Anda di halaman 1dari 134

BAHAN AJAR PELATIHAN

PELATIHAN PENYUSUNAN SOAL MATEMATIKA


SD/SMP/SMA/SMK BERORIENTASI UN , PISA, TIMSS

TIM PPPPTK MATEMATIKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


PPPPTK MATEMATIKA
2018
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................................................................... iii


B.1. Karakteristik Soal UN, PISA dan TIMSS ............................................................................................ 1
A. Pendahuluan ............................................................................................................................................ 1
B. Rasional ...................................................................................................................................................... 1
C. PISA (Programme for International Student Assessment)................................................... 1
D. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)................................. 24
E. Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional ......................................... 48
B.2. Analisis Muatan KD untuk Penyusunan Soal Matematika Berorientasi
UN, PISA, TIMSS ........................................................................................................................................ 67
A. Pengantar ............................................................................................................................................... 67
B. Tujuan ...................................................................................................................................................... 67
C. Indikator Pencapaian Kompetensi............................................................................................... 67
D. Uraian Materi ........................................................................................................................................ 67
E. Aktivitas B.3. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD) ..................................................... 70
F. Penutup ................................................................................................................................................... 86
B.3. Penyusunan Kisi-kisi Penyusunan Kisi-Kisi Soal Matematika Berorientasi
UN, PISA, TIMSS ........................................................................................................................................ 88
A. Pengantar ............................................................................................................................................... 88
B. Penyusunan Kisi-kisi Tes ................................................................................................................. 88
C. Aktivitas .................................................................................................................................................. 95
D. Penutup ................................................................................................................................................... 97
E. Lampiran: ............................................................................................................................................... 99
B.4. PENYUSUNAN SOAL BERORIENTASI UN, PISA DAN TIMSS ................................................. 107
A. Pengantar ............................................................................................................................................. 107
B. Penyusunan Soal Berorientasi UN (HOT), PISA dan TIMSS ............................................ 108
C. Aktivitas ................................................................................................................................................ 112
D. Latihan ................................................................................................................................................... 113
E. Penutup ................................................................................................................................................. 114
B.5. REVIEW DAN FINALISASI SOAL BERORIENTASI UN, PISA, & TIMSS .............................. 115
A. PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 115
B. Penilaian Soal Berorientasi UN, PISA, dan TIMSS ................................................................ 116
C. Revisi Soal Berorientasi UN, PISA, dan TIMSS ...................................................................... 119

i
D. PENUTUP .............................................................................................................................................. 120
F. Aktivitas ................................................................................................................................................ 122

ii
Kata Pengantar

iii
B.1. Karakteristik Soal UN, PISA dan TIMSS

A. Pendahuluan
Bahan ajar ini merupakan bahan rujukan karakteristik UN, PISA dan TIMSS,. Bahan ajar
ini berisi konsep dasar karakteristik soal UN, PISA dan TIMSS, serta contoh-contoh soal
UN, PISA dan TIMSS untuk jenjang SMP. Semoga bahan ajar ini dapat membantu
bapak/ibu dalam memahami dan mempersiapkan penilaian di kelas dan sekolah.

B. Rasional
Kurikulum 2013 dikembangkan salah satunya adalah untuk menyiapkan generasi
mendatang menghadapi tantangan abad 21, yaitu abad informasi. Kompetensi yang
diperlukan untuk abad 21 terdiri atas kemampuan: berfikir kritis, kreatif, berkomunikasi
dan berkolaborasi. Kompetensi tersebut adalah keterampilan berfikir orde lebih tinggi.

Hasil studi Programme for Internasional Students Assessment (PISA) yang diikuti oleh
Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015 menunjukkan hasil yang memprihatinkan.
Kurang dari 1% siswa Indonesia yang termasuk dalam kategori kemampuan mahir.
Deskripsi kemampuan mahir dalam PISA adalah mampu mengkritisi dan
mengomunikasikan ide berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki.
Deskripsi kemampuan mahir ini sangat selaras dengan kompetensi abad 21, namun
sayang siswa kita masih sedikit yang menguasainya.

Hasil studi

Memperhatikan hal tersebut di atas, maka perlu didorong dan dibiasakan siswa-siswi kita
untuk berfikir di tingkat orde yang lebih tinggi. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan penilaian tingkat kelas yang mengukur keterampilan berfikir orde lebih tinggi.

C. PISA (Programme for International Student Assessment)


Menurut Depdiknas (2006), mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik, bahkan mulai tingkatan paling dasar yakni sekolah dasar. Matematika
penting diberikan untuk membekali peserta didik agar mampu berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu bekerja sama.

1
Salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir siswa adalah dengan memberikan
latihan mengerjakan soal-soal yang menantang (Marcus dan Fey, 2003; NCTM, 1991; Van
de Walle, 2003; NCTM, 2010). Soal-soal matematika yang menantang memenuhi kriteria
soal level tinggi. Salah satu soal yang memiliki kriteria soal level tinggi adalah soal PISA
(Programme for International Student Assessment).

Apa itu PISA? PISA atau Programme for International Student Assessment adalah
penilaian siswa skala besar internasional yang disponsori oleh Organisasi untuk
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). PISA bertujuan untuk mengevaluasi
sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Pada pelaksanaannya, setiap 3 tahun,
murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak di seluruh
dunia diberikan tes. Tes ini bersifat diagnostik dengan salah satu manfaatnya adalah
memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan.

PISA berbeda dari tes-tes lainnya karena PISA tidak menghubungkan pendekatannya
secara langsung dengan kurikulum sekolah. Tes PISA diberikan pada siswa berusia 15
tahun. PISA menilai aspek pengetahuan terapan/keaksaraan: "Seberapa baik siswa pada
saat menjelang lulus, mampu menerapkan pengetahuan mereka ke situasi kehidupan
nyata?

PISA bertujuan untuk memonitor dan membandingkan hasil sistem pendidikan yang
berkaitan dengan kemampuan siswa usia 15 tahun dalam literasi membaca, literasi
matematika, dan literasi sains. Dimensi literasi sains terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek
konten, aspek konteks, dan aspek proses (OECD-PISA, 2006:26). Literasi sains penting
untuk dikuasai oleh siswa agar siswa dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan,
ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat
bergantung pada teknologi.

PISA memiliki tingkatan soal dari level 1 hingga level 6. Menurut OECD (2013), konsepsi
literasi matematika dalam PISA mendukung pentingnya siswa mengembangkan
pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep matematika murni dan manfaat
matematika yang terlibat dalam eksplorasi dalam dunia abstrak matematika.

Soal-soal PISA bukan hanya menuntut kemampuan dalam penerapan konsep saja, tetapi
lebih kepada bagaimana konsep itu dapat diterapkan dalam berbagai macam situasi.

2
Wardhani (2015) mengemukakan bahwa soal PISA menuntut kemampuan penalaran dan
pemecahan masalah.

Menurut OECD (2013), kategori konten matematika dalam PISA terdiri dari: 1)
Perubahan dan Hubungan (Change and Relationships), 2) Ruang dan Bentuk (Space and
shape), 3) Bilangan (Quantity), 4) Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and data).

