Gabungan HOTS PDF
Gabungan HOTS PDF
i
D. PENUTUP .............................................................................................................................................. 120
F. Aktivitas ................................................................................................................................................ 122
ii
Kata Pengantar
iii
B.1. Karakteristik Soal UN, PISA dan TIMSS
A. Pendahuluan
Bahan ajar ini merupakan bahan rujukan karakteristik UN, PISA dan TIMSS,. Bahan ajar
ini berisi konsep dasar karakteristik soal UN, PISA dan TIMSS, serta contoh-contoh soal
UN, PISA dan TIMSS untuk jenjang SMP. Semoga bahan ajar ini dapat membantu
bapak/ibu dalam memahami dan mempersiapkan penilaian di kelas dan sekolah.
B. Rasional
Kurikulum 2013 dikembangkan salah satunya adalah untuk menyiapkan generasi
mendatang menghadapi tantangan abad 21, yaitu abad informasi. Kompetensi yang
diperlukan untuk abad 21 terdiri atas kemampuan: berfikir kritis, kreatif, berkomunikasi
dan berkolaborasi. Kompetensi tersebut adalah keterampilan berfikir orde lebih tinggi.
Hasil studi Programme for Internasional Students Assessment (PISA) yang diikuti oleh
Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015 menunjukkan hasil yang memprihatinkan.
Kurang dari 1% siswa Indonesia yang termasuk dalam kategori kemampuan mahir.
Deskripsi kemampuan mahir dalam PISA adalah mampu mengkritisi dan
mengomunikasikan ide berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki.
Deskripsi kemampuan mahir ini sangat selaras dengan kompetensi abad 21, namun
sayang siswa kita masih sedikit yang menguasainya.
Hasil studi
Memperhatikan hal tersebut di atas, maka perlu didorong dan dibiasakan siswa-siswi kita
untuk berfikir di tingkat orde yang lebih tinggi. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan penilaian tingkat kelas yang mengukur keterampilan berfikir orde lebih tinggi.
1
Salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir siswa adalah dengan memberikan
latihan mengerjakan soal-soal yang menantang (Marcus dan Fey, 2003; NCTM, 1991; Van
de Walle, 2003; NCTM, 2010). Soal-soal matematika yang menantang memenuhi kriteria
soal level tinggi. Salah satu soal yang memiliki kriteria soal level tinggi adalah soal PISA
(Programme for International Student Assessment).
Apa itu PISA? PISA atau Programme for International Student Assessment adalah
penilaian siswa skala besar internasional yang disponsori oleh Organisasi untuk
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). PISA bertujuan untuk mengevaluasi
sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Pada pelaksanaannya, setiap 3 tahun,
murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak di seluruh
dunia diberikan tes. Tes ini bersifat diagnostik dengan salah satu manfaatnya adalah
memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan.
PISA berbeda dari tes-tes lainnya karena PISA tidak menghubungkan pendekatannya
secara langsung dengan kurikulum sekolah. Tes PISA diberikan pada siswa berusia 15
tahun. PISA menilai aspek pengetahuan terapan/keaksaraan: "Seberapa baik siswa pada
saat menjelang lulus, mampu menerapkan pengetahuan mereka ke situasi kehidupan
nyata?
PISA bertujuan untuk memonitor dan membandingkan hasil sistem pendidikan yang
berkaitan dengan kemampuan siswa usia 15 tahun dalam literasi membaca, literasi
matematika, dan literasi sains. Dimensi literasi sains terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek
konten, aspek konteks, dan aspek proses (OECD-PISA, 2006:26). Literasi sains penting
untuk dikuasai oleh siswa agar siswa dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan,
ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat
bergantung pada teknologi.
PISA memiliki tingkatan soal dari level 1 hingga level 6. Menurut OECD (2013), konsepsi
literasi matematika dalam PISA mendukung pentingnya siswa mengembangkan
pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep matematika murni dan manfaat
matematika yang terlibat dalam eksplorasi dalam dunia abstrak matematika.
Soal-soal PISA bukan hanya menuntut kemampuan dalam penerapan konsep saja, tetapi
lebih kepada bagaimana konsep itu dapat diterapkan dalam berbagai macam situasi.
2
Wardhani (2015) mengemukakan bahwa soal PISA menuntut kemampuan penalaran dan
pemecahan masalah.
Menurut OECD (2013), kategori konten matematika dalam PISA terdiri dari: 1)
Perubahan dan Hubungan (Change and Relationships), 2) Ruang dan Bentuk (Space and
shape), 3) Bilangan (Quantity), 4) Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and data).
Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pertumbuhan organisme, musik, dan siklus
musim, pola cuaca, tingkat pekerjaan dan kondisi ekonomi. Konten ini berkaitan dengan
fungsi dan aljabar, persamaan dan pertidaksamaan, tabel dan representasi grafis, yang
menjadi pusat dalam menggambarkan, memodelkan, dan menafsirkan perubahan.
Ruang dan bentuk mencakup berbagai bentuk visual dan fisik: pola, sifat objek, posisi dan
orientasi, representasi dari objek, menguraikan dari informasi visual, navigasi dan
interaksi yang dinamis dengan bentuk nyata. Geometri menjadi landasan penting dalam
konten ruang dan bentuk ini.
3. Bilangan (Quantity)
Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan. Konten bilangan
melibatkan kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan
ketidakpastian karena ketidakpastian adalah hal penting dalam analisis matematis pada
banyak situasi masalah. Teori peluang dan statistik serta teknik representasi data dan
keterangan merupakan teori yang digunakan untuk untuk menangani hal itu.
Adapun kategori konteks matematika dalam PISA terdiri dari: 1) Pribadi (Personal), 2)
Pekerjaan (Occupational), 3) Umum (Societal), 4) Ilmiah (scientific).
3
Tabel 1.1
4
Level Aktivitas yang Dilakukan Siswa
Level 4 • Siswa dapat bekerja secara efektif dengan model yang tersirat
dalam situasi yang konkret tetapi komplek yang terdapat
hambatan-hambatan atau membuat asumsi-asumsi.
• Siswa dapat memilih dan mengabungkan representasi yang
berbeda termasuk menyimbolkannya dan menghubungkannya
dengan situasi nyata.
• Siswa dapat menggunakan perkembangan ketrampilan yang baik
dan mengemukakan alasan dan pandangan yang fleksibel sesuai
dengan konteks.
• Siswa dapat membangun dan mengkomunikasikan penjelasan dan
pendapatnya berdasarkan pada interpretasi, hasil dan tindakan.
5
Level Aktivitas yang Dilakukan Siswa
Kemendikbud (2015) menyatakan tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi
membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta,
bagi Indonesia manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi
prestasi literasi siswa Indonesia bila di bandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara
lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi di harapkan
dapat digunakan sebagai masukkan dalam perumusan kabijakan untuk peningkatan
mutu pendidikan. Keterlibatan Indonesia dalam Program for International Student
Assessment (PISA) adalah upaya melihat sejauh mana program pendidikan di negara
kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia. Hal ini menjadi sangat penting
dilihat dari kepentingan anak-anak kita di masa depan yang akan datang sehingga
mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam era globalisasi. Indonesia telah
mengikuti studi PISA sejak tahun 2000 hingga 2015 dan terakhir adalah pada tahun 2018
ini.
6
Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pertumbuhan organisme, musik, dan siklus
musim, pola cuaca, tingkat pekerjaan dan kondisi ekonomi. Konten ini berkaitan dengan
fungsi dan aljabar, persamaan dan pertidaksamaan, tabel dan representasi grafis, yang
menjadi pusat dalam menggambarkan, memodelkan, dan menafsirkan perubahan.
7
DIAGRAM
Pada bulan Januari, CD dari band 4U Rock dan The King Kangaroos di rilis. Pada bulan
Februari CD band No One’s Darling dan The Metalfolkies juga mengikuti di rilis. Grafik
penjualan
8
Pertanyaan 1:
Berapa banyak CD dari band The Metalfolkies yang terjual pada bulan April.
a. 250
b. 500
c. 1000
d.1270
Pertanyaan 2:
Pada bulan apakah No One Darling menjual CD lebih banyak dari The Kicking
Kangaroos pertama kali
a. Tidak ada
b. Maret
c. April
d,Mei
9
Pertanyaan 3:
Manajer The King Kanggoro menyatakan ada kesalahan, sebab penjualan CD ada
penurunan dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Juni.
a. 70 CD
b. 370 CD
c. 670 CD
d. 1340 CD
Penyelesaian.
Pertanyaan 1.
Dari diagram batang terlihat bahwa penjualan album band Metalfolkies pada bulan april
adalah 500 buah .
Pertanyaan 2.
No One Darling menjual CD lebih banyak dari The Kicking Kangaroos pertama kali pada
bulan April. Lihat tanda panah
Pertanyaan 3.
Jika tren negatif berlanjut maka pada bulan juli juga akan menurun. Perhatikan garis
merah. Berdasarkan hal tersebut maka pada bulan juli diperkirakan akan terjual antara
10
250 – 500, berdasarkan pilihan jawaban maka yang memungkinkan adalah B. 370
keping.
Untuk konser music rock, sebuah lapangan yang berbentuk persegipanjang berukuran
panjang 100 meter dan lebar 50 meter disiapkan untuk pengunjung. Tiket terjual habis
bahkan banyak fans yang berdiri. Berapakah kira-kira banyaknya pengunjung konser
tersebut?
