PENDAHULUAN
1
Salah satu pembahasan yang ditentukan dalam wacana adalah kohesi.
Menurut Moeliono dalam Sumarlan (2003:138), kohesi adalah hubungan
semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur di dalam teks dan unsur-unsur
lain yang penting untuk menafsirkan atau menginterpretasikan teks; pertautan
logis antarkejadian atau makna-makna di dalamnya; keserasian hubungan
antarunsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah
pengertian yang baik.
Selanjutnya Halliday dan Hasan, (1976:96) membagi kohesi menjadi dua
jenis yaitu kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan kohesi leksikal (lexical
cohesion). Kohesi gramatikal antara lain berupa referensi, substitusi, elipsis, dan
konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, antonim,
repetisi dan kolokasi.
Alasan peneliti memilih judul analisis kohesi leksikal dalam hadis adalah
karena ada makna tersirat yang terdapat di dalam hadis yang berfungsi untuk
memberikan penegasan atau penekanan makna yang terkandung di dalam hadis
tersebut, seperti contoh berikut:
/’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu `anna rajulān qāla linnabiyyī ṣallā allāhu
‘alaihi wasallama : `au ṣinī, qāla: lā tagḍab faraddāda mirārā, qāla: lā tagḍab, /
“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau
bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka
beliau bersabda : Jangan engkau marah.
2
Adapun alasan peneliti memilih objek kajian berupa hadis adalah karena
hadis merupakan wacana, yang di dalamnya terdapat satuan bahasa yang paling
lengkap dan koheren yang saling berkesinambungan sehingga membentuk satu
kesatuan makna, sehingga peneliti menganggap penting untuk memahami makna
yang terkandung di dalam hadis. Kitab Bulughul Maram merupakan kitab yang
berisi hadis-hadis tentang fiqh dan merupakan ruhnya kitab-kitab ahkam (tentang
hukum). Martabat (derajat) yang terdapat di dalam kitab Bulughul Maram berupa
shahih, hasan dan dhoif. Bulughul Maram juga merupakan kitab yang sangat
masyhur atau terkenal di kalangan para penuntut ilmu, dan dijadikan sebagai
pelajaran pokok oleh para ulama. Penulis kitab Bulughul Maram adalah Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (Hasanuddin, 2010:22). Bulughul maram terdiri dari 16
kitab, namun peneliti hanya memfokuskan penelitian pada 3 bab dalam كتاب
الجامع/kitābu al-jāmi’/ yaitu mengenai bab Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi,
serta bab Zuhud dan Wara’, karena pada bab ini peneliti banyak menemukan
kohesi leksikal di dalamnya. Dengan mengetahui kohesi leksikal akan diketahui
lebih jelas jalinan kata-kata suatu teks yang seterusnya dapat memperjelas makna
yang ada di dalam teks tersebut. Penelitian ini menggunakan teori yang
dikemukakan oleh Sumarlan (2003) dan Halliday dan Hasan dalam Saragih
(2002).
Agar penelitian ini terstrukutur dan tidak menyimpang dari pokok bahasan
maka diperlukan adanya rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis kohesi leksikal yang terdapat pada hadis bab Adab, bab
Kebaikan dan Silaturahmi, dan Bab Zuhud dan Wara’ dalam Kitab
Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani?
2. Apa jenis kohesi leksikal yang paling dominan pada hadis bab Adab, bab
Kebaikan dan Silaturahmi, dan Bab Zuhud dan Wara’ dalam Kitab
Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani?
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis kohesi leksikal yang terdapat pada hadis bab
Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi, dan Bab Zuhud dan Wara’ dalam
Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani?
2. Untuk mengetahui jenis kohesi leksikal yang paling dominan pada hadis
bab Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi, dan Bab Zuhud dan Wara’ dalam
Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani?
4
Sumber data diambil dari Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu
Hajar Al-‘Asqalani yang memfokuskan penelitian pada 3 bab dalam كتاب الجامع
/kitābu al-jāmi’/ yaitu mengenai bab Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi, serta
bab Zuhud dan Wara. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Sumarlan (2003) dan Halliday dan Hasan dalam Saragih (2002).
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Syahfitri (2017) meneliti tentang Analisis Kohesi Leksikal dalam Surah
An-Nisa’. Peneliti menitikberatkan pada analisis kohesi leksikal yang
mengacu kepada teori yang ditemukan oleh Halliday dan Hasan. Objek
kajian pada penelitian tersebut adalah Al-Qur’an surah An-Nisa’. Hasil
dari penelitian tersebut adalah perwujudan alat kohesi leksikal dalam
surah An-Nisa’ antara lain: repetisi sebanyak 246 buah, sinonim
sebanyak 9 buah, antonim sebanyak 37 buah, hiponimi sebanyak 6
buah, dan kolokasi sebanyak 71 buah.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Pada
penelitian ini peneliti akan meneliti tentang Analisis Kohesi Leksikal pada hadis
6
karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani. Penelitian ini menitikberatkan pada teori
yang dikemukakan oleh Sumarlan (2003) dan Halliday dan Hasan dalam Saragih
(2002). Ketiga penelitian yang sudah disebutkan di atas berkontribusi dalam
penelitian kali ini sebagai acuan atau bahan referensi bagi peneliti dalam
pembuatan proposal penelitian ini.
7
adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan
menyatu. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain adalah kohesi, koherensi, topik
wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis.
8
hubungan makna yang direalisasikan piranti referensi, substitusi, dan elipsis.
Piranti itu mengacu pada sistem tertutup bahasa, yaitu sebuah bentuk masih terikat
secara gramatikal dengan bentuk lainnya. Sedangkan kohesi leksikal merupakan
hubungan makna antar kalimat yang terdapat pada teks.
a. Repetisi (Pengulangan)
Menurut Sumarlan (2003:35) repetisi adalah pengulangan satuan lingual
(bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk
memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
9
Dua klausa atau lebih akan bertaut jika satu kata dalam klausa pertama
diulang dalam klausa kedua atau seterusnya. Pengulangan leksikal dapat
dibedakan atas dua jenis yaitu ulangan penuh atau sempurna dan ulangan
sebahagian atau variasi. Ulangan penuh menunjukkan bahwa unsur leksikal
diulang sepenuhnya sebagaimana ditampilkan pertama sekali atau diperkenalkan,
seperti buku diulang sebagai buku lagi. Berbeda dengan ulangan penuh, ulangan
sebagian atau variasi menunjukkan bahwa satu kata yang ditampilkan pertama
sekali atau saat diperkenalkan diulang kembali dengan variasi bentuk. Dengan
kata lain, pengulangan sebahagian merupakan penampilan bentuk lain dari satu
kata sebagai turunan dari kata itu. Berikut merupakan contoh repetisi
(pengulangan) menurut Saragih (2002:149)
1). Jeruk adalah buah yang enak rasanya, harum baunya dan dia adalah buah
musim panas yang tahan lama. (buah: pengulangan penuh).
2). Ali membeli rumah. Pembelian itu mengecewakan istrinya karena lingkungan
perumahan itu tidak baik. (membeli-pembelian, rumah-perumahan: pengulangan
sebahagian atau variasi.
Pada hadis di atas terdapat pengulangan bagian kalimat فللعللويححنه بنححا ولنعولححنم
/fa’alaihi bil ‘ilmi/ “wajib baginya memiliki ilmu” yang di ulang sebanyak tiga
kali. Pengulangan ini dimaksudkan untuk menunjukkan sebuah penegasan atau
penekanan suku kata نبا ولنعولم/fa’alaihi bil ‘ilmi/ “memiliki ilmu”, sebab memiliki
10
ilmu merupakan kewajiban bagi setiap manusia, ilmu yang dimiliki menjadikan
setiap manusia itu mulia. Maka kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa
repetisi.
Pemakaian dua kata yang bersinonim dalam klausa membuat kedua klausa
bertaut. Sinonim dibatasi sebagai dua kata yang mempunyai sejumlah hal
(pemakaian) sama. Batasan ini mengisyaratkan bahwa dua kata yang bersinonim
juga mempunyai perbedaan. Pada dasarnya tidak ada identik dalam arti. Dengan
11
perkataan lain, sinonim adalah kata-kata yang mengandung makna yang sama
tetapi berbeda dalam nilai rasa (Saragih, 2002:149)
Dapat dilihat dari contoh di atas makna dari kata bunyi dan suara memiliki
makna kata yang sama atau bersinonim.