Deskripsi dari keempat kategori tersebut sebagai berikut:

1. Perubahan dan hubungan (Change and Relationship)

Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pertumbuhan organisme, musik, dan siklus
musim, pola cuaca, tingkat pekerjaan dan kondisi ekonomi. Konten ini berkaitan dengan
fungsi dan aljabar, persamaan dan pertidaksamaan, tabel dan representasi grafis, yang
menjadi pusat dalam menggambarkan, memodelkan, dan menafsirkan perubahan.

2. Ruang dan bentuk (Space and Shape)

Ruang dan bentuk mencakup berbagai bentuk visual dan fisik: pola, sifat objek, posisi dan
orientasi, representasi dari objek, menguraikan dari informasi visual, navigasi dan
interaksi yang dinamis dengan bentuk nyata. Geometri menjadi landasan penting dalam
konten ruang dan bentuk ini.

3. Bilangan (Quantity)

Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan. Konten bilangan
melibatkan kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data)

Dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan
ketidakpastian karena ketidakpastian adalah hal penting dalam analisis matematis pada
banyak situasi masalah. Teori peluang dan statistik serta teknik representasi data dan
keterangan merupakan teori yang digunakan untuk untuk menangani hal itu.

Adapun kategori konteks matematika dalam PISA terdiri dari: 1) Pribadi (Personal), 2)
Pekerjaan (Occupational), 3) Umum (Societal), 4) Ilmiah (scientific).

Materi yang diujikan dalam komponen konten persentase sebagai berikut

3
Tabel 1.1

Komponen Materi yang Diuji Skor (%)


Konten Perubahan dan hubungan 25
Ruang dan bentuk 25
Kuantitas 25
Ketidakpastian dan data 25

Level dalam PISA disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.2 Level dalam PISA

Level Aktivitas yang Dilakukan Siswa

Level 6 • Siswa dapat melakukan konseptualisasi, generalisasi dan


menggunakan informasi berdasarkan pada investegasi dan
modeling pada situasi permasalahan yang kompleks.
• Siswa dapat menghubungkan sumber informasi berbeda dengan
fleksibel dan menerjemahkannya.
• Siswa mampu berpikir dan bernalar secara matematika.
• Siswa dapat menerapkan pemahamannya secara mendalam
disertai dengan penguasaan teknis operasi matematika,
mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi
situasi yang baru.
• Siswa dapat merumuskan dan mengkomunikasikan dengan tepat
tindakannya dan merefleksikan dengan mempertimbangkan
temuannya, interpretasinya, pendapatnya, dan ketepatan pada
situasi yang nyata.

Level 5 • Siswa dapat mengembangkan dan bekerja dengan model pada


situasi yang komplek, mengidentifikasi kendala dan menjelaskan
dengan tepat dugaan-dugaan.
• Siswa memilih, membandingkan dan mengevaluasi strategi
penyelesaian masalah yang sesuai ketika berhadapan dengan
situasi yang rumit yang berhubungan dengan model tersebut.
• Siswa bekerja dengan menggunakan pemikiran dan penalaran yang
luas, serta secara tepat menghubungkan pengetahuan dan

4
Level Aktivitas yang Dilakukan Siswa

ketrampilan matematikanya dengan situasi yang dihadapi.


• Siswa dapat melakukan refleksi dari apa yang mereka kerjakan dan
mengkomunikasikan interpretasi dan penalarannya.

Level 4 • Siswa dapat bekerja secara efektif dengan model yang tersirat
dalam situasi yang konkret tetapi komplek yang terdapat
hambatan-hambatan atau membuat asumsi-asumsi.
• Siswa dapat memilih dan mengabungkan representasi yang
berbeda termasuk menyimbolkannya dan menghubungkannya
dengan situasi nyata.
• Siswa dapat menggunakan perkembangan ketrampilan yang baik
dan mengemukakan alasan dan pandangan yang fleksibel sesuai
dengan konteks.
• Siswa dapat membangun dan mengkomunikasikan penjelasan dan
pendapatnya berdasarkan pada interpretasi, hasil dan tindakan.

Level 3 • Siswa dapat melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk


prosedur yang memerlukan keputusan secara berurutan.
• Siswa dapat memilih dan menerapkan strategi memecahkan
masalah yang sederhana.
• Siswa dapat menginterpretasikan dan menggunakan representasi
berdasarkan pada sumber informasi yang berbeda dan
mengemukakan alasannya secara langsung dari yang didapat.
• Siswa dapat mengembangkan komunikasi sederhana melalui hasil,
interpretasi dan penalaran mereka.

Level 2 • Siswa dapat menginterpretasikan dan mengenali situasi dalam


konteks yang memerlukan penarikan kesimpulan secara langsung.
• Siswa dapat memilah informasi yang relevan dari sumber tunggal
dan menggunakan penarikan kesimpulan yang tunggal.
• Siswa dapat menerapkan algoritma dasar, memformulasikan,
menggunakan, melaksanakan prosedur atau ketentuan-ketentuan
yang dasar.
• Siswa dapat memberikan alasan secara langsung dan melakukan

5
Level Aktivitas yang Dilakukan Siswa

penafsiran secara harfiah dari hasil.

Level 1 • Siswa dapat menjawab pertanyaan yang konteknya umum dimana


informasi yang relevan telah tersedia dan pertanyaan telah
diberikan dengan jelas.
• Siswa dapat mengidentifikasikan informasi dan menyelesaikan
prosedur rutin menurut instruksi langsung pada situasi yang
eksplisit.
• Siswa dapat melakukan tindakan secara mudah sesuai dengan
stimulus yang diberikan

Sumber: OECD (2013)

Kemendikbud (2015) menyatakan tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi
membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta,
bagi Indonesia manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi
prestasi literasi siswa Indonesia bila di bandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara
lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi di harapkan
dapat digunakan sebagai masukkan dalam perumusan kabijakan untuk peningkatan
mutu pendidikan. Keterlibatan Indonesia dalam Program for International Student
Assessment (PISA) adalah upaya melihat sejauh mana program pendidikan di negara
kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia. Hal ini menjadi sangat penting
dilihat dari kepentingan anak-anak kita di masa depan yang akan datang sehingga
mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam era globalisasi. Indonesia telah
mengikuti studi PISA sejak tahun 2000 hingga 2015 dan terakhir adalah pada tahun 2018
ini.

Contoh soal PISA


Di bawah ini diberikan beberapa contoh soal PISA

1. Perubahan dan hubungan (Change and Relationship)

6
Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pertumbuhan organisme, musik, dan siklus
musim, pola cuaca, tingkat pekerjaan dan kondisi ekonomi. Konten ini berkaitan dengan
fungsi dan aljabar, persamaan dan pertidaksamaan, tabel dan representasi grafis, yang
menjadi pusat dalam menggambarkan, memodelkan, dan menafsirkan perubahan.