Untuk menyelesaikan soal ini sebenarnya tidak memerlukan perhitungan atau rumus
matematika yang sulit karena utamanya yang diperlukan adalah daya imajinasi dan
kreativitas. Jumlah orang yang ditampung tergantung luas lapangan berbentuk persegi
panjang itu. Untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan menghitung
luas persegi panjang dan memecahkan masalah. Untuk peserta didik Indonesia usia 15
tahun yang mengikuti PISA, kemampuan menghitung luas persegi panjang dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas persegi panjang telah
dipelajari sejak SD. Dalam proses menyelesaikan soal tersebut, boleh jadi peserta didik
sukses menghitung luas lapangan, namun tidak berhasil dalam memperkirakan berapa
banyaknya orang yang dapat termuat di lapangan untuk tiap meter persegi. Di sinilah
kemungkinan peserta didik Indonesia mengalami kesulitan yang disebabkan mereka
11
kurang terbiasa melakukan perkiraan pada suatu situasi.
Pilihan jawaban yang disajikan sebenarnya sangat membantu peserta didik mengetahui
jawaban yang tepat. Ketika peserta didik mengetahui bahwa luas lapangan adalah 100
× 50 = 5000 m2, peserta didik mulai melakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban
yang salah. Untuk jawaban A, yaitu 2000 orang tidak mungkin, karena ada informasi
yang menyebutkan bahwa lapangan penuh dan banyak fans yang berdiri. Untuk
jawaban B, yaitu 5000 orang juga tidak mungkin, karena 5000 orang berarti tiap 1 m2
ditempati 1 orang, karena ruangnya jadi longgar. Untuk jawaban C, karena ada 20.000
orang, maka tiap 1 m2 ditempati oleh 4 orang (diperoleh dari 20.000 : 5.000), dan
jawaban ini masuk akal. Untuk jawaban D dan E, peserta didik mestinya melihat bahwa
pilihan D menunjukkan tiap 1 m2 ditempati 10 orang, ini jelas tidak mungkin, kecuali
orangnya bertumpuk-tumpuk, padahal informasinya tidak demikian dan jawaban E
lebih tidak mungkin karena berarti ada 20 orang dalam 1 m2.
Ruang dan bentuk mencakup berbagai bentuk meliputi bentuk visual dan fisik: pola, sifat
objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, menguraikan dari informasi visual,
navigasi dan interaksi yang dinamis dengan bentuk nyata. Geometri menjadi landasan
penting dalam konten ruang dan bentuk ini.
12
PERTANIAN
Foto ini memperlihatkan sebuah rumah petani yang atapnya berbentuk piramida
13
Di bawah ini adalah model matematika dari seorang siswa untuk atap rumah petani yang
dilengkapi dengan ukurannya.
Dalam model ini lantai loteng ABCD berbentuk persegi. Tiang yang menopang atap
merupakan rusuk balok EFGH.KLMN. Titik E terletak di tengahAT, titik F di tengah BT,
titik G di tengah CT, dantitik H di tengah DT. Semua rusuk piramida pada model tersebut
panjangnya 12 m.
14
Karena F terletak pada tengah tengah BT maka TF = 6 m, FB = 6m
15
BENTUK
Pertanyaan 1:
Pertanyaan 2.
Pertanyaan 3.
Penyelesaian.
Pertanyaan 1.
Figure B lebih luas dari figure A dan C alasannya figure B dapat menutup figure A
Pertanyaan 2.
Salah satu cara mencari luas bangun C adalah dengan membuat persegi satuan seperti
16
gambar berikut
Luas dihitung dari persegi-persegi penuh ditambah dengan persegi tidak penuh yang
berisi ½ atau lebih.
Pertanyaan 3
Salah satu cara menghitung keliling bangun C adalah dengan menggunakan tali atau benang
yang disusun menumpang garis figur C.
3. Bilangan (Quantity)
Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan. Konten bilangan
melibatkan kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari.
17
POHON APEL
18
Seorang petani menanam pohon apel dalam pola persegi (bujursangkar). Untuk
melindungi pohon apel tersebut dari angin ia menanam pohon pinus di sekeliling kebun.
Dibawah ini terdapat gambar situasi yang memperlihatkan pola pohon apel dan pohon
pinus untuk sebarang banyaknya (n) kolom pohon apel.
Melengkapi tabel :
Penyelesaian pertanyaan 2:
19
Contoh 2
20
DAERAH BENUA
Berapa jarak antara Kutub Selatan dan Gunung Menzies? (Gunakan skala peta untuk
memperoleh taksiran anda)
Penyelesaian
21
Cara mengerjakannya adalah membuat ruas garis yang menghubungkan Kutub selatan
dengan gunung Menzie (ruas garis warna merah). Selanjutnya ruas garis tersebut
dibandingkan dengan skala yang ada. Ruas garis tersebut ternyata mempunyai panjang
kira-kira 9,25 kali ruas/satuan skala. Karna satu ruas skala adalah 200 km maka jarak
kutup ke gunung kira-kira 9,25 × 200 km atau 1.850 Km. Jawaban paling mendekati
adalah pilihan B yakni 1800 – 1899 km.
22
PERTANYAAN 2: DAERAH BENUA M148Q02 – 01 02 11 12 13 14 21 22 23 24 25 99
Penyelesaian
Salah satu cara menjawab adalah membuat petak-petak dengan sekala yang diberikan
seperti Gambar.
+𝟏 + 𝟒 + 𝟐 + 𝟖𝟒 + 𝟒 + 𝟐 + 𝟑 + 𝟐 + 𝟔𝟒 + 𝟐 + 𝟏 + 𝟐𝟒 +𝟒 + 𝟒 = 𝟑𝟑𝟐 𝒌𝒐𝒕𝒂𝒌
23
Banyak kotak dihitung = 𝟑𝟑𝟐 + 𝟓𝟒 = 𝟑𝟑𝟐
Tabel 1 berikut ini menunjukkan proporsi kemampuan yang diuji dalam tiap domain yang
dinilai pada dimensi konten untuk jenjang SD kelas 4 (TIMSS matematika dan TIMSS
numerasi) dan SMP kelas 8 (TIMSS matematika)
Tabel 1 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Konten dalam Studi TIMSS
24
Jenjang/Kelas Nama Dimensi Penilaian Proporsi (%)
SD/ kelas IV Matematika Bilangan 50%
kelas IV
Geometri dan 35%
Pengukuran
Penyajian data 15%
Numerasi kelas Bilangan cacah 50%
IV
Pecahan desimal 15%
Bangun dan pengukuran 35%
SMP/Kelas VIII Matematika Bilangan 30%
kelas VIII
Aljabar 30%
Geometri 20%
Data dan Peluang 20%
Dimensi kognitif terdiri atas tiga domain yaitu mengetahui fakta dan prosedur
(pengetahuan), menggunakan konsep dan memecahkan masalah rutin (penerapan) dan
memecahkan masalah non-rutin (penalaran). Dimensi kognitif dimaknai sebagai perilaku
yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang
tercakup dalam dimensi konten. Dalam dimensi kognitif, pemecahan masalah merupakan
fokus utama dan muncul dalam soal-soal tes yang terkait dengan hampir semua topik
dalam tiap domain konten. Ketiga domain dalam dimensi kognitif merupakan perilaku
yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang
tercakup dalam dimensi konten. Tabel 2 menunjukkan Proporsi Kemampuan yang Diuji
pada Dimensi Kognitif dalam Studi TIMSS.
25
Penalaran 15%
SMP/Kelas VIII Matematika kelas XIII Pengetahuan 35%
Penerapan 40%
Penalaran 25%
Soal-soal tersebut didesain sedemikian rupa sehingga kedua dimensi penilaian, yaitu
konten dan kognitif dapat teramati. Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda
dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, isian singkat, dan uraian. Isian singkat dan uraian sering
disebut ‘constructed response’. Untuk soal pilihan ganda akan diberi skor 1 jika benar dan
skor 0 jika salah. Untuk soal isian singkat akan diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah.
Untuk soal uraian akan diberi skor 2 untuk jawaban yang lengkap dan benar, skor 1 untuk
jawaban yang benar namun kurang lengkap dan skor 0 untuk jawaban yang salah atau
tidak menjawab.
Soal-soal matematika dalam studi TIMSS mengukur tingkatan kemampuan siswa dari
sekedar mengetahui fakta, prosedur atau konsep, lalu menerapkan fakta, prosedur atau
konsep tersebut hingga menggunakannya untuk memecahkan masalah yang sederhana
sampai masalah yang memerlukan penalaran tinggi.
Selain TIMSS matematika untuk kelas IV dan kelas VIII, TIMSS juga melakukan penilaian
untuk kelas XII yang diberi nama TIMSS matematika lanjut. Tabel 3 menunjukkan dimensi
konten dan dimensi kognitif untuk TIMSS matematika tingkat lanjut.
Tabel 3 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Konten dan Dimensi kognitif
dalam Studi TIMSS Matematika lanjut
26
Dengan mengikuti TIMSS Negara-negara peserta diharapkan mendapat hal sebagai
berikut:
5. Memahami kondisi bagaimana siswa dapat belajar dengan cara terbaik. TIMSS
mampu membandingkan kunci kebijaksanaan dalam kurikulum, pembelajaran,
dan sumber daya yang mampu menghasilkan siswa dengan kemampuan terbaik.
Berikut ini beberapa contoh soal-soal TIMSS yang merupakan soal yang memrlukan
tingkat berpikir tinngi.
Contoh 1:
Ada tiga ribu tiket untuk pertandingan sepakboda dan di beri angka 1 sampai
dengan 3000. Pemenang adalah mereka yang memperoleh tiket dengan bilangan
27
yang berakhir dengan 11. Tuliskan semua bilangan yang menang.
Contoh 2
28
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4
Contoh 3:
29
Skala pada peta menunjukkan bahwa 1 cm mewakili 4 kilometer jarak yang
sesungguhnya. Jarak antara dua kota pada peta 8 cm. Berapa kilometer jarak antara dua
kota tersebut?
