resiko yang
ditanggung, sementara keberanian untuk bertindak tidak ada sama sekali.
o Sering berdiskusi dengan orang – orang yang memiliki jiwa pertualang. Sering
berdiskusi dengan mereka akan dapat merangsang timbulnya keberanian pada diri
kita seperti layaknya orang tersebut.
jiwa kreatif dan inovatif sangat diperlukan didalam berusaha, namun tidak banyak
wirausaha yang dapat menghasilkan hasil karya yang benar-benar kreatif dan inovatif.
Kebanyakan orang melakukan bisnis hanya bersifat meniru atau bisnis yang sifatnya imitasi
saja. Padahal usaha yang kreatif dan produk-produk yang inovatif begitu tinggi nilainya serta
mendapat suatu penghargaan yang jauh lebih tinggi dari lingkunganya. Terlebih lagi jika
produk yang inovatif tersebut memiliki diferensiasi (perbedaan) yang sulit ditiru oleh orang
lain.
Berikut ini beberapa cara ang dapat saya sarankan agar dapat menjadi pribadi yang
kreatif dan inovatif dalam berusaha :
o Membiasakan untuk berfikir unik atau kebalikan dari apa yang dipikirkan atau
dibayangkan oleh banyak orang.
o Banyak membaca buku-buku yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan
produk/bisnis.
o Berani mencoba dan merealisasi ide-ide yang unik. Dari ide yang unik tersebut dapat
lahir suatu produk yang kreatif dan inovatif. Marck zuckenberg bos facebook dan Bil
gates bos microsoft corp adalah contoh ssederet nama yang telah berhasil
menciptakan produk dan perusahaan yang kreaif dan inovatif sehingga dapat
membesarkan namanya ditingkat dunia.
o Meningkatkan kreatifitas juga dapat diperolej dengan cara meningkatkan tingkat
pendidikan atau sekolah pada suatu bidang –bidang tertentu yang diminati.
salah satu sifat yang perlu dibentuk untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses
adalah jiwa kemandirian di dalam mengatasi suatu masalah, termasuk mandiri di dalam
berusaha. Orang tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil jika tidak memiliki jiwa
mandiri. Namun untuk mendapatkan sifat mandiri juga bukan suatu hal yang dapat
diperoleh dengan mudah, tetapi melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang serius
dan disiplin. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jiwa
kemandirian seseorang :
Menjadi wirausaha memang merupakan cita-cita lama salah seorang kawan penulis
yang bernama Habil. Habil memutuskan untuk menjadi pemasok barang-barang kimia
kerbagai tempat. Rupanya bisnis yang dijalani habil kurang beruntung. Tak tahan
menanggung kerugian yang begitu banyak, akhirnya habil memutuskan banting tir untuk
beralih haluan, bekerja menajdi seorang karyawan.
usahakanlah agar kita tetap fokus terhadap usaha atau bisnis yang sudah kita
jalankan. Artinya kadang-kadang kita tergiur untuk membuka usaha lain lagi sementara
usaha yang sudah kita rintis belum memiliki fondasi yang kuat. Fokuslah kepada usaha yang
sejak awal kita rintis agar prhatian kita di dalam menjalankan bisnis tidak pecah dan terbagi-
terbagi sehingga kita bisa lebih serius di dalam mengelola bisnis dengan berhasil.
b. Mencari penasihat
di dalam mengelola perusahaan atau usaha yang kita bangun, terkadang kitaa
butuhsaran, nasehat atau pandangan-pandangan serta ilmu-ilmu yang mungki bermanfaat
agar usaha kita berhasil.untuk mencapai hal tersebut, cara yang perlu dilakukan adadlah
berusaha mencari penasihat di dalam usaha.
Penasihat disini tindaklah harus formal, tetapi kita dapat mendatangani orang-orang
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dari padad kita. Dari mereka kita
bisa mendapatkan ilmu baru dan pengalaman yang sangat bermanfaat di dalam mengataasi
masalah yang hadapi.
ibarat pisau, jika tidak diasah, akan menjadi karatan dan tumpul sehingga sangat
kurang manfaatnya. Begitu juga dengan otak kita. Jika tidak diasah dan ditambah dengan
ilmu-ilmu yang aktual, otak kita juga akan menjadi tumpul. Untuk itu, agar otak kita tetap
tajam, berdasaarkan pengalaman penulis, rajin rajinlah mengikuti seaminar secaara berkala.
Hal ini akan menambah ilmu sekaligus menambah wawasan serta relasi bisnis yang dapat
mendukung usaha kita, kalau kita datang pada suatu seminar atau acara sejenisnya, minimal
kita aan kenal dgn orang yang ada dengan kita ketika makan. Dengan kata lain, relassi kita
juga akan bertambah jika kita ssering menghadiri seminar.
rekan bisnis merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan saha
kita. Untuk itu, perbanyaklah teman agar kita dapat memperoleh banyak dukungan dari
banya orang. Salah satu cara yang dapat kita lakukan agar memperoleh banyak teman
adalah dengan mengikuti organisai usaha. Kenapa demikian ? organisassi merupakan
tempat berkumpu orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kita mendapat
relasi yang mungkin suatu saat akan bermanfaat bagi kita.
buku adalah seminar ilmu pengetahuan. untuk itu, agar ilmu kita terus bertambah,
salah satu cara yang sering saya lakukan adalah degan serig membaca buku, khususnya
buku-buku baru. Biaskanlah per bulan dapat membaca minimal satu buku baru. Dengan
membaca buku-buku baru, ilmu kita akan semakin bertambah. Pada akhirnya ilmu itu
sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuan kita ddalam menjalankan usaha.
1.6.2 Cobaan dan Godaan dalam Usaha
Menjalankan bisnis atau usaha pada praktiknya tidaklah selalu mulus atau lancar-
lancar saja. Kadang kala ada saja cobaan dan godaan yang datang untuk mengganggu saha
yang kita jalankan. Cobaan dan godaan tersebut, antara lain :
ketika usaha yang kita jalankan berjalan dengan baik, kadang-kadang ada ajakan dari
teman atau relasi kita ntuk mecoba atau berpatner dalam suatu bisnis yang baru. Pada
kondisi ini, seorang wirausaha yang sedang menjalankan usahanya harus bersikap tegas
kepada kawan atau relasi tersebut. Mengapa demikian ? karena bisa jadi ajakan kawan unuk
memulai suatu bisnis yang baaru tadi dapat memecahkan konsentrasi kita dalam menangani
bisnis yang sudah kita jalankan sehingga kita terganggu dan berhenti di tengah jalan.
godaan lainnya yang kadang kala datang ketika bisnis yang kita jalankan mulai
berkembang adalah godaan lawan jenis atau bagi sseorang laki-laki sejati adalah godaan
terhadap wanita. Godaan wanita harus dapat kita atasi dengan baik karena kalau tidak akan
dapat menjadi batu sandungan bagi usaha kita. Bukan hanya usaha kita yang dapat
terganggu tetapi citra kita dimata umum boleh jadi menjadi jatuh lantaran godaan yang satu
tersebut.
Mata umum boleh jadi menjadi jatuh lantaran godaan yang tersebut. Berdasarkan
pengalaman penulis untuk mengatasi godaan tersebut, penulis berusaha untuk selalu dapat
selalu mendekatkan diri kepada yang maha kuasa sehingga diberikan kekuatan untuk
menghadapi godaan-godaan tersebut.
masalah kepuasan memang bersifat relatif atau tergantung kondisi. Tetapi di dalam
bisnis masalah kepuasan ada suatu ukuranya. Kpan kita boleh puass kapan pula harus
bersabar. Godaan cepat puas kadang muncul begitu saja, sehingga karena sudah merasa
puas semangat kita di dalam berusaha menjadi mengendur dan ini tentunya akan
mempengaruhi keberhasilan usaha yang kita jalankan. Berdasarkan pengalaman penulis
menjalankan usaha ada beberapa tahapan yang dilalui di dalam perjalan bisnis atau usaha
yang antara lain dapat penulis sebutkan sebagai berikut :
Yaitu tahapan perusahaan berumur antara 4-7 tahun. Pada tahapan ini
perusahaan dapat dilepas untuk beberapaa waktu tetapi perlu
kontrol/pengawasan yang baik sehingga dapat bergerak dan beroperasi
sesuai dengan apa yang telah kita gariskan.
Sesuatu yang besar biasanya selalu diawali dari yang kecil. Keberhasilan biasanya
diawali dengan kegagalan. Jatuh bangun di dalam usaha adalah sesuatu yang wajar. Tidak
sedikit wirausaha-wirausaha besar dahulu ketika memulai usaha menjumpai kegagalan-
kegagalan di dalam usaha mereka, namun kegagalan tersebut dapat menjadikannya
semakin matang di dalam berusaha. Kesuksesan yang diraihnya tidaklah tiba-tiba, melainkan
melalui suatu perjalanan yang cukup panjang dan berliku.
a. Merdeka
seorang pengusaha atau wirausaha di dalam menjalankan bisninya tidak terikat oleh
oleh orang lain, seperti atasan atau pemilik. Ia dapat menjalankan bisnisna dengan bebas
dan merdeka tanpa ada tekanan dari orng lain. Ketika seseorang menjadi pegawai,
kadangkala perasaan terikat atau merasa diawasi adalah ssesuatu yang biasa terjadi. Begitu
pula dengan perasaan tertekan karena tuntutan pekerjaan yang harus selesai pada
waktunya sehingga menyebabkan kondisi-kondisi yang kurang nyaman adalah suatu
perasaan yang biasa di alami ketika menjadi seorang pegawai. Alasan ini pulalah yang
banyak dijadikan orang ketika ditana mengapa anda ingin menjadi seorang wirausaha?
Jawabannya adalah karena saya ingin berkarya dengan perasaan dan hati yang bebas dan
merdeka.
kenikmanatan kedua menjadi seorang wirausaha dapat bekerja ecara mandiri tanpa
harus di dikte orang lain. Hasil karya yang kita hasilkan adalah murni hasil keinginan kita.
Bahkan untuk mempermudah pencapaian hasil karya, kita juga dengan enak dan mudah
dapat minta orang lain membantu apa yang kita inginkan. Di samping itu, untuk kondisi-
kondisi bisnis tertentu, kita dengan mudah dapat menentukan waktu yang paling sesuai
dengan keinginan kita. Mengapa demikian ? jawabannya adalah karena bosnya adalah kita
sendiri.
kenikmatan ketiga menjadi seorang pengusaha adalah jika usaha yang kita rintis
sukses dan berhasil dengan baik. Kita dapat menikmati aliran uang secara terus menerus
tanpa ada orang yang membatasi. Lebih hebat lagi jika usaha yang kita rintis dan kita
jalankan berkembang pesat dan menghasilkan suatu hasil usaha yang luar biasa besarnya.
Dengan kata lain, uang yang bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk menghasilkan
uang.
d. Kepuasan Batin
H. Pahri Azhari
Berpenampilan sederhana, H. Pahri Azhari yang kelahiran palembang, 3 juli 1962, sekaligus
politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN), ini tidak hanya sukses sebagai pengusaha. Ia
juga sukses menjadi seorang Bupati Musi Banyuasin (Muba) dengan semboyan Serasan
Sekate.
Liem Swie King, pahlawan bulutangkis indonesia, lahir di kudus, 28 februari 1956. Dia
legendaris bulutangkis indonesia stelah rudy hartono. Dia telah puluhan kali mengharumkan
nama indonesia di pentas bulutangkis dunia. Ia terkenal dengan pukulan jumping smash,
yang dijuluki sebagai King Smash.
Pandji Wisaksana
Sejarah profesi sangat panjang. Dari petusa palang merah, wartawan, hingga pengusaha.
Namun , ditengah kesibukan itu, perhatianya tidak lepas dari orang-orang buta. Di dunia
usaha dia dikenal sebagai orang yang mempelopori pembuatan peralatan rumah tangga dari
plastik bermerek Pioneer.
Putera Sampoerna
Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis indonesia dengan menjual seluruh saham
keluarganya di PT HM Sampoerna senilai RP. 18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik. CEO
Sampoerna Strategic, putra Liem Swie Ling (Aga Saampoerna) itu tampaknya ingin
menjemput pasar masa depan.