Berikut ini merupakan contoh sinonim (padan kata) yang terdapat pada
hadis Arba’in yang ke-17 yaitu:
صللى اا لعللوينه لولسلللم ضليِ اا لعونها لعون لراسوونل ان ل س لر نلعون ألنبيِ يلوعللى لشلداد اوبنن ألوو س
فلإ نلذا قلتلولتاوم فلأ لوحنسانوا اولقنوتللةل لوإنلذا لذبلوحتاوم فلأ لوحنسانوا اليذوبلحةل،ب وانلوحلسالن لعللى اكيل لشويِسء إنلن ال لكتل ل: لقالل
[ ]رواه مسلم. لووليانحلد أللحاداكوم لشوفلرتلها لووليانروح لذبنويلحتلها
/’an `abī ya’lā syadād ibni `ausin raḍiyallāhu ‘anhu ‘an rasūlullāhu ‘alaihi
wasallama qāla: `inna allāha kataba al’iḥsāna ‘alā kulli syay`in, fa`iżā qataltum
fa`aḥsinū al-qitlata wa`iżā żabaḥtam fa`aḥsinū ażibḥata wa liyuhidda `aḥadukum
syafara tahu waliyuriḥ żābīḥatahu [rawāhu muslim] / “Dari Abu Ya’la Syaddad
bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu .
Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian
menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya
dan menyenangkan hewan sembelihannya” [Riwayat Muslim].
12
Pada hadis di atas terdapat kata اولقنوتللةل/al-qitlata/ “membunuh” dengan kata
اليذوبلحةل/ażibḥata/ “menyembelih” yang merupakan kata yang bersinonim, kata-kata
لذلبحح ل/żabaḥa/
tersebut berasal dari kata قللتححلل/qatala/ “membunuh” dan kata ح
“menyembelih” . Maka kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa sinonim
(padan kata).
13
bermakna kebalikan dari ungkapan lain”. Secara mudah dapat dikatakan, antonim
adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.
Berikut ini merupakan contoh antonim (lawan kata) yang terdapat pada
hadis riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi, yaitu:
لغننح ل
tingkatan makna), yang berasal dari kata فلقنوير/faqīr/ “miskin” dan kata ى
/ganiya/ “kaya”. Maka kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa antonim
(lawan kata).
14
beberapa unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut “hipernim” atau
“supordinat”. Contoh penggunaan hiponim dapat diperhatikan pada penggalan
wacana berikut :
Binatang melata termasuk kategori hewan reptil. Reptil yang hidup di darat dan
di air ialah katak dan ular. Cicak adalah reptil yang biasa merayap di dinding.
Adapun jenis reptil yang hidup di semak-semak dan rumput adalah kadal.
Sementara itu, reptil yang dapat berubah warna sesuai dengan lingkungannya
yaitu bunglon.
Pada contoh di atas hipernimnya adalah binatang melata atau yang disebut
reptil. Sementara binatang yang merupakan golongan reptil sebagai hiponimnya
adalah katak, ular, cicak, kadal, dan bunglon.
Warna Bunga
Berikut ini merupakan contoh hiponim yang terdapat pada hadis riwayat
Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yaitu:
/’an ibni ‘abbāsin, qāla: rasūlullāhi ṣallalāhu ‘alaihi wasallama ‘an qatli
`arba’in mināddāwābbi : an-namlati, wa an-naḥlati, wa al-hud-hudi, wa aṣ-
ṣuradi/ “Dari Ibnu Abbas berkata : Rasulullah melarang membunuh 4 hewan :
semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad”.
16
/manżūmatun :majmū’atun tā bi’atun mina al kalimāti fī jumlatin `au już’in
minhā, miṡlu samā’un zarqā`un/ “sistem: kumpulan kata-kata yang saling
berhubungan dalam sebuah kalimat atau bagian dari kalimat seperti langit biru”.
Kolokasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:58), adalah asosiasi
tetap antara kata dan kata lain dalam lingkungan yang sama. Sedangkan dalam
Kamus Linguistik (Kridalaksana, 2008:127) kolokasi (collocation) adalah asosiasi
yang tepat antara kata dengan kata yang lain yang berdampingan dalam kalimat;
misal antara kata keras dengan kepala pada kalimat ‘kami sulit meyakinkan orang
keras kepala ini’.
Waktu aku masih kecil, ayah sering mengajakku ke sawah. Ayah adalah seorang
petani yang sukses. Dengan lahan yang luas dan bibit padi yang berkualitas
serta didukung sistem pengolahan yang sempurna maka panen pun melimpah.
Dari hasil panen itu pula keluarga ayahku mampu bertahan hidup secara layak.
17
طهيلرةة لنولفليم امور ل
ضاةة نلللر ي
[ب ]رواه النسائ اليسلواكا ام ل
/assiwāku muṭahhiratun lilfammi murḍātun lir-rabbi [rawāhu an-nasā`ī]/ “Siwak
itu pembersih mulut dan merupakan penyebab keridhaan dari Allah [HR. An-
Nasa`i]
f. Ekuivalensi (kesepadanan)
Al-Khuli (1982:46) mendefenisikan ekuivalensi adalah:
و. لأن تتضمن الكلمة س الكلمة ص والكلمة ص الكلمة س: تضمين متبادل. تكا فؤ
يرمزلهذا الوضع فيِ علم الددللة بااشكل س = ص أو س →← ص
/takāfu`un taḍmīnun mutabādalun :´an tataḍamman al-kalimatu sin al-kalimatu
ṣad wa al-kalimatu ṣad al-kalimatu sin. wa yurmazu lihaża al-waḍi’i fī ‘ilmi ad-
dilālati bi asy-syakli sin=sad `au sin ←→ ṣad/ “Kesepadanan. Mengandung
kesamaan: yang meliputi kata sin dengan kata ṣad dan kata ṣad dengan kata sin.
Dan dilambangkan dalam ilmu semantik dengan bentuk sin = ṣad atau sin ←→
ṣad”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:292) ekuivalensi adalah
makna yang saling berdekatan. Sedangkan dalam Kamus Linguistik
(Kridalaksana, 2008: 56) ekuivalensi (equivalence) adalah makna yang sangat
berdekatan.
18
Sumarlan (2003:46) memberikan contoh ekuivalensi sebagai berikut:
Fatimah rajin sekali membaca buku. Baik buku pelajaran maupun buku bacaan
lainnya. Ia mempunyai perpustakaan kecil di rumahnya. Hampir semua buku
yang dikoleksi sudah dibaca. Fatimah bercita-cita ingin menjadi pembaca berita
di televisi agar semua orang mengenalnya. Pada contoh ini terdapat kata-kata
yang menunjukkan adanya hubungan kesepadanan yaitu kata-kata membaca,
bacaan, dibaca, dan pembaca. Semua kata dibentuk dari bentuk asal yang sama
yaitu baca.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Jenis dan Jumlah Kohesi Leksikal
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada hadis bab Adab adalah berupa
repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi. Bab Adab terdiri dari 16 hadis
dan didalamnya ditemukan kohesi leksikal sebanyak 42 buah yang terdiri dari
repetisi 17 buah, sinonim 2 buah, antonim 11 buah, hiponim 2 buah dan kolokasi
10 buah.
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada bab Kebaikan dan Silaturahmi
adalah berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi. Bab Kebaikan
dan Silaturahmi terdiri dari 14 hadis dan didalamnya ditemukan kohesi leksikal
yang berjumlah 36 buah yang terdiri dari repetisi 23 buah, sinonim 1 buah,
antonim 4 buah, hiponim 4 buah dan kolokasi 4 buah.
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada bab Zuhud dan Wara’ adalah berupa
repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi. Bab Zuhud dan Wara’ terdiri
dari 11 hadis dan didalamnya ditemukan kohesi leksikal yang berjumlah 34 buah
yang terdiri dari repetisi 25 buah, sinonim 3 buah, antonim 4 buah, hiponim 1
buah dan kolokasi 1 buah.
Maka dengan demikian jumlah kohesi leksikal yang terdapat pada bab
Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi, bab Zuhud dan Wara’ adalah sebanyak 112
buah.
20
Jenis kohesi leksikal yang paling dominan yang terdapat pada hadis bab
Adab adalah berupa repetisi yaitu berjumlah 17 buah. Jenis kohesi leksikal yang
paling dominan yang terdapat pada hadis bab Kebaikan dan Silaturahmi adalah
berupa repetisi yaitu berjumlah 23 buah. Jenis kohesi leksikal yang paling
dominan yang terdapat pada hadis bab Zuhud dan Wara’ adalah berupa repetisi
yaitu berjumlah 25 buah.