7
DIAGRAM
Pada bulan Januari, CD dari band 4U Rock dan The King Kangaroos di rilis. Pada bulan
Februari CD band No One’s Darling dan The Metalfolkies juga mengikuti di rilis. Grafik
penjualan

8
Pertanyaan 1:

Berapa banyak CD dari band The Metalfolkies yang terjual pada bulan April.

a. 250
b. 500
c. 1000
d.1270

Pertanyaan 2:

Pada bulan apakah No One Darling menjual CD lebih banyak dari The Kicking
Kangaroos pertama kali

a. Tidak ada
b. Maret
c. April
d,Mei

9
Pertanyaan 3:

Manajer The King Kanggoro menyatakan ada kesalahan, sebab penjualan CD ada
penurunan dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Juni.

Estimasi banyaknya penjualan di bulan Juli, jika tren negatif berlanjut

a. 70 CD
b. 370 CD
c. 670 CD
d. 1340 CD
Penyelesaian.

Pertanyaan 1.

Dari diagram batang terlihat bahwa penjualan album band Metalfolkies pada bulan april
adalah 500 buah .

Pertanyaan 2.

No One Darling menjual CD lebih banyak dari The Kicking Kangaroos pertama kali pada
bulan April. Lihat tanda panah

Pertanyaan 3.

Jika tren negatif berlanjut maka pada bulan juli juga akan menurun. Perhatikan garis
merah. Berdasarkan hal tersebut maka pada bulan juli diperkirakan akan terjual antara

10
250 – 500, berdasarkan pilihan jawaban maka yang memungkinkan adalah B. 370
keping.

Untuk konser music rock, sebuah lapangan yang berbentuk persegipanjang berukuran
panjang 100 meter dan lebar 50 meter disiapkan untuk pengunjung. Tiket terjual habis
bahkan banyak fans yang berdiri. Berapakah kira-kira banyaknya pengunjung konser
tersebut?

A. 2000 B. 5000 C. 20.000 D. 50.000 E. 100.000

(PISA 2003;Wardani dan Rumiati, 2011)

Untuk menyelesaikan soal ini sebenarnya tidak memerlukan perhitungan atau rumus
matematika yang sulit karena utamanya yang diperlukan adalah daya imajinasi dan
kreativitas. Jumlah orang yang ditampung tergantung luas lapangan berbentuk persegi
panjang itu. Untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan menghitung
luas persegi panjang dan memecahkan masalah. Untuk peserta didik Indonesia usia 15
tahun yang mengikuti PISA, kemampuan menghitung luas persegi panjang dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas persegi panjang telah
dipelajari sejak SD. Dalam proses menyelesaikan soal tersebut, boleh jadi peserta didik
sukses menghitung luas lapangan, namun tidak berhasil dalam memperkirakan berapa
banyaknya orang yang dapat termuat di lapangan untuk tiap meter persegi. Di sinilah
kemungkinan peserta didik Indonesia mengalami kesulitan yang disebabkan mereka

11
kurang terbiasa melakukan perkiraan pada suatu situasi.

Pilihan jawaban yang disajikan sebenarnya sangat membantu peserta didik mengetahui
jawaban yang tepat. Ketika peserta didik mengetahui bahwa luas lapangan adalah 100
× 50 = 5000 m2, peserta didik mulai melakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban
yang salah. Untuk jawaban A, yaitu 2000 orang tidak mungkin, karena ada informasi
yang menyebutkan bahwa lapangan penuh dan banyak fans yang berdiri. Untuk
jawaban B, yaitu 5000 orang juga tidak mungkin, karena 5000 orang berarti tiap 1 m2
ditempati 1 orang, karena ruangnya jadi longgar. Untuk jawaban C, karena ada 20.000
orang, maka tiap 1 m2 ditempati oleh 4 orang (diperoleh dari 20.000 : 5.000), dan
jawaban ini masuk akal. Untuk jawaban D dan E, peserta didik mestinya melihat bahwa
pilihan D menunjukkan tiap 1 m2 ditempati 10 orang, ini jelas tidak mungkin, kecuali
orangnya bertumpuk-tumpuk, padahal informasinya tidak demikian dan jawaban E
lebih tidak mungkin karena berarti ada 20 orang dalam 1 m2.

2. Ruang dan bentuk (Space and Shape)

Ruang dan bentuk mencakup berbagai bentuk meliputi bentuk visual dan fisik: pola, sifat
objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, menguraikan dari informasi visual,
navigasi dan interaksi yang dinamis dengan bentuk nyata. Geometri menjadi landasan
penting dalam konten ruang dan bentuk ini.

12
PERTANIAN
Foto ini memperlihatkan sebuah rumah petani yang atapnya berbentuk piramida

13
Di bawah ini adalah model matematika dari seorang siswa untuk atap rumah petani yang
dilengkapi dengan ukurannya.

Dalam model ini lantai loteng ABCD berbentuk persegi. Tiang yang menopang atap
merupakan rusuk balok EFGH.KLMN. Titik E terletak di tengahAT, titik F di tengah BT,
titik G di tengah CT, dantitik H di tengah DT. Semua rusuk piramida pada model tersebut
panjangnya 12 m.

Pertanyaan 1. Hitunglah luas lantai loteng ABCD.


Luas lantai loteng ABCD = ___________ m2
Jawab:
ABCD berbentuk persegi dengan panjang rusuk 12 m, jadi luasnya adalah 12 × 12 = 144
m2
Pertanyaan 2. Hitunglah panjang EF, salah satu rusuk datar dari balok.
Panjang EF = ___________ m
Jawab:
Perhatikan segitiga ABT pada gambar.

14
Karena F terletak pada tengah tengah BT maka TF = 6 m, FB = 6m

Dengan sifat kesebangunan diperoleh

Lantai ABCD sejajar dengan EFGH, sehingga AB || EF sehingga berlakulah


𝑇𝐸 𝐸𝐹
=
𝑇𝐴 𝐴𝐵
6 𝐸𝐹
=
12 12
Jadi EF = 6 meter

15
BENTUK

Pertanyaan 1:

Dari ketiga gambar di atas manakah yang paling luas

Pertanyaan 2.

Deskripsikan bagaimana cara menentukan luas gambar C

Pertanyaan 3.

Deskripsikan bagaimana cara menentukan keliling gambar C

Penyelesaian.

Pertanyaan 1.

Figure B lebih luas dari figure A dan C alasannya figure B dapat menutup figure A

demikian juga figure B dapat menutup figure C

Pertanyaan 2.

Salah satu cara mencari luas bangun C adalah dengan membuat persegi satuan seperti

16
gambar berikut

Luas dihitung dari persegi-persegi penuh ditambah dengan persegi tidak penuh yang
berisi ½ atau lebih.

Pertanyaan 3

Salah satu cara menghitung keliling bangun C adalah dengan menggunakan tali atau benang
yang disusun menumpang garis figur C.

Kemudian benang tersebut diluruskan dan diukur.

3. Bilangan (Quantity)

Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan. Konten bilangan
melibatkan kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari.

17
POHON APEL

18
Seorang petani menanam pohon apel dalam pola persegi (bujursangkar). Untuk
melindungi pohon apel tersebut dari angin ia menanam pohon pinus di sekeliling kebun.

Dibawah ini terdapat gambar situasi yang memperlihatkan pola pohon apel dan pohon
pinus untuk sebarang banyaknya (n) kolom pohon apel.