A. 2
B. 8
C. 16
D.32
Contoh 2:
30
2 buah kartu binatang seharga dengan 3 buah kartu olah raga
A. Becky mempunyai 5 kartu binatang untuk di tukar dengan kartu kartun.
Berapa banyak kartu kartu yang dia dapatkan?
B. Jim memiliki 8 kartu binatang untuk ditukarkan dengan kartu olah raga.
Berapa kartu olah raga yang akan dia dapatkan?
Contoh 1:
Ariana menemukan pola berikut untuk membuat bangun ruang. Mana di antara pilihan
berikut yang sesuai?
31
Contoh 2:
32
Mempunyai 4 Tidak memiliki 4
sisi sisi
Contoh 1:
Bu guru memberikan data pada tabel berikut ini kepada John dan meminta John untuk
memilih mana di antara diagram berikut yang menyajikan data tersebut dengan benar.
Diagram mana yang harus di pilih oleh John?
33
Contoh 2:
34
Grafik berikut ini menunjukkan banyaknya siswa di setiap kelas di Sekolah Pine
Di sekolah Pine, setiap ruang kelas dapat memuat 30 siswa. Berapa banyak lagi siswa yang
dapat di terima agar tidak ada tempat yang kosong?
A. 20
B. 25
C. 30
D. 35
Contoh-contoh berikut diambil dari TIMSS matematika untuk grade 4 tahun 2015
1. Materi Bilangan
a. level Pengetahuan
Hanif menulis pola bilangan sebagai berikut: 6, 13, 20, 27, ....
Selisih antara dua bilangan yang berurutan sama. Bilangan setelah 27 adalah ....
Jawaban: 34
35
b. level penerapan
c. level Penalaran
Sally memiliki sepotong kawat panjang 12 satuan, 40 buah manik berbentuk bulat dan 48
buah manik berbentuk kubus. Untuk membuat 1 buah gelang diperlukan 1 satuan kawat, 10
manik bulat dan 10 manik kubus. Sally ingin membuat beberapa cincin yang sama persis,
berapa gelang yang bisa di buat dengan bahan-bahan yang tersedia?
Jawaban D. 4
36
Contoh 2: TIMSS 2015
2. Materi Geometri
a. level Pengetahuan
John memiliki beberapa balok seperti tampak pada gambar. Balok mana yang dapat
memuat isi paling banyak?
Jawaban: B. Kotak 2
37
Pada pukul 03.00, sudut terkecil pada dua jarum jam membentuk sudut siku-siku. Pada
pukul berapa lagi jarum jam akan membentuk sudut siku-siku?
Jawaban: C. 09.00
Pada lingkaran berikut, gambarlah segitiga yang memiliki sisi-sisi dengan panjang
yang sama. Titik-titik mana saja yang perlu dihubungkan?
Jawaban: 12, 4, 8, 12
38
Contoh 2: TIMSS 2015
Jawaban: 8000
b. Penerapan
39
Ibu Smith menanyakan ke murid-muridnya tentang aktivitas yang mereka lakukan setelah
sekolah. Hasilnya dituliskan pada tabel berikut.
Kegiatan Turus
Olah raga IIIII III
Menonton TV IIII
Belajar IIIII IIIII
c. Penalaran
A. Atlet yang menang adalah yang memerlukan waktu paling sedikit untuk
memerlukan waktu untuk menyelesaikan perlombaan. Siapakah yang menang
dalam lomba triathlon tersebut? Berapa waktu yang dia perlukan untuk itu?
B. Sue ingin menyelesaikan tritlon lebih cepat pada perlombaan tahun depan.
Cabang olahraga apa yang harus dia perbaiki agar bisa mengalahkan Kathy
dan Barbara?
40
Contoh-Contoh Soal TIMSS SMP
Untuk menjawabnya diperlukan kemampuan bernalar yang baik. Salah satu cara
menjawabnya adalah dengan alur berpikir sebagai berikut:
Soal di atas masih tentang bilangan, tepatnya menemukan pola. Cara menjawab adalah
dengan memperhatikan pola yang terbentuk dari informasi pada soal. Terlihat perubahan
yang terjadi adalah pada bilangan pengurang yakni dari 3, 2, 1, 0, maka berikutnya
pengurangnya adalah – 1. Jadi jawaban yang benar adalah
3 – (-1) = 4
41
ALJABAR
Soal Aljabar dalam TIMSS yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
sebagai berikut
Untuk menjawab soal tersebut diperlukan daya penalaran yang tinggi. Alternatif cara
menjawabnya adalah sebagai berikut.
Dari gambar 1 diperoleh berat 1 balok kurang dari 8 gram. Jadi jawaban D salah.
Selanjutnya dari gambar ke 2 diperoleh berat 3 balok lebih dari 20 gram, atau 1 balok
lebih dari 6,7 gram. Dari hasil ini diperoleh bahwa jawaban A dan B salah, Jadi yang
mungkin adalah jawaban C.
42
Untuk menjawab soal ini perlu kemampuan bernalar menemukan pola. Siswa harus dapat
melihat bahwa nilai suatu kotak merupakan hasil penjumlahan dua kotak di atasnya.
Contoh kotak dengan nilai 6, pada gambar. Enam diperoleh dari 2 + 4. Dengan demikian x
juga diperoleh dari 10 + 14 jadi jawaban yang benar adalah 24.
GEOMETRI
Untuk menjawab soal tersebut diperlukan kemampuan menalar yang baik. Mungkin siswa
akan memerlukan gambar untuk membantu mempermudah memahami maksud soal.
Jawaban yang paling sederhana adalah dengan memahami soal bahwa jarak titik tengah
AB sampai dengan titik tengah BC adalah jarak B ke tengah AB (yakni ½ dari 10 = 5cm),
ditambah jarak dari B ke tengah BC (yakni ½ dari 5,2 = 2,6). Jadi jarak yang dimaksud
adalah 7,6 cm.
43
Dalam soal ini, siswa tidak dapat langsung menghitung nilai 𝑥 dengan sifat-sifat sudut
yang ada. Siswa harus menemukan cara menerapkan sifat-sifat sudut. Salah satu cara yang
juga membantu adalah dengan membuat gambar dan menamai sudut-sudutnya.
Perhatikan segitiga ACF sudut A = 450 dan C = 300 . Dengan menggunakan aturan jumlah
sudut dalam segitiga diperoleh sudut AFC = 1050 . ∠CFE merupakan pelurus ∠AFC
sehingga ∠CFE = 750 (nilai ini juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan aturan sudut
luar suatu segitiga). Dengan demikian nilai x adalah 1800 - (650 + 750 ) = 400
Sekilas terlihat bahwa informasi dari soal tersebut kurang, namun sebenarnya soal
tersebut tidak memerlukan tambahan informasi, bahkan misalnya garis AC dan AD
dihilangkanpun soal tersebut dapat diselesaikan.
44
Pentagon tersebut terbagi menjadi 3 segitiga. Julah sudut dalam sebuah segitiga adalah
1800 , sehingga jumlah sudut pentagon tersebut adalah 3 × 1800 = 5400
Agar diperoleh jumlah maksimum maka buku diatur sedemikain rupa dengan tinggi buku
(6 cm) diatur menempel pada sisi panjang kotak (36 cm), lebar buku (15 cm) menempel
pada lebar kotak (30 cm), dan panjang buku (20 cm) pada tinggi kotak (20 cm) sehingga
kotak akan memuat sebanyak 6 × 2 × 1 = 12 buku.
45
Jawab:
Setiap tahun Cherry cola bertambah 10 million sedangkan Lemon cola 5 milion. Berdasar
data tahun 2001, jumlah akan sama dalam n tahun maka diperoleh 40 + 10n = 55 + 5n
5n = 15
n=3
Jadi jumlah penjualan akan sama setelah 3 tahun dari tahun 2001 yakni 2004.
Jawab:
Jawaban A belum tentu benar karena ada kemungkinan ada siswa A yang melompat lebih
jauh dari beberapa siswa B, namun secara rerata tim B lebih tinggi dari tim A.
Jawaban B belum tentu, ada kemungkinan anggota tim A melompat setelah semua anggota
tim B melompat, dan ada anggota tim A yang melompat lebih jauh dari beberapa anggota
tim B namun reratanya tim B lebih tinggi dari tim A.
Jawaban D belum tentu benar, karena ada kemunginan setiap anggota A melompat lebih
dekat (pendek) dari anggota tim B.
46
Soal
Jawab
Karena kelereng merah yang diambil sudah dikembalikan lagi, maka di tas/kantong tetap
terdapat 5 kelereng merah dan 5 kelereng biru. Jadi peluang terambil merah adalah
𝑁 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 5 1
𝑃𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ = = =
𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 10 2
Soal
Jawab:
47
Negara x mempunyai populasi pasangan usia subur (Having Children) yang lebih besar
dari Negara Y. Sehingga kemungkinan pertumbuhan penduduk x akan lebih cepat dari
negara Y.
Soal
Jawab:
Karena pada negara Y proporsi warga usia tua dibandingkan warga usia muda lebih besar
daripada negara X, atau pada negara Y terdapat lebih banyak orang tua (yang harus
dirawat) disbanding negara X untuk tiap jumlah anak muda yang sama.