Tujuan dari kewirausahaan itu adalah membentuk manusia yang mandiri, ulet,
tangguh dan berani mengambil resiko serta dia tahu jati diri sendiri yang dapat bersaing
dalam pasr global untuk kemajuan dan perkembangan bangsa ini.
Kebijakan perdagangan luar negri dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ekspor non-
migas, khususnya ekspor hasil-hasil industri melalui pengurangan atau penghapusan
berbagai rintangan terhadap perdagangan luar negri, seperti menurunkan tarif bea masuk
terhadap barang impor, menghapus atau mengurangi berbagai hambatan non-tarif dan
menggantikannya dengan tarif bea masuk yang lebih transparan (James & Stephenson ,1993
dalam Thoha, 2002). Kebijakan bantuan luar negri dimaksudkan untuk menutup defisit
dalam anggaran perintah melalui badan-badan bantuan internasional seperti Bank Dunia (
World Bank), Internasional Monetary of Fund (IMF), dan Asian Development Bank( ADB).
Program penyesuaian struktural ini turut menyumbang arus modal asing yang lebih
pesat, meningkatkan pertumbuhan perdagangan luar negri, lonjakan ekspor hasil industri,
mendorong pertumu=buhan sektor industri, yang pada gilirannya mendorong peningkatan
output dan pertumbuhan ekonomi indonesia. Berdasarkan data dadri BPS dalam kurun
waktu 1990 sampai tahun 1997, ekonomi indonesia tumbuuh dengan laju rata-rata 7,5
persen. Menanggapai hal tersebut, World Bank dan IMF mengatakan bahwa indonesia
merupakan salah satu negara yang mengalami mukjizat ekonomi (economic miracle) di
samping negara-negara Asia Timur lainnya, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
Hongkong, Singapura, dan Malaysia.
Walaupun laju pertumbuhan output sektor industri yang di pacu oleh kebijakan
pemerintah cukup tinggi, namun bukan bersumber dari fundamental perekonomian yang
kuat. Sektor tersebut sangat bergantung pada impor, khususnya barang modal, input
perantara, bahan baku, terlalu bergantung (over dependent) kepada kapital dan teknologi
dari luar negri serta mengalami kelebihan kapasitas (over capacity). Akibatnya , keadaan
ekonomi nasional sangat berkait dan tergantung pada ekonomi dunia yang berubah terlalu
dinamik, dengan hutang-hutang luar negri yang membengkak. Kondisi ini menjadikan
keadaan sistem ekonomi nasional (balance of payment) menjadi rentan (vurnerable)
terhadap resiko-resiko yang terjadi. Selain itu, adanya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika juga menjadi penyebab krisis moneter-ekonomi dan ambruknya sektor
industri dan sektor jasa modern lainya pada tahun 1998.
Ambruknya sektor industri dan jasa modern juga disebabkan oleh lemahnya
pengelolaan ekonomi nasional. Pelaksanaan dan pemantauan anggaran peerintah yang
lemah membuka peluang yang luas untuk KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Lemahnya
sistem pengawasan dari bank indonesia memperbanyak bank yang melanggar peraturan
tentang batas minimum pemberian kredit. Perbankan sering memberikan kredit pada grup
sendiri sehingga peminjam sering melanggar pembayaran bunga maupun pokok pinjaman.
Akibatnya banyak terjadi kredit macet sehingga banyak bank yang kesulitan lekuiditas.
Untuk membayar dana pihak ketiga pada akhir tahun 1997 Bank Indonesia membuat
program bantuan likuiditas bank indonesia (BLBI).
2. setengah pengangguran.
Pengangguran terbuka (open unemployed) adalah penduduk berusia 15 tahun dan lebih
yang sama sekali tidak bekerja atau bekerja kurang dari 1 jam dalam seminggu, sedangkan
setengah pengangguran (under-unemployed) adalah penduduk berusia 15 tahun dan lebih
yang bekerja kurang dari 35 jam setiap minggunya dan masih mencari pekerjaan. Tingkat
pengangguran terbuka sebelum krisis (pada tahun 1996) hanya berkisar 4,7%, namun pada
tahun 2000 meningkat menjadi 6,1%. Pada tahun 2001 mencapai 8,1%, tahun 2002
mencapai 9,06% dan tingkat pengangguran terbuka meningkat terus hingga pada bulan
november 2005 sebanyak 12,63 juta atau 11,93 % dari angkatan kerja saat itu, 105,8 juta
orang seperti terlihat pada tabel tersebut.
Angka pengangguran terbuka pada tahun 2005 jika ditambah dengan oang yang
bekerja tidak penuh (bekerja kurang dari 35 jam/minggu atau setengah menganggur) akan
menghasilkan angka 40,1 juta orang pengangguran atau 37% dari angkatan kerja pada tahun
2005 (www.indonesia.go.id) jumlah setengah pengangguran tahun 2006 tersebut menurut
Bomer Pasaribu, Direktur Center for Labour and Development Studies (CLDS) di perkirakan
meningkat menjadi 42,5 juta, merupakan angka yang teburuk selama 30 tahun terakhir.
Menurut Bank Dunia (2005), lebih dari 110 juta penduduk RI miskin karena masih
hidup dengan penghasilan di bawah 2 dollar AS atau sekitar RP. 18.190 per hari. Pada tahun
2007 berhasil turun menjadi 105,3 juta atau 45,2% dari total populasi inddonesia, jumlah
orang miskin yakni sebanyak 232,9 juta jiwa (Bank Dunia 2007). Apabila kita mengacu pada
standar kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS, yaitu garis kemiskinan dihitung sebesar
RP.166.697 pe kapita perbulan maka jumlah penduduk miskin 37,17 juta (Susenas Maret
2007). Jumlah penduduk miskin tersebut paada tahun 2009 berhasil diturunkan menjadi
32,53 (Susenas Maret 2009) dengan garis kemiskinan dihitung sebesar RP.200.262 per
kapita per bulan. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa terlalu miskin bagi penduduk
Republik Indonesia untuk menjadi pengangguran (too poor to e unemployment).
Dari hasil perhitungan Total Factor Productivity (TFP) yang dilakukan oleh Margono
(2005), rata-rata pertumbuhan ekonomi dari tahu 1972 hingga tahun 2002 sebesar 5,88
yang disumbang pertumbuhan tenaga kerja 0,86, pertumbuhan barang modal sebesar 5,55
dan TFP-0,53. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 94,38% didorong oleh
pertumbuhan barang modal dan pertumbuhan tenaga kerja hanya mampu memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 14,63% . selain itu, dengan nilai TFP
yang negatif berarti indonesia belum mampu mengelola sumber daya produktif lebih
optimal atau belum mampu memanfaatkan atau penggunaan teknologi maju guna
meningkatkan produktivitas. Pertumbuhan output hanya disebabkan oleh penambahan
faktor input, bukan akibat keahlian/ketrampilan, manajemen, teknologi, atau kelembagaan
yang efisien dan efektif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia
indonesia relatif masih rendah. Menurut Krugman dalam Blanchard (2002) sebenarnya
tidak ada namanya keajaiban Asia karena negara-negara di kawasan Asia mampu memiliki
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar perekonomian di
indonesia digerakkan oleh keringat tenaga kerja dan bukannya oleh keahlian dan
kemampuan pekerja. Masalah ini menjadi kendala fundamental sehingga ketidak
berkembangan tenaga kerja menyebabkan keterpurukan ekonomi.
Rendahnya kualitas sumberdaya bisa kita lihat dari komposisi tenaga kerja tahun
2002 di wilayah Jabodetabek : SD kebawah 29,83% , berpendidikan SLTP 20,41%,
berpendidikan SLTA 38,28% , berpendidikan Diploma 5,57%, berpendidikan universitas
5,91% (Sakernas 2002). Angkatan kerja nasional tahun 2003 terdiri dari yang berpendidikan
SD kebawah sebesar 54,65%, berpendidikan SLTP sebesar 20,5%, berpendidikaan SLTA
20,23%, sedangkan yang berpendidikan tinggi termasuk perguruan tinggi hanya sebesaar
2,69% (Susenas 2003). Menurut jalal, saat ini terdapat 15,5 juta jumlah penduduk indonesia
usia 10-44 tahun yang buta aksara. Kondisi ini mempengaruhi Human Development Index
(HDI) sehingga posisi indonesia dalam peringkat HDI ppada tahun 2003 beradad pada posisi
peringkat 112 dari 175 negara, sementara Malaysia, Thailand, Philipina, dan Vietnam
masing-masing pada posisi 58, 69,76 dan 109 (Balitfo Depnakertrans, 2004).
Kondisi ini akan mempersulit tenaga kerja indonesia untuk bersaing dengan tenaga
kerja negara-negara lain pada era perdagangan bebas. Peningkatan kualitas SDM juga di
perlakukan dalam rangka menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan mampu
bersaing di pasar Internasional. Peningkatan mutu SDM merupakan syarat yang harus
diprioritaskan. Peningkatan SDM tidak bisa dilakukan sendiri, melain melibatkan rumah
tangga, perusahaan, lembaga pendidikan, pemerintah dan DPR. Salah satu syarat penting
meingkatkan kualitas SDM adalah meningkatkan pendidikan baik formal maupun informal.
Apabila kita kaji data pengangguran terbuka pada tahun 2005 dari BPS, jumlah
pengangguran terbuka menurut pendidikan terdiri atas tidak/belum tamat SD 9,3%, tamat
SD 23,5%, tamat SLTP 24,7%, tamat SLTA 38,0%, dan tamat diploma/universitas 6,5%. Data
tersebut menunjukkan bahwa tamatan diploma/universitas tidak menjamin mereka
mendapat pekerjaan. Bahkan, jumlah pengangguran terbuka paling banyak berasal dari
tamatan SLTA, bukan dari tamatan SLTP, SD atau yang belum tamat SD. Dengan demikian
untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment), seperti pemerintah
Australia yang memiliki program “white Paper 1945” secara permanen 1945, maka perlu
dibangun jiwa dan semangat wirausaha sejak dibangku SD hingga Universitas.
Membangun jiwa semangat wirausaha sejak dini sangat penting dalam rangka
mengembangkan human capital guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Menurut
Schumpeter (1934) dalam Jhingan (2000) pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh
jiwa kewirausahaan, karena jiwa kewirausahaan pada pengusaha memiliki kemampuan dan
keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan baru yang inovatif sehingga mendorong
pertumbuhan ekonomi. Selanjutanya schumpeter menyatakan bahwa unsur utama
pembangunanterletak pada usaha melakukan kombinasi baru yang muncul dalam bentuk
inovasi. Inovassi tersebut di antaranya erdiri atas pengembangan barang baaru,
pengembangan metode produksi baru, pengembangan pasar baru, dan pengembangan
organisasi/kelembagaan.
Pendapat senada diungkapkan oleh Say (1800) dalam Osborne and Gaebler (2003)
yang mendifinisikan wirausahawan (entrepreneur) “memindahkan berbagai sumber
ekonomi dari suatu wilayah dengan produktivitas rendah ke wilayah dengan produktivitas
lebih tinggi dan hasil yang lebih besar.” Dengan demikian seorang wirausahawan harus
mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara yang baru untuk
memaksimalkan produktivitas dan efektivitas. Semangat wirausaha akan mampu
melahirkan atau menciptakan cara-cara atau metode baru yang inovatif untuk
meningkatkan produktivitas.drucker dalam gaebler (2003) meyakinkan bahwa setiap orang
bisa menjadi wirausahawan, asalkan organisasinya disusun untuk mendorong
kewirausahawan. Ungkapan yang menyatakan bahawa pengusaha itu bakat tidaklah 100%
benar. Terdapat pepatah “if there is a will there is a way”, jika ada kemauan maka akan ada
jalan. Artinya, bangsa indonesia harus mempunyai kemampuan keras untuk mendorong jiwa
wirausaha agar memiliki daya juang, spirit, maupun motivasi yang tinggi untuk bisa
memenangkan persaingan yang sangat ketat pada era global.