PERTANYAAN 1 : POHON APEL M136Q01 - 01 02 11 12 21 99

Lengkapi tabel di bawah ini :

n Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon pinus


1 1 8
2 4
3
4
5

PENILAIAN POHON APEL 1

Melengkapi tabel :

n Banyaknya pohon apel Banyaknya pohon pinus


1 1 8
2 4 16
3 9 24
4 16 32
5 25 40

Penyelesaian pertanyaan 2:

19
Contoh 2

20
DAERAH BENUA

Dibawah ini adalah peta Antartika

PERTANYAAN 1: DAERAH BENUA M148Q01

Berapa jarak antara Kutub Selatan dan Gunung Menzies? (Gunakan skala peta untuk
memperoleh taksiran anda)

A. Jaraknya adalah antara 1.600 km dan 1.799 km.


B. Jaraknya adalah antara 1.800 km dan 1.999 km.
C. Jaraknya adalah antara2.000 km dan2.099 km.
D. Tidak dapat ditentukan.

Penyelesaian

21
Cara mengerjakannya adalah membuat ruas garis yang menghubungkan Kutub selatan
dengan gunung Menzie (ruas garis warna merah). Selanjutnya ruas garis tersebut
dibandingkan dengan skala yang ada. Ruas garis tersebut ternyata mempunyai panjang
kira-kira 9,25 kali ruas/satuan skala. Karna satu ruas skala adalah 200 km maka jarak
kutup ke gunung kira-kira 9,25 × 200 km atau 1.850 Km. Jawaban paling mendekati
adalah pilihan B yakni 1800 – 1899 km.

22
PERTANYAAN 2: DAERAH BENUA M148Q02 – 01 02 11 12 13 14 21 22 23 24 25 99

Taksir luas daerah Antartika dengan menggunakan skala peta.

Tunjukkan pengerjaan anda dengan menjelaskan bagaimana anda memperoleh taksiran


anda. (Anda dapat menggambar di atas peta jika hal itu membantu anda dalam
memperoleh taksiran anda).

Penyelesaian

Salah satu cara menjawab adalah membuat petak-petak dengan sekala yang diberikan
seperti Gambar.

Banyak kotak yang penuh = 𝟏 + 𝟏 + 𝟒 + 𝟐 + 𝟑 + 𝟔𝟑 + 𝟔 + 𝟒 + 𝟏 + 𝟐 + 𝟑𝟎 + 𝟏 + 𝟐

+𝟏 + 𝟒 + 𝟐 + 𝟖𝟒 + 𝟒 + 𝟐 + 𝟑 + 𝟐 + 𝟔𝟒 + 𝟐 + 𝟏 + 𝟐𝟒 +𝟒 + 𝟒 = 𝟑𝟑𝟐 𝒌𝒐𝒕𝒂𝒌

Banyak kotak yang ½ penuh = 𝟓𝟐 𝒌𝒐𝒕𝒂𝒌

23
Banyak kotak dihitung = 𝟑𝟑𝟐 + 𝟓𝟒 = 𝟑𝟑𝟐

Luas keseluruhan = 𝟑𝟑𝟐 𝒙 𝟐𝟎𝟎 𝒙 𝟐𝟎𝟎 = 𝟏𝟓. 𝟑𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎

D. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)


TIMSS adalah studi internasional tentang kecenderungan atau arah atau perkembangan
matematika dan sains. Studi ini diselenggarakan oleh International Association for the
Evaluation of Educational Achievement (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk
menilai prestasi dalam pendidikan. TIMSS berpusat di Lynch School of Education, Boston
College, USA.

TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran matematika dan sains.


TIMSS diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Pertama kali diselengarakan pada tahun
1995, kemudian berturut-turut pada tahun 1999, 2003, 2007, 2011 dan 2015. TIMSS yang
akan datang direncanakan pada tahun 2019. Salah satu kegiatan TIMSS adalah menguji
kemampuan matematika siswa kelas 4 SD (Sekolah Dasar) dan kelas 8 SMP (Sekolah
Menengah Pertama). Siswa kelas 8 SMP Indonesia telah diikutsertakan dalam TIMSS
sebanyak 4 kali yaitu tahun 1999, 2003, 2007, dan 2011 sementara siswa SD diikutkan
sekali pada tahun 2015.

Dalam kerangka penilaian kemampuan bidang matematika yang diuji dikelompokan


menggunakan istilah dimensi dan domain. Kerangka penilaian TIMSS untuk siswa SD dan
SMP terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi kognitif dengan
memperhatikan kurikulum yang berlaku di negara bersangkutan. Dalam TIMSS 2015
Assessment framework (Mullis and Martin, 2013) disebutkan bahwa untuk matematika
ada tiga kerangka penilaian yang dikembangkan, yaitu:

a. TIMSS matematika untuk kelas IV


b. TIMSS numerasi untuk kelas IV, merupakan versi mudah dari TIMSS untuk kelas
IV
c. TIMSS matematika untuk kelas VIII

Tabel 1 berikut ini menunjukkan proporsi kemampuan yang diuji dalam tiap domain yang
dinilai pada dimensi konten untuk jenjang SD kelas 4 (TIMSS matematika dan TIMSS
numerasi) dan SMP kelas 8 (TIMSS matematika)

Tabel 1 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Konten dalam Studi TIMSS

24
Jenjang/Kelas Nama Dimensi Penilaian Proporsi (%)
SD/ kelas IV Matematika Bilangan 50%
kelas IV
Geometri dan 35%
Pengukuran
Penyajian data 15%
Numerasi kelas Bilangan cacah 50%
IV
Pecahan desimal 15%
Bangun dan pengukuran 35%
SMP/Kelas VIII Matematika Bilangan 30%
kelas VIII
Aljabar 30%
Geometri 20%
Data dan Peluang 20%

Dimensi kognitif terdiri atas tiga domain yaitu mengetahui fakta dan prosedur
(pengetahuan), menggunakan konsep dan memecahkan masalah rutin (penerapan) dan
memecahkan masalah non-rutin (penalaran). Dimensi kognitif dimaknai sebagai perilaku
yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang
tercakup dalam dimensi konten. Dalam dimensi kognitif, pemecahan masalah merupakan
fokus utama dan muncul dalam soal-soal tes yang terkait dengan hampir semua topik
dalam tiap domain konten. Ketiga domain dalam dimensi kognitif merupakan perilaku
yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang
tercakup dalam dimensi konten. Tabel 2 menunjukkan Proporsi Kemampuan yang Diuji
pada Dimensi Kognitif dalam Studi TIMSS.

