Anda di halaman 1dari 19

PEMASARAN SOSIAL DAN KEHUMASAN

Makalah: Pemasaran Sosial: Implementing, Monitoring and Evaluating

Dosen Pengampu:
Dr. Moh. Zainal Fatah, Drs, MS, M.Kes.

Disusun Oleh :

Devy Mulia Sari 1018141530o5


Dita Kartika Sasi 101814153016
Kiki Mellisa Andria 101814153030

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan dan
rakhmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pemasaran Sosial: Implementing, Monitoring and Evaluating dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemasaran Sosial
dan Kehumasan yang di ampu oleh Bapak Dr. Moh. Zainal Fatah, Drs, MS, M.Kes.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penyusun. Oleh karena itu, penyusun mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 30 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Implementasi..................................................................................................................2
2.1.1 Kegagalan dalam Implementasi Pemasaran Sosial..................................................3
2.1.2 Strategi Implementasi Pemasaran............................................................................4
2.2 Monitoring dan Evaluasi...............................................................................................4
2.2.1 Monitoring dalam Pemasaran Sosial................................................................5
2.2.2 Evaluasi dalam Pemasaran Sosial............................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................14
3.1 Simpulan......................................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................................14
STUDI KASUS......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep pemasaran pada mulanya di terapkan di perusahaan-perusahaan besar
di Negara industri yang telah maju dan berkembang sedemikian rupa sehingga
menjadi penentu setiap usaha. Penerapan konsep tersebut saat ini sudah meluas
sampai ke luar bidang, yaitu bidang politik dan sosial. Di bidang kesehatan,
konsep pemasaran telah di terapkan di berbagai negara untuk berbagai program.
Indonesia telah menggunakan pendekataan ini dalam penanggulangan diare
melalui rehidraksi oral, imunisasi, penanggulan kekurangan vitamin A, keluarga
berencana dan lainnya.
Menurut Kotler dan Clark (1987) dengan menggunakan teknik pemasaran
sosial secara cepat dan tepat, maka dapat meningkatkan kepuasan dari kelompok
sasaran dengan orientasi yang kuat terhadap konsumen; Meningkatkan daya tarik
program terhadap berbagai kemungkinan sumberdaya yang baru; Meningkatkan
efektifitas dan efisiensi program dengan memberikan penekanan kepada cara
mengelola program yang rasional dan koordinasi dalam pengembangan produk,
penetapan harga, distribusi dan promosi yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai implementasi, monitoring dan
evaluasi pada pemasaran sosial.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana proses
implementasi, monitoring dan evaluasi pada pemasaran sosial.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk menjelaskan pengertian dan
proses dari implementasi, monitoring dan evaluasi pada pemasaran sosial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi
Dalam bidang pemasaran atau marketing ada yang namanya implementasi
pemasaran. Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah strategi dan
rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran.
Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif
melaksanakan rencana pemasaran. Bidang manajemen pemasaran menitikberatkan
pada kegiatan untuk meraih pasar sehingga produk barang atau jasa yang dihasilkan
dapat diterima oleh konsumen dengan baik (Kotler, 2008)
Agar implementasi pemasaran dapat terarah, maka pemasaran harus
diterjemahkan kedalam kebijakan serta prosedur organisasional seperti pengadaan
bahan baku, sumber daya manusia, penelitian pasar, dan juga produksi. Keberhasilan
implementasi banyak ditentukan oleh adanya kemampuan mengkomunikasikan
secara efektif langkah demi langkah yang dibutuhkan dalam pelaksanaan (Henley,
2010)
Dalam pemasaran sosial keberhasilan implementasi ditentukan oleh adanya
kemampuan mengkomunikasikan secara efektif langkah demi langkah yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan. Meskipun perencanaan telah dibuat dengan baik, bisa
saja tidak membuat perubahan apapun terhadap organisasi (Donovan R, 2003). Oleh
karena itu, untuk memastikan keberhasilan implementasi pemasaran sosial, tim
marketing haruslah merubah rencana serta strategi pemasaran menjadi tindakan yang
lebih efektif, kemudian berfokus pada setiap tahap dari proses pelaksanaan.
Tanpa implementasi dan pelaksanaan yang tepat, rencana yang telah di buat
akan menjadi tidak efektif, implementasi menjadi langkah penting dalam pemasaran
sosial. Sebuah implementasi yang efefktif menunjukkan kegiatan apa yang harus
dilakukan, siapa yang akan bertanggung jawab atas pelaksanaan, waktu dan lokasi
pelaksanaannya kapan, bagaimana implementasi itu akan dilakukan, bagaimana cara
monitoring dan evaluasinya. Mengidentifikasi kegiatan yang perlu dilakukan,

2
menunjuk orang-orang dan unit organisasional yang akan menyelesaikan masingn-
masing kegiatan. Tanggung jawab tindakan dapat dibagi antara dua fungsi pemasaran
atau lebih. Waktu dan lokasi pelaksanaan menentukan jadwal penyelesaian kegiatan
dan di mana tindakan tersebut akan dilakukan.