48
Evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan
dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses
pemantauan dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah ujian akhir yang dilakukan pada
tingkat akhir satuan pendidikan. USBN merupakan kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan dengan mengacu pada
standar kompetensi lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
Istllah berstandar nasional dalam USBN dimaksudkan; 1) soal USBN disusun berdasarkan
kisi-kisi yang berlaku secara nasional. Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan standar isi
yang diturunkan menjadi kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang diterapkan; 2)
soal USBN memiliki soal dari pusat sebanyak 20-25%, kecuali untuk mata pelajaran yang
ditetapkan di dalam POS USBN; dan 3) USBN dilaksanakan dengan mengacu kepada POS
USBN yang ditetapkan BSNP.
Pada ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional tahun ajaran 2017/2018 ,
penerapan soal berpikir tingkat tingkat tinggi pada mata pelajaran matematika dirasakan
terlalu sulit sehingga mendapat banyak respon dari peserta ujian dan menjadi viral di
media sosial. Kebijakan penerapan soal model berpikir tingkat tinggi dimaksudkan untuk
melatih anak-anak berpikir kritis, kreatif dan analitis, namun ada prinsip-prinsip berpikir
tingkat tinggi yang belum sepenuhnya diterapkan dalam menyusun soal ujian.
Contoh-contoh soal UN SD
1. Tahun 2017
49
2. Tahun 2016
3. Tahun 2015
50
4. tahun 2013
51
5. Tahun 2012c
Penyelesaian
52
Dari perhitungan tersebut, diskon terbesar diberikan oleh Toko Indah sebesar 33.000.
Jadi yang harus dibayar paling sedikit dibanding toko lain, yakni 147.000,00
Penyelesaian.
53
Penyelesaian
Selisih antara yang diarsir dan tidak membentuk barisan 2, 3, 4, 5, .... (n+1)
Penyelesaian.
54
Penyelesaian
45+40+𝑥+30+20
Rata-rata= 5
41 = (135 + 𝑥)/ 5
41 × 5 = 135 + 𝑥
205 = 135 + 𝑥
𝑥 = 70
55
Penyelesaian
Soal di atas berhubungan dengan kemampuan membaca grafik. Dari grafik dapat dilihat
bahwa banyak obat yang masih tetap aktif pada hari pertama adalah 32 mg
JAWABAN:
56
57
JAWABAN:
58
JAWABAN:
JAWAB:
59
Seorang peternak ayam menghabiskan dedak sebanyak 30 kg pada hari pertama.
Hari kedua 32 kg, hari ketiga 34 kg dan seterusnya sampai hari ke-28 selalu
bertambah 2 kg dedak setiap harinya. Jumlah dedak yang dihabiskan peternak
ayam tersebut seluruhnya sampai hari ke-28 adalah ….
A. 1.596 kg
B. 1.276 kg
C. 1.256 kg
D. 896 kg
E. 769
JAWAB:
SOAL:
Dari angka 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun bilangan ratusan dengan angka-angka
berbeda. Banyaknya bilangan ratusan yang dapat disusun dan kurang dari 600
adalah … bilangan
60
JAWAB:
Banyak bilangan bilangan ratusan kurang dari 600 yang dapat disusun adalah
3 × 4 × 3 = 36
LEMBAR KERJA
1. Sebutkan karakteristik atau kriteria soal yang ada dalam tes PISA
Jawab
Jawab
Jawab
61
4. Apa perbedaan dan persamaan karakteristik soal yang ada pada PISA, TIMSS, UN
Jawab
5. Dalam hal tujuan, apa persamaan dan perbedaan antara PISA, TIMSS, UN
Jawab
6. Selain ditinjau dari materi soal, soal dalam TIMSS juga dikelompokkan kedalam
Knowing, Appliying, Reasoning. Diantara soal-soal berikut, manakah soal yang
termasuk dalam Knowing, Appliying, Reasoning. Berikan alasanmu.
Soal a.
Jawab
62
Soal b.
Jawab
Soal c.
Jawab
63
7. Di bawah ini adalah contoh soal-soal PISA, TIMSS dan UN. Tentukan mana yang
merupakan soal UN, PISA dan TIMSS serta berikan alasan.
Soal 1.
Pada tahun 1998, tinggi rata-rata remaja laki-laki dan perempuan di Belanda dinyatakan
Soal 2.
64
Soal 3.
Jawab
65
DAFTAR PUSAKA
International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA). 2013. Released
mathematics items. Boston: TIMSS & PIRLS International Study Center
Mullis, I.,Martin,M.O & Foy,P.2008. TIMSS 2007 International Report. Chesnut Hills;Boston
College
OECD.2009. PISA 2009 Assessment Framework
OECD. PISA 2012 Mathematics Framework
OECD. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework
Wardani, S.. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di
SMP/MTs. Bahan pelatihan Diklat Guru Pemandu/Guru Inti/Pengembang
Matematika SMP Jenjang Dasar Tahun 2010 PPPPTK Matematika
Sudiyanto, Kartowagiran, B, & Mahyudi. 2015. Pengembangan Model Assessment As Learning
Pembelajaran Akuntansi di SMK. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume
19, No 2, Desember 2015 (189-201) Tersedia Online:
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep
66
B.2. Analisis Muatan KD untuk Penyusunan Soal Matematika
Berorientasi UN, PISA, TIMSS
A. Pengantar
Pada bagian ini, Peserta mengimplementasikan pemahaman tentang konsep dan
karakteristik ketrampilan berfikir tingkat tinggi untuk menganalisis kompetensi dasar
yang ada di struktur kurikulum sekolah. Kegiatan diawali dengan mereview kembali
pengertian dan karakteristik ketrampilan berfikir tingkat tinggi, memilih kompetensi
dasar, dan kemudian menganalisis kompetensi dasar.
B. Tujuan
Setelah mempelajari bagian ini, diharapkan peserta dapat menganalisis level kognitif
kompetensi dasar dan kaitanya dengan soal UN, PISA, dan TIMSS.ndah yang diperlukan.
D. Uraian Materi
Soal berorientasi UN, PISA, dan TIMSS diharapkan mendukung ke arah kemampuan
ketrampilan berfikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berikir yang tidak sekedar
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite). Resnick (1987) mendefinisikan ketrampilan berfikir tingkat tinggi
sebagai proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling dasar.
67
Dalam taksonomi Bloom yang disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl, proses
berikir dapat dibedakan dalam dua tingkat, yaitu ketrampilan berfikir tingkat rendah yang
meliputi proses kognitif mengetahui/mengingat (knowing/remembering/C1), memahami
(understanding/C2), menerapkan (applying/C3). Ketrampilan berfikir tingkat rendah ini
menjadi dasar bagi kemampuan berfikir tingkat tinggi yang meliputi proses kognitif
menganalisis (analyzing/C4), mengevaluasi (evaluating/C5), dan mencipta (creating/C6).
Proses Kognitif
C1 Mengingat Mengenali (recognizing)
Mengingat (recalling)
C2 Memahami Menafsirkan (interpreting)
Memberi contoh (examplying)
LOTS
Meringkas (summarizing)
Menarik inferensi (inferring)
Membandingkan (comparing)
Menjelaskan (explaining)
C3 Menerapkan Menjalankan (executing)
Mengimplementasikan (implementing)
C4 Menganalisis Menguraikan (differentiating)
Mengorganisir (organizing)
Menemukan makna tersirat (attributing)
HOTS
Di samping dimensi proses kognitif, Anderson dan Krathwohl juga menambahkan dimensi
pengetahuan yang meliputi pengetahuan Faktual (factual knowledge), pengetahuan
konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge),
dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).
Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan Pengetahuan terminologi
Faktual Pengetahuan detail dan unsur-unsur (kejadian, subjek, waktu,
detail tertentu)
2. Pengetahuan Pengetahuan klasifikasi dan kategori
Konseptual Pengetahuan prinsip dan generalisasi
Pengetahuan teori, model, dan struktur
68
4. Pengetahuan Pengetahuan strategi
Metakognitif Pengetahuan tugas kognitif, termasuk pengetahuan konteks dan
kondisi
Pengetahuan tentang diri sendiri
Pada konteks asesmen, soal untuk mengukur ketrampilan berfikir tingkat tinggi : 1)
transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3)
mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbedabeda, 4) menggunakan informasi
untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis.
Dalam kaitannya dengan penggunaan kata kerja operasional, terdapat beberapa kata kerja
yang sama namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan ini seringkali
menimbulkan perbedaan penafsiran berbeda dalam menentukan level kognitif ketika
menyusun indikator soal. Berdasarkan pengalaman tersebut Puspendik
mengelompokkan level kognitif menjadi tiga level.
69
Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap materi
paelajaran dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam
situasi yang familiar, maupun dengan cara yang berbeda.
Menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi yang
faktual.
Menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual.
Menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam
pelajaran.
Mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan
terminologi yang benar.
Memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel.
Mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.
70
Format B.2a. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD) Sekolah Dasar
Kelompok :
Nama Anggota :
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IV UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
4.1. Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.
3.2. Menjelaskan berbagai bentuk pecahan (biasa,
campuran, desimal, dan persen) dan hubungan
di antaranya.
4.2. Mengidentifikasi berbagai bentuk pecahan
(biasa, campuran, desimal, dan persen) dan
hubungan di antaranya.
3.3. Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari
jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua
bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
4.3. Menyelesaikan masalah penaksiran dari
jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua
bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
3.4. Menjelaskan faktor dan kelipatan suatu
bilangan.
4.4. Mengidentifikasi faktor dan kelipatan suatu
bilangan.
3.5. Menjelaskan bilangan prima.
4.5. Mengidentifikasi bilangan prima.
3.6. Menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan, faktor persekutuan terbesar
(FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
faktor persekutuan, faktor persekutuan
terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-
71
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IV UN PISA TIMSS
Kognitif
hari.
3.7. Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil
pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat.
4.7. Menyelesaikan masalah pembulatan hasil
pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat.