Tabel 2 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Kognitif


dalam Studi TIMSS

Jenjang/Kelas Nama Dimensi Penilaian Proporsi (%)


SD/ kelas IV Matematika kelas IV Pengetahuan 40%
Penerapan 40%
Penalaran 20%
Numerasi kelas IV Pengetahuan 50%
Penerapan 35%

25
Penalaran 15%
SMP/Kelas VIII Matematika kelas XIII Pengetahuan 35%
Penerapan 40%
Penalaran 25%

Soal-soal tersebut didesain sedemikian rupa sehingga kedua dimensi penilaian, yaitu
konten dan kognitif dapat teramati. Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda
dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, isian singkat, dan uraian. Isian singkat dan uraian sering
disebut ‘constructed response’. Untuk soal pilihan ganda akan diberi skor 1 jika benar dan
skor 0 jika salah. Untuk soal isian singkat akan diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah.
Untuk soal uraian akan diberi skor 2 untuk jawaban yang lengkap dan benar, skor 1 untuk
jawaban yang benar namun kurang lengkap dan skor 0 untuk jawaban yang salah atau
tidak menjawab.

Soal-soal matematika dalam studi TIMSS mengukur tingkatan kemampuan siswa dari
sekedar mengetahui fakta, prosedur atau konsep, lalu menerapkan fakta, prosedur atau
konsep tersebut hingga menggunakannya untuk memecahkan masalah yang sederhana
sampai masalah yang memerlukan penalaran tinggi.

Selain TIMSS matematika untuk kelas IV dan kelas VIII, TIMSS juga melakukan penilaian
untuk kelas XII yang diberi nama TIMSS matematika lanjut. Tabel 3 menunjukkan dimensi
konten dan dimensi kognitif untuk TIMSS matematika tingkat lanjut.

Tabel 3 Proporsi Kemampuan yang Diuji pada Dimensi Konten dan Dimensi kognitif
dalam Studi TIMSS Matematika lanjut

Dimensi Nama Proporsi (%)


Konten Aljabar 35%
Kalkulus 35%
Geometri 30%
Kognitif Pengetahuan 35%
Penerapan 35%
Penalaran 30%

26
Dengan mengikuti TIMSS Negara-negara peserta diharapkan mendapat hal sebagai
berikut:

1. Data yang komprehensif dan dapat dibandingkan secara internasional tentang


kemampuan siswa tingkat 4 dan 8 dalam menguasai konsep, proses, perilaku
siswa dalam matematika dan sains.

2. Mempunyai data internasional tentang perkembangan siswa tingkat 4 dan 8 dari


tahun ke tahun.

3. Identifikasi aspek-aspek perkembangan kemampuan dalam matematika dan sains


siswa tingkat 4 dan 8.

4. Dapat memonitor efektifitas pembelajaran pada tingkat 4 dan perbandingannya


dengan tingkat 8.

5. Memahami kondisi bagaimana siswa dapat belajar dengan cara terbaik. TIMSS
mampu membandingkan kunci kebijaksanaan dalam kurikulum, pembelajaran,
dan sumber daya yang mampu menghasilkan siswa dengan kemampuan terbaik.

Berikut ini beberapa contoh soal-soal TIMSS yang merupakan soal yang memrlukan
tingkat berpikir tinngi.

Contoh-contoh soal TIMSS SD tahun 2011

1. Bilangan level Penalaran

Contoh 1:

Ada tiga ribu tiket untuk pertandingan sepakboda dan di beri angka 1 sampai
dengan 3000. Pemenang adalah mereka yang memperoleh tiket dengan bilangan

27
yang berakhir dengan 11. Tuliskan semua bilangan yang menang.

Jawaban: 112, 1112, 2112

Contoh 2

Perhatikan gambar di atas.

28
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4

Perhatikan gambar di atas.

A. Lengkapilah tabel di bawah ini untuk banyaknya lingkaran pada gambar 4

Gambar Banyaknya lingkaran


1 1
2 3
3 5
4 ...

B. Jika ada Gambar 5, tentukan banyaknya lingkaran pada gambar 5?


C. Jika gambar-gambar tersebut diteruskan sampai gambar ke 10, tentukan
banyaknya lingkaran pada gambar ke 10.

Contoh 3:

29
Skala pada peta menunjukkan bahwa 1 cm mewakili 4 kilometer jarak yang
sesungguhnya. Jarak antara dua kota pada peta 8 cm. Berapa kilometer jarak antara dua
kota tersebut?

A. 2

B. 8

C. 16

D.32

Contoh 2:

Di sebuah pasar malam, pengunjung boleh menukarkan kartu-kartu.

1 buah kartu binatang seharga dengan 2 buah kartu kartun

30
2 buah kartu binatang seharga dengan 3 buah kartu olah raga
A. Becky mempunyai 5 kartu binatang untuk di tukar dengan kartu kartun.
Berapa banyak kartu kartu yang dia dapatkan?
B. Jim memiliki 8 kartu binatang untuk ditukarkan dengan kartu olah raga.
Berapa kartu olah raga yang akan dia dapatkan?

2. Geometri level Penalaran

Contoh 1:

Ariana menemukan pola berikut untuk membuat bangun ruang. Mana di antara pilihan
berikut yang sesuai?

31
Contoh 2:

Sean menggunakan tabel berikut ini untuk menyortir bangun-bangun di atas.


Lengkapi tabel tersebut dengan huruf-huruf yang tepat.

32
Mempunyai 4 Tidak memiliki 4
sisi sisi

Semua sisi mempunyai A


panjang yang sama
Semua sisi tidak mempunyai
panjang yang sama

3. Paparan data level Penalaran

Contoh 1:

Bu guru memberikan data pada tabel berikut ini kepada John dan meminta John untuk
memilih mana di antara diagram berikut yang menyajikan data tersebut dengan benar.
Diagram mana yang harus di pilih oleh John?

Nama Banyaknya tabungan


Sara 22 zeds
Peter 15 zeds
Pamela 17 zeds
Chris 10 zeds

33
Contoh 2:

34
Grafik berikut ini menunjukkan banyaknya siswa di setiap kelas di Sekolah Pine

Di sekolah Pine, setiap ruang kelas dapat memuat 30 siswa. Berapa banyak lagi siswa yang
dapat di terima agar tidak ada tempat yang kosong?

A. 20
B. 25
C. 30
D. 35

Contoh-contoh berikut diambil dari TIMSS matematika untuk grade 4 tahun 2015

1. Materi Bilangan

a. level Pengetahuan

Hanif menulis pola bilangan sebagai berikut: 6, 13, 20, 27, ....
Selisih antara dua bilangan yang berurutan sama. Bilangan setelah 27 adalah ....

Jawaban: 34

35
b. level penerapan

Harga satu botol jus aple 1.87 zed.


Harga satu botol jus jeruk 3.29 zed.
Gavin memiliki uang 4 zed. Berapa rupiah lagi yang di perlukan Gavin untuk membeli dua
botol jus buah tersebut?
Jawaban: B 1.16 zed

c. level Penalaran

Contoh 1: TIMSS 2015

Sally memiliki sepotong kawat panjang 12 satuan, 40 buah manik berbentuk bulat dan 48
buah manik berbentuk kubus. Untuk membuat 1 buah gelang diperlukan 1 satuan kawat, 10
manik bulat dan 10 manik kubus. Sally ingin membuat beberapa cincin yang sama persis,
berapa gelang yang bisa di buat dengan bahan-bahan yang tersedia?
Jawaban D. 4

36
Contoh 2: TIMSS 2015

2. Materi Geometri
a. level Pengetahuan

John memiliki beberapa balok seperti tampak pada gambar. Balok mana yang dapat
memuat isi paling banyak?
Jawaban: B. Kotak 2

b. Materi Geometri level Penerapan

37
Pada pukul 03.00, sudut terkecil pada dua jarum jam membentuk sudut siku-siku. Pada
pukul berapa lagi jarum jam akan membentuk sudut siku-siku?