2.1.1 Kegagalan dalam Implementasi Pemasaran Sosial


Menurut Hyman dan Sheatseley (2016: 39-40), pemasaran sosial yang
sudah dirancang dengan baik seringkali juga mengalami kegagalan. Hal ini,
antara lain, dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Informasi tidak dapat diterima karena sangat ketidaktahuan
penerima/khalayak sasaran. Produk sosial disampaikan merupakan
produk yang benar-benar baru bagi khalayak. Pada kondisi seperti ini,
tahapan yang harus dilakukan dimulai dari upaya untuk mengubah
pengetahuan khalayak sasaran, dilanjutkan dengan upaya perubahan sikap
dan perilakunya. Memengaruhi pengetahuan seseorang dibutuhkan waktu
dan tenaga yang cukup besar apalagi untuk sampai kepada perubahan
sikap dan perilaku sehingga kemungkinan gagal juga lebih besar.
b) Respons individu dipengaruhi oleh ketertarikan orang banyak. Semakin
banyak yang tertarik maka akan semakin banyak yang menanggapi atau
sebaliknya semakin sedikit yang tertarik semakin sedikit pula yang
menanggapi.
c) Orang akan menolak suatu informasi atau gagasan yang tidak sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhannya. Karenanya memilih produk sosial
yang akan dipasarkan harus mendasarkan diri pada kebutuhan dan
keinginan sasaran.
d) Orang menanggapi informasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan
kepercayaan dan nilai yang dianutnya. Kampanye banyak dilakukan
melalui

3
2.1.2 Strategi Implementasi Pemasaran (Smith Katlin, 2006)
Strategi Pemasaran Sosial merupakan aplikasi strategi pemasaran
komersil untuk menjual gagasan dalam rangka mengubah perilaku
masyarakat, terutama dalam manajemen yang mencakup analisa, perencanaan,
implementasi dan pengawasan. Berikut adalah tahapan dalam melakukan
implementasi pada pemasaran sosial:
a. Target Audience(s); Program program social marketing haruslah
berorientasi pada target audiens
b. Objectives and Goals; Beberapa program pemasaran sosial harus berdasar
pada penelitian terlebih dahulu dan disesuaikan dengan target marketnya
c. Positioning Statement; Menentukan tindakan untuk menmpatkan posisi
bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar
sasaran.
d. Marketing Mix (the P’s); Elemen-elemen bauran pemasaran yang ada
dimasukkan kedalam program yang akan berperan sebagai pendukung
untuk distribusi kampanye sosial
e. Monitoring and Evaluation; Mempersiapkan segala proses pemantauan
terhadap produk dan juga merencanakan kegiatan evaluasinya.
f. Budget and Funding Sources; Melakukan analisis terhadap saluran distribusi
yang paling menguntungkan dalam menyampaikan intervensi yang dibuat.
e. Calendar and Staffing; Melakukan pengukuran kinerja pemasaran serta
mengkaji ulang strategi pemasaran

2.2 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi merupakan suatu fungsi manajemen yang harus
menjadi kompetensi seorang pemasar sosial (Weiner, Renay). Monitoring dan
evaluasi diperlukan untuk mengetahui dan menjamin kemajuan suatu program, dan
untuk menilai hasil akhir dari suatu program pemasaran sosial. Kegiatan monitoring
dan evaluasi program pemasaran sosial merupakan bagian akhir suatu perencanaan yg
meliputi garis besar tindak lanjut pemasaran sosial untuk memantau kemajuan

4
programnya. Salah satu aspek program pemasaran sosial ini disamping perencanaan
dan pelaksanannya adalah evaluasi program yang nantinya berkaitan dengan evaluasi
dampak program serta batasan perilaku sebagai evaluasi dalam pemasaran sosial.