Sosiolog Dr.David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “the achieving society”
(VanNostrand,1961) menulis bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah
penduduknya menjadi pengusaha. Saat ini pengusaha indonesia masih kurang dari 1 juta
atau tidak sampai 0,5%. Seandainya 2% dari jumlah penduduk inonesia yang pada tahun
2010 sekitar 235 juta menjadi pengusaha, maka kita indonesia memiliki skitar 4,7 juta
pengusaha. Seandainya setiap pengusaha rat-rata memilliki 30 karyawan maka akan tercipta
lapanga kerja sebanyak 141 juta lapangan kerja dan tidak ada lagi penduduk indonesia yang
menganggur. Ketika pengangguran bisa ditanggulangi, pendapatan dan output pemerintah
indonesia akan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat dan masyarakat
indonesia sejahtera.
Dengan demikian, untuk menjawab kebutuhan SDM masa depan, pemerintah pelu
menanamkan jiwa kewirausahaan kepada para siswa sejak dini dengan harapan siswa leih
kreatif, inovatif,memiliki rasa percaya diri, berani bersaing, optimis, tidak cepat menyerah
kalah, dan ketika lulus sekolah tidak mencari pekerjaan melainkan menciptakan pekerjaan.
Jiwa dan semangat wirausaha juga harus dikembangkan di lingkunga birokrat maupun
masyarakat luas. Oleh karena sekitar 45% tenaga kerja di indonesia bekerja di sektor
pertanian, maka jiwa kewirausahaan juga merupakan syarat keharusan untuk
dikembangkan di sektor pertanian sehingga muncul agropreneur-agropreneur sejati yang
siap melakuan inovasi guna meningkatkan daya saing pertanian dan siap menghadapi dan
memenangkan persaingan global. Dengan demikian jiwa kewirausahaan diharapkan petani
akan memiliki akses pasar sehingga mampu menghasilkan high value crops seperti durian
Bangkok, ayam Bangkok, apel New Zealand, kedelai dari Amerika, atau coklat dari Swiss.
Dengan demikian output yang dihasilkan sektor pertanian akan meningkat dan tingkat
kesejahteraan petani juga meningkat.
Hal ini sesuai dengan visi presiden dan wakil presiden indonesia, SBY-Boediono 2009-
2014, yaitu terwujudnya indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Visi yang
demikian mulia wajib didukung oleh seluruh komponen bangsa secara ssungguh-sungguh
dan iklas. Seringkali kebijakan publik yang bagus gagal dalam tahap implementasi. Hal ini
disebabkan terjadinya kerusakan moral sehingga anggaran yang semestinya digunakan
untuk program penciptaan lapangan kerja atau penghidupan yang layak bisa bocor atau di
mark-up untuk mendapatkan keuntungan (rent) pribadi. Hal lain yang berpotensi sebagai
sumber kegagalan pada tahap implementasi adalah adanya informassi yang bersifat
asimetris (asymmetric information), dimana masyarakat miskin atau pengangguran di
daerah-daerah terpencil merupakan pihak yang lemah dalam mengusai informasi. Apabila
semua pihal yang terlibat mendapatkan informasi yang benar dan tepat, maka implementasi
kebijakan publik akan di pantau oleh pihak yang terlibat sehingga kemungkinan terjadinya
penyelewengan relatif lebih sedikit.
Kategori usaha
Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia telah menunjukan ketahanan
dalam menghadapi krisis ekonomi yangterjadi saat sekarang maupun di masa lalu,fakta
tersebut menunjukan bahsa usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah mampu
menghadapu pengaruh negative dari kondisi perekonomian dunia dan nasional yang telah
mengalami krisi berkali-kali.
Di Amerika Serikat, usaha kecil memiliki kontribusi yang tidak kecil bagi
pertumbuhan ekonomi misalnya, rata-rata perusahaan hanya meperkerjakan tidak lebih
dari 100 orang karyawan dan sebagaian besar bekerja pada usaha berskala kecil. Menurut
catatan The US Small Bussiness Administration (SBA), usaha kecil Amerika Serikat telah
menyerap lebih dari separuh (58%) tenaga kerja. Bahkan 40% menyerap lebih dari separuh
(58%) tenaga kerja. Bahkan 40% GDP Amerika serikat disumbang oleh usaha kecil.
Haltersebut tidaklah mengerahkan, karena jumlah usaha kecil di Amerika Serikat mencapai
18,6 juta buah usaha.
Berdasarkan omzet dan batasan asetnya usaha dikategorikkan menjadi empat, yaitu
(1) usaha mikro yang memiliki asset sampai dengan Rp50 Juta dan sampai dengan Rp200
Juta pertahun , (2) usaha mikro dengan asset sampai dengan Rp200 juta dan omzet per
tahun mencapai Rp200 – Rp1 milyar, (3) usaha menengah dengan asset dari Rp200 Juta –
Rp10 milyar dan omzet per tahun mencapai Rp 1 milliar sampai dengan Rp 10 miliar dan
omzet per tahun lebih dari Rp 50 miliar.
Menurut stoner et. Al (1995) dalam rambat (2007) bentuk usaha yang sesuai bagi
wirausaha dala usaha kecil, karena usaha kecil biasanya memiliki beberapa pekerjaan
sehingga memudahkan wirausaha mengorganisasikan usahanya.
Menurut Bruch (1986), dampak sosio ekonomis dari adanya wirausaha adalah:
Di Indonesia, pasca krisi ekonomi pada tahun 200, jumlah usaha kecil telah mecapai
39 juta buah dan usaha menengah sebanyak 55 ribu buah. Dari jumlah unit usaha
tersebut, usaha kecil mengah (UKM) telah mampu menyerap 74,3 juta pekerja atau
99,4% dari total pekrja yangada. Dari jumlah ini pula mampu menymbang 56,7% GDP
kita, yang sebagian besar (81<25) berasal dari sector non pertanian (sumber: kantor
menegkop & UKM)
Usaha jasa saat ini merupakan yang terbesar dan cepat pertumbuhannya
dalam dunia usaha kecvil. Jasa juga membawa keutungan yang sangat besar bagi
wirausaha kecil yang mampu berinovasi tinggi. Mislanya, usaha bidanbg jasa
pendidikan, jasa penyewaan mobil, konsultan manajemen, periklanan, rumah
produksi, jasa layanan internet, jasa outsourcing bidang keamanan dan cleaning
service dan lain- lain.
usaha eceran
adalah bentuk bisnis kecil yang ditekuni oleh wirausaha kecil. Usaha eceran
adalah satu – satunya usaha yang menjual produk manufaktur yang langsung kepada
konsumen. Salehkunia dulu juga memulai usahanya dari sebuah took kelonton.
Namun, karena dikelola dengan gigih kini telah menjadi jaringan usaha ritel
(supermarket) besar di Indonesia vbahkan PT Hero supermarket yang merupakan
usaha keluarga kurnia kini sudah go public sehingga menjadi supermarket pertama di
Indonesia.
Usaha distrubusi
Usaha ini adalah satu – satunya usaha yang membeli barang dari pabrik atau
produsen dan menjual kepada pedagang eceran. Contohnya adalah PT. indo marco
yang bergerak bidang jasa distribusi produk konsumsi yang kini juga muali
merambah usaha eceran.
Usaha manufaktur
Usaha manufaktur merupakan suatu usaha kecil yang saat ini sering
dikategorikan masuk dalam jenis industry kreatif. Contohnya adalah kerajinan
tangan, percetakan dan lain-lain. Kaos oblong merek dagadu jogja adalah contoh
usaha yang awalnya merupakan penyaluran hobi mahasiswa arsitektur yang pandai
dalam hal desain grafis. Produk rancangannya ynag unik dan lucu namun cerdas yang
di tuangkan dalam bentuk cinderamata alternative dari yogya mengundang daya
Tarik tersendiri. Kini di bawah PT. Aseli Dagadu Djogja perusahaan itu sudah
merambah ke media cetak lainnya, selain kaos, mug, tas, dan dompet.
2.9.1 hal – hal yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil dan menengah
Paling tidak ada empat faktor yang ikut mendorong gagalnya usaha kecil, yaitu:
Banyak usdah kecil yang di kelola manajer ynag kurang mampu dan kurang
berpengalaman menjalankan tugasnya
Kurangnya focus atau perhatiab yang mendukung dari pihak pengusaha itu
sendiri. Kadangkalanya setelah mendirikan usaha, seorang wirausaha kurang
focus menjalankan usahanya sehingga perhatiannya tidak dipusatkan pada
usaha tersebut
Masih lemahnya system control/ pengawasan. System pengontrolan yang
lemah cenderung akan menyebabkan kerugian dan penggunaan sumber
daya- sumber daya yng berlebih
Kurangnya modsak untuk menjalankan usahanya
2.9.2 hal – hal yang mendukung keberhasilan usaha kecil dan menengah
Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan suatu usaha kecil adalah:
Biasanya wirausaha- wirausaha kecil adalah tipe orang orang ulet dan pekerja keras.
Mereka punya tujuan dan dedikasi yang tinggi. Pemilik usaha kecil dan menengah
harus mempunyai komitmen untuk mencapai tujuan dan berprestasi bagi
perkembangan perusahaan.
Dukungan faktor eksternal berupa peningkatan permintaan barang dan jasa
Beberpa temuan tentang para wirausaha di Indonesia menyebutkan bahwa umumnya
UKM memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Mereka malah punya kecenderungan untuk
menonal campur tangan pemerintah atau Kadin. Hal ni terjadi selain berkat semangat
yang besar, kebanyakan para wirausaha memulai usahanya dari modal sendiri atau
mengumpulkan moidal dari keluarganya.
Akan tetapi masih banyak juga wirausah yang meskipun semangatnya besar namun
tidak mengimbanginnya dengan pemahaman untuk mengelola perusahaan secara
professional bahkan banyak yang tertutup dan takut di eskpos karena khawatir kiat-kiat
bisnis mereka diketahuin pesaing. Hal sebaliknya terjadi pada pengusaha besar.
Selain itu banyak usaha kecil yang tidak bankable. Secara administrative pembukuan
masih kurang, bahkan banyak yang tidak memiliki asset yang bisas menjadi jaminan
mengajukan kredit di bank.
Dibandingkan dengan usaha besar, usaha kecil memiliki perbedaan pada posisi
pasar, gaya manajerial, jumlah karyawan, kemampuan keuangan, bentuk organisasi,
maupun kapabilitas staf. Perbdaan ini memunculkan beberapa keunggulan oda usah
kecil, yaitu:
Inovasi, usaha kecil lebih kreatif dalam menjalankan bisnisnya dari pda
perusahaan besar serta sangat inovatif dalam memunculkan ide – ide untuk
barang dan jasa baru.
Biaya renda, usaha kecil memiliki biaya operasional yang rendah karena
organisasinya kecil, upah pegawai rendah, dan dapat menyediakan barang dan
jasa yang harganya leih murah di banding perusahaan besar.
Peluang pasar, usaha lebih mampu mengisi peluang pasar yang terisolasi
dbandingkan dengan perusahaanbesar yang harus mengeluarkan overhead cost
yang tinggi
Layanan pelangganan, usaha kecil lebih mampu memberikan pelayanan yang
superior kepada pelangganya dibandingkan dengan perusahaan besar karena
fleksibelitasnnya tinggi dan penyesuaian klinik produk dan jasa sesuai tuntunan
pelanggan lebih cepat
Kelemahan usaha kecil
2.10 kiat kredit korporasi dan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
Kredit korporasi dan kredit usaha mikro, kecil dan menengah sejak tahun 2004
hingga 2009 terus mengalami peningkatan. Bila pada tahun 2004 kredit korporasisebesar
Rp288.377 miliar dan kredit UMKM sebesar Rp271.093 miliar maka pada bulan januari 2009
kredit korporasi meninglkat menjadi RP664.858 miliar dan kredit UMKM meningkat menjadi
Rp624.981 miliar. Baik kredit korporasi maupun kredit UMKM mengalami peningkatan
hingga 2,3 kali lipat. Hal ini menunjukan bahw kebiatan usaha di Indonesia mengalami
peningkatan pesat.
Ketiga UKM yang hendak mengajukan usulan pembiayaan biasanya diminyta untukl
menyerahkan agunan berupa tanah, bangunan, dan kendaraan bermotor yang nilainya
biasanya lebih besardibandingkan dengan nilai kredit yang di ajukan. Memang sering kali
persyaratan agunan menjadi kendala bagi UKM karena sebagai besar nilainya tidak cukup.