Jawaban: C. 09.00

c. Materi Geometri level Penalaran

Pada lingkaran berikut, gambarlah segitiga yang memiliki sisi-sisi dengan panjang
yang sama. Titik-titik mana saja yang perlu dihubungkan?
Jawaban: 12, 4, 8, 12

38
Contoh 2: TIMSS 2015

3. Materi Paparan data


a. Level Pengetahuan

Diagram batang tersebut menunjukkan banyaknya kunjungan ke website “temukan


jawaban”. Berapa banyaknya kunjungan pada hari Rabu?

Jawaban: 8000

b. Penerapan

39
Ibu Smith menanyakan ke murid-muridnya tentang aktivitas yang mereka lakukan setelah
sekolah. Hasilnya dituliskan pada tabel berikut.

Kegiatan Turus
Olah raga IIIII III
Menonton TV IIII
Belajar IIIII IIIII

Gambarlah diagram batang yang sesuai dengan data tersebut

c. Penalaran

Dalam perlombaan triathlon, atlet harus berenang, kemudian bersepeda dan


berlari. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pertandingan dari tiga orang atlet:
Kathy, Barbara dan Sue dalam menit. Total waktu yang diperlukan Sue telah di
jumlahkan.

A. Atlet yang menang adalah yang memerlukan waktu paling sedikit untuk
memerlukan waktu untuk menyelesaikan perlombaan. Siapakah yang menang
dalam lomba triathlon tersebut? Berapa waktu yang dia perlukan untuk itu?
B. Sue ingin menyelesaikan tritlon lebih cepat pada perlombaan tahun depan.
Cabang olahraga apa yang harus dia perbaiki agar bisa mengalahkan Kathy
dan Barbara?

40
Contoh-Contoh Soal TIMSS SMP

Soal Bilangan (Number).

Untuk menjawabnya diperlukan kemampuan bernalar yang baik. Salah satu cara
menjawabnya adalah dengan alur berpikir sebagai berikut:

1. Kedua bilangan merupakan bilangan puluhan (dua digit).


2. Agar hasil yang diperoleh paling tinggi maka angka puluhannya haruslah paling
besar, maka untuk angka puluhan yang dapat dipilih adalah 9 dan 7 dan angka
satuannya adalah 3 dan 5. Jadi pasangan bilangan yang dapat dipilih adalah 93 ×
75 atau 95 × 73.
3. Dengan mencoba kemunkinan tersebut diperoleh hasil tertinggi adalah 93 × 75 =
6975.

Contoh lain adalah sebagai berikut:

Soal di atas masih tentang bilangan, tepatnya menemukan pola. Cara menjawab adalah
dengan memperhatikan pola yang terbentuk dari informasi pada soal. Terlihat perubahan
yang terjadi adalah pada bilangan pengurang yakni dari 3, 2, 1, 0, maka berikutnya
pengurangnya adalah – 1. Jadi jawaban yang benar adalah

3 – (-1) = 4

41
ALJABAR
Soal Aljabar dalam TIMSS yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
sebagai berikut

Untuk menjawab soal tersebut diperlukan daya penalaran yang tinggi. Alternatif cara
menjawabnya adalah sebagai berikut.

Dari gambar 1 diperoleh berat 1 balok kurang dari 8 gram. Jadi jawaban D salah.

Selanjutnya dari gambar ke 2 diperoleh berat 3 balok lebih dari 20 gram, atau 1 balok
lebih dari 6,7 gram. Dari hasil ini diperoleh bahwa jawaban A dan B salah, Jadi yang
mungkin adalah jawaban C.

Contoh soal lainnya:

42
Untuk menjawab soal ini perlu kemampuan bernalar menemukan pola. Siswa harus dapat
melihat bahwa nilai suatu kotak merupakan hasil penjumlahan dua kotak di atasnya.
Contoh kotak dengan nilai 6, pada gambar. Enam diperoleh dari 2 + 4. Dengan demikian x
juga diperoleh dari 10 + 14 jadi jawaban yang benar adalah 24.

GEOMETRI

Contoh soal geometri dalam TIMSS

Untuk menjawab soal tersebut diperlukan kemampuan menalar yang baik. Mungkin siswa
akan memerlukan gambar untuk membantu mempermudah memahami maksud soal.
Jawaban yang paling sederhana adalah dengan memahami soal bahwa jarak titik tengah
AB sampai dengan titik tengah BC adalah jarak B ke tengah AB (yakni ½ dari 10 = 5cm),
ditambah jarak dari B ke tengah BC (yakni ½ dari 5,2 = 2,6). Jadi jarak yang dimaksud
adalah 7,6 cm.

Contoh Soal Geometri

43
Dalam soal ini, siswa tidak dapat langsung menghitung nilai 𝑥 dengan sifat-sifat sudut
yang ada. Siswa harus menemukan cara menerapkan sifat-sifat sudut. Salah satu cara yang
juga membantu adalah dengan membuat gambar dan menamai sudut-sudutnya.

Perhatikan segitiga ACF sudut A = 450 dan C = 300 . Dengan menggunakan aturan jumlah
sudut dalam segitiga diperoleh sudut AFC = 1050 . ∠CFE merupakan pelurus ∠AFC
sehingga ∠CFE = 750 (nilai ini juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan aturan sudut
luar suatu segitiga). Dengan demikian nilai x adalah 1800 - (650 + 750 ) = 400

Contoh soal lain:

Sekilas terlihat bahwa informasi dari soal tersebut kurang, namun sebenarnya soal
tersebut tidak memerlukan tambahan informasi, bahkan misalnya garis AC dan AD
dihilangkanpun soal tersebut dapat diselesaikan.

44
Pentagon tersebut terbagi menjadi 3 segitiga. Julah sudut dalam sebuah segitiga adalah
1800 , sehingga jumlah sudut pentagon tersebut adalah 3 × 1800 = 5400

Contoh soal lain

Untuk menjawab soal ini diperlukan kemampuan menalar yang baik.

Agar diperoleh jumlah maksimum maka buku diatur sedemikain rupa dengan tinggi buku
(6 cm) diatur menempel pada sisi panjang kotak (36 cm), lebar buku (15 cm) menempel
pada lebar kotak (30 cm), dan panjang buku (20 cm) pada tinggi kotak (20 cm) sehingga
kotak akan memuat sebanyak 6 × 2 × 1 = 12 buku.

DATA DAN PELUANG

45
Jawab:

Setiap tahun Cherry cola bertambah 10 million sedangkan Lemon cola 5 milion. Berdasar
data tahun 2001, jumlah akan sama dalam n tahun maka diperoleh 40 + 10n = 55 + 5n

5n = 15

n=3

Jadi jumlah penjualan akan sama setelah 3 tahun dari tahun 2001 yakni 2004.

Contoh soal lain.