2.2.1 Monitoring dalam Pemasaran Sosial


Monitoring diperlukan untuk mengetahui apakah program telah sesuai
dengan rencana, perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi serta
penyesuai-penyesuaian yang perlu dilakukan untuk menjamin pencapaian
tujuan pemasaran sosial. Hasil monitoring harus dikemas dalam bentuk
informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat
dalam kegiatan (pimpinan sampai staf pelaksana/pendukung) sehingga dapat
dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan
atau bahkan juga replaning.
Monitoring dilakukan terhadap kegiatan program yang sedang
berjalan, sehingga dalam melakukan koreksi (bila ditemukan penyimpangan)
dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat menjamin pencapaian
tujuan pemasaran sosial.
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan
yang mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau
pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang
diharapkan. Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang
direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan
analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan
dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Adapun tujuan dari kegiatan monitoring dalam pemasaran sosial,
diantaranya:

5
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi,
prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait,
baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan
dari waktu kewaktu.
Monitoring dalam pemasaran sosial berarti memeriksa apa yang telah
dilaksanakan sudah benar atau tidak, dan apabila perlu diambil tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Monitoring yang
dilakukan dalam pemasaran sosial berkaitan erat dengan tugas pemasar sosial
dalam melaksanakan programnya secara berkesinambungan, mulai peramalan,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian, dan evaluasi. Ide
pokoknya adalah mencegah terjadinya penyimpangan kegiatan sehingga
produk pemasaran sosial dapat berjalan secara efektif & efisien.
Agar kegiatan monitoring dapat berjalan dengan baik, maka perlu
disusun rencana monitoring dan evaluasi yang meliputi sebagai berikut:
1. Menyiapkan informasi yang menjadi latar belakang program/kegiatan
termasuk histori, status terkini program/kegiatan yang akan
dimonitor/dikendalikan yang meliputi tujuan, strategi, proses kegiatan,
waktu, stakeholders, organisasi pelaksana, mitra yang terkait dengan
program/kegiatan.
2. Menetapkan tujuan monitoring dan pengendalian.

6
3. Menetapkan lingkup dan fokus dari kegiatan monitoring dan pengendalian,
serta standar maupun indikator yang akan digunakan (termasuk dalam hal
ini perubahan lingkungan yang akan diamati)
4. Menetapkan metoda monitoring dan pengendalian: cara pengumpulandata
dan metodapengolahan dan analisis.
5. Menyusun instrumen monitoring dan pengendalian.
6. Menetapkan sumber informasi yang akan digunakan untuk memperoleh
data.
7. Menyusun tim monitoring: komposisi dari tim, apakah tim bersifat
multidisiplin, keterlibatan stakeholders, bahkan keterlibatan pelaksana
kegiatan.
8. Menyusun workplan untuk kegiatan monitoring dan pengendalian :
menetapkan peran dan tanggung jawab tiap anggota tim, rincian kegiatan
evaluasi, penjadualan kegiatan monitoring dan siapa yang bertanggung
jawab untuk tiap kegiatan, termasuk rencana informasi/pelaporan dan
kapan akan dilaporkan/didiseminasikan.
9. Menetapkan kebutuhan logistik: tranport, dukungan administrasi, proses
analisis data, peralatan kantor, dsb.
10. Menyusun kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan monitoring
dan pengendalian.
11. Pelaksanaan monitoring dan pengendalian.

2.2.2 Evaluasi dalam Pemasaran Sosial


Evaluasi diperlukan untuk menilai dan menjamin pelaksanaan
pemasaran sosial benar sesuai dengan perencanaan. Evaluasi juga
dimaksudkan untuk menilai hasil akhir dari suatu program pemasaran
sosial ataupun kegiatan pelayanan, apakah tujuan yang telah
ditetapkan/ditargetkan dapat dicapai secara efektif dan lebih efisien. Dalam
menjamin pelaksanaan kegiatan pemasaran sosial, dilakukan penilian

7
pencapaian hasil akhir apakah sesuai dengan target atau belum, sehingga
perlu dilakukan evaluasi terhadap semua kegiatan.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk
mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan
keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program yang telah
selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan
spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau
manajer, serta untuk menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang
melatar belakangi suatu program adalah valid, apakah program berhasil
atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya bertujuan untuk
memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang
dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat
berkesinambungan (sustain), atau bahkan dikembangkan .

Tujuan utama dari pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut:


1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan,
strategi dan pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi
program yang sedang berjalan maupun intervensi di masa mendatang.
2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan
kepada pihak yang berkepentingan.
Melalui pengertian dan tujuan diatas, maka evaluasi perlu dilakukan
pada setiap fungsi manajemen pemasran sosial, untuk menjamin suatu
kegiatan benar-benar dibutuhkan serta tepat untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Adapun beberapa tipe evaluasi yang dapat digunakan
dalam melakukan evaluasi pada pemasaran sosial:
a. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/program
- Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan
(feedforward evaluation)

8
- Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan
kegiatan (Concurrent Evaluation) - Evaluasi setelah kegiatan selesai
dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir kegiatan/program
(feedback evaluation).

b. Menurut criteria kegiatan/program


- Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam
kegiatan/program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi,
procedure, dll
- Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal
ketaatan waktu pelaksanaan, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan-
hambatan yang ditemukan dll
- Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program,
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
- Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output,
misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan
dan persalinan dll
- Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome,
misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB.