Namun bukan berate tanpa agunan UKM tidak bisa mendapatkan pinjaman, seperti adanya
jaminan psara semisal SPK atau bukti order dari isntasi atau badan bagi kontraktor yang
bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa serta pengalaman baik dengan bank
sebelumnya. Hal ini memungkinkan UKMmendapatkan pinjaman tanpa agunan.
Dalam hal ini harus dibedakan antara agunan jaminan. Agunan selalu identic dengan
barang sedangkan jaminan tidak. Jaminan bisa berbentuk lebih dari itu semisal surat peintah
kerja atau bukti orde yang mngambarkan kepastian psar.
Sebagai cacatan, biasanya bank kurang tertarik memeberikan pinjaman kalu nilainya
kurang dari Rp100 jutaruoiah. Untuk itu, kita bisa mengajukan pembiyaan ke BUMN atau
lembaga keuangan mikro, seprti koperasi simpan pinjam dan BMT
Selama ini banyak pemohonan kredit yang di ajaukan oleh UKM ditolak disebakan
yang bersangkutanbelum berbentuk badan usaha. Umtuk itu perlu bagi UKM mengurus
pendirian badan usahanya. Faktor lainnya adalah proposal yang di ajukanbelum mmenuhi
standar yang diminta sehingga UKM yang ingin mengajukan proposal perlu menggunakan
jasa konsultan atau meminta bimbingan dari lembaga Pembina dan pemerintah. Tentunya
membayar jasa kosultan tidaklah murah sehingga bagi usaha yang masih kecil lebih baik
menggunakan fasilitas yang disediakan pemerintah atau lembaga Pembina.
Bahkan di kemetrian negara koperasi dan usaha kecil menengah juga sudah di
bentuk suatu lembaga noneselon, yaitu lembaga pengelolan dana bergulir koperasi, usaha
mikro, kecil, dan menengah yang bertanggung jawab langsung kepadda menteri negara
koperasi dan usaha kecil menengah dengan tugas mengelola dana bergulir dan pembiayaan
bagi usaha kecil dan menengah.
Saat ini di indonesia telah berdiri sekitar lebih dari 30 inkubator bisni yang dikelola
oleh lingkungan perguruan tinggi dan swasta / industri. Dari 30 inkubator bisnis tersebut, 23
unit inkubasi bisni berada di lingkungan perguruan tinggi dan 8 unit inkubasi bisnis berada di
lingkungan industri yang kesemuanya tergabung dalam Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia
(AIBI).
1. Pinbuk (jakarta)
2. YDBA (jakarta)
Kebeerhasilan daari sistem inkubasi bisnis ditentukan oleh tiga siklus kegiatan yang
saling terkait, yaitu (1) perencanaan (penetapan tujuan, seleksi tenant dan sponsor,
keterkaitan dengan pusaat riset/pendidikan dan masyarakat profesional/bisnis, fasilitas fisik,
dukungan kebijakan dan legalitas), (2) operasionalisasi (tim manajemen, seleksi kelompok
wirausaha sesuai potensinya, peningkatan nilai tambah perusahaan / industri, mobilisasi
dana untuk inkubator dan tenant, dan (3) kinerja pemantauan (dampak kinerja inkubator
dan perencanaan strategik).
Adapun kemampan daya tahan suatu inkubasi bisnis (10 tahun operasi) ditentukan
oleh dukungan pemerintah, lokasi, jasa ditawarkan (pusat informasi dan pengembangan
bisnis), maajemen, networking, dan pengembangan perusahaan/industri.
Masalah yang muncul dalam inkubator bisnis pada umumnya dikarenakan faktor
seperti organisasi yang kurang independen, kurangnya pengetahuan bisnis, deskripsi kerja
tidak jelas, ketidakjelasan badan hukum, kurang biaya dan tenaga, serta keahlian untuk
mempromosikan institusi, belum adanya pendukung dana (sponsor) operasional tetap,
kurangnya kepedulian pengusaha besar dan keseriusan pengusaaha kecil yang akan dibina
(motivasi, inovatif dan kualitas SDM), spesifikasi kualifikasi dari teknologi yang akan
dikembangkan (tenaga ahli, produk, dan ketersediaan alat yang diperlukan beserta
pemeliharaanya), dan kurangnya perhatian pemerintah.
Selain itu, pada praktiknya, permasalahan yang ditemui di tingkat inkubator juga
tidak lepas dari permasalahan yang ada ditingkat binaanya. Sebagai gambaran, masalah
yang ada di usaha kecil dikarenakan hal-hal seperti belum jelasnya pembagian kerja dalam
organisasi, SDM yang berpendidikan rendah dan memiliki keterampilan terbatas, bellum
memiliki akte atau persyarata usaha tidak lengkap, ketersediaan bahan yang diikuti dengan
fluktuasi harga, alat produksi manual dengan kapasitas dan mutu terbatas, belum
melakukan pengawasan mutu secara khusus, keterbatasan tenaga penjual, cara yang kurang
menguntungkan, belum memiliki merek yang terdaftar resmi, ketrbatasan modal, modal
sendiri masih dominan dan masih upaya pemerkuatan yang dikembangkan oleh pemerintah
mapun pengusaha besar (Hubeis, 2000) dalam Lupiyoadi (53;2007).
Bab3 PELUANG USAHA
3.1 PENGANTAR
Tamsil tersebut mengakibatkan seseorang dalam ketika kita memulai suatu usaha.
Suatu usaha akan berhasil gemilang apabila di bangun dengan perencanaan bisnis yang baik
dan matang. Kesabaran dan ketekunan kita menggeluti usaha yang kita mulai adalah kunci
sukses dalam meraihnya. Artinya, butuh prose jika kita menginginkan usaha yang kita
bangun menjadi suskes dan profitable, bisa aja ada yang membutuhkan waktu yang relatif
singkat mewujudkannya, ada pula yang realtif lama terealisasinya.
Olah karena itu, pada bab ini akan membahas tentang teknik produk bagaimana
melihat peluang, menghadapi tantangan usaha yang akan dihadapi, teknik mendatangkan
porfit secara kontinyu, dan bagaimana menyusun rencana binis yang akurat sehingga tidak
salah dalam megambil keputusan awal ketika memulai usaha.
Sebaiknya ketika memulai usaha, wirausaha mencari bidang usaha yang sesuai dengan
kemampuan dirinya dan ia harus menyenangi usaha tersebut serta sesuai dengan cita-
citanya. Jika tidak sesuai wirausaha bisa melakukan transisi usaha dulu.
Contoh : seorang wirausah punya cita-cita ingin membuka usaha showroom besar. Ia bisa
memulai dengan membuka bengkel sederhana dulu, misalnya dengan membuka tempat
cuci mobil terlebih dahulu.
Dalam era perdagangan global ini sebaiknya usaha dimulai dengan mencari partner usaha
terlbih dahulu. Usaha kecil bisa senddir, tetapi usaha besar bisa mungkin bekerja sama
dengan yang lain.
Untuk memulai usaha ini bisa memilih rumah sebagai tempat awal usaha. Namun semua
bergantung pada apa jenis usahanya. Bila ia mendirikan pabrik/industri sebaiknya yang
brdekatan dengan bahan baku.
Contoh : lembaga pendidikan LP3I yang saya dirikan mulaya hanya memerlukan 3
manajemen saja, yaitu : SDM, marketing dan keuangan. Kemudian berkembang seperti
sekarang ini.
Kebanyakan risiko kegagalan usaha berasal dari diri sendiri. Hampir 60% gagal karena
banyak godaan dari lingkungan dalam, seperti istri, anak, dan melakukan gaya hidup hura-
hura.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat meceiptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide,wirausaha perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi dengan cara :
Resiko pasar atau resiko persaingan , terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
Resiko finansial, terjadi akibat rrendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
Resiko teknik , terjadi akibat kegagalan teknik
Resiko personal, terjadi akibat diri sendiri
Ketika ide kewwirausahaan sudah muncul, persiapkan 5 langkah awal, yaitu :
a) Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih
baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
b) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
c) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan
“ide bisnis dapat datang dengan berbagai cara dan tempat yang tak terduga. Supaya tidak
mudah bilang, biasakanlah mencatat ide-ide tersebut sebuah ide bisnis yang tepat bisa
bernilai sangat mahal.” (syahrial yusuf)
Ide-ide kewirausahaan yang sering dipikirkan oleh seorang calon entrepreneur. Pada
prinsipnya sebuah produk harus melewati tujuh langkah sebelum diluncurkan ke pasar
secara komersial.
Menurut Overton : menggalli ide bisnis dengan memulai dari mimpi adalah tahap paling
awal darilangkah seorang calon wirausaha. Langkah kedua dalah menyaring ide-ide bisnis itu
berdasarkan kapabilitas pribadi dirinya di satu sisi dan potensi pasar di sisi lain. Langkah
ketiga adalah mengembangkan konsep bisnis dan menguji konsep tersebut. Langkah
keempat, menyusun strategi pemasaran. Langkah kelima, melakukan analisis bisnis. Langkah
keenam, merancag pengembangan produk. Langkah ketujuh, melakukan uji pemasaran.
Ide yang baik perlu diikuti oleh kesanggupan menemukan sumber-sumber peluang.
Tanpa itu, ide hanya jadi “bacaan” dan perbincangan.
3.5 SUMBER-SUMBER POTENSI PELUANG
Sumber potensial yang memiliki peluang tidak hadir begitu saja. Bagaimana
menggalinya? Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik
untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah
dalam penjaringan ide (screening) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Menemukan ide usaha untuk mendapatkan penghasilan merupakan sebuah hal yang
tidak semudah membalik telapak tangan. Bagaimana menemukan ide usaha, bagaimana
bisa menemukan peluang usaha di tahun-tahun ke depan, peluang usaha apa yang cocok,
peluang usaha apa saja yang bisa dilakukan, bagaimana memulai usaha dengan modal kecil,
bagaimana cara untuk mendapatkan modal untuk membuka usaha keci, dan masih banyak
lagi pertanyaan-pertanyaan seputar usaha dan bisnis yang menjadi sebuah tanda tanya
besar bagi kita.
Lalu, bagaimana cara menemukan ide usaha tersebut? Ada banyak cara bahkan lebih
untuk menemukan ide usaha, seperti kata pepatah ada seribu jalan menuju roma.
Ide itu ada dimana-mana. Seorang Archimedes menemukan ide tentang sebuah hukum
fisika. Begitu juga Sir Isaac Newton. Sang ilmuan ini juga menemukan hukum Newton saat
dia sedang bersantai di bawah pohon apel. Thomas Alfa Edison menemukan ide saat dia
sedanga memainkan pensilnya.
Dapat kita cermati bahwa ide-ide tersebut dapat kita temukan kapan saja dan
dimana saja. Ide-ide tersebut ada di sekitar kita. Bahkan, ide pun bisa datang dari kegiatan
kita sehari-hari. Tinggal bagaimana usaha kita agar cermat dalam melihat idde tersebut dan
mengubahnya menjadi sebuah peluang.
Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut
individu, organisasi, atau lembaga yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis.
1. Inspirasi
Karena adanya keterbatasan akses dan informasi tentang ide untuk mendirikan
sebuah usaha, tidak adanya penasihat atau konsultan usaha yang dekat, biasanya para
pengusaha harus berfikir sendiri tentang ide usaha yang paling cocok untuk mereka sendiri.
Inspirasi ini bisa saja muncul karena kita melihat ada kebutuhan pasar yang tidak dapat
dipenuhi oleh pemasok (supplier) yang sudah ada, atau muncul karena sebuah jalan keluar
baru bagi suatu masalah, ada semacam penemuan baru.
Contoh kasus : ketika dulu saya mendirikan lp3i, inspirasi itu muncul ketika saya sukses
menghasilkan eviden besar di KOPMA UNPAD . hal terebut menstimulus saya ketika
berkecimpung di dunia pendidikan. Stimulus itu bertambah karena keinginan saya untuk
membantu mengurangi pengangguran di negri ini. jadi kita harus menengok kembali ke
awal, apa misi dan visi kita sebelumnya.
Tidak semua produk yang berada di tegah masyarakat memenuhi harapan atau
tingkat kebutuhan konsumen akan produk tersebut. Oleh sebab ini diperlukan sebuah
perbaikan produk yang lebih inovatif dalam pengembangan produknya. Dengan demikian
kelemahan dari produk-produk yang telah beredar bisa mendorong terciptanya ide yang
kreatif untuk menciptakan produk yang lebih sesuai dengan minat konsumen.
Contoh kasus : seorang ibu muda di daerah sumatera telah sukses menjadi seorang
entrepreneur di bidang makanan “emping” pertama kali memulai usahanya, ia bergerak
setelah melihat banyak ibu-ibu yang belanja emping di pasar. Ada yang sekilo, dua kilo, dan
sebagainya. Emlihat hal tersebut, si ibu mulai berfikir untuk membuat usaha penyedia
emping yang telah tinggal dimakan saja dengan berbagai ukuran. Si ibu mengemas
empingnya dengan packing yang baik. Di awal usahanya si ibu agak bersusah payah karena
banyakk orng yang belum terbiasa membeli emping yang telah di kemas. Namun, sekarang
usahanya berjalan lancar dan memiliki omzet hingga ratusan juta.
3. Konsumen
Konsumen merupakan hal penting juga dalam proses produksi. Oleh karena itu, kita
harus memperhatikan konsumen kita, terutama needs dan wants mereka. Dengan begitu
timbul ide-ide usaha yang bisa menghasilkan (prospectus) untuk produk baru ataupun
perbaikan dari produk yang telah ada.
Contoh kasus : mungkin anda pernah mendengar restoran sederhana. ketika memulai
usaha, pemilik usaha ini mulai beranjak dari hobinya yang suka makan. Ia mulai berfikir
untuk membuka usaha. Setelah itu, ia franchisekan untuk memudahkan konsumen
mendapatkanya dimanapun.
Ide usaha dapat pula muncul dari kebijakan-kebijakan yang di lahirkan dari
pemerintah pusat atau daerah, seperti melalui dokumen hak-hak paten yang
memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru atau melalui pengaturan pemerintah.
5. Saluran Distribusi
Distribusi yang tidak merata dan berkeadilan serta tidak sesuai dengan kebutuhan
konsumen juga dapat melahirkan ide atau gagasan usaha baru untuk menyempurnakan
produk atau menciptakan produk yang lebih baik.
Peristiwa ini terjadi di tahun 2008, di daerah wamena. Kebutuhan akan barang-barang
sekunder sangat tinggi. Namun, ketersediaan barang sedikit dan harga melambung tinggi.
Hall ini menggerakan seorang entrepreneur muda untuk membidik usaha ini. menjawab
kebutuhan ini, anak muda tersebut melakukan survey pasar dan menemukan beberapa
alternatif usaha, di antaranya kebutuhan akan pakaian, sepatu, serta mainan murah dan
berkualitas. Tanpa menunggu waktu lama, anak muda ini mulai memasuki dunia usaha
dengan melobi pihak pabrik, distributor, sampai kepada outsorcing di setiap industri. Hingga
saat ini, entrepreneur muda tersebut telah menjadi pemassok (supplier) besar disana.
Gagasan produk baru bisa muncul melalui penelitian dan pengembangan yang di
lakukan sebelumnya. Hal ini di lakukan agar usaha yang akan dirintis benar-benar mendapat
respon positif dan mudah berkembang.
Hal ini bisa dimulai dari kampus-kampus atau instansi-instansi pengembangan di beberapa
departemen yang memiliki penelitian di berbagai bidang, baik sektor
perindustrian,perikanan, maupun pertanian. Hasil tersebut, stelah dikeluarkan dpat
merangsang sektor usaha untuk menjadikannya untuk usaha baru, misalnya dalam hal padi
unggul, handphone dan komputer.
Pengalaman diri sendiri atau orang lain dalam menjalankan uusaha oleh mereka
akan memberikan kita ide-ide usaha. Kegagalan yang pernah di alami akan kita pelajari
ketika kita memulai usaha sehingga tidak terjebak oleh kegagalan yang sama. Demikian juga
dengan pekerjaan yang telah lama dijalani atau ditekuni, bisa melahirkan ide atau gagasan
bisnis yang tepat karena ia telah memahami seluk beluk usaha tersebut baik langsung
maupun tidak langsung. Demikian juga keterampilan yang sudah kita miliki. Apabila
deikembangkan dalam waktu yang cukup lama, keterampian itu akan membentuk naluri
atau insting bisnis. Banyak sekai orang yang memuai usaha sendiri berdasarkan padda
keterampilan yang mereka miliki.
Suatu ketika kita memasuki sebuah supermarket untuk belanja aneka kebutuhan yang
diperlukan. Tentunya belanjaan kita akan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Tetapi
kantong plastik itu jebol karena tak mampu menahan belanja kita maka menjadi jebol. Bagi
seorang entreprenuer, hal ini bisa memberikan ide usaha bagaimana menciptakan sebuah
industri plastik yang kuat? Dari pengalaman tersebut lahirlah sebuah usaha baru.
Jumlah pemilik lisensi waralaba di indonesia cukup banyak dan terus berkembang.
Dalam memilih jenis usaha waralaba anda harus ekstra hati-hati karena ada juga beberapa
toko dari suatu jenis waralaba yang sebagian tutup/merugi.
Sistem bisnis waralaba yang dijalankan alfamart dan indomart dewasa ini banyak terlihat
dalam beberapa tahun belakangan ini. hal ini menandakan bahwa trend bisnis dengan
sistem ini sedang berkembang. Bahkan, hal tersebut diikuti bidang-bidang lain seperti di
dunia fashion, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Para wirausaha pemula bisa
memulai dengan menjalankan sistem bisnis ini. contoh lain, di dunia pendidikan adalah lp3i
yang saya kembangkan. Hingga saat ini lpei telah tersebar di berbagai kotaa dengan sistem
waralaba/franchisee. Cara ini ternyata mampu meningkatkan mutunya di tengah-tengah
maraknya dunia pendidikan yang terus berkembang dan kian kompetitif.
Pada kenyataanya,minat dan hobi cukup efektif untuk membangun keyakinan dan
motivasi. Orang tidak merasa terbebani atau terpaksa bila melakukan kegiatan yang ia sukai,
terutama yang berkaitan dengan minat dan hobinya. Ide-ide usaha yang muncul dari situ
bisa langsung di apikasikan dan dapat menjiwai bidang usahanya,\.
Teman saya bernama benny. Ia hobbinya berhubungan dengan kuda. Mulanya dia memulai
usahanya dalam bidang kontraktor umum. Namun stelah lama berjalan, ia mulai berfikir
berusaha sesuai denga hobinya itu. Akhirnya ia mulai merintis usaha barunya, yaitu
membuka usaha peralatan kuda hingga hal-hal yang berkaitan dengan kuda samoai kepada
jas sewa menyewa kuda. Kini, ia telah menjadi seorang distributor peralatan kuda dan
ekspotir. Bahkan hubunganya kini telah mencapai mancanegara, seperti australia, amerika
serikat, dan taiwan.
Semua sumber ide usaha yang disebutkan di atas, ada satu hal lagi yang juga tidak
kalah pentingnya, yaitu bertanya kepada 100 orang yang anda kenal. Hal ini akan
membrikan sugesti, percya diri, dan keberanian bagi anda dalam mengambil dan
memutuskan ide usaha yang akan di jalankan.
Ketika anda telah siap untuk memasuki dunia usha, hendaknya tanyakan kepada 100 orang
tentang ide usaha apa yang terbaik saat ini. pada giliranya ide itu nanti akan tertuju pada
satu titik, usaha apa yang seharusnya dia mbil. Hal ini juga saya lakukan ketika memulai
membangun LP3I dan STIAMI di awal berdirinya.
pengalaman hidup memberikan akses yang lebih mengenai informasi dan pengetahuan
mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari pengalaman hidup memungkinkan seseorang
menemukan peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
b. Ikatan Sosial
sebuah langkah penting dapat dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi dari
interaksi dengan orang lain. Beberapa ahl menyarankan ketika seseorang takut
berwirausaha secara sendirian, maka mengawali usaha secara kelompok adalah alternatif.
Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan
individu untuk membuat kelompok dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan
memulai usaha adalah informasi mengenai lokasi, potensi pasar,sumber modal, pekerja, dan
cara pengorganisasiannya. Gabungan antara jaringan luas dan keanekaragaman latar
belakang akan memprmudah seseorang mendapatkan informasi tersebut.
Contoh : Ray Kroc, tokoh di balik suksesnya restoran waralaba cepat saji Mcdonal,
menyadari peluang usahanya setelah mengamati tingkah laku masyarakat pekerja di
sekitanya yang senantiasa isbuskss dan menginginkan layanan yang cepat ketika mereka
menghabiskan waktu untuk makan siang.
c. Perubahan teknologi
perubahan teknologi memberikan peluang usaha bagi seorang wirausaha, sebagai contoh
ketika dulu kita melakukan transaksi bisnis kita memerlukan biaya yang cukup mahal, belum
lagi harus menemui partner atau pelanggan di luar kota. Namun, berkat kemajuan teknologi
sekarang dengan menggunakan teknologi informasi by internet semua transaksi dan
negoisasi bisa di jalankan dan berbagai penjuru dunia.
perubahan konstelasi poltik dari rezim satu ke rezim yang lain, secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Hal ini bisa memberikan
peluang usaha. Perang irak , setelah invasi amerika dan sekutu ke negara irak, memberikan
peluang rakyatnya membuka peluang usaha baru.
e. Perubahan demografi
f. Institusi pendidikan
Institusi pendidikan sebagai pusat penelitian adalah sumber peluang usaha dengan
memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
g. akses informasi
h. Kepribadian
i. Motivasi
motivasi ini juga sangat penting, karena menghadapi medan yang kompetitif dan akses yang
sasma memerlukan motivasi yang kuat untuk mampu bertahan.
a. Menarik. Desain produk yang menarik dan unik akan menjadi nilai lebih yang
membedakan produk Anda dengan produk sejenis. Desain yang menarik akan memikat
konsumen pada saat melihat produk itu dan membuatnya berpeluang menjadi pembeli.
Karena bagaimana konsumen akan membeli produk Anda bila melihatnya saja tidak
tertarik? Karena itu, pastikan desain produk Anda dapat menarik perhatian konsumen.
b. Bentuk yang ergonomis, yaitu yang disesuaikan dengan keadaan fisik manusia sehingga
pengguna produk lebih nyaman dalam menggunakan produk tersebut. Contohnya, produk
kursi yang didesain bentuknya ergonomis akan membuat seseorang dapat duduk lebih lama
di kursi tersebut dibandingkan duduk di bangku biasa yang bentuknya standar saja.
Kenyamanan merupakan pengelaman yang sangat baik bagi konsumen dan menjadikan
konsumen betah menggunakan produk anda.
c. Sentuhan berkualitas. Setelah melihat, konsumen akan tertarik untuk menyentuhnya. Ada
beberapa barang yang menjadikan sentuhan merupakan jawaban dari kualitas suatu
produk, contohnya produk tekstil. Dengan menyentuhnya, konsumen dapat merasakan
kualitas dan pengalaman yang baik dari produk Anda.
d. Aroma yang menggugah, secara tidak sadar mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.
Seperti kita ketahui, ada terapi dengan aroma Yang mampu menenangkan jiwa seseorang.
Karena aroma yang menarik dan menggugah konsumen akan membantu membuat
konsumen menjadi pembeli produk anda. Terlebih produk makanan. Dulu di bandung
zaman kuliah, saya sering mencoba makanan baru karena tidak tahan mencium aroma
masakan yang begitu menggoda.
e. Informasi baik, jangan lupa sertakan informasi penting dengan produk Anda, kandungan
produk, penggunaan, efek samping, alamat perusahaan, dan informasi lainnya untuk
membantu pembeli mengetahui lebih jauh apa yang mereka inginkan. Jangan sampai
pembeli merasa tertipu dengan produk Anda karena hal ini akan membuat konsumen tidak
akan membeli produk Anda untuk kedua kalinya.
Anda harus jeli melihat kebutuhan konsumen, apa yang sedang mereka perlukan
atau yang akan mereka butuhkan. Contohnya, para produsen baju memproduksi jaket lebih
banyak pada saat musim hujan karena kebanyakan orang membutuhkan jaket pada saat iłu.
Bila Anda pandai menganalisis perkembangan pasar, maka Anda bisa melihat apa yang bisa
anda keluarkan dan menjadi barang kebutuhan konsumen. Namun biasanya hal seperti ini
terjadi dalam jangka panjang.
Anda senang tren atau model yang sedang laku di pasaran? Tidak ada salahnya kita selalu
terbuka dan menerima perubahan pasat, karena perubahan tren pasar merupakan
perubahan kebutuhan para konsumen. Tren justru akan menjadi sesuatu yang dapat
memicu penjualan produk Anda. Pada saat handphone sedang tren mengeluarkan model
Blackberry, konsumen pun ramai-ramai membeli model blackberry. Hal ini karena tren pasar
sedang menuju ke kendaraan multifungsi . jika anda tidak mengikuti perkembangan pasar,
maka anda pasti ketinggalan dari para pesaing anda.
2. Harga
Karena lux majalah tersebut diharapkan menutup beban dan biaya produksi.
Sebaiknya, ada teman saya yang juga membuat majalah denganpasar seluruh remaja.
Karena itu, ia memerlukan banyak karyawan, mungkin sekitar 50-60 orang dan tersebut
biasa saja. Karena dikhususkan untuk para remaja,maka oplahnya banyak 25.000, Dengan
harga jual murahdiharapkan banyak remaja yang membeli. Sehingga dapat menutup beban
dan biaya produksinya. Kedua kasus itu sama, berbeda dalam jumlah, berbeda dalam harga.
Namun ada satu hal yang penting, yaitul berbeda risiko. Semuanya tergantung dalam
pilihan kita.
3. Pasar Sasaran
Pemetaan pasar sasaran bagi sebuah pemasaran produk bisa dibagi menjadi 3
kategori, yaitu elit, menengah dan biasa. Persaingan usaha yang kompleks terjadi dalam
pasar sasaran yang luas, yaitu menengah dan biasa. Hal ini harus diantisipasi oleh para
wiirausaha jika terjebak dalam memasarkan produknya.
Dalam usaha harus ada kompensasi atas suatu pekerjaan yang dicapai, sebagai
stimulus atas suatu prestasi. Misalnya, dengan pemberian awards, insentif, beasiswa,lain
sebagainya.
4. Modal
Mencari tim kerja yang ideal adalah tim yang memiliki visi usaha yang sama dengan
kita. Visi dan misi harus sejalan, minimal 60% sama secara keseluruhan. Kemudian
menanamkan keterbukaan dan kejujuran karena keduanya hal penting bagi seorang
wirausaha ketika memulai usaha.
Mengetahui pesaing usaha kita hal mutlak jika ingin usaha kita berjalan lancar.
Dengan demikian kita mampu bertahan walau persaingan makin kompleks.
Seorang wirausaha harus punya niat baik dan tujuan yang baik pada pekeriaan. Partnernya
dan konsumennya.Kalau hal tersebut tidak tertanam dalam diri wirausaha maka akan
membuat stress kerja dan menyita waktu yang lama.
9. Menjelaskan Eksistensinya
wirausaha yang ingin usahanya berjalan sesuai yang diharapkan harus bisa menjelaskan visi
dan misi usahanya kepada keluarga, lingkungan kerjanya, dan lingkungan yang mendukung
usahanya. Hal ini untuk mendapatkan dukungan dari semua pihak, bahkan bukan tidak
mungkin mendapatkan pertolongan Tuhan.
Beliau bernama Haji Ate Tohi, "konglomerat" industri penyamakan kulit di desa
sukagerang, Garut, .Jawa Barat. Alumni Akademi Perhotelan Bandung ini pada mulanya
mendapatkan tawaran untuk bekerja di Hotel Tiara, Medan. Karena sudah menikah dengan
Hj. Olis Yelly tahun 1987, Ate enggan berpisah dengan keluarganya. Teman-temannya
menganiurkan agar ia mencoba berusaha sendiri sebagai penyamak kulit, mengikuti jejak
kakaknya sendiri. Mertuanya pun pengusaha penyamakan kulit yang cukup kaya. Tapi Ate
mengaku hampir putus asa karena tak punya modal untuk memulai usaha. Ia enggan untuk
meminjam dengan mertuanya, bahkan tidak pernah meminjam ke bank.
Tak hilang akal, Ate berusaha mengatasi rasa malunya dan meminta kerelaan sang
istri untuk menjual perhiasan berupa kalung, anting-anting dan gelang emasnya. Maka
terkumpulah uang 600 ribu sebagai modal awal. Dengan menggunakan sebagian dari
rumahnya dan di bantu oleh dua orang temannya. Ate memulai usaha penyamakan kulit.
Karena biasa hidup bersahaja, hemat, dan selalu rajin menabung hasil keuntungan bisnis ate
berkembang.
Karena memulai usahanya dari bawah, Ate sangat paham dengan kesulitan usaha
kecil penyamakan kulit. Karena itu, meski telah memiliki pabrik yang sangat luas dan ratusan
karyawan, ia masih meluangkan waktu untuk membantu 40 -an orang penyamak kulit yang
belum memiliki izin usaha. Ia menyediakan bahan baku dan membeli hasil penyamakan
‘'anak asuhnya”.
Memang tidak dapat dipungkiri, rata-rata orang ketika berbicara modal usaha, yang
terflkir adalah uang. Kalau bicara modal, ada yang bisa dilihat, dipegang, dirasakan (modal
tangible) Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dipegang yaitu keberanian, kejujuran,
kemauan, tekad, visi, dan relasi. Dengan modal tersebut, banyak orang sukses yang lahir.
l. Modal
Sesuaikan kondisi keuangan dengan sasaran usaha yang akan kita buka. Jangan terjebak
dengan penggunaan uang pribadi yang dicampurkan dengan uang perusahaan.
2 Skill
Membuka usaha sesuai keahlian yang kita milik merupakan kunci awal suksesnya usaha
tersebut. Dengan keahlian, kita akan lebih slap menghadapi tantangan dan mampu
menetralisir ancaman yang mungkin timbul dengan tindakan yang cepat.
3. Lokasi
Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau, dan ramai pengunjung. lokasi usaha
mempengaruhi animo konsumen untuk mampir/belanja, dan sangat berpengaruh terhadap
kecepatan pengembangan usaha.
4. Promosi
Anda perlu memperkenalkan usaha yang baru dibuka melalui promosi atau pemasaran,
minimal dengan didesain yang menarik (ada pamflet, umbul-umbul, spanduk, dan lain-lain)
yang dapat menarik pengunjung. Untuk usaha berskala menengah atau besar akan lebih
baik apabila promosi dilakukan melalui media internet, radio, surat kabar, atau T V.
5. Brand
Brand usaha melîputi logo dan nama usaha merupakan salah satu daya tarik calon
konsumen untuk mampir atau bergabung dengan perusahaan kita. Brand usaha harus
singkat, jelas, mudah diingat, dan familiar. Contoh: STIAMI, singkatan dari Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi Mandala Indonesia.
6. Membangun sistem
Bangun sistem usaha yang baik sejak awal; meliputi Kelalaian dalam membangun sistem ini
dapat
7. Karyawan
Dalam merekrut karyawan, akan lebih baik jika telah memiliki keahlian sesuai dengan bidang
usaha yang kita buka. Untuk awal usaha, jumlah karyawan tidak perlu banyak, sesuaikan
dengan job yang ada dan bisa ditangani. Penambahan karyawan disesuaikan dengan
perkembangan usaha.
8. Memiliki Visi
Visi yakni suatu bayangan atau gambaran masa depan yang akan diraih. Senantiasa lakukan
aktivitas pribadi dan kelola usaha berdasarkan visi yang sesuai rencana dan strategi masa
depan. Visi dilaksanakan dengan penyusunan sistem dan mekanisme kerja yang tepat,
pengaturan waktu yang jelas, dan aturan-atuan yang ditaati. Walupun memulai dengan
usaha keccil, tetapi visi harus besar.
9. Keberanian
Perencanaan pemasaran adalah suatu proses analisi terhadap situasi lingkungan bisnis
dimana seorang wirausaha melakukan pemantauan terhadap peluang,tangtangan,kekuatan
dan kelemahan perusahaa. Setelah itu, dibuatkan langkah-langkah strategis untuk
memenangkan pasar.
Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target
market,dimana lokasi mereka,berapa besar kemungkinan daya serapnya.
Strategi dan teknik promosi yang efektif
Antisipasi terhadap perubahan harga di pasar
Pemilihan saluran distribusi
Kondisi persaingan
Analisis SWOT dari suatu usaha kita
Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti, SDM, keuangan, fasilitas,
perawatan, dan sebagainya.
Sejak awal perusahaan didirikan, posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan
pemasaran terkesan sama pentingnya. Padahal, porsi perhatian lebih besar seharusnya
diberikan ke bagian pemasaran, lebih khusus lagi fokusnya adalah “pelanggan”. Ini
bukan berarti bagian-bagian lain di dalam perusahaan tidak penting. Semua bagian
adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah bagian pemasaran yang berhadapan
langsung dengan publik, yang sangat menentukan keberhasilan/kegagalan suatu usaha.
fase 1
pada fase ini pemasaran dipandangan mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi produksi,
keungan dan personalia. pandangan ini disebut fase corporate oriented, artinya titik
pemasaran pada perusahaan (corporate) dalam rangka pembagian tugas. padahal, transaksi
hanya terjadi melalui prosses pemasaran.
fase 2
menyadari kekeliruan fase 1, pada fase 2 ini pemasaran mendapat perhatian yang lebih
besar. hal ini disadari bahwa proses permaranlah yang memberikan input pada
produksi;produk apa yang dibutuhkan pasar. setelah itu faktor keuangan dan personalia
mendukung proses produksi.
fase 3
fase ini disadari bahwa pemasaran bukan semata menyangkut porsi kerja, tetapi merupakan
fokus kerja. artinya keberhasilan suatu proses bisnis identik dengan keberhasilan
pemasaran.
fase 4
pada fase ini pelaku bisnis menyadari bahwa yang menjadi fokus bisnis sebenarnya adalah
pelanggan. merekalah yang sesungguhnya menjadi fokus karena pelangganlah yang
mengkonsumsi produk dan jasa yang mereka inginkan (costomer oriented).
fase 5
pada fase ini pelaku bisnis mulai menampakkan bahwa palanggan, melalui proses
pemasaran, merupakan ujung tombak sedangkan fungsi produkis, keuangan, dan personalia
merupakan penunjang dalam mencapai ke pasar pelanggan.
A = Attenttion
I = Interest
D = Desire
A = action
S = Satisfaction
konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen/langganan. misalnya, kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kagiatan melayani konsisten pada sebuah pertokoan , atau
kegiatan-kegiatan lainnya.
tujuan dari setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. jika
konsumen puas terhadap barang atau terhadap pelayanan toko tersebut, maka konsumen
akan melakukan pembelian ulang. jika konsumen tidak puas maka dia tidak akan melakukan
pembelian ulang. mereka akan membrikan reaksi negatif serta menginformasikan reaksi
negatif itu kepada keluarga dan sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak
mencapai sasaran. hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.
konsep produksi bertitik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang
berharga murah dan mudah di dapatkan. produsen yang menganut konsep ini akan
membuat produksi secara massal, menekankan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga
harga pokok pabrik bisa di tekan dan harga jual lebih rendah dari pesaing.
Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya keseluruh pelosok agar
mudah di peroleh konsumen. konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk
mengusai pasar. konsep ini akan sangat berhasil jika memang belum banyak saingan dan
konsumen belum memperhatikan kualitas. pokoknya yang penting bagi konsumen ialah
terpenuhi kebutuhannya (needs) masalah “wants” belum diperhatikan.
Disini produsen tidak sekadar membuat barang dan tidak pula asal
melancarkan promosi. akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera
konsumen. produsen memperhatikan needs dan wants dari konsumen. dalam hal ini
produen tidak lagi melihat cermin, tetapi dia melihat jendela. dengan melihat
jendela berarti dia memperhatikan orang yang berada di luar bagaimana gerak-
gerik,perilaku, dan kebiasaan-kebiasaanya. jadi produsen tidak hanya
memperhatikan apa yang menjadi keinginanya.
a) konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wantsnya.
c) tugas organisasi ialah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar
serta mengembangkan program pemasaran yang efektif.
Keginginan produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam arti ingin
memberi kepuasan dapat dibaca dari semboyan promosi yang dilancarkan oleh produsen
yang berbunyi, antara lain :
Tingkat orientasi padad rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Banyak kritik
dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dan pemerintah maupun dari
masyarakat melalui lembaga konsumen. dengan demikian , perusahaan harus memiliki rasa
tanggung jawab moral untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya.
Tanggung jawab sosial ini dalam arti luas harus menghasilkan barang yang baik,
tidadk merusak kesehatan masyarakat. Misalnya, menggunakan sumber daaya alam secara
kebersihan udara dari ancaman polusi serta mengurangi kebisingan oleh mesin pabrik.
Semua ini dilakukan dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang baik ddna tentram
dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak mementingkan keuntungan perrusahaan semata.
Dalam hal ini, seakan-akan terdapat dua hal yang berbeda kepentinganya, yaitu
adanya keinginan produsen untuk memenuhi selera konsumen yang beraneka ragam di
suatu pihak dan di lain pihak ingin menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa contoh dapat
dilihat penggunaa sampul plastik yang praktis, enteng, dan indah,akantetapi sangat
mencemari lingkungan. Barang-barang plastik tidak dapat hancur di alam terbuka hingga
menyebabkan penumpukkan sampah yang merusak kesuburan tanah, meyumbat resapan
air atau menyumbat saluran air sehingga menilmbukan banjir. Makanan fast food yang
enak, cepat saji, lezat, namun sehat karena kandungan lemaknya tinggi. Industri minuman
menggunakan botol dapat digunkan beberapa kali pakai. Pengunaan botol plastik yang
begitu banyak sangat mengotori lingkungan sekitarnya.
Contoh lain, serbuk deterjen yang sangat digemarri oleh ibu-ibu rumah tangga yang
dapat mencuci lebih cepat dan lebih bersih. Akan tetapi, produk ini sangat mencemari aliran
sungai yang dapat mematikan ikan-ikan di dalam sungai. Juga serbuk ini berbau busuk kalau
di rendam beberap malam.
Kemudia ada pula usaaha dari produsen untuk mengumpulkan kembali botol-botol
atau kaleng-kaleng bekas minuman dengan membeli dari para pemulung. Akan tetapi
pelaksanaanya kurang efektif. Namun disini sangat tampak ada perhatian para produsen
bertanggungjawab dalam melestarikan lingkungan.
Artinya, konsep marketing yang berwawasan sosial adalah konsep yang berusaha
memenuhi kebutuhan keinginan dan minat konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan
konsumen secara efisien dan efketif dan membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih
baik.
Nilai yang diterima oelh pelanggan adalah selisih dari total costumer value dikurangi
dengan total costumer cost. TVC berarti sejumlah manfaat yang diperoleh oleh pelanggan
dari suatu produk atau jasa yang dibelinya sedangkan TCC adalah sejumlah uang atau
pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk barang atau jasa
tertentu.
Definisi strategii pemasarn adalah memilih dan menganalisis pasar sasaran yang
merupakan suatu kelompok oranag yang ingin di capai oleh perusahaan dan menciptakan
suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran terssebut.
Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para produsen. Para
pedagang yang bergerak dalam komoditas yang sama. Perlu sekali diciptakn suatu strategi
pemasaran, agar dapat memenangkan peperangan tersebut.
Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar (grand strategy) atau strategi inti. Jika
grand strategy ini sudah benar maka diharapkan perusahaan akan berhassil mencapai
sasaran tersebut.diharapkan perusahaan akan dapat mengusai market share yang luas
ataupun market position yang mantap. Market share atau pangsa pasar artinya pengusaan
luas pasar. Sedangkan market position ialah kedudukan yag kokoh dari suatu produk pada
suatu pasar. Misalnya, mobil-mobil buatan jerman memiliki market position yang tidak
tergoyahkan.
Dalam menyusun startegi pemasaran ada dua variabel utama yang perlu di
pertimbangkan, yaitu :
1) Market Segmentation
Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha yang
mengusai seluruh segmen pasar jika berhasil tentu akan memperoleh keuntungan besar.
Namun sekarang ini para produsen sudah mulai memilih segmenn tertentu, yang sifatnya
lebih khusus misalnya, pasta gigi sudah mulai diarahkan untuk konsumen tingkat tinggi
dengan harga mahal, atau untuk seluruh lapisan masyarakat. Jika pasta gigi dipasarkan
untuk untuk seluruh lapisan masyarakat, maka diadakan klasifikasi berdasarkan besarnya
sehingga ada pasta gigi ukuran kecil, sedang, dan besar atau family size. Juka ada segmen
pasta gigi yanng mengutamakan gigi putih, gigi linu, gusi berdarah dan sebaginya yang
pemakainya kadang-kadang dianjurkan oelh dokter gigi.
Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sukar untuk mengarahkan pemasaranya
ke semua jenis konsumen. taktik ingin mengusai semua kelompok konsumen malah dapat
berakibat sebaliknya akan mematikan usaha tersebut karena tidak tercapai omzet penjualan
yang memadai seperti diungkapkan berikut :
Alasan mengapa harus diadakan market segmentation ini dinyatakan oleh philip
kotler, (1997:250).
A company that pratctices segment marketing recognizes that buyers differ in their
wants, purchasing power, geographical locations, buying attitudes, and buying habits
(artinya, sebuah perusahaan melaksanakan market segmentation karena adanya perbedaan
keinginan, daya beli, lokasi, sikap, dan kebiasaan pembeli. Jadi dalam hal ini perusahaan
tidak mau melayaninsemua konsumen dalam bentuk mass marketing atau melayani individu
dalam benttuk inidvidual marketing).
Mass Marketing artinya produsen membuat produk secara massal, distribusi secara
massal/, dan juga promosi besar-besaran dari satu jenis produk untuk semua orang
sedangkan individual marketing berarti pemasaran yng melayani orang perorangn, misalnya
membuat pakaian untuk orang tertentu, juga membuat sepatu,perhiasaan, dan sebagainya.
Berdasarkan Geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan, propinsi, kota, dan
sebagainya. Produsen bisa masuk kedalam semua pasar atau di bagi-bagi sesuai
dengan keinginannya. Untuk mencapai sasaran geografis tersebut, disusunlah iklan,
promosi, dan usaha penjualan lainnya yang mengarah kepada lokalisasi tertentu.
Berdasarkan Demografis
Dalam hal ini pasar dibagi atas variabel-variabel jenis jelamin, umur, jumlah anggota
keluarga, pendaftaran, jabatan, pendidikan, agama, suku, dan sebagainya. Faktor
demografis ini sangat banyak digunakan dalam menyusun segmentasi pasar. Alasan
banyak digunakan segmentasi ini adalah kebutuhan dan keinginan konsumen yang
sangat erat hubunganya dengan demografis. Lagi pula unsur demografis ini lebih
mudah diukur jumlahnya.
Berdasarkan Psikografis
Dalam hal ini pasar di pilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas sosial, gaya
hidup, dan kepribadian. Walaupun konsumen berasal dari unsur demografis yang
sama, dalam psikografis dapat berbeda. Kelas sosial akan membuat konsumen yang
kuat dan yang lemah. Konsumenyang kuat akan berbeda dalam memilih mobil,
pakaian, perabot, kegiatan mengisi waktu senggang, kebiasaan membaca, dan
tempat berbelanja.
Berdasarkan Perilaku
Segmentasi ini berdasarkan atas pengetahuan,sikap, pemakaian atau tanggapan
konsumen terhadap suatu produk. Untuk membentuk segementasi perilaku ini perlu
ditimbangkan faktor-faktor berikut :
Kejadian
Manfaat
Status pemakai
Tingkat Pemakaian
Dalam hal ini pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok pemakai ringan,
sedang, dan pemakai berat.
Kesetiaan
2) Market Budget
Berapa besar jumlah anggaran belanja marketing sangat bergantung pada barang
yang di pasarkan, dan sesua dengan pengalaman pengusaha. Umumnya untuk barang-
barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemasaran, dibandingkan dengan barang
kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan, daging, dan sebagainya. Barang-barang luz
membutuhkan banyak biaya marketing, untuk biaya promosi, berupa iklan di surat kabar,
radio, spanduk, poster, hadiah, san sebagainya. Juga biaa personla selling untuk melayani
konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60% dari harga jual.
3) Timing
Disini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai melancarkan
pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus ddibuka. Jika
sebuah restoran mulai di buka pada hari-hari dimana orang akan berpuasa, maka ini adalah
strategi yang kurang bijaksana, sebab pada bulan puasa jumlah penjualan restoran akan
menurun drastis.
Sebuah toko buku sebainya mulai dibuka dan dilengkapi isi bukunya sebelum tahun
ajaran baru. Dengan menjaga ketapatan waktu ini, perusahaan akan mendapat keuntungan
materi berlipat ganda, disamping keuntungan pengalaman, dan cepat dikenal konsumen.
disinilah letaknya ungkapan Time is Money, waktu adalah uang, siapa dulu ia dapat. Jika kita
sudah mulai, kita tidak boleh lengah terhadap kemungkinan masuknya saingan baru dengan
cara selalu menjaga mutu barang, pelayanan, dan sebagainya.
4) Marketing Mix
P1 = product
P2 = price
P3 = place
P4 = promotion
Keadaan persaingan
Sulit bagi seorang pengusaha meramalkan kapan akan muncul pesaing baru
dalam produk yang sama. Oleh sebab itu, pengusaha tidak boleh lengah dan
harus selalu berusaha memperbaiki produk atau pelayanan usahanya agar
tidak tersingkir oleh saingan baru.
Perkembang teknologi
Kapan akan muncul teknologi baru yang membuat proses produksi lebih
efisien dan lebih bagus juga sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini, pengusaha
harus mencoba menggunkan teknlogi bar yang lebih cepat dari sainganya.
Perubahan demografi
Sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau kapan ditemukan
sumber daya alam yang baru. Walaupun variabel-variabel di atas dianggap
sebagai variabell yang tidak dapat diawasi, namun dalam beberapa aspek
sebenarnya bisa diramalkan atau dirasakan oleh pengusaha berdasarkan
pengalaman-pengalamanya dalam dunia bisnis selama ini.
3) Buat positioning produk, apa yang istimewa, dan spesifik dari produk bisnis anda.
based atau price-based pricing, apakah berdasarkan harga pokok produksi, atau tetapkan
harga pasar dulu, baru membuat produk dengan patokan harga pasar tersebut.
P1 = Product
Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua kegiatan
marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu di
ingat ialah bagaimana hebatnya usaha promosi distribusi dan harga yang baik jika tidak
diikuti oleh produk yang bermutu dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing
mix ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, perlu diteliti produk apa yang di pasarkan dan
bagaimana seleran konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius.
P2 = Price
Harga tinggi ini dapat dilakukan karena belum ada saingan. Produk ini
dipasarkan untuk orang kaya. Juga produsen mengharapkan laba yang besar
untuk menutup biaya-biaya laboratorium untuk menciptakan barnag baru
tersebut.
o Produsen juga bisa menetapka harga serendah mungkin yang disebut dengan
penetration price. Tujuan penetapan harga rendah ini ialah untuk
meneroboskan produk masuk pasar.
Ada beberapa macam kebijaksanaan ahrga yang dilakukan oleh retailer yaitu sebagai berikut
:
1) Margin Pricing
Penetapan harga disini berdasarkan kira-kira, asal sudah ada untung maka produknya
langsung dijual. Kebijaksanaan harga ini banyak digunakan oleh pedagang kaki lima.merreka
menawarkan harg tertentu kemudin ditawar oleh pembeli. Jika sudah ada untungnya maka
barang tersebut langsung dijual.
2) Price Lining
Penetapan harga ini banyak dilakukan oleh tokoyang menjua baju kaos, sepatu dan sandal.
Contohnya, kaos dari berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam suatu kotak dan diberi
harga sama. Para pembeli tinggal memilih barang yang dia sukai namun harganya sama.
3) Competitors Price
Untuk memperoleh reputasi sebagai toko murah adakalanya toko memasang harga murah
untuk baang-barang yang dikenal oleh umum. Bahkan adad kalanya orang menjual rugi
barang-barang yang dikenal umum ini sebagai caara menarik langganan.
4) Judgement Priccing
Dasar penetapan harga disini berdasarkan perkiraan . biasanya dalam satu kodi atau satu
lusin barang ada satu sampai dua potong yang bagus. barang yang bagus ini diberi harga
yang lebih tinggi dari pada yang lainnya lalu ditempatkan di pojok toko deat barang-barang
yang harga mahal. Barang yang harga mahal ini kadang-kadang lebih cepat laku di
bandingkan dengan harga barang yang lebih murah.
5) Costomary Prices
Dalam jangka panjang, harga suatu barang tetap stabil tidak ada perubahan. Apabila harga
bahan baku meningkat maa harga pokok pun meningkat. Akan tetapi, produsen tidak mau
menaikkan harga jualnya. Mereka menetapkan harga jual tidak dinaikkan, namun kuantitas
atau kualitas produk diturunkan. Misalnya harga kertas satu rim 500 lembar harganya rp.
20.000, karena harga kertas naik,namun jual tetap rp.20.000,-/rim (tapi isinya hanya 400
lembar)
6) Odd prices
Penetapan harga ini biasa dipakai di supermarket,yaitu berupa harga ganjil, misalnya ahrga
Rp.49.950 atau harga Rp. 2.975.
7) Combination Offers
Dalam hal ini diadakan penawaran kombinasi antara dua jenis barang, misalnay penawaran
sisir dengan minyak rambut, sikap gigi dengan odol dan harganya semua dipasang satu
macem. Konsumen yang membutuhkan barang tersebut merasa membeli murah karena
membayar satu macam harga untuk dua macam barang.
P3 = Place
Produsen dapat mengaddakan lomba pajang rak toko di antara para ratailer guna
meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajanganya akan diberi hadiah. Atau
produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi anya meminjam rak toko dari suatu toko
selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajanganya.
Distributor harus dipilih secara hati-hati sebab dalam dunia bisnis banyak
kemungkinan terjadi ketidakjujuran. Padahal, sudah ditekankan bahwa bisnis yang berhasil
dan bisa hidup ialah bisnis dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati
janji, dan sebagainya.
Ada ungkapan choose your distribution channel like shoosing your wife, because
when you get trouble it’s difficult to set it right, (alex triyana, 1985: 55). Produsen juga
dapat melaksanakan strategi push dan pull.
Push strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk
ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unit.
Sedangkan pull strategy ialah usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan konsumen
dengan mengandalkan promosi di media masa.
Jadi, untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi dapat dilakukan dengan
memberikan diskon khusus, bonus, kontes dan periklanan.
P4 = Promotion
Antara promosi dn produk tidak dapat dipisahkan. Ini dua sejoli yang saling
berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan antara produk
baik, sesuai dengan selera konsumen yang dibarengi dengan teknik promosi yang tepat.
Langkah-langkah di atas akan sangat membantu suksesnya marketing.
Advertising berarti tentang barang dan jasa pengertian yang lebih lengkap tentang
advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang-
barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Dalam kegiatan ini termasuk
bentuk-bentuk ikla di masa media cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster
dan sebagainya.
Personal selling addalah presentasi melalui percakapan satu orang atau dua orang
penjual untuk tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapat terjadi di toko, di
rumah-rumah atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.
Sales promoton berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kepadda
pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau
bonus tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan pada periode tertentu. Hadiah-hadiah
yang diberikan dapat dilakukan melalui undian, korting, atau jual obral.
Public relations atau publicity tujuan dari publicity ini ialah untuk memberikan citra
yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk
pandangan baik dan mencegah berita-berita negatif terhadap perusahaan. Contoh publicity
ialah mengundang para wartawan berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara
kemudian memuat berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa pembayaran.
P5 = People
P6 = Physical Evidence
Artinya, bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Misalnya, untuk penjualan jasa
transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil yang digunakan, untuk jasa
hotel konsumen akan melihat tampilan hotel, kamar, dan berbagai fasilitas yang terdapat di
dalamnya.
P7 = Process
Bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen diterima
secara memuaskan. Apakah cukup puas menerima jasa, cepat layananya, bersih rapi, akurat,
tepat waktu dan sebagainya.
Ada sjeumlah syarat dasar untuk menajddi penjual yang baik. Syarat-syarat itu
terbagi atas syarat mental dan syarat intelektual. Syarat mental adalah kondisi-kondisi
mental seseorang yang menunjang keampuanya dalam melakukan kegiatan penjualan.
Kondisi mental ini cukup penting mengingat banyak orang berpengetahuan, tetapi
karena lemahnya mental sebagai penjual hanya bisa berteori, merencanakan, memberi
saran, dan menjadikan konsultan tanpa (berani) melakukan penjualan. Sebaliknya, sejumlah
orang mungkin kurang luas pengetahuanya, terbatas wawasanya, tetapi memliki mentalitas
menjual yang kuat dan berhasil meraih prestasi sebagai penjual yang baik.
Idealnya, dua syarat dasar ini sama-sama ada pada seorang penjual, sehingga
capaian penjualanyan benar-benar optimal. Bukan mustahil, seoranag bermental penjual
yang luar biasa dengan capaian “x” bisa dilipatgandakan lebih dari capaian tinggi yang
pernah diraihnya dengan tambahan intelektualitas dan meluasnya wawasan yang
bersangkutan.
Masalahnya, ddalam sejumlah kasus, seorang yang sudah memiliki jam terbang dan
banyak membaca buku marketing serta mengikuti seminar marketing, tanpa pernah
mengambil peran menguji coba kemampuanya menjual. Hanya akan menjadikannya
“penjual pemimpi” atau “mimpi menjual”.
Mental adalah wahana perangsang aksi. Dalam situasi genting karena kekuatan
mentalnya, seorang yang mungkin belum pernah berenang berani terjun ke kolam, sungai,
danau, bahkan laut. Sebagai yang pertama, apa yang dilakukannya mendorong orang lain
mengikuti dan mendukungnya. Padahal, situasi yang itu tidak dia rencanakan dan dia
bayangkan. Dalam menopang kemampuanya, berikut ini syarat mental seorang penjual:
Yakin
Yakin merupakan landasan melangkah dan berbuat. Tanpa keyakinan, seseorang sult
tampil dengan optimal. Ia akan terganggu oleh keraguannya. Adapun yang ia
ragukan. Mugkin ia ragu pada kemampuanya, ragu pada calon pembeli yang ia sasar,
ragu pada produk yang ia pasarkan, dan entah ragu pada hal-hal apa lagi. Selesaikan
problem keraguan itu, ubah menjadi keyakinan. Tanpa itu, kegagalan di depan anda.
Atau, tak akan kunjung melaju di ranah praktik menjual.
Dalam ungkapan yang lain “yakin” disebut pula mentalitas “siap sukses”.
Mulailah dari keyakinan, anda akan sukses, maka kata “sukses” terjejak di alam
pikiran anda sebagai sebuah titik penuntun. Karena anda yakin akan suskes, semua
langkah anda bergerak ke arah sukses. Bagaimana perilaku orang suskes? Selalu
optimis, membangun semangat keberhasilan dari dalam jiwanya, bahasa tubuhnya
sudaah menebar aura semangat sehingga siapapun yang ada di sekitar anda melalui
komunikasi interpersonal anda akan memberi nilai positif terhadap mentalitas anda.
- Surat –menyurat (baik surat konvensioanl maupun terutama surat elektronik dan
atau aktivitas komunikasi melalui jaringan sosial dengan internet).
- Menulis di blog pribadi anda bisa memperkenalkan produk anda secara rileks dan
akrab,
- Mengomentari artikel di blog orang lain.
- Mengirim artikel dimedia massa apapaun bentuknya (cetak : surat kabar, majalah,
tabloid, maupun noncetak: media maya).
Resposif-Kreatif
Pakar penjualan dalam mengedukasi peminat praktik maupun studi pemasaran amat
antusias menjelaskan ilmunya. Mereka tanpa sadar selalu membanggakan dirisebagai
bidang ilmu yang paling responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang sangat
dinamis.
Diaktakan responsif, karena teknologi yang berkembang pesat, persaingan yang semakin
ketat, konsumen yang semakin kritis, telah mempengaruhi startegi menjual. Perkembangan
lingkungan sekitar, dalam skala kecil maupun global, meerangsang lahirnya penciptaan
produk barang/jasa yang baru, sehingga kegiatan menjual barang/jasa menjadi amat
dinamis.
Sikap ini terjadi karena penjualan amat responsif. Mental responsif terjadi salah satu
penunjang sukses menjual. Tanpa sikap responsif, menjual bukan saja menghadapi
hambatan juga mengalami kemunduran.
Di tengah tingginya tingkat perubahan lingkungan bisnis, penjualan masa kini berbeda
sekali dibanding penjualan beberapa tahun silam. Maka, kata “responsif” dilekatkan dengan
“kreatif”, akrena responsif biasanya reaksi dari seseorang yang berjiwa kreatif. Responsif-
kreatif adalah satu sikap dirangsang oleh perubahan yang melahirkan hal-hal baru.
Aktif
Seorang penjual, bukanlah penjaga pintu lintasan kereta api dengan kewaspadaan
terbatas hanya padad lalu lintas kereta yang menajdi tugasnya. Penjual, adadlah
pengamat bermata elang yang mengawasai semua situasi seeluas kemampuannya
memandang, pemikir yang visioner sejauh kemampuanya berimajinasi dengan kearifan
yang sanggung menyelami perasaan calon pembeli.
Intelektualitas atau kecerdasan adalah potensi yang melekat dalam diri seseorang.
Intelektualitas sebagai ‘kemampuan dasar’ manusia tidak ada kaitanya dengan tingkat
pendidikan. Karenanya, dalam dunia bisnis, anda bisa mendapati fakta seorang pemilik
sebuah perusahaan yang tidak berpendidikan tinggi tetapi punya anak buah sarjana. Adapun
berhak suskes dengan seddikit rangsangan untuk “memanggil’potensi intelektualitas yang
anda miliki karena hal ini sudah ada dan terpendam dalam diri anda. Rangsangan kecil ini
untuk memudahkannya, meminjam sedikitnya 12 macam kecerdesan yang sudah
diinvestarisasi para ahli. Kedua kelas kecerdasan itu 1 : indrawi, 2. Intuitif, 3. Logis, 4. Verbal,
5. Spasial, 6. Personal, 7.musikal, 8. Pikiran-tubuh, 9. Sosial, 10. Teknis, 11. Visual dan 12.
Kreatif. Tony buzan, bersama richarsd israel, mengungkapkan kedua belas kecerdasan itu
dalam konteks penjualan dalam buku fenomelnya, sales genius. Berikut ini ringkasan
pemahaman mengenai kecerdasa-kecerdasan itu (buzan,israel, 2007: 74-75), dengan
beberapa modifikasi penyajian.
Kecerdasan Indrawi
Kecerdasan Intuitif
Kecerdasan logis
Ini terkait dengan anggapan berbagai hal selalu ada formulanya. Hal itu berlangsung
hampir selalu tetap. Misalnya ada anggapaan, seseorang memutuskan membeli barang
karena dia membutuhkannya. Pemikiran ini termasuk aktualisasi kecerdasan logis. E.k
strong, seorang ahli dari inggris tahun 1925 menerbitkan sebuah buku fenomenal yang
menjadi rujukan dunia penjualan, psychology of selling, yang memaparkan pentingnya
pendekatan logis yang ketat terhadap costumer. “seseorang terdorong oleh kebutuhan
akan sesuatu sehingga ia melakukan pembelian.” Dengan alasan itu, wiraniaga harus
menggunakan pendekatan logis agar “menciptakan kebutuhan”, menghasilkan
keuntungan yang pantas, mengatasi penolakan dan akhirnya menutup penjualan
(terjadilah transaksi).
Kecerdasan verbal