Jawab:

Jawaban A belum tentu benar karena ada kemungkinan ada siswa A yang melompat lebih
jauh dari beberapa siswa B, namun secara rerata tim B lebih tinggi dari tim A.

Jawaban B belum tentu, ada kemungkinan anggota tim A melompat setelah semua anggota
tim B melompat, dan ada anggota tim A yang melompat lebih jauh dari beberapa anggota
tim B namun reratanya tim B lebih tinggi dari tim A.

Jawaban D belum tentu benar, karena ada kemunginan setiap anggota A melompat lebih
dekat (pendek) dari anggota tim B.

Jawaban yang benar adalah C.

46
Soal

Jawab

Karena kelereng merah yang diambil sudah dikembalikan lagi, maka di tas/kantong tetap
terdapat 5 kelereng merah dan 5 kelereng biru. Jadi peluang terambil merah adalah

𝑁 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 5 1
𝑃𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ = = =
𝑁 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 10 2

Soal

Jawab:

47
Negara x mempunyai populasi pasangan usia subur (Having Children) yang lebih besar
dari Negara Y. Sehingga kemungkinan pertumbuhan penduduk x akan lebih cepat dari
negara Y.

Soal

Jawab:

Karena pada negara Y proporsi warga usia tua dibandingkan warga usia muda lebih besar
daripada negara X, atau pada negara Y terdapat lebih banyak orang tua (yang harus
dirawat) disbanding negara X untuk tiap jumlah anak muda yang sama.

E. Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan pendidikan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

48
Evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan
dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses
pemantauan dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah ujian akhir yang dilakukan pada
tingkat akhir satuan pendidikan. USBN merupakan kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan dengan mengacu pada
standar kompetensi lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.

Istllah berstandar nasional dalam USBN dimaksudkan; 1) soal USBN disusun berdasarkan
kisi-kisi yang berlaku secara nasional. Kisi-kisi dikembangkan berdasarkan standar isi
yang diturunkan menjadi kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang diterapkan; 2)
soal USBN memiliki soal dari pusat sebanyak 20-25%, kecuali untuk mata pelajaran yang
ditetapkan di dalam POS USBN; dan 3) USBN dilaksanakan dengan mengacu kepada POS
USBN yang ditetapkan BSNP.

Tujuan penyelenggaraan USBN ; 1) untuk mengukur capaian kompetensi siswa yang


dilakukan sekolah untuk seluruh mata pelajaran dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar; 2) sebagai sub
sistem penilaian dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) menjadi salah satu tolak ukur
pencapaian Standar Nasional Pendidikan dalam rangka penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan; 3) untuk meningkatkan mutu ujian sekolah; 4) untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam melakukan penilaian, khususnya kemampuan pengembangan soal
ujian.

Pada ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional tahun ajaran 2017/2018 ,
penerapan soal berpikir tingkat tingkat tinggi pada mata pelajaran matematika dirasakan
terlalu sulit sehingga mendapat banyak respon dari peserta ujian dan menjadi viral di
media sosial. Kebijakan penerapan soal model berpikir tingkat tinggi dimaksudkan untuk
melatih anak-anak berpikir kritis, kreatif dan analitis, namun ada prinsip-prinsip berpikir
tingkat tinggi yang belum sepenuhnya diterapkan dalam menyusun soal ujian.

Contoh-contoh soal UN SD

1. Tahun 2017

49
2. Tahun 2016

3. Tahun 2015

50
4. tahun 2013

51
5. Tahun 2012c

Contoh Soal-Soal Ujian Nasional SMP

Penyelesaian

52
Dari perhitungan tersebut, diskon terbesar diberikan oleh Toko Indah sebesar 33.000.

Jadi yang harus dibayar paling sedikit dibanding toko lain, yakni 147.000,00

Penyelesaian.

53
Penyelesaian

Dari gambar pola yang ada diketahui sebagai berikut

Selisih antara yang diarsir dan tidak membentuk barisan 2, 3, 4, 5, .... (n+1)

Jadi pada Pola ke 8 adalah selisihnya adalah (8+1) = 9

Penyelesaian.

Panjang bangunan pada gambar = 6 cm

Panjang bangunan sebenarnya = 6 × 500 = 3000 𝑐𝑚 = 30 𝑚

Lebar bangunan pada gambar = 30 𝑐𝑚

Lebar bangunan sebenarnya 3 × 500 = 1500 𝑐𝑚 = 15 𝑚

Luas bangunan sebenarnya = 30 𝑚 × 15 𝑚 = 450 𝑚2

54
Penyelesaian
45+40+𝑥+30+20
Rata-rata= 5

41 = (135 + 𝑥)/ 5

41 × 5 = 135 + 𝑥

205 = 135 + 𝑥

𝑥 = 70

55
Penyelesaian

Soal di atas berhubungan dengan kemampuan membaca grafik. Dari grafik dapat dilihat
bahwa banyak obat yang masih tetap aktif pada hari pertama adalah 32 mg

Contoh Soal-Soal Ujian Nasional SMA

JAWABAN:

56
57
JAWABAN:

58
JAWABAN:

Contoh Soal-Soal Ujian Nasional SMK

JAWAB:

59
Seorang peternak ayam menghabiskan dedak sebanyak 30 kg pada hari pertama.
Hari kedua 32 kg, hari ketiga 34 kg dan seterusnya sampai hari ke-28 selalu
bertambah 2 kg dedak setiap harinya. Jumlah dedak yang dihabiskan peternak
ayam tersebut seluruhnya sampai hari ke-28 adalah ….
A. 1.596 kg
B. 1.276 kg
C. 1.256 kg
D. 896 kg
E. 769
JAWAB:

SOAL:
Dari angka 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun bilangan ratusan dengan angka-angka
berbeda. Banyaknya bilangan ratusan yang dapat disusun dan kurang dari 600
adalah … bilangan

60
JAWAB:
Banyak bilangan bilangan ratusan kurang dari 600 yang dapat disusun adalah
3 × 4 × 3 = 36

LEMBAR KERJA

Dengan cara mandiri atau berkelompok (disarankan 3 hingga 5 orang), lakukanlah


aktivitas yang berikut ini. Tulislah hasil diskusi ke dalam Lembar Kegiatan yang ada.

1. Sebutkan karakteristik atau kriteria soal yang ada dalam tes PISA

Jawab

2. Sebutkan karakteristik atau criteria soal yang ada dalam TIMSS

Jawab

3. Sebutkan karakteristik atau criteria soal yang ada dalam soal UN

Jawab

61
4. Apa perbedaan dan persamaan karakteristik soal yang ada pada PISA, TIMSS, UN

Jawab

5. Dalam hal tujuan, apa persamaan dan perbedaan antara PISA, TIMSS, UN

Jawab

6. Selain ditinjau dari materi soal, soal dalam TIMSS juga dikelompokkan kedalam
Knowing, Appliying, Reasoning. Diantara soal-soal berikut, manakah soal yang
termasuk dalam Knowing, Appliying, Reasoning. Berikan alasanmu.
Soal a.

Jawab

62
Soal b.

Jawab

Soal c.