9
Proses
evaluasi
biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu :
1. Penetapan indicator dan standar
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indikator dan standar.
Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran
yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil
kegiatan. Pada umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan
bersamaan dengan proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih
khusus antara lain target cakupan sasaran, target penurunan AKI dan AKB,
Pencapaian standar kualitas ANC dll.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan
kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai
penuntun tahap ini, yaitu :
a. Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal
sekali, bulanan, tahunan
b. Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi
visual (pengamatan), menghitung, menimbang.
c. Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ?manajer saja atau tim
evaluasi.

10
d. Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasilnya dapat diolah dan
dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah.
3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk
dapat melakukan evaluasi kegiatan/program. Beberapa cara untuk melakukan
pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah :
a. Pengamatan (observasi)
b. Laporan, baik lisan maupun tertulis
c. Mertode-metode otomatis.
d. Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur
waktu dll
d. Penelitian atau survai sampel
4. Pembandingan hasil pengukuran dengan standar serta analisa
penyimpangan
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran
(pelaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang
direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling
mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya
penyimpangan. Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban
mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya
penyimpangan.
5. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi
(koreksi), merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab
penyimpangan serta melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi
mungkin berupa:
a. Mengubah standar
b. Memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan
c. Mengganti kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
d. Menambah sarana dan prasarana kegiatan

11
e. Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll.

Gambar 1.2 Bagan Tahapan Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi harus dilakukan secara efektif dan efisien guna mengetahui sebera
berhasil program pemasaran sosial yang dilakukan. Tujuan terpenting dari evaluasi
adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan
yang telah direncanakan atau ditetapkan.Selain itu juga untuk mengetahui bahwa
kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll. Kegunaan
dari evaluasi sendiri yaitu sebagai berikut;
1. Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil.
2. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program,
3. Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan
replikasi
4. Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil
5. Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi
6. Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program,

12
7. Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen
yang berkepentingan.

Tabel 1.1 Kareteristik Monitoring dan Evaluasi

Kaitan antara monitoring dan evaluasi adalah


evaluasi memerlukan hasil dari monitoring dan digunakan untuk kontribusi
program. Monitoring bersifat spesifik program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya
dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan
dari Evaluasi adalah evalausi efektifitas dan cost effectiveness.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Implementasi
Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah strategi dan
rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran.
Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara
efektif melaksanakan rencana pemasaran.
2. Monitoring
Monitoring dalam pemasaran sosial berarti memeriksa apa yang telah
dilaksanakan sudah benar atau tidak, dan apabila perlu diambil tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Monitoring yang
dilakukan dalam pemasaran sosial berkaitan erat dengan tugas pemasar sosial
dalam melaksanakan programnya secara berkesinambungan, mulai peramalan,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian, dan evaluasi.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji
secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari
program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi perlu
dilakukan pada setiap fungsi manajemen pemasran sosial, untuk menjamin
suatu kegiatan benar-benar dibutuhkan serta tepat untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
3.2 Saran
Penyusun menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam
penyempurnaan makalah ini.

14
STUDI KASUS IMPLEMENTASI, MONITORING DAN EVALUASI
PEMASARAN SOSIAL

15
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. & Clarke, R.. (1987), Marketing for Health Care Organizations, New
Jersey: Prentice-Hall.
Kotler, P., Roberto, Ned, & Lee, N. (2002) Social Marketing: Improving the Quality
of Life, (2nd ed.) Thousand Oaks, CA: Sage.
Kotler, P., & Lee, N. (2008) Social Marketing, Influencing Behaviors for Good (3rd
ed.), California: Sage .
Donovan, R. & Henley, N. (2003) Social Marketing Principles and Practice.
Melbourne: IP Communication.
Donovan, R. & Henley, N. (2010) Principles and Practice of Social Marketing: An
International Perspective. Cambridge: Cambridge University Press.
Weinreich, N. (1999) Hands-On Social Marketing: A Step-by-Step Guide Thousand ,
CA: Sage.
Weinreich, N. (2010) Hands-On Social Marketing: A Step-by-Step to Designing
Change for Good, CA: Sage.

16

Anda mungkin juga menyukai