3.8. Menganalisis sifat-sifat segibanyak beraturan
dan segibanyak tidak beraturan.
4.8. Mengidentifikasi segibanyak beraturan dan
segibanyak tidak beraturan.
3.9. Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas
persegi, persegipanjang, dan segitiga serta
hubungan pangkat dua dengan akar pangkat
dua.
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
keliling dan luas persegi, persegipanjang, dan
segitiga termasuk melibatkan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
3.10. Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar,
berpotongan, berhimpit) menggunakan model
konkret.
4.10. Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar,
berpotongan, berhimpit) menggunakan model
konkret.
3.11. Menjelaskan data diri peserta didik dan
lingkungannya yang disajikan dalam bentuk
diagram batang.
4.11. Mengumpulkan data diri peserta didik dan
lingkungannya dan menyajikan dalam bentuk
diagram batang.
3.12. Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut
pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat.
4.12. Mengukur sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur
derajat.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut
72
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
berbeda.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
dengan penyebut berbeda.
3.2. Menjelaskan dan melakukan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian pecahan dan desimal.
3.3. Menjelaskan perbandingan dua besaran yang
berbeda (kecepatan sebagai perbandingan
jarak dengan waktu, debit sebagai
perbandingan volume dan waktu).
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan dua besaran yang berbeda
(kecepatan, debit).
3.4. Menjelaskan skala melalui denah.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
skala pada denah.
3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume bangun
ruang dengan menggunakan satuan volume
(seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat
tiga dengan akar pangkat tiga.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume bangun ruang dengan menggunakan
satuan volume (seperti kubus satuan)
melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga.
3.6. Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring
bangun ruang sederhana (kubus dan balok).
4.6. Membuat jaring-jaring bangun ruang
sederhana (kubus dan balok).
3.7. Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri
peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara
pengumpulannya.
4.7. Menganalisis data yang berkaitan dengan diri
peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara
pengumpulannya.
3.8. Menjelaskan penyajian data yang berkaitan
dengan diri peserta didik dan membandingkan
dengan data dari lingkungan sekitar dalam
bentuk daftar, tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang, atau diagram
garis.
73
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
4.8. Mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan
membandingkan dengan data dari lingkungan
sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram
gambar (piktogram), diagram batang, atau
diagram garis.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VI UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan bilangan bulat negatif (termasuk
menggunakan garis bilangan).
4.1. Menggunakan konsep bilangan bulat negatif
(termasuk mengggunakan garis bilangan)
untuk menyatakan situasi sehari hari.
3.2. Menjelaskan dan melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian yang melibatkan bilangan bulat
negatif.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat
negatif dalam kehidupan sehari-hari.
3.3. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung
campuran yang melibatkan bilangan cacah,
pecahan dan/atau desimal dalam berbagai
bentuk sesuai urutan operasi.
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan operasi
hitung campuran yang melibatkan bilangan
cacah, pecahan dan/atau desimal dalam
berbagai bentuk sesuai urutan operasi.
3.4. Menjelaskan titik pusat, jari-jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, dan juring.
4.4. Mengidentifikasi titik pusat, jari jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, dan juring.
3.5. Menjelaskan taksiran keliling dan luas
lingkaran.
4.5. Menaksir keliling dan luas lingkaran serta
menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah.
3.6. Membandingkan prisma, tabung, limas,
kerucut, dan bola.
4.6. Mengidentifikasi prisma, tabung, limas, kerucut,
74
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VI UN PISA TIMSS
Kognitif
dan bola.
3.7. Menjelaskan bangun ruang yang merupakan
gabungan dari beberapa bangun ruang, serta
luas permukaan dan volumenya.
4.7. Mengidentifikasi bangun ruang yang
merupakan gabungan dari beberapa bangun
ruang, serta luas permukaan dan volumenya.
3.8. Menjelaskan dan membandingkan modus,
median, dan mean dari data tunggal untuk
menentukan nilai mana yang paling tepat
mewakili data.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
modus, median, dan mean dari data tunggal
dalam penyelesaian masalah.
75
Format B.2b. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD) Sekolah Menengah Pertama
Kelompok :
Nama Anggota :
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan urutan pada
bilangan bulat (positif dan negatif) dan
pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan
(biasa, campuran, desimal, persen).
3.2. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan dengan
memanfaatkan berbagai sifat operasi.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
3.3. Menjelaskan dan menentukan representasi
bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif.
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif.
3.4. Menjelaskan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan masalah
kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan dan operasi biner pada
himpunan.
3.5. Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan
operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian).
76
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bentuk aljabar dan operasi pada bentuk
aljabar.
3.6. Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel dan penyelesaiannya.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel.
3.7. Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya
sama dan berbeda).
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
rasio dua besaran (satuannya sama dan
berbeda).
3.8. Membedakan perbandingan senilai dan
berbalik nilai dengan menggunakan tabel data,
grafik, dan persamaan.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan senilai dan berbalik nilai.
3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi
terkait aritmetika sosial (penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto, tara).
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
aritmetika sosial (penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto, tara).
3.10. Menganalisis hubungan antar sudut sebagai
akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh
garis transversal.
4.10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh garis
transversal.
3.11. Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk
berbagai jenis segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.
4.11. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan luas dan keliling segiempat
(persegi, persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan layang layang)
dan segitiga.
3.12. Menganalisis hubungan antara data dengan
77
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
cara penyajiannya (tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram lingkaran).
4.12. Menyajikan dan menafsirkan data dalam
bentuk tabel, diagram garis, diagram batang,
dan diagram lingkaran.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VIII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
3.2. Menjelaskan kedudukan titik dalam bidang
koordinat Kartesius yang dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kedudukan titik dalam bidang koordinat
Kartesius.
3.3. Mendeskripsikan dan manyatakan relasi dan
fungsi dengan menggunakan berbagai
representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram,
dan persamaan).
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi.
3.4. Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan
garis lurus) dan menginterpretasikan grafiknya
yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan fungsi linear sebagai
persamaan garis lurus.
3.5. Menjelaskan sistem persamaan linear dua
variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
3.6. Menjelaskan dan membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
78
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VIII UN PISA TIMSS
Kognitif
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras.
3.7. Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta
hubungannya.
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan
luas juring lingkaran, serta hubungannya.
3.8. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar
dan persekutuan dalam dua lingkaran dan cara
melukisnya.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
garis singgung persekutuan luar dan
persekutuan dalam dua lingkaran.
3.9. Membedakan dan menentukan luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prisma, dan limas).
4.9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prima dan limas), serta
gabungannya.
3.10. Menganalisis data berdasarkan distribusi data,
nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran
data untuk mengambil kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
4.10. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-
rata, median, modus, dan sebaran data untuk
mengambil kesimpulan, membuat keputusan,
dan membuat prediksi.
3.11. Menjelaskan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan.
4.11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang empirik dan teoretik suatu kejadian
dari suatu percobaan.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IX UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan melakukan operasi bilangan
berpangkat bilangan rasional dan bentuk akar,
serta sifat-sifatnya.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat
79
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IX UN PISA TIMSS
Kognitif
dan bentuk akar
3.2. Menjelaskan persamaan kuadrat dan
karakteristiknya berdasarkan akar-akarnya
serta cara penyelesaiannya.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan kuadrat.
3.3. Menjelaskan fungsi kuadrat dengan
menggunakan tabel, persamaan, dan grafik.
4.3. Menyajikan fungsi kuadrat menggunakan tabel,
persamaan, dan grafik.
3.4. Menjelaskan hubungan antara koefisien dan
diskriminan fungsi kuadrat dengan grafiknya.
4.4. Menyajikan dan menyelesaikan masalah
kontekstual dengan menggunakan sifat-sifat
fungsi kuadrat.
3.5. Menjelaskan transformasi geometri (refleksi,
translasi, rotasi, dan dilatasi) yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan transformasi geometri
(refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi).
3.6. Menjelaskan dan menentukan kesebangunan
dan kekongruenan antar bangun datar.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kesebangunan dan kekongruenan antar
bangun datar.
3.7. Membuat generalisasi luas permukaan dan
volume berbagai bangun ruang sisi lengkung
(tabung, kerucut, dan bola).
4.7. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut,
dan bola), serta gabungan beberapa bangun
ruang sisi lengkung.
80
Format B.2c. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD)
Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan
Kelompok :
Nama Anggota :
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mengintepretasi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear
satu variabel dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear Aljabar lainnya.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
dari bentuk linear satu variable.
3.2. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
pertidaksamaan rasional dan irasional satu
variabel.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan rasional dan irasional satu
variabe.
3.3. Menyusun sistem persamaan linear tiga
variabel dari masalah kontekstual.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga
variable.
3.4. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
sistem pertidaksamaan dua variabel (linear-
kuadrat dan kuadrat kuadrat).
4.4. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem pertidaksamaan dua
variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat).
3.5. Menjelaskan dan menentukan fungsi (terutama
fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi
rasional) secara formal yang meliputi notasi,
81
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X UN PISA TIMSS
Kognitif
daerah asal, daerah hasil, dan ekspresi
simbolik, serta sketsa grafiknya.
4.5. Menganalisa karakteristik masing – masing
grafik (titik potong dengan sumbu, titik
puncak, asimtot) dan perubahan grafik
fungsinya akibat transformasi f2(x), 1/f(x),
|f(x)| dsb..
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi
dan operasi invers pada fungsi invers serta
sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi komposisi dan operasi invers suatu
fungsi.
3.7. Menjelaskan rasio trigonometri (sinus, cosinus,
tangen, cosecan, secan, dan cotangen) pada
segitiga siku-siku.