Jawab

63
7. Di bawah ini adalah contoh soal-soal PISA, TIMSS dan UN. Tentukan mana yang
merupakan soal UN, PISA dan TIMSS serta berikan alasan.
Soal 1.
Pada tahun 1998, tinggi rata-rata remaja laki-laki dan perempuan di Belanda dinyatakan

Soal 2.

64
Soal 3.

Jawab

65
DAFTAR PUSAKA

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA). 2013. Released
mathematics items. Boston: TIMSS & PIRLS International Study Center
Mullis, I.,Martin,M.O & Foy,P.2008. TIMSS 2007 International Report. Chesnut Hills;Boston
College
OECD.2009. PISA 2009 Assessment Framework
OECD. PISA 2012 Mathematics Framework
OECD. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework

Wardani, S.. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di
SMP/MTs. Bahan pelatihan Diklat Guru Pemandu/Guru Inti/Pengembang
Matematika SMP Jenjang Dasar Tahun 2010 PPPPTK Matematika
Sudiyanto, Kartowagiran, B, & Mahyudi. 2015. Pengembangan Model Assessment As Learning
Pembelajaran Akuntansi di SMK. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume
19, No 2, Desember 2015 (189-201) Tersedia Online:
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

66
B.2. Analisis Muatan KD untuk Penyusunan Soal Matematika
Berorientasi UN, PISA, TIMSS

A. Pengantar
Pada bagian ini, Peserta mengimplementasikan pemahaman tentang konsep dan
karakteristik ketrampilan berfikir tingkat tinggi untuk menganalisis kompetensi dasar
yang ada di struktur kurikulum sekolah. Kegiatan diawali dengan mereview kembali
pengertian dan karakteristik ketrampilan berfikir tingkat tinggi, memilih kompetensi
dasar, dan kemudian menganalisis kompetensi dasar.

B. Tujuan
Setelah mempelajari bagian ini, diharapkan peserta dapat menganalisis level kognitif
kompetensi dasar dan kaitanya dengan soal UN, PISA, dan TIMSS.ndah yang diperlukan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menentukan level kognitif masing-masing Kompetensi Dasar sesuai dengan
jenjangnya.
2. Mengidentifikasi keterkaitan kompetensi dasar dengan soal UN, PISA, dan TIMSS.

D. Uraian Materi
Soal berorientasi UN, PISA, dan TIMSS diharapkan mendukung ke arah kemampuan
ketrampilan berfikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berikir yang tidak sekedar
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite). Resnick (1987) mendefinisikan ketrampilan berfikir tingkat tinggi
sebagai proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling dasar.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah


(problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil
keputusan (decision making).

67
Dalam taksonomi Bloom yang disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl, proses
berikir dapat dibedakan dalam dua tingkat, yaitu ketrampilan berfikir tingkat rendah yang
meliputi proses kognitif mengetahui/mengingat (knowing/remembering/C1), memahami
(understanding/C2), menerapkan (applying/C3). Ketrampilan berfikir tingkat rendah ini
menjadi dasar bagi kemampuan berfikir tingkat tinggi yang meliputi proses kognitif
menganalisis (analyzing/C4), mengevaluasi (evaluating/C5), dan mencipta (creating/C6).

Proses Kognitif
C1 Mengingat Mengenali (recognizing)
Mengingat (recalling)
C2 Memahami Menafsirkan (interpreting)
Memberi contoh (examplying)
LOTS

Meringkas (summarizing)
Menarik inferensi (inferring)
Membandingkan (comparing)
Menjelaskan (explaining)
C3 Menerapkan Menjalankan (executing)
Mengimplementasikan (implementing)
C4 Menganalisis Menguraikan (differentiating)
Mengorganisir (organizing)
Menemukan makna tersirat (attributing)
HOTS

C5 Mengevaluasi Memeriksa (checking)


Mengritik (Critiquing)
C6 Mencipta Merumuskan (generating)
Merencanakan (planning)
Memproduksi (producing)

Di samping dimensi proses kognitif, Anderson dan Krathwohl juga menambahkan dimensi
pengetahuan yang meliputi pengetahuan Faktual (factual knowledge), pengetahuan
konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge),
dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).

Dimensi Pengetahuan
1. Pengetahuan  Pengetahuan terminologi
Faktual  Pengetahuan detail dan unsur-unsur (kejadian, subjek, waktu,
detail tertentu)
2. Pengetahuan  Pengetahuan klasifikasi dan kategori
Konseptual  Pengetahuan prinsip dan generalisasi
 Pengetahuan teori, model, dan struktur

3. Pengetahuan  Pengetahuan tentang keterampilan bidang tertentu dan


Prosedural algoritma
 Pengetahuan tentang teknik dan metode pada bidang tertentu
 Pengetahuan kriteria penggunaan prosedur secara tepat

68
4. Pengetahuan  Pengetahuan strategi
Metakognitif  Pengetahuan tugas kognitif, termasuk pengetahuan konteks dan
kondisi
 Pengetahuan tentang diri sendiri

Pada konteks asesmen, soal untuk mengukur ketrampilan berfikir tingkat tinggi : 1)
transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3)
mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbedabeda, 4) menggunakan informasi
untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis.

Dalam kaitannya dengan penggunaan kata kerja operasional, terdapat beberapa kata kerja
yang sama namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan ini seringkali
menimbulkan perbedaan penafsiran berbeda dalam menentukan level kognitif ketika
menyusun indikator soal. Berdasarkan pengalaman tersebut Puspendik
mengelompokkan level kognitif menjadi tiga level.

Level 1. Pengetahuan dan Pemahaman, dengan ciri-ciri soal:

 Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap materi pelajaran dan


dapat membuat generalisasi yang sederhana.
 Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran,
paling tidak dengan satu cara.
 Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik, label-label, dan materi
visual lainnya.
 Mengomunikasikan fakta-fakta dasar dengan menggunakan terminologi yang
sederhana.

Level 2. Aplikasi, dengan ciri-ciri soal:

 Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan


dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam konteks
tertentu.
 Menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data.
 Memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran.
 Menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan materi visual lainnya.
 Mengomunikasikan dengan jelas dan terorganisir penggunaan terminologi.

Level 3. Penalaran, dengan ciri-ciri soal:

69
 Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap materi
paelajaran dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam
situasi yang familiar, maupun dengan cara yang berbeda.
 Menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi yang
faktual.
 Menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual.
 Menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam
pelajaran.
 Mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan
terminologi yang benar.
 Memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel.
 Mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.

E. Aktivitas B.3. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD)


Setelah Anda mempelajari karakteristik soal UN, PISA, TIMSS, dan level kognitif, pada
kegiatan berikut, Anda diminta untuk mengisi format analisis muatan Kompetensi Dasar
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Buatlah 5-6 kelompok dalam satu kelas.


2. Satu kelompok memilih kelompok KD untuk satu kelas sesuai jenjang masing-
masing.
3. Cermati KD pada kelas yang dipilih, kemudian isi kolom level kognitif yang sesuai
dengan tuntutan KD tersebut (C1, C2, C3, C4, C5, atau C6).
4. Pada kolom UN, PISA, dan TIