Dosen Pembimbing :
Oleh :
Tingkat II Reguler A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN DIII GIZI
TAHUN 2019
A. DESKRIPSI PRODUK
Pangsit adalah produk makanan yang dibuat dari campuran tepung terigu dan
bahan makanan lain, dicetak dengan berbagai bentuk dan digoreng. Pangsit bersifat
renyah, gurih, dan tahan lama. Macam - macam pangsit antara lain pangsit goreng dan
pangsit rebus. Pangsit goreng biasanya terbuat dari tepung terigu, sedangkan pangsit
rebus terbuat dari tepung terigu yang ditambahakn daging cincang didalamnya. Pangsit
Jambu Merah adalah pangsit goring yang dibuat dari tepung terigu dan bahan makanan
lain serta penambahan sari buah jambu merah. Pangsit Jambu Merah memiliki
rasa yang gurih, renyah dan rasa khas jambu biji merah. Poses pengolahan Pangsit
Jambu Merah adalah pembuatan sari jambu merah, pencampuran bahan, pengulenen,
penggilingan, pembentukan produk, penggorengan, penirisan, dan pengemasan. Sistem
pengemasan produk Pangsit Jambu Merah ini adalah dengan plastik PE 0,06
mm. Umur simpan Pangsit Jambu Merah bertahan selama 4-5 bulan dengan
penyimpanan pada suhu ruang 27 -30°C.
Pemblenderan
Tepung terigu,
Pemisahan biji dari
Pencampuran garam, air, penyebab
sari buah
rasa
Pengulenan
Penggilingan
Pencetakan
Penggorengan
Penirisan
Pengemasan
D. ANALISA BAHAYA PRODUK
Analisis bahaya bahan baku dan bahan tambahan yaitu dilakukan tindakan pengendalian
sebagai upaya untuk menjamin bahan baku dan bahan tambahan yang diterima dan
selanjutnya akan diproses sudah memenuhi persyaratan dan tidak mengandung sumber bahaya
yang akan menurunkan kualitas produk. Bahaya fisik yang terdapat pada tahapan proses seperti
debu, kerikil, dan fisik, kimia, dan biologi dapat dilakukan penanganan dengan melakukan sortasi
dan pengecekan secara teliti. Bahaya kimia yang mungkin terjadi pada proses pembuatan
Pangsit Jambu Merah cemaran logam. Bahaya Biologi yang terdapat pada proses produksi
adalah E.coli dan Staphylococcus. Cemaran ini berasal dari lingkungan luar dan kebersihan
pekerja. Lingkungan yang tidak bersih akan mengakibatkan timbulnya bakteri E.coli. Menurut
Widyaningrum dan Winarti, (2007) keberadaan Staphylococcus aureus adalah dari manusia.
Bahaya biologi ini dapat mempengaruhi mutu dan kesehatan manusia.
Potensi cemaran fisik dan biologi memungkinkan terjadi akibat dari kesalahan dalam
penanganan. Untuk mencegah hal tersebut tindakan pengendalian yang dapat dilakukan seperti
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, bersih, memenuhi standar pada proses produksi
pangsit Jambu Merah.
Garam yang digunakan memiliki potensi cemaran fisik berupa debu, kerikil, dan
pasir. Cemaran memungkinkan terjadi akibat dari penanganan yang kurang dan penyimpanan
yang salah. Untuk mencegah hal tersebut tindakan pengendalian yang dapat dilakukan seperti
menetapkan mutu dan kualitas garam yang akan digunakan, selektif dalam membeli,
penyimpnan pada wadah tertutup dan tempat kering serta bebas dari cemaran, sebaiknya
tidak menyimpan garam terlalu lama agar karakteristik mutunya tetap terjaga.
Minyak goreng yang digunakan memiliki potensi cemaran fisik dan kimia. Cemaran
fisik berupa warna kecoklatan dan berbau tengik. Sedangkan cemaran kimia berupa residu
minyak goreng. Hal ini disebabkan oleh sisa penggorengan produk yang mengapung maupun
mengendap serta adanya sisa hasil oksidasi minyak
Identifikasi Titik Kendali Kritis (CCPs) dalam Proses
Bahaya
Tahapan P1 P2 P3 P4 CCP Alasan
Potensial
Penerimaan Fisik
Bahan baku
(terigu dan Biologi
sari buah) Staphyloc
occus
aureus, E.
coli,
Pencampur Fisik:
an bahan kontamina
si benda
asing
(kerikil,
pasir),
debu,
rambut
Biologi :
E. coli,
Staphyloc
occus,
Coliform
Pengulenan Fisik:
debu
Biologi:
E. coli
Penggilinga Fisik :
n kontamina
si dari
pekerja
Biologis :
Staphyloc
occus
aureus
Pencetakan Fisik :
Debu
Biologis :
Staphyloc
occus
aureus
Penggoreng Fisik :
an kotoran
sisa
penggoren
gan
sebelumn
ya
Kimia :
Kandunga
n FFA
Penirisan Fisik :
Debu
Pengemasa Fisik :
n Benda
asing
Kimia :
Kontamin
asi bahan
pengemas