4.7. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan rasio trigonometri (sinus,
cosinus, tangen, cosecan, secan, dan cotangen)
pada segitiga siku-siku.
3.8. Menggeneralisasi rasio trigonometri untuk
sudut-sudut di berbagai kuadran dan sudut-
sudut berelasi.
4.8. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan rasio trigonometri sudut-
sudut di berbagai kuadran dan sudut-sudut
berelasi.
3.9. Menjelaskan aturan sinus dan cosinus.
4.9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
aturan sinus dan cosinus.
3.10. Menjelaskan fungsi trigonometri dengan
menggunakan lingkaran satuan.
4.10. Menganalisa perubahan grafik fungsi
trigonometri akibat perubahan pada konstanta
pada fungsi 𝑦 = 𝑎 sin 𝑏(𝑥 + 𝑐) + 𝑑.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mendeskripsikan dan menentukan
penyelesaian fungsi eksponensial dan fungsi
logaritma menggunakan masalah kontekstual,
serta keberkaitanannya
82
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
4.1. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan fungsi eksponensial dan
fungsi logaritma
3.2. Menjelaskan vektor, operasi vektor, panjang
vektor, sudut antarvektor dalam ruang
berdimensi dua (bidang) dan berdimensi tiga
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
vektor, operasi vektor, panjang vektor, sudut
antar vektor dalam ruang berdimensi dua
(bidang) dan berdimensi tiga
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan metode pembuktian Pernyataan
matematis berupa barisan, ketidaksamaan,
keterbagiaan dengan induksi matematika.
4.1. Menggunakan metode pembuktian induksi
matematika untuk menguji pernyataan
matematis berupa barisan, ketidaksamaan,
keterbagiaan.
3.2. Menjelaskan program linear dua variabel dan
metode penyelesaiannya dengan menggunakan
masalah kontekstual.
4.2. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan program linear dua variabel.
3.3. Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks
dengan menggunakan masalah kontekstual dan
melakukan operasi pada matriks yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar,
dan perkalian, serta transpos.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan matriks dan operasinya.
3.4. Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers
matriks berordo 2×2 dan 3×3.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
determinan dan invers matriks berordo 2×2
dan 3×3.
3.5. Menganalisis dan membandingkan
transformasi dan komposisi transformasi
dengan menggunakan matriks.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matriks transformasi geometri (translasi,
83
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI UN PISA TIMSS
Kognitif
refleksi, dilatasi dan rotasi).
3.6. Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah
pada barisan Aritmetika dan Geometri.
4.6. Menggunakan pola barisan aritmetika atau
geometri untuk menyajikan dan menyelesaikan
masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan,
peluruhan, bunga majemuk, dan anuitas).
3.7. Menjelaskan limit fungsi aljabar (fungsi
polinom dan fungsi rasional) secara intuitif dan
sifat-sifatnya, serta menentukan eksistensinya.
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
limit fungsi aljabar.
3.8. Menjelaskan sifat-sifat turunan fungsi aljabar
dan menentukan turunan fungsi aljabar
menggunakan definisi atau sifat sifat turunan
fungsi.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
turunan fungsi aljabar.
3.9. Menganalisis keberkaitanan turunan pertama
fungsi dengan nilai maksimum, nilai minimum,
dan selang kemonotonan fungsi, serta
kemiringan garis singgung kurva.
4.9. Menggunakan turunan pertama fungsi untuk
menentukan titik maksimum, titik minimum,
dan selang kemonotonan fungsi, serta
kemiringan garis singgung kurva, persamaan
garis singgung, dan garis normal kurva
berkaitan dengan masalah kontekstual.
3.10. Mendeskripsikan integral tak tentu (anti
turunan) fungsi aljabar dan menganalisis sifat
sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi.
4.10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
integral tak tentu (anti turunan) fungsi aljabar.
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
persamaan trigonometri
4.1. Memodelkan dan Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan trigonometri
3.2. Membedakan penggunaan jumlah dan selisih
84
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
sinus dan cosinus
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
rumus jumlah dan selisih sinus dan cosinus
3.3. Menganalisis lingkaran secara analitik
4.3. Menyelesaikan masalah yang terkait dengan
lingkaran
3.4. Menganalisis keterbagian dan faktorisasi
polinom
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
faktorisasi polinomial
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar
titik, titik ke garis, dan titik ke bidang).
4.1. Menentukan jarak dalam ruang (antar titik,
titik ke garis, dan titik ke bidang).
3.2. Menentukan dan menganalisis ukuran
pemusatan dan penyebaran data yang disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
histogram.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi
dan histogram.
3.3. Menganalisis aturan pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi) melalui masalah kontekstual.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi).
3.4. Mendeskripsikan dan menentukan peluang
kejadian majemuk (peluang kejadian-kejadian
saling bebas, saling lepas, dan kejadian
bersyarat) dari suatu percobaan acak.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat).
85
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XII PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan limit fungsi
trigonometri
4.1. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan limit
fungsi trigonometri
3.2. Menjelaskan dan menentukan limit di
ketakhinggaan fungsi aljabar dan fungsi
trigonometri
4.2. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
eksistensi limit di ketak hinggaan fungsi aljabar
dan fungsi trigonometri
3.3. Menggunakan prinsip turunan ke fungsi
Trigonometri sederhana
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
turunan fungsi trigonometri
3.4. Menjelaskan keberkaitan turunan pertama dan
kedua fungsi dengan nilai maksimum, nilai
minimum, selang kemonotonan fungsi,
kemiringan garis singgung serta titik belok dan
selang kecekungan kurva fungsi trigonometri
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
nilai maksimum, nilai minimum, selang
kemonotonan fungsi, dan kemiringan garis
singgung serta titik belok dan selang
kecekungan kurva fungsi trigonometrI
3.5. Menjelaskan dan menentukan distribusi
peluang binomial berkaitan dengan fungsi
peluang binomial
4.5. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
distribusi peluang binomial suatu percobaan
(acak) dan penarikan kesimpulannya
3.6. Menjelaskan karakteristik data berdistribusi
normal yang berkaitan dengan data
berdistribusi normal
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
distribusi normal dan penarikan
kesimpulannya
F. Penutup
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai oleh peserta didik, oleh karena itu posisinya menjadi sangat vital dalam
perencanaan proses pembelajaran maupun penilaian. Dengan melakukan analisis KD,
86
proses pembelajaran akan menjadi terarah untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Demikian juga dengan penilaian pembelajaran. Dari hasil analisis, guru dapat melakukan
pemetaan level kognitif dari level paling rendah yang menjadi dasar ketrampilan berfikir
tingkat tinggi, sampai ke level kognitif yang tertinggi.
87
B.3. Penyusunan Kisi-kisi Penyusunan Kisi-Kisi Soal Matematika
Berorientasi UN, PISA, TIMSS
A. Pengantar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2016
Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Agar
proses pengumpulan dan pengolahan informasi mencapai hasil yang baik dan bermakna,
maka perlu dilakukan tahapan perencanaan yang matang. Untuk melakukan penilaian
terhadap peserta didik perlu dibuat instrumen berupa perangkat pertanyaan atau soal.
Langkah-langkah pengembangan soal sebagai berikut: (1) penentuan tujuan tes; (2)
penyusunan kisi-kisi; (3) penulisan butir soal (4) validasi soal; (5) perakitan tes. Langkah-
langkah ini digambarkan melalui diagram sebagai berikut:
Berdasarkan diagram di atas bahwa penyusunan butir atau naskah soal dalam rangka
penilaian yang baik agar menghasilkan penilaian yang akurat, objektif, dan
menggambarkan kompetensi peserta didik yang sebenarnya, diperlukan tahapan-tahapan
perencanaan yang matang sehingga menghasilkan instrumen perangkat tes (naskah soal)
yang valid.
Pada bagian ini pembahasan ditekankan pada tahapan atau langkah-langkah penyusunan
kisi-kisi tes sebelum dilakukan penulisan butir soal.
88
Kisi-kisi tes (test blue print) merupakan format yang memuat informasi mengenai ruang
lingkup dan isi/kompetensi yang akan dinilai/diujikan. Pendapat lain bahwa kisi-kisi
adalah suatu format atau matriks yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman
untuk menulis soal atau merakit tes.
Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalah untuk merumuskan dengan tepat ruang lingkup
tes dan dan bagian-bagiannya sehingga kisi-kisi tes dapat menjadi petunjuk yang efektif
bagi penulis soal atau perakit tes. Dengan adanya kisi-kisi tes siapa pun yang menulis soal
hasilnya relatif sama, baik dari lingkup materi maupun tingkat kesukarannya.
Sesuai fungsi kisi-kisi tes yaitu sebagai pedoman bagi penulis butir soal agar tidak
menyimpang dari yang diharapkan pada tujuan tes, maka kisi-kisi tes dibuat selengkap
mungkin dengan minimal terdapat KD, materi pokok yang diuji, indikator soal, bentuk
soal yang sesuai dengan karakteristik materi, dan nomor soal.
89
Kisi-kisi tes dapat disusun dalam bentuk deskripsi atau dalam bentuk matriks. Komponen
kisi-kisi tes bentuk matriks terdiri atas identitas dan format kisi-kisi. Identitas kisi-kisi
meliputi: judul, nama sekolah/satuan pendidikan, mata pelajaran, program/kelompok
peminatan, kurikulum acuan, bentuk soal (ditulis pada identitas jika hanya satu macam
bentuk soal dalam kisi-kisi tes tersebut, misalnya Pilihan Ganda saja atau Uraian saja),
jumlah soal, alokasi waktu, dan nama penyusun. Sedangkan format kisi-kisi terdiri atas 7
(tujuh) kolom, yaitu Nomor, Kompetensi Dasar, Materi Pokok, Bahan Kelas/Semester,
Indikator Soal, Level Kognitif, dan Nomor Soal. Jika dalam satu kisi-kisi terdapat lebih dari
satu macam bentuk soal maka bentuk soal tidak ditulis pada identitas, tetapi pada format
kisi-kisi ditambah satu kolom untuk bentuk soal, sebelum kolom nomor soal.
Ujian Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran tingkat nasional yang
telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui hasil belajar siswa. Ujian Nasional
merupakan penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Ujian Nasional
diberlakukan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kecuali jenjang SD/MI/SDLB
dan sederajat melaksanakan USBN (Ujian Sekolah Berstandar nasional). Mengacu pada
kisi-kisi ujian nasional, kisi-kisi tes sebaiknya dilengkapi dengan level kognitif. Pada
pelatihan ini kita hanya membahas danmengembangkan soal UN/USBN degan level
kognitif 3 yaitu level kognitif penalaran (HOTS).
90
b. Kisi-kisi Soal Setara Tes PISA
Berdasarkan karakteristik soal PISA, maka kisi-kisi tes soal setara PISA adalah;
Berdasarkan karakteristik soal TIMSS, maka kisi-kisi tes soal setara TIMSS adalah;
91
kognitif yang akan diukur; (5) merumuskan stimulus; dan (6) memberi nomor soal.
Penjelasan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi tes sebagai berikut.
1) Urgensi: secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;
2) Kontinuitas: materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman
materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari pada jenjang yang sama maupun
antar jenjang;
3) Relevansi: materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau
memahami mata pelajaran/bidang lain; dan
4) Keterpakaian: materi yang diujikan memiliki nilai terapan dan nilai guna yang
tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
92
4) memuat kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur. (untuk soal pilihan ganda
hanya menggunakan satu KKO, sedangkan soal uraian atau praktik dapat
menggunakan lebih dari satu KKO)
5) dapat dibuatkan soalnya
6) sesuai dengan tingkat berpikir siswa, dan
7) rumusan indikator soal yang lengkap memuat 4 komponen, yaitu A = audience; B
= behavior; C = condition; dan D = degree.
Secara verbal, audience diartikan sebagai pendengar atau peserta, sedangkan
dalam konteks penilaian Audience adalah siswa yang hendak diukur
kemampuannya melalui soal yang akan dirumuskan. Behavior merupakan tingkah
laku atau perilaku atau aktivitas suatu proses, dalam konteks penilaian behavior
adalah apa yang hendak diukur dalam proses penilaian yang akan kita lakukan.
Kata Condition, diartikan sebagai keadaan, kondisi. Dalam konteks ini adalah
keadaan/kondisi atau alat yang digunakan siswa sebagai acuan dalam menjawab
soal. Degree dalam konteks ini merupakan tingkat penampilan yang dapat
dilakukan oleh siswa setelah melalui suatu rangkaian proses pembelajaran yang
akan diukur. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan,
serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu
tingkah laku.
Pada kisi-kisi ujian nasional tahun 2018 dibedakan 3 level kognitif yaitu Level 1
pengetahuan dan pemahaman, Level 2 penerapan, dan Level 3 penalaran. Level 1 setara
dengan C1 dan C2; level 2 setara C3; dan level 3 dapat berupa C4, C5, atau C6. Perumusan
level kognitif pada soal Ujian Nasional mengacu pada level kognitif Kisi-kisi Ujian
Nasional yang diterbitkan oleh BSNP,
93
e. Merumuskan stimulus
Soal-soal PISA adalah soal yang bertujuan untuk melihat tingkat literasi matematika
siswa, oleh sebab itu pada soal-soal PISA selalu ada stimulus. Stimulus merupakan dasar
untuk membuat pertanyaan (dasar pertanyaan). Stimulus dapat berupa gambar, grafik,
tabel, data hasil percobaan, kurva, wacana, atau kasus yang dapat
merangsang/memotivasi sebagai acuan yang dipergunakan dalam menjawab butir soal.
Stimulus yang disajikan sebaiknya bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat
bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti
budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah
tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus
yang digunakan dalam penulisan soal.
1) Urutan soal dibuat dari soal yang mudah ke sulit atau dari yang sederhana ke
rumit/Kompleks. Hindari menempatkan soal yang sulit pada urutan pertama.
2) Diupayakan urutan soal dikelompokkan sesuai dengan ruang lingkup materi.
Hindari penomoran soal dalam ruang lingkup sama dengan penempatan nomor soal
terpencar.
3) Penomoran soal harus berurutan sesuai dengan bentuk soal. Jangan membuat
penomoran secara berselang-seling untuk bentuk soal yang berbeda.
4) Satu stimulus dapat digunakan untuk satu nomor soal atau lebih.
Kelas/
Kompetensi Materi Level Bentuk Nomor
No. Semes- Indikator Soal Stimulus
Dasar Pokok Kognitif Soal soal
ter
1 3.2. Membaca XII/1 Disajikan dua Data gaji L3 PG 5
Menentukan dan Sajian buah data dua orang
menganalisis Data dalam bentuk pekerja
94
Kelas/
Kompetensi Materi Level Bentuk Nomor
No. Semes- Indikator Soal Stimulus
Dasar Pokok Kognitif Soal soal
ter
ukuran pemusatan diskripsi, siswa
dan penyebaran dapat
data yang disajikan menyimpulkan
dalam bentuk tabel data tersebut
distribusi yang disajikan
frekuensi dan ke dalam
histogram diagram garis
2 ........
C. Aktivitas
Lembar Kerja (LK)
Petunjuk:
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 sd 5 orang. Setiap
kelompok memilih satu atau lebih KD yang berbeda dengan KD yang dipilih oleh
kelompok lain.
2. Setiap kelompok menyusun 5 soal setara UN (level L3), 5 soal setara PISA dan 5 soal
setara TIMSS
3. Penulisan kisi-kisi ditulis pada format kisi-kisi yang disedikan di bawah ini
4. Waktu yang disediakan untuk memahami konsep penyusunan soal dan untuk
menyusun soal beserta rubriknya adalah 3 jp
Format 1: Kisi-kisi Soal Orientasi Ujian Nasional/Ujian Sekolah Berstandar Nasional HOTS.
95
4
96
5
D. Penutup
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Penilaian yang
terencana dengan baik akan dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat
sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar. Salah satu perencanaan yang penting dalam
penilaian adalah mengembangkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi yang baik akan dapat
menghasilkan soal yang baik pula.
Soal setara Ujian Nasional atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional menekankan pada
tercapainya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran yang diujikan. Soal
setara PISA lebih menekankan pada pengukuran literasi dan penalaran matematika. Soal
setara TIMSS lebih menekankan kemampuan kompetensi matematika secara keseluruhan
mulai dari level terendah hingga level tertinggi (C1 sd C6). Pembuatan kisi-kisi dari soal
yang akan disusun akan mengacu pada orientasi dari soal yang akan dibuat.
97
DAFTAR PUSTAKA
98
E. Lampiran:
Lampiran 1: Daftar kata kerja ranah kognitif Bloom revisi Anderso
C1- C2- C3 – C4 – C5 – C6 –
Mengetahui Memahami Mengaplikasika Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
n
99
C1- C2- C3 – C4 – C5 – C6 –
Mengetahui Memahami Mengaplikasika Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
n
100
Lampiran 2: Kisi-kisi USBN Jenjang SD Tahun Pelajaran 2017/2018
101
Lampiran 3: Kisi-kisi UN Jenjang SMP
102
Lampiran 4a: Kisi-kisi UN Jenjang SMA IPA
103
Lampiran 4b: Kisi-kisi UN Jenjang SMA IPS/Keagamaan
104
Lampiran 4c: Kisi-kisi UN Jenjang SMA Bahasa
105
Lampiran 5: Kisi-kisi UN Jenjang SMK
106
B.4. PENYUSUNAN SOAL BERORIENTASI UN, PISA DAN TIMSS
A. Pengantar
Mencermati wacana yang berkembang beberapa waktu belakangan ini terkait dengan
rendahnya peringkat peserta didik yang berasal dari Indonesia mengikuti ajang evaluasi
sistem pendidikan dari berbagai negara seperti PISA atau TIMSS, contohnya adalah hasil
peringkat PISA tahun 2015 di bawah ini
dimana Indonesia berada di peringkat ke-9 dari hasil terendah, maka perlu ada upaya
peningkatan kemampuan bernalar peserta didik khususnya kemampuan membaca,
matematika dan sains seperti yang diujikan dalam PISA di atas.
107
Untuk bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam nalar matematika, maka perlu
peningkatan kemampuan guru dalam penyusun soal yang dapat mengoptimalkan nalar
peserta, baik itu soal yang berorientasi dengan UN (yang HOT), PISA ataupun TIMSS.
Soal yang akan disusun ini diharapkan tidak hanya terfokus pada KD-KD tertentu saja, KD-
KD yang dibuatkan soalnya diharapkan lebih tersebar merata, bahkan jika
memungkinkan untuk setiap KD ada soal yang dibuatkan. Oleh karena itu, dalam
perencanaan kerjanya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok
mengambil satu atau lebih Kompetensi Dasar yang berbeda dengan Kompetensi Dasar
yang dipilih oleh kelompok lainnya. Demikina pula, setiap kelompok terdiri atas lima
orang dan setiap orang peserta memgambil satu atau lebih IPK yang berbeda dengan IPK
yang dipilih oleh peserta lainnya.
Untuk soal-soal yang berbentuk uraian maka dalam penghitungan skornya perlu
dibuatkan rubriknya. Di samping itu, soal-soal ini pun kategorinya adalah berfikir tingkat
tinggi dimana dalam penyelesaiannya peserta didik perlu mengoptimalkan daya nalarnya.
Oleh karena itu rubrik pen-skor-annya juga perlu dibuat berbasis tahap-tahap penalaran.
Kaidah Penulisan Soal UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan Bentuk Pilihan Ganda (PG)
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar
4. Pengecoh harus berfungsi
5. Ada stimulus
Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
108
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas
salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas
dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian.
Kaidah Penulisan Soal UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan Bentuk Uraian
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, misalnya soal Matematika harus
menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensi berbahasa atau yang
lainnya.
4. Ada stimulus.
Konstruksi
1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau
perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata
tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan.
Demikian juga kata-kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
2. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara
menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besar skor
109
bagi setiap komponen, atau rentang skor yang dapat diperoleh untuk setiap
kriteria dalam soal yang bersangkutan.
4. Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
Bahasa
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana
dan komunikatif sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
peserta didik atau kelompok tertentu.
3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
LK Penyusunan Soal
Petunjuk:
110
Buatlah soal matematika yang berorientasi UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan
menggunakan Kartu Soal di bawah ini dan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memilih satu atau
lebih KD yang berbeda dengan KD yang dipilih oleh kelompok lain.
2. Setiap kelompok terdiri atas 5 peserta. Setiap peserta memilih 1 atau lebih IPK
yang berbeda dengan IPK yang dipilih oleh peserta lain.
3. Setiap peserta menyusun 1 soal perkiraan UN, 1 soal perkiraan PISA dan 1 soal
perkiraan TIMSS
4. Penulisan soal dibuat di dalam format kartu soal yang disedikan di bawah ini
5. Waktu yang disediakan untuk memahami konsep penyusunan soal dan untuk
menyusun soal beserta rubriknya adalah 10 jp
111
C. Aktivitas
LK B4.1 Kartu Soal Pilihan Ganda
KARTU SOAL
Kelas : .....................
Indikator : ......................................................................................................
......................................................................................................
112
LK B4.2 Kartu Soal Uraian
KARTU SOAL
Kelas : .....................
Indikator : ...................................................................................................
....................................................................................................
Rubrik : ..........................................................
..........................................................
..........................................................
..........................................................
D. Latihan
Setelah mempelajari konsep tentang penyusunan soal matematika berorientasi UN (HOT),
PISA dan TIMSS, silahkan mengerjakan latihan berikut:
113
3. Bagaimana kaidah penulisan soal UN, PISA dan TIMSS dengan bentuk Uraian yang
terkait dengan konstruksi?
4. Bagaimana pedoman penskoran pada rubrik untuk soal bentuk uraian?
E. Penutup
Peningkatan kemampuan guru matematika dalam membuat soal yang berorientasi UN
(HOT), PISA dan TIMSS sangat diperlukan. Karena hal ini dapat meningkatkan
kemampuan nalar peserta didik yang kondisinya saat ini secara nasional sangat rendah.
Namun demikian, untuk dapat menghasilkan soal matematika yang berorientasi UN
(HOT), PISA dan TIMSS perlu memperhatikan beberapa kaidah dan pedoman penskoran
yang ada, dan dengan mengerjakannya di Kartu Soal.
114
B.5. REVIEW DAN FINALISASI SOAL
BERORIENTASI UN, PISA, & TIMSS
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Salah satu
komponen yang diperlukan adalah instrumen yang tepat dan handal. Intrumen yang tepat
atau valid atau sahih adalah instrumen yang benar-benar dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sementara instrumen yang handal atau reliabel adalah instrumen yang
tahan terhadap faktor responden, waktu dan pengelolaan sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang bersifat tetap atau konsisten.
Untuk kebutuhan pelatihan ini hanya diarahkan hingga ujicoba teoritik dan tahap revisinya.
Tahap ujicoba empiris tidak dilakukan dalam durasi pelatihan karena keterbatasan waktu.
Bahan ajar ini dipersiapkan untuk dipergunakan dalam pelatihan sebagai bahan dalam
melakukan revie dan revisi soal serta beberapa format reviu dan revisi yang dapat
dipergunakan.
Bahan ajar ini dipersiapkan untuk dipergunakan oleh peserta pelatihan dengan tujuan:
a. Sebagai bahan materi dalam melakukan proses pelatihan terkait reviu dan
revisi soal berorientasi UN, PISA, dan TIMSS.
b. Sebagai instrumen dalam melakukan kajian terkait reviu dan revisi soal
berorientasi UN, PISA, dan TIMSS.
115
Setelah melakukan pelatihan dengan topik reviu dan revisi atau finalisasi soal berorientasi
UN, PISA, dan TIMSS, peserta dapat:
a. Melakukan reviu dengan tepat terhadap soal-soal yang berorientasi UN, PISA,
dan TIMSS sesuai kaidah penulisan soal dan standar UN, PISA, dan TIMSS.
b. Melakukan revisi yang konstruktif terhadap draft soal-soal yang berorientasi
UN, PISA, dan TIMSS.
Pemanfaatan bahan ajar ini disarankan menggunakan skenario pembelajaran yang dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
116
f. Tingkat kesukaran (proffesional judgement)
g. Bentuk soal (dalam hal ini PG atau Uraian)
h. Karakteristik pokok UN/PISA/TIMSS
Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran substansi
materi pada isi soal.
Beberapa komponen materi atau subtansi pada item soal PG, antara lain:
Beberapa komponen materi atau subtansi pada item soal uraian, antara lain:
Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran konstruksi
item soal.
117
e. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban benar”
atau “semua pilihan jawaban salah”.
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
i. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran bahasa pada
item soal.
118
5. Saran Perbaikan Soal
Selain penilaian mengenai kesesuaian dan kebenaran item soal, perlu juga adanya saran
perbaikan yang dipandang perlu, dalam bentuk narasi atau catatan. Beberapa saran
perbaikan yang diperlukan dapat bersifat mengganti, memodifikasi, dan/atau melengkapi
yang sudah ada.
Barangkali, banyak hal yang disoroti pada hasil reviu terhadap soal. Penulis dapat
menetapkan perbaikan yang sangat urgen, kemudian beralih ke perbaikan yang dianggap
perlu. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan apakah masih perlu diperbaiki atau mengganti
soal tersebut dengan soal yang lain.
119
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Penyusunan soal yang baik dan benar haruslah diikuti dengan reviu atau penilaian soal
kemudian perbaikan dari hasil reviu. Hal tersebut untuk menjamin bahwa soal yang telah
dibuat dapat dipergunakan untuk kebutuhan penilaian.
2. Tindak lanjut
Untuk menjamin kualitas yang lebih baik lagi, soal maupun paket soal, dapat ditindaklanjti
dengan mengukur kualitasnya secara empiris, khususnya yang terkait validitas dan
reliabilitas.
120
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan
kebudayaan.
Wayan Widana. 2017. Modul Penyusunan Soal Higer Order Thinking Skills (HOTS).
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
121
F. Aktivitas
== Lembar Kerja 1 ==
Petunjuk Kerja
Tukarkan hasil pengerjaan soal-soal dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,
sehingga setiap kelompok dapat mereviu hasil pengerjaan soal-soal dari kelompok yang
lain.
Di dalam masing-masing kelompok, silakan berbagi tugas dengan anggota kelompok,
sehingga setiap anggota kelompok mendapat tugas mereviu sejumlah soal yang berbeda
dengan anggota yang lain.
Lakukan reviu menggunakan angket reviu soal di bawah ini.
Berilah catatan atau saran perbaikan untuk membantu penulis soal memperbaiki
kualitas item soal.
Diusahakan dikerjakan di file lembar kerja, agar bisa dipresentasikan.
Satu (1) instrumen untuk 1 butir soal.
Bekerjalah dengan teliti dan semangat, serta jujur dalam menilai.
122
Lampiran 2.
Identitas Soal
No.Soal
Penulis Soal
Topik materi
3 Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
4 Indikator soal
123
5 Level kognitif (C1, C2, C3, C4,
C5, atau C6)
6 Tingkat kesukaran
(proffesional judgement)
7 Kontekstualitas
(penggunaan konteks nyata
sehari-hari)
8 Stimulus (yang tepat dan
menarik)
9 Karakteristik pokok
UN/PISA/TIMSS*)
124
10 Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
11 Pokok soal tidak menggunakan
pernyataan negatif ganda.
12 Gambar/grafik/tabel/diagram
dan sebagainya jelas dan
berfungsi.
13 Panjang rumusan pilihan
jawaban relatif sama.
14 Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua pilihan jawaban benar”
atau “semua pilihan jawaban
salah”.
15 Pilihan jawaban yang
berbentuk angka atau waktu
disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis
kejadian.
16 Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
Tanggal: _______________
Nama : _________________
125
Lampiran 3.
Identitas Soal
No.Soal
Penulis Soal
Topik materi
3 Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
4 Indikator soal
126
5 Level kognitif (C1, C2, C3,
C4, C5, atau C6)
6 Tingkat kesukaran
(proffesional judgement)
7 Kontekstualitas
(penggunaan konteks nyata
sehari-hari)
8 Stimulus (yang tepat dan
menarik)
9 Karakteristik pokok
UN/PISA/TIMSS*)
127
soal.
10 Soal tidak menggunakan
pernyataan negatif ganda.
11 Gambar/grafik/tabel/diagram
dan sebagainya jelas dan
berfungsi.
12 Ada pedoman penskoran atau
rubrik.
Bahasa
Tanggal: _______________
Nama : _________________
128
Lampiran 4.
== Lembar Kerja 2 ==
Petunjuk Kerja
129
3
130