Maka dengan demikian jenis kohesi leksikal yang paling dominan adalah
berupa repetisi yang berjumlah 65 buah. Dan jenis kohesi leksikal berupa repetisi
yang paling dominan dari ketiga bab tersebut terdapat pada hadis bab Zuhud dan
Wara’ yang berjumlah 25 buah.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Jenis Kohesi Leksikal Pada Bab Adab
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada bab Adab yaitu berupa repetisi,
sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi. Bab Adab terdiri dari 16 hadis dan
didalamnya ditemukan kohesi leksikal sebanyak 42 buah yang terdiri dari repetisi
17 buah, sinonim 2 buah, antonim 11 buah, hiponim 2 buah dan kolokasi 10 buah.
ق الولاموسلننم لعللى
ان صلى ا عليه وسلم )لح د لقالل لراسوال ل ل:لعون ألنبيِ هالرويلرةل رضيِ ا عنه لقالل
لوإنلذا لعطل ل,صوحها
س ك فلاون ل لوإنلذا انوستلون ل,ك فلأ لنجوباه
صلح ل الولاموسنلمن نس ت
لوإنلذا لدلعا ل, إنلذا للنقيتلها فللسليوم لعللوينه:ت
ت لفاوتبلوعاه( لرلواها اموسنلم لوإنلذا لما ل,ض فلاعوداهال فللسيموتها لوإنلذا لمنر ل فللحنملد ل ل
/wa’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (ḥaqqa almuslimi ‘alā almuslimi sittun: `iżā laqītahu fasallim ‘alaihi,
wa`iżā da’āka fa`ajibhu, wa `iżā istanṣaḥaka fanṣaḥhu, wa`iżā ‘aṭasa faḥamida
allāha fasammithu wa`iżā mariḍa fa’udhu, wa `iżā māta fatba’hu) rawāhu
muslim/ “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada
enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia
memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia
21
bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga
Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia
meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Riwayat Muslim.
Pada hadis 1 bab Adab ditemukan berupa pengulangan kata Isim Mufrad
الولاموسلننم/almuslimi / “muslim” yang diulang kembali dengan kata IsimMmufrad
yang sama yaitu سلننم الولام و/almuslimi / “muslim” pada baris pertama. Pengulangan
tersebut dimaksudkan untuk memberikan penegasan atau penekanan bahwa
seorang muslim memiliki hak dengan sesama muslim juga. Maka kedua kata
tersebut merupakan kohesi leksikal berupa repetisi penuh. Pada baris kedua
ditemukan susunan kata Fi’il Madhi ح انوستلون ل/istanṣaḥa/” meminta nasehat
صحح ل
لفاون ل/fanṣaḥhu/ “nasehatilah
kepadamu” yang diulang kembali dengan kata صوحها
dia” yang berasal dari kata ح نل ل/naṣaḥa/ “nasehat”. Pengulangan tersebut
صحح ل
dimaksudkan untuk memberikan penegasan atau penekanan bahwa bila ada yang
meminta nasehat kepada seseorang maka nasehatilah. Kedua kata tersebut
merupakan kohesi leksikal berupa repetisi sebahagian atau variasi.
ق الولام و
Selanjutnya pada hadis di atas ditemukan susunan kalimat Isim سلننم لح د
لعللى الولاموسححلننم نسحح ت/ḥaqqa almuslimi ‘alā almuslimi sittun/ “Hak seorang muslim
ت
terhadap sesama muslim ada enam” berlaku sebagai hipernimnya (supordinat).
Sementara yang merupakan hiponimnya adalah susunan kalimat Isim سليوم
إنلذا للنقيتلها فل ل
لعللوينه/`iżā laqītahu fasallim ‘alaihi/ “bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah
salam”, جوبها ك لفححأ ل ن
لوإنلذا لدلعححا ل/wa`iżā da’āka fa`ajibhu/” bila ia memanggilmu
ك لفاون ل
penuhilah”, صححوحها لوإنلذا انوستلون ل/wa `iżā istanṣaḥaka fanṣaḥhu/ “bila dia
صححلح ل
meminta nasehat kepadamu nasehatilah”, سحيموتها س فللحنملد ل ل ل
اح فل ل لوإنلذا لع ل/`iżā ‘aṭasa
ط ل
faḥamida allāha fasammithu/ ” bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah
22
لح د
kohesi leksikal berupa hiponim (hubungan atas-bawah) dari susunan kata ق
الولاموسححلننم لعللححى الولاموسححلننم نسحح ت/ḥaqqa almuslimi ‘alā almuslimi sittun/ “Hak seorang
ت
muslim terhadap sesama muslim ada enam”.
Kemudian pada hadis di atas ditemukan 6 (enam) kolokasi yakni (1) kata
للنقي ل/laqīta/ “berjumpa” yang berkolokasi dengan kata Jawabu Syarti فللسليوم
Isim ت
ان صلى ا عليه وسلم ) اونظااروا إنللى لمون لقالل لراسوال ل ل:لولعون ألنبيِ هالرويلرةل رضيِ ا عنه لقالل
فلهالو ألوجلدار ألون لل تلوزلداروا ننوعلمةل ل ل, لولل تلونظااروا إنللى لمون هالو فلووقلاكوم,هالو ألوسفللل نموناكوم
ان لعللوياكوم ( امتلفل ة
ق
لعللوينه
/wa’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (unẓurū `ilā man huwa `asfala minkum, walā tanẓurū `ilā man huwa
fauqakum, fahuwa `ajdaru `an lā tazdarū ni’mata allāhi ‘alaikum) muttafaq
‘alaihi/ “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
23
'alaihi wa Sallam bersabda: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan
melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau
sekalian tiak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu."
Muttafaq Alaihi.
Pada hadis di atas terdapat kata Fi’il Amar اونظااروا/unẓurū/ “Lihatlah” yang
mengalami pengulangan pada kata Fi’il Nahi لولل تلونظااروا/walā tanẓurū/ “dan
jangan melihat”. Pengulangan ini dimaksudkan untuk menunjukkan sebuah
penegasan atau penekanan yang berasal dari kata نلظللر/naẓara/ “lihat”. Maka
kedua kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa pengulangan variasi dari
kata نلظللر/naẓara/ “lihat”.
أل و/´asfala/ “bawah”
Kemudian pada hadis di atas terdapat pula kata سفللل
فلوو ل/fauqa/ “di atas” merupakan antonim antar kata yang bersifat
dengan kata ق
mutlak. Kedua kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa antonim.
ان صلى ا عليه وسلم لعون الولبندرن لسأ لول ا:س وبنن لسوملعالن رضيِ ا عنه لقالل
ت لراسولل ل ل لولعون لالنللوا ن
(س ت ألون يلطللنلع لعللوينه لاللنا ا
لولكنروه ل,ك صودنر ل
ك نفيِ ل لوا و نلوثام لما لحا ل, ) الولبندرا احوسان الولاخالقن:لوا و نلوثنم فللقالل
ألوخلرلجها اموسلنةم
24
Pada hadis di atas terdapat 2 (dua) repetisi yakni kata Isim Mufrad (1) الولبندر
فللل,ان صلى ا عليه وسلم ) إنلذا اكونتاوم ثلللثلةل لقالل لراسوال ل ل:لولعون انوبنن لموساعوسد رضيِ ا عنه لقالل
لوالللوفظا,ق لعللوينه طوا نباللناسن نمون ألوجنل أللن لذلن ل
ك ياوحنزناها ( امتلفل ة لحلتى تلوختللن ا,يلتللنالجى انوثلنانن ادولن الوللخنر
لناموسلنسم
25
الننا س/annāsi/ “manusia”
Pada hadis di atas terdapat kata Isim Mufrad س
ان صلى ا عليه وسلم ) لل يانقيام الللراجال لقالل لراسوال ل ل: لقالل-اا لعونهالما ضليِ ل للولعون انوبنن اعلملر لر ن
ثالم يلوجلن ا,الللراجلل نمون لموجنلسننه
لوتللولساعوا ( امتلفل ة, لوللنكون تلفللساحوا,س نفينه
ق لعللوينه
/wa’an ibni ‘umara raḍiyallāhu ‘anhumā qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (lā yuqīmu arrajulu arrajula min majlisihi, ṡumma yajlisu fīhi, walakin
tafassaḥū wa tawassa’u) muttafaq ‘alaihi/ “Dari Imran Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang duduk
mengusir orang lain dari tempat duduknya, kemudian ia duduk di tempat tersebut,
namun berilah kelonggaran dan keluasan." Muttafaq Alaihi.
Pada hadis di atas terdapat dua (2) repetisi yakni (1) kata Isim Mufrad ج
اللر ا
ال/arrajulu/ “seorang laki-laki” yang diulang dengan kata Isim Mufrad لاللراجلل
/arrajula/ “seorang laki-laki” berupa repetisi penuh, dan (2) susunan kata Isim
امثجسلس/majlisi/ “tempat duduknya/majelis” dengan susunan kata Fi’il Mudhari’
لجللحح ل
يلوجلنحح ا/yajlisu/ “ia duduk” berupa repetisi variasi dari kata Fi’il Madhi س
س
/jalasa/ “duduk”.
تلفللسحح ا
Selanjutnya pada hadis di atas ditemukan kata Fi’il Mudhari’ حوا
تللو ل/tawassa’ū/
/tafassaḥū/ “kelonggaran” dengan kata Fi’il Mudhari’ سحححاعوا
ففسَُ ف
“keluasan” kedua kata itu bersinonim. Kata-kata tersebut berasal dari kata ح
/fasuḥa/ “longgar” yang bermakna tidak sempit atau lapang dan لوسلع/wasi’a/
“luas” yang bermakna lapang.
26
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 5 bab Adab ditemukan
jenis kohesi leksikal berupa repetisi 2 buah sinonim 1 buah.
ان صلى ا عليه وسلم ) إنلذا أللكلل أللحاداكوم لقالل لراسوال ل ل:اا لعونهالما لقالل ضليِ ل ل
س لر ن لولعون انوبنن لعلبا س
ق لعللوينه ألوو ياولنعقللها ( امتلفل ة, لحلتى يلوللعقللها, فللل يلوملسوح يللداه,طلعالما
ل
/wa’an ibni ‘abbāsin raḍiyallāhu ‘anhumā qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (`iżā `akala `aḥadukum ṭa’āmān, falā yamsaḥ yadahu, ḥattā yal’aqahā
`au yul’iqahā) muttafaq ‘alaihi/ “Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu makan
makanan, maka janganlah ia membasuh tangannya sebelum ia menjilatinya atau
menjilatkannya pada orang lain." Muttafaq Alaihi.
27
Pada hadis di atas terdapat 3 (tiga) antonim yakni (1) kata Isim Mufrad
لال ل/aṣṣagīru/ “yang muda” dengan kata IsimMufrad الوللقانعد/alqā’idi/ “yang
صنغيار
tua”. (2) kata IsimMufrad اولقلنليال/alqalīlu/ “yang sedikit” dengan kata IsimMufrad
الوللكنثينر/alkaṡīri/ “yang banyak”. (3) kata IsimFail ب اللرانك ا/arrākibu/ “yang menaiki
kendaraan” dengan kata Isim Fa’il ِشي الوللما ن/almāsyī/ “yang berjalan”.
ئ لعون الوللجلمالعنة إنلذا ان صلى ا عليه وسلم ) ياوجنز ا لقالل لراسوال ل ل:لولعون لعلنييِ رضيِ ا عنه لقالل
ِ لواولبلويهلقندي,ئ لعنن الوللجلمالعنة ألون يلارلد أللحادهاوم ( لرلواها ألوحلماد
لوياوجنز ا,لمدروا ألون يالسليلم أللحادهاوم
Pada hadis di atas terdapat 2 (dua) repetisi yakni (1) kalimat عون ياوجنز ا
ئ ل
الوللجلمالعنة/yujzi`u ‘an aljamā’ati/ “cukuplah bagi sekelompok orang” yang di ulang
kembali dengan kalimat berikutnya عححنة ئ لعححنن الوللجلما ل
لوياوجححنز ا/wa yujzi`u ‘ani
aljamā’ati/ “cukuplah bagi sekelompok orang lainnya” berupa repetisi penuh. (2)
أللحاد ا/`aḥaduhum/ “di antara mereka” yang diulang kembali dengan
kata Isim همو
أللحاد ا/`aḥaduhum/ “di antara mereka” berupa repetisi penuh.
kata همو
28
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 8 bab Adab ditemukan
jenis kohesi leksikal berupa repetisi 2 buah dan antonim 1 buah.
/wa’anhu raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi wasallam (lā
tabda`ū alyahūda wa annaṣārā bi assalāmi, wa `iżā laqītumūhum fī ṭarīqin,
faḍṭarrūhum `ilā `aḍyaqihi) `akhrajahu muslimun/ “Dari Ali Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah
mendahului orang Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, bila bertemu dengan
mereka di sebuah jalan usahakanlah mereka mendapat jalan yang paling sempit."
Riwayat Muslim.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 9 bab Adab tidak ditemukan.
29
ك لل
Pada hadis di atas terdapat susunan kata Fi’il Mudhari’ ااحح يلورلحامحح ل
/yarḥamuka allāhu/ “yarhamukallah” yang diulang kembali dengan susunan kata
ك لل
berikutnya اا يلورلحام ل/yarḥamuka allāhu/ “yarhamukallah”. Maka kedua susunan
kata Fi’il Mudhari’ tersebut merupakan kohesi leksikal berupa repetisi penuh.
/wa’anhu raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi wasallam (lā
yasyrabanna `aḥadun minkum qā`imān) `akhrajahu muslimun/ “Dari Ali
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Janganlah salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri." Riwayat
Muslim.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 11 bab Adab tidak ditemukan.
30
ان صلى ا عليه وسلم ) إنلذا انونتللعلا أللحاداكوم فلوليلوبلدوأ لقالل لراسوال ل ل:لولعونها رضيِ ا عنه لقالل
ع( ألوخلرلجه اموسلنةم لوولتل ا ن,ع فلوليلوبلدوأ نباليشلمانل
لوآاْنخرلهالما تاونلز ا,كن الولياوملنى أللوللهالما تاونلعال لوإنلذا نللز ل,نباوليلنمينن
إللى قلوولننه بااليشلمانلو لو أوخلرلج لباقنليه لمالن ة
ك والتيورنمنذديو و أابولدااود
/falyabda`/ “hendaknya ia” yang diulang dengan kata yang sama فلوليلوبلدوأ/falyabda`/
“hendaknya ia”. Kata ini merupakan repetisi penuh.
Selanjutnya pada hadis di atas terdapat 3 (tiga) antonim yakni (1) kata
Fi’il Mudhari’ تاونلعححال/tun’alu/ “memakai” dengan kata Fi’il Mudhari’ ع
تاونححلز ا/
tunza’u/ “melepaskan”. Kedua kata tersebut berasal dari kata نلنعححلل/na’ila/
نللز ل/naza’a/ “melepas”. (2) Kata اوليلنمينن/alyamīni/ “kanan”
“memakai” dan kata ع
ال ي/assyimāli/ “kiri”. Kedua kata tersebut berasal dari
dengan susunan kata شلمانل
31
ش أللحاداكوم نفيِ نلوعسل
ان صلى ا عليه وسلم ) لل يلوم ن لقالل لراسوال ل ل:لولعونها رضيِ ا عنه لقالل
ألوو لنيلوخللوعهالما لجنميلعا ( امتلفل ة, لوولياوننعولهالما لجنميلعا,لوانحلدسة
ق لعللوينه
/wa’anhu raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi wasallam (lā
yamsyi `aḥadukum fī na’lin wāḥidatin, walyun’ilhumā jamī’ān, `au liyakhla’humā
jamī’ān) muttafaq ‘alaihi/ dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kalian
berjalan dengan satu sandal, dan hendaklah ia memakai keduanya atau melepas
keduanya." Muttafaq Alaihi.
yang bersanding atau berkolokasi dengan kata Isim Mufrad انثعلل/na’lin/ “sandal”.
/wa’ani ibni ‘umara raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (lā yanẓuru allāhu `ilā man jarra ṡaubahu khuyalā`a) muttafaq ‘alaihi/
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
32
Sallam bersabda: "Allah tidak akan melihat orang yang menjuntai pakaiannya
terseret dengan sombong." Muttafaq Alaihi.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 14 bab Adab tidak ditemukan.
, ) إنلذا أللكلل أللحاداكوم فلوليلوأكاول بنيلنمينننه:ان صلى ا عليه وسلم لقالل لولعونها رضيِ ا عنه أللن لراسولل ل ل
لويلوشلربا بننشلمالننه ( ألوخلرلجها اموسلنةم,طالن يلوأكاال بننشلمالننه
فلإ نلن لاللشوي ل,ب فلوليلوشلربو بنيلنمينننه
لوإنلذا لشنر ل
Madhi لشححنر ل/syariba/ “minum” yang diulang kembali dengan kata Fi’il
ب
Mudhari’ ب فلوليلوشححلر و/fal yasyrab/ “minum” dan kata Fi’il Mudhari’ ب
يلوشححلر ا
/yasyrabu/ “minum”. Kedua kata tersebut merupakan repetisi sebahagian atau
variasi. (3) kata Isim بنيلنمينن/biyamīnihi/ “dengan tangan kanannya” yang diulang
kembali dengan kata yang sama بنيلنمين/biyamīnihi/ “dengan tangan kanannya”. (4)
33
Selanjutnya pada hadis di atas terdapat susunan kata Isim بنيلنميننحححه
ان صلى ا عليه لقالل لراسوال ل ل:ب لعون ألنبينه لعون لجيدنه رضيِ ا عنه لقالل لولعون لعومنرو وبنن اشلعوي س
,ف لولل لمنخيللسة ( ألوخلرلجها ألابو لدااولد لوألوحلماد
صلدوق نفيِ لغوينر لسلر س ب لواولبل و
س لوتل ل وسلم ) اكول لواوشلر و
لولعللقلها الولبالخانر د
ي
/wa’an ‘amrū ibni syu’aibin ‘an `abīhi ‘an jaddihi raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla
rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi wasallam (kul wa isyrab wa albas wa taṣaddaq fī
gairi sarafin walā makhīlatin) `akharajahu `abū dāwuda wa `aḥmadu, wa
‘alaqahu al-bukhāriyyu/ Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya,
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan
sikap sombong." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits mu'allaq menurut
Bukhari.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 16 bab Adab tidak ditemukan.
34
3.2.2 Jenis Kohesi Leksikal Pada Bab Kebaikan dan Silaturahmi
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada bab Kebaikan dan Silaturahmi yaitu
berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi. Bab Kebaikan dan
Silaturahmi terdiri dari 14 hadis dan didalamnya ditemukan kohesi leksikal
sebanyak 36 buah yang terdiri dari repetisi 23 buah, sinonim 1 buah, antonim 4
buah, hiponim 4 buah dan kolokasi 4 buah.
ب ألون ياوبلس ل
ط ان صلى ا عليه وسلم ) لمون أللح ل لقالل لراسوال ل ل:لعون ألنبيِ هالرويلرةل رضيِ ا عنه لقالل
صول لرنحلمها ( ألوخلرلجها الولبالخانر د
ي فلوليل ن, لوألون ياونلسأ ل نفيِ ألثلنرنه,للها نفيِ نروزقننه
/’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣallaallāhu ‘alaihi
wasallama (man `ahabba `an yubsaṭa ‘alaihi fī rizqihi, wa `an yunsa`a lahu fī
`aṡarihi, falyaṣil raḥimahu) `akhrajahu al-bukhārī/ “Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa ingin dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya
ia menghubungkan tali kekerabatan." Riwayat Bukhari.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 1 bab Kebaikan dan Silaturahmi tidak ditemukan.
35
لقا ن/qāti’un/ “pemutus”
Pada hadis di atas terdapat kata Fi’il Mudhari’ طةع
ال لحلرلما ) إنلن ل ل:ان صلى ا عليه وسلم لقالل لولعنن الولامنغيلرنة اشوعبلةل رضيِ ا عنه أللن لراسونل ل ل
لولكوثلرةل لالدسلؤانل, لولكنرهل للاكوم نقيلل لولقالل,ت لولووألد الولبللنا ن,ت
لولمونلعا لولها ن,ت ق الولالملها ن
لعللوياكوم اعاقو ل
ق لعللويه ضالعةل الوللمانل ( امتلفل ة
لوإن ل
/wa’ani al-makhīrati syu’bata raḍiyallāhu ‘anhu `anna rasūlullāhi ṣallaallāhu
‘alaihi wasallam qāla: (`inna allāha ḥarrama ‘alaikum ‘uqūqa al `ummahāti,
wawa`da al banāti, wa man’ān wa hāti, wa kariha lakum qīla wa qāla, wa
kaṡrata as-su`āli wa `iḍā’ata al māli) muttafaq ‘alaih/ “Dari al-Mughirah Ibnu
Syu'bah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, mengubur anak
perempuan hidup-hidup, menahan dan menuntut; dan Dia tidak suka kalian
banyak bicara, banyak bertanya, dan menghambur-hamburkan harta." Muttafaq
Alaihi.
ق الولالملها ن
adalah ت لولووألد الولبللنا ن,
اعاقو ل/ ‘uqūqa al `ummahāti/ “durhaka kepada ibu”, ت
لولمونلعا لولها ن/wa
/wawa`da al banāti/ “mengubur anak perempuan hidup-hidup” , ت
man’ān wa hāti/ “menahan dan menuntut”. Perbuatan-perbuatan tersebut
merupakan bagian dari yang haram. Maka bagian bagian kalimat tersebut
merupakan kohesi leksikal berupa hiponim yang memiliki hubungan atas bawah.
36
3.2.2.4 Hadis 20 (Kebaikan Kepada Orang Tua)
ضى
ان فى نر ل ضى د )نر ل:ص لعنن لالنلبنييِ صلى ا عليه وسلم لقالل ان وبنن علومرنلووبنن اللعا نلولعون لعوبند ل ل
صلحلحها انوبان نحلبالن لواوللحانكام ين ( ألوخلرلجها لالتيورنمنذ د
لو ل,ي خنط الوللوالنلد و ن
س و خطا ل ل
ان نفيِ ا لو ا,الوللوالنلدوينن
س و
/wa’an ‘abdillāhi ibni ‘amri wa ibni al’āṣi ‘aninnabiyyi ṣallallāhu ‘alaihi
wasallam qāla: (riḍā allāhi fī riḍā alwālidaini, wasukhṭu allāhi fī sukhṭi
alwālidaini) `akhrajahu attirmiżiyyu, waṣaḥḥaḥu ibnu ḥibbāba wa alḥākimu/
“Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang
tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." Riwayat
Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
Pada hadis di atas terdapat 2 (dua) repetisi yakni (1) kata Isim ضى
نر ل/riḍā/
“keridhaan” yang diulang kembali dengan kata Isim yang sama ضححى
نر ل/riḍā/
“keridhaan”. (2) kata Isim ط
خ ا
سححا و/sukhṭu/ “kemurkaan” yang diulang kembali
dengan kata yang sama ط
خ ن
ححح و
س ا/sukhṭi/ “kemurkaan”. Kedua kata tersebut
merupakan repetisi penuh.
Selanjutnya kata Isim ضى
نر ل/riḍā/ “ridha” di atas berantonim dengan kata
Isim ط
خ ا
سححا و/sukhṭu/ “kemurkaan”. Kedua kata tersebut saling berlawanan dan
merupakan antonim antar kata yang bersifat mutlak.
Kemudian pada hadis di atas ditemukan pula 2 (dua) kolokasi yakni, (1)
ضى د
susunan kata Isim ان نر ل/riḍā allāhi/ “ridha Allah” bersanding atau berkolokasi
dengan susunan kata Isim ضى الوللوالنلدوينن
نر ل/riḍā alwālidaini/ “ridha kedua orangtua”.
خطا ل ل
(2) susunan kata Isim ان س و
ا/sukhṭu allāhi/ “kemurkaan Allah” bersanding atau
berkolokasi dengan susunan kata Isim ط الوللوالنحححلدوينن
خ ن
سحححا و/sukhṭi alwālidaini/
“kemurkaan kedua orangtua”.
37
3.2.2.5 Hadis 5 (Bab Bertetangga)
) لوالللنذي نلوفنسيِ بنيلندنه لل:س رضيِ ا عنه لعنن لالنلبنييِ صلى ا عليه وسلم ألنلها لقالل لولعون أ نل س
ب لننلوفنسنه ( امتلفل ة
ق لعللوينه ياوؤنمان لعوبةد لحلتى يانح ل
ب لنلجانرنه لما يانح د
/wa ‘an `anasin raḍiyallāhu ‘anhu ‘aninnabiyyi ṣallallāhu ‘alaihi wasallam
`annahu qāla: (wallażī nafsī biyadihi lā yu`minu ‘abdun ḥattā yuḥibba lijārihi mā
yuḥibba linafsihi) muttafaq ‘alaihi/ “Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah
seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Muttafaq Alaihi.
Pada hadis di atas terdapat dua (2) repetisi yakni Fi’il Mudhari’ (1) kata
ب
يانح ل/yuḥibba/ “ia mencintai” yang diulang kembali dengan kata yang sama ب
يانح د
/yuḥibba/ “ia mencintai”, kata tersebut berasal dari kata Fi’il Madhi ب
لح ل/ḥabba/
نلوف ن/nafsī/ “diri sendiri” yang diulang dengan kata yang
“mencintai”. (2) kata ِسي
نلوف ن/nafsihi/ “dirinya sendiri”. Maka kedua kata tersebut merupakan kohesi
sama سنه
leksikal berupa repetisi penuh.
ب ألوعظلامي لاللذون نان صلى ا عليه وسلم أل د ت لراسولل ل ل لسأ لول ا: لولعنن انوبنن لموساعوسد رضيِ ا عنه لقالل
ك لخوشيلةل ألون يلأواكلل )ألون تلوقتالل لولللد ل: ي ؟ لقالل ثالم أل د: ت اقول ا.(ك لوهالو لخللقل ل, ) ألون تلوجلعلل نللن ننلددا:؟ لقالل
ك ( امتلفل ة
ق لعللوينه )ألون تالزاننليِ بنلحنليللةن لجانر ل:ي ؟ لقالل ثالم أل د:ت
ك( اقول ا
لملع ل
/wa’ani ibni mas’ūdin raḍiyallāhu ‘anhu qāla: sa`altu rasūlullāhi ṣalallāhu
‘alaihi wasallam `ayyu ażżanbi `a’ẓamu? qāla: (`an taj’ala lillāhi niddān
wahuwa khalaqaka). qultu: ṡumma `ayyu? qāla: (`an taqtula waladaka khasyyata
`an ya`kula ma’aka). qultu: ṡumma `ayyu? qāla: (`an tazāniya biḥalīlatin jārika)
muttafaq ‘alaihi/ “Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dosa apakah yang paling besar?. Beliau
menjawab: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dia-lah yang
menciptakanmu." Aku bertanya lagi: Kemudian apa?. Beliau menjawab: "Engkau
38
membunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu." Aku bertanya lagi:
Kemudian apa?. Beliau bersabda: "Engkau berzina dengan istri tetanggamu."
Muttafaq Alaihi.
Pada hadis di atas terdapat 2 (dua) repetisi yakni (1) kata قلححال/qāla/
“Beliau menjawab” yang diulang sebanyak 3 kali dan kata اقول ا/qultu/ “aku
ت
bertanya lagi” yang diulang sebanyak 2 kali. Kedua kata tersebut merupakan
ثالم أل د/ṡumma `ayyu/ “kemudian
repetisi sebahagian atau variasi. (2) susunan kata ي
apa” yang diulang sebanyak 2 kali. Susunan kata tersebut merupakan kohesi
leksikal berupa repetisi penuh.
ب أل و
Selanjutnya pada hadis di atas ditemukan juga susunan kata عظلام لاللذون ن
/ażżanbi `a’ẓamu/ “dosa yang paling besar” sebagai hipernim (supordinat) yang
memiliki hiponim ألون تلوجلعلل نللن ننح دلدا/`an taj’ala lillāhi niddān/ “engkau membuat
anakmu”, ك ألون تالزاننليِ بنلحنليللةن لجانر ل/`an tazāniya biḥalīlatin jārika/ “engkau berzina
dengan istri tetanggamu”. Maka perbuatan-perbuatan tersebut merupakan bagian
ب ألوع ل
dari ظام لاللذون ن/ażżanbi `a’ẓamu/ “dosa yang paling besar”.
) نمون الوللكلبائننر لشوتام:اا لعونها صلى ا عليه وسلم لقالل ضليِ ل ل ان وبنن لعومنرو وبنن اوللعا ن
ص لر ن لولعنن لعوبند ل ل
لويلاس د,ب أللباها
ب ب أللبا لاللراجنل لفيلاس د
نللعوم يلاس د:ب لاللراجال لوالنلدوينه ؟ لقالل
لوهلول يلاس د: نقيلل: لاللراجنل لوالنلدوينه
ب أالمها ( امتلفل ة
ق لعللوينه فليلاس د,أالمها
/wa’an abdillāhi ibni ‘amri wa ibni al’āṣi raḍiyallāhu ‘anhu ṣallaallāhu ‘alaihi
wasallam qāla: (mina alkabā`iri syatmu arrajuli wālidaihi: qīla: wa hal yasubbu
arrajulu wālidaihi? qāla: yasubbu `abā arrajuli fayasubbu arrajulu `abāhu, wa
39
yasubbu `ummahu, fayasubba `ummuhu) muttafaq ‘alaihi/ “Dari Abdullah Ibnu
Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Termasuk dosa besar ialah seseorang memaki orang tuanya."
Ada seseorang bertanya: Adakah seseorang akan memaki orang tuanya. Beliau
bersabda: "Ya, ia memaki ayah orang lain, lalu orang lain itu memaki ayahnya dan
ia memaki ibu orang lain, lalu orang itu memaki ibunya." Muttafaq Alaihi.
Pada hadis di atas ditemukan 3 (tiga) repetisi yakni, (1) kata Fi’il
Mudhari’ ب
يلاسحح د/yasubbu/ “memaki” yang di ulang kembali sebanyak 5 kali
ب أللبا لاللر ا
merupakan repetisi penuh. (2) susunan kata جنل يلاس د/fayasubbu arrajulu
`abāhu/ “ia memaki ayah orang lain” yang diulang dengan susunan kata ب أللباها
فليلاس د
/fayasubbu arrajulu `abāhu/ “orang lain itu memaki ayahnya” merupakan repetisi
لسحح ل/sabba/ “memaki. (3) susunan kata ب أالمححه
variasi dari kata ب يلاسحح د/yasubbu
`ummahu/ ” memaki ibu orang lain”, yang diulang sebanyak 2 kali merupakan
repetisi penuh. Susunan kata tersebut berasal dari kata ب
لس ل/sabba/ “memaki”.
Kemudian pada hadis di atas terdapat pula kata Fi’il Madhi شوتام
ل/syatmu/
“memaki” dengan kata Fi’il Mudhari’ ب
يلاس د/yasubbu/ “memaki”. Kedua kata
ل
tersebut merupakan kata yang bersinonim, kata-kata tersebut berasal dari kata شحلتم
لشوتام لاللر ا
Sementara yang merupakan hiponimnya adalah susunan kata جحنل لوانلحلدوينه
ب لاللر ا
/syatmu arrajuli wālidaihi/ “memaki orang tuanya”, جال لوالنلدوينه يلاس د/yasubbu
40
ب أللبا لاللر ا
arrajulu wālidaihi/ “memaki orang tuanya”, جنل يلاس د/yasubbu `abā arrajuli/
“ memaki ayah orang lain” dan ب أ المها
يلاس د/yasubbu `ummahu/ “memaki ibunya”.
) لل يلنحدل لناموسلنسم ألون:ان صلى ا عليه وسلم لقالل ب رضيِ ا عنه أللن لراسولل ل ل لولعون ألنبيِ ألديو ل
( لولخويارهالما الللنذي يلوبلدأا نباللسللنما, يلولتلقنليانن فلياوعنرضا هللذا لوياوعنرضا هللذا: ث لللياسل يلوهاجلر أللخاها فلوو ل
ق ثللل ن
امتلفل ة
ق لعللوينه
/wa’an `abbī ayyūbua raḍiyallāhu ‘anhu `anna rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam qāla: (lā yaḥillu limuslimin `an yahjura `akhāhu fauqa ṡalāṡi liyālin:
yaltaqiyāni fayu’riḍu hażā wayu’riḍu hażā, wa khairu humā allażī yabda`
bissalāmi) muttafaq ‘alaihi/ “Dari Abu Ayyub Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak halal bagi muslim
memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka
bertemu, lalu seorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di
antara keduanya ialah memulai mengucapkan salam. Muttafaq Alaihi.
ام و
Pada hadis di atas ditemukan 3 (tiga) repetisi yakni, (1) kata Fi’il سلنسم
/yu’riḍu/ “berpaling”. (3) kata هللذا/hażā/ “ini” yang dulang dengan kata yang sama
41
3.2.2.9 Hadis 9 (Bab Kebaikan)
42
Pada hadis di atas terdapat kata لووجسه/wajhin/ “wajah atau muka” yang
ان صلى ا عليه وسلم ا عليه وسلم ) إنلذا لقالل لراسوال ل ل:لولعون ألنبيِ لذير رضيِ ا عنه لقالل
ك ( ألوخلرلجهالما اموسلنةمت لملرقلةل فلأ لوكثنور لمالءلها لوتللعاهلود نجيلرانل ل
طلبلوخ ل
/wa’anhu raḍuyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi wasallam
(`iżā ṭabakhta maraqatan fa`akṡir mā`ahā wata’ahad jīrānaka) `akhrajahumā
muslimun/ Dari Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila engkau memasak kuah, perbanyaklah airnya
dan perhatikanlah tetanggamu." Riwayat Muslim.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 11 bab kebaikan dan silaturahmi tidak ditemukan.
س لعونان صلى ا عليه وسلم ) لمون نلفل ل لقالل لراسوال ل ل:ولعن ألنبيِ هالرويلرةل رضيِ ا عنه لقالل
, لولمون يللسلر لعللى اموعنسسر, ب يلوونما الولقنليالمنة
اا لعونها اكوربلةل نمون اكلر ن س لل نلفل ل,ب اللددونيلا
اموسلنسم اكوربلةل نمون اكلر ن
اا نفيِ لعوونن لو ل ل,اا نفيِ لالددونليا لواولنخلرنة
لستللرها ل ل, لولمون لستللر اموسلنلما,اا لعللوينه نفيِ لالددونليا لواولنخلرنة يللسرل ل ل
الوللعوبند لما لكالن الوللعوباد نفيِ علوونن ألنخينه ( ألوخلرلجها اموسلنةم
/wa’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (man naffasa ‘an muslimin kurbatan min kurabi yaumi alqiyāmati wa
man yassara ‘alā mu’sirin yassara allāhu ‘alaihi fī addunyā wa al`ākhirati wa
man satara musliman satarahullāhu fī addunyā wa al`ākhirati wa allāhu fī ‘auni
al’abdi mā kāna al’abdu fī ‘auni `akhihi) `akhrajahu muslimun/ “Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan
43
dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barang siapa
memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan
urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim,
Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan
menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." Riwayat Muslim.
Pada hadis di atas terdapat 8 (delapan) repetisi yakni (1) kata Fi’il Madhi
dengan kata yang sama الوللعوباد/al’abdu/ “hamba” Kelima kata tersebut merupakan
kohesi leksikal berupa repetisi penuh.
Selanjutnya kata Isim لالددونليا/addunyā/ “dunia” di atas berantonim dengan
44
3.2.2.13 Hadis 13 (Bab Kebaikan)
Pada hadis di atas ditemukan 2 (dua) repetisi yakni, (1) kata Fi’il
ا و/ista’āża/ “meminta perlindungan” yang diulang dengan kata ألنعيذا
Mudhari’ ستللعاذ
45
Selanjutnya ditemukan kata Fi’il Madhi سححأ للل
ل/sa`ala/ “meminta” yang
أل و/`a’ṭā/ “memberi”.
berantonim dengan kata Fi’il Mudhari’ عطى
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 14 bab Kebaikan dan
Silaturahmi ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 2 buah dan antonim 1
buah.
ان صلى ا عليه وسلم يلاقوال لوألوهلوى ت لراسولل ل ل اا لعونها لقالل لسنموع ا ضليِ ل ل
لعون لالدنوعلمانن وبنن بلنشيسر لر ن
صبللعوينه إنللى أااذنلوينه )إنلن الوللحلللل بليينة لوإنلن الوللحلرالما بلييةن لوبلوينلهالما اموشتلبنلها ة
ت لل يلوعللامهالن لكنثيةر لالدنوعلماان بنإ ن و
ِ لولمون لولقعل نفيِ اللدشبالهاتن لولقعل نفي,ضنه س فللمنن اتللقى لالدشبالهاتن فلقلند انوستلوبلرأل لنندينننه لونعور ن
نمون لاللنا ن
ن نحلمى أللل لوإن د ل, أللل لوإنلن لناكيل لملنسك نحلمى,ك ألون يلقللع نفينهالوللحلرانما كلاللرانعيِ يلورلعى لحوولل الولنحلمى ايونش ا
لوإنلذا فللسلدتو فللسلد الوللجلساد,له
صلللح لالولجلساد اك د ا
ت ل صلللح و
ضلغةل إنلذا ل أللل لوإنلن نفيِ الوللجلسدن ام و,ان لملحانرامها لل
ألللا لونهليِ الولقل و ا,اكلدها
لب ( امتلفل ة
ق لعللوينه
46
antara keduanya ada hal-hal yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan
manusia. Barangsiapa menjauhinya, maka ia telah membersihkan agamanya dan
kehormatannya dan barangsiapa memasuki syubhat, ia telah memasuki
keharaman, seperti halnya penggembala yang menggembala di sekitar batas
(tanahnya), tidak lama ia akan jatuh ke dalamnya. Ingatlah bahwa setiap
kepemilikan ada batasnya, dan ingatlah bahwa batas Allah ialah larangan-
larangan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik
seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah
hati." Muttafaq Alaihi.
الول ل
Pada hadis di atas terdapat 12 (dua belas) repetisi yakni (1) kata Isim حلرالما
diulang dengan kata yang sama بلييةن/bayyinun/ “jelas”. Kata tersebut berasal dari
kata لبالن/bāna/ “jelas”. Maka kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa
اموشتلبنلها ة/musytabihātun/ “syubhat” yang diulang
repetisi penuh. (3) kata Isim ت
merupakan repetisi variasi. (4) Fi’il Madhi لوقللع/waqa’a/ “jatuh” yang diulang
sebanyak dua kali dengan kata يلقللع/yaqa’a/ “jatuh”. Kedua kata di atas merupakan
sebanyak tiga kali. (8) kata إندن/`inna/ “sesungguhnya” yang diulang sebanyak
47
الول ل/alḥalāl/ “halal”
Selanjutnya pada hadis di atas ditemukan kata Isim حللل
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 1 bab Zuhud dan Wara’
ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 12 buah, antonim 1 buah dan
hiponim 1 buah.
س لعوباد الليديلنارن
ان صلى ا عليه وسلم ) تلنع ل لقالل لراسوال ل ل:لولعون ألنبيِ هالرويلرةل رضيِ ا عنه لقالل
يض ( ألوخلرلجها اولبالخانر د لواليدورهلنم لواولقلنطيفلنة إنون أاوعنطليِ لر ن
لوإنون للوم ياوعطل للوم يلور ل,ضيِل
/wa’an `abī hurayrata raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam: (ta’isa ‘abdu ad-dīnāri wa ad-dirhami wa alqatīfati , `in `u’tiya raḍiya,
wa `in lam yu’ṭa lam yarḍa) `akhrajahu al-bukhariyyu/ “Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Celakalah hamba-hamba dinar, dirham, dan kain beludru. Jika diberi ia rela dan
jika tidak diberi ia tidak rela." Riwayat Bukhari.
Pada hadis di atas ditemukan 2 (dua) repetisi yakni, (1) kata Fi’il
48
ليحور ل/ yarḍa/ “rela”. Maka kedua kata tersebut merupakan kohesi
Mudhari’ ض
ِان صلى ا عليه وسلم بنلموننكنبي أللخلذ لراسوال ل ل:اا لعونهالما لقالل ضليِ ل ل لولعنن انوبنن اعلملر لر ن
)إنلذا ألوملسيو ل:غنريبة ألوو لعابنار لسنبيسل ( لولكالن انوبان اعلملر يلاقوال
ت ك ل ) اكون نفيِ لالددونليا لكأ لنل ل:فللقالل
لونمون,صلحنتكل لنلسقلنمك ت فللل تلونتلنظنر الوللملسالء لواخوذ نمون ن
صلبحو ل لوإنلذا أل و,صلباحل فللل تلونتلنظنر الل ل
ك( ألوخلرلجها الولبالخانر د
ي حلليانتكل لنلمووتن ل
/wa ‘an ibni ‘umara raḍiyallāhu ‘anhumā qāla: `akhaża rasūlullāhi ṣalallāhu
‘alaihi wasallam bimankibayya faqāla” (kun fī ad-dunyā ka`annaka garībun, `au
‘ābiru sabīlin). Wa kāna ibnu ‘umara yaqūlu: (iżā `amsaita falā tantaẓiri
aṣṣabāḥa, wa`iżā `aṣbaḥta falā tantaẓiri almasā`a, wa khuż min ṣiḥatika
lisaqamika, wa min ḥayātika limautika) `akhrajahu al-bukhāriyyu/ “Ibnu Umar
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memegang
kedua pundakku dan bersabda: "Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang
asing atau orang yang sedang lewat." Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Jika
engkau memasuki waktu sore, maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau
memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore; ambillah kesempatana
dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu."
Riwayat Bukhari.
Pada hadis di atas terdapat 3 (tiga) repetisi yakni, (1) kata Fi’il Mudhari’
فللل تلونتلنظححنر/falā tantaẓiri/ “maka janganlah menunggu” yang diulang kembali
dengan kata yang sama ر فللل تلونتلنظحح ن/falā tantaẓiri/ “maka janganlah menunggu”.
Maka kedua kata tersebut merupakan kohesi leksikal berupa repetisi penuh. (2)
ألوم ل/`amsī/ “sore” yang diulang kembali dengan kata Isim الوللملسححالء
kata Isim ِسي
49
أل و/aṣbāḥa/ “pagi” yang bersinonim dengan kata Isim صححلبالح
kata Isim صححلبح لال ل
/aṣṣabāḥa/ “pagi” merupakan repetisi variasi dari kata صلباح
ل/ṣabaḥa/ “pagi”.
لغنري ة/garību/ “orang
Selanjutnya pada hadis di atas ditemukan kata Isim ب
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 3 bab Zuhud dan Wara’
ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 1 buah, sinonim 3 buah dan
antonim 3 buah.
50
3.2.3.5 Hadis 5 (Bab Zuhud)
,ف لالنلبنييِ صلى ا عليه وسلم يلوولما ت لخول ل اكون ا:اا لعونهالما لقالل ضليِ ل لس لر ن لولعنن انوبنن لعلبا س
لوإنلذا,ت لفاوسلألن الللل
لوإنلذا لسأ لول ل,ك ك انوحلفظن ل ل
ال تلنجودها تالجاهل ل ال يلوحلفظو ل ) ليا اغللاما انوحلفظن ل ل:فللقالل
صنحيةح لولقالل لحلسةن ل,ي ت فلاوستلنعون بنا لللن ( لرلواها لالتيورنمنذ د انوستللعنو ل
Pada hadis di atas terdapat 4 (empat) repetisi yakni (1) kata Fi’il Mudhari’
يلوحفل و/yaḥfaẓ/
انوحفلنظ/ihfaẓi/ “peliharalah” yang diulang dengan kata Fi’il Mudhari’ ظ
“memelihara” yang berasal dari kata ظ لحف ل/ḥafiẓa/ “memelihara”. (2) susunan
لسححأ لول ل/sa’alta/ “engkau meminta” yang diulang dengan susunan
kata ت
kata سلأل
لفا و/fas´ali/ “mintalah” memiliki hubungan antar kata yang berasal dari
kata سألل انوستللعون ل/ista’anta/ “engkau meminta
ل/sa´ala/ “meminta”. (3) kata ت
pertolongan” yang diulang dengan kata ستلنعون
ا و/āsta’in/ “minta pertolongan” yang
berasal dari kata ستللعاون
ان و/ista’ān/ “minta tolong”. Ketiga kata tersebut merupakan
ل ل/Allāhu/ “Allah” yang diulang kembali dengan kata
repetisi variasi. (4) kata اا
ل ل/Allāhu/ “Allah” merupakan repetisi penuh.
yang sama اا
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 5 bab Zuhud dan Wara’
ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 4 buah.
51
3.2.3.6 Hadis 36 (Bab Zuhud)
ليا: ) لجالء لراجةل إنللى لالنلبنييِ صلى ا عليه وسلم فللقالل:اا لعونهالما لقالل ضليِ ل ل لولعون لسوهنل وبنن لسوعسد لر ن
انوزهلود نفيِ لالددونليا يانحدب ل: فحلقالل.س
ك اا لوأللحبلننيِ لاللنا ا
ادللننيِ لعللى لعلملس إنلذا لعنمولاتها أللحبلننيِ ل ل:انلراسولل ل ل
لولسنلادها لحلسةن,س ( لرلواها انوبان لمالجه لولغوياراه لواوزهلود نفيلما نعونلد لاللناسن يانحدبكل لاللنا ا,الللا
/wa’an sahli ibni sa’din raḍiyallāhu ‘anhu qāla: jā`a rajulun `ilā annabiyyi
ṣalallāhu ‘alaihi wasallam faqāla: yā rasūlullāhi: dullanī ‘alā ‘amalin `iżā
‘amiltuhu `aḥabbanī allāhu wa`aḥabbanī annāsu, faqāla: (azhad fī addunyā
yuḥibbuka allāhu, wa`azhad fīmā ‘inda annāsi yuḥibbuka annāsu) rawāhu ibnu
mājah wa gairuhu, wasanaduhu ḥasanun/ Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu
berkata: Ada seseorang menghadap Nabi sa. dan berkata: Tunjukkan kepadaku
suatu perbuatan yang bila aku melakukannya, aku disukai Allah dan manusia.
Beliau bersabda: "Zuhudlah dari dunia, Allah akan mencintaimu dan Zuhudlah
dari apa yang dimiliki orang, mereka akan mencintaimu." Riwayat Ibnu Majah
dan lainnya dengan sanad hasan.
Pada hadis di atas terdapat 5 (lima) repetisi yakni (1) susunan kata Fi’il
/azhad/ “Zuhudlah” yang diulang kembali dengan kata yang sama انوزهلود/azhad/
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 6 bab Zuhud dan Wara’
ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 5 buah.
52
3.2.3.7 Hadis 7 (Bab Wara’)
ت لراسولل ل ل
) :ان صلى ا عليه وسلم يلاقوال لسنموع ا:ص رضيِ ا عنه لقالل لولعون لسوعند وبنن ألنبيِ لولقا س
يِ الوللخفدى( ألوخلرلجها اموسلنةم
يِ الوللغنن ل
ب الوللعوبلد لالتلقن ل إنلن ل ل
ال يانح د
/wa’an sa’di ibni `abī waqqāṣin raḍiyallāhu ‘anhu qāla: sami’tu rasūlullāhi
ṣalallahu ‘alaihi wasallam yaqūlu: (`inna allāha yuḥibbu al’abda attaqiyya
alganiyya alkhafiyya) `akharajahu muslimun/ “Sa'ad Ibnu Abu Waqqash berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang kaya, dan yang
tersembunyi." Riwayat Muslim.
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 7 bab zuhud dan wara’ tidak ditemukan.
/wa’ani al-miqdāmi ibni ma’di yakūba raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi
ṣalallāhu ‘alaihi wasallam (mā mala`a ibnu ādama wi’ā`an syarrān min baṭnin)
`akhrajahu atarmiżiyyu waḥassanahu/ “Dari al-Miqdam Ibnu Ma'dikarib bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Anak Adam tidak mengisi
suatu tempat yang lebih jelek daripada perutnya." Hadits hasan riwayat Tirmidzi.
53
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 9 bab Zuhud dan Wara’ tidak ditemukan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hadis 10 bab Zuhud dan Wara’
ditemukan jenis kohesi leksikal berupa repetisi 1 buah.
ت نحوكلمةة لوقلنليةل صوم اان صلى ا عليه وسلم ) لال ل لقالل لراسوال ل ل:س رضيِ ا عنه لقالل لولعون ألنل س
ف نمون قلوونل لاوقلمالن الوللحنكينمصلحلح ألنلها لموواقو ة
ف لو ل
ضنعي س لفانعلاها ( ألوخلرلجها الولبلويهلقنديِ نفيِ لالدشلع ن
ب بنلسنلسد ل
/wa’an `anasin raḍiyallāhu ‘anhu qāla: qāla rasūlullāhi ṣalallāhu ‘alaihi
wasallam (aṣṣumtu ḥikmatun wa qalīlun fā’iluhu) `akhrajahu al-baihaqiyyu fī
assyu’abi bisanadin ḍa’ifin, waṣaḥḥaḥa `annahu mauqūfun min qauli luqmāna
alḥakīmi/ “Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Diam itu bijaksana, namun sedikit orang yang
melakukannya." Riwayat Baihaqi dalam kitab Syu'ab dengan sanad lemah, dan ia
menilainya mauquf pada ucapan Luqman Hakim”
Jenis kohesi leksikal berupa repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi
dan ekuivalensi pada hadis 11 bab Zuhud dan Wara’ tidak ditemukan.
54
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jenis kohesi leksikal yang terdapat pada hadis Kitabul Jami’ dalam Kitab
Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al- ‘Asqalani yang terdiri dari
bab Adab, bab Kebaikan dan Silaturahmi, dan bab Zuhud dan Wara’ berupa
repetisi, sinonim, antonim, hiponim, dan kolokasi.
Bab Adab terdiri dari 16 hadis dan didalamnya ditemukan kohesi leksikal
sebanyak 42 buah yang terdiri dari repetisi 17 buah, sinonim 2 buah,
antonim 11 buah, hiponim 1 buah dan kolokasi 10 buah.
Bab Zuhud dan Wara’ terdiri dari 11 hadis dan didalamnya ditemukan
kohesi leksikal yang berjumlah 34 buah yang terdiri dari repetisi 25 buah,
sinonim 3 buah, antonim 4 buah, hiponim 1 buah dan kolokasi 1 buah.
Jenis kohesi leksikal yang paling dominan yang terdapat pada hadis bab
Adab adalah berupa repetisi yaitu berjumlah 17 buah. Jenis kohesi leksikal
yang paling dominan yang terdapat pada hadis bab Kebaikan dan
Silaturahmi adalah berupa repetisi yaitu berjumlah 23 buah. Jenis kohesi
leksikal yang paling dominan yang terdapat pada hadis bab Zuhud dan
Wara’ adalah berupa repetisi yaitu berjumlah 25 buah.
Jenis kohesi leksikal yang paling dominan adalah berupa repetisi yang
berjumlah 65 buah. Dan jenis kohesi leksikal berupa repetisi yang paling
dominan dari ketiga bab tersebut terdapat pada hadis bab Zuhud dan Wara’
yang berjumlah 25 buah.
55
4.2 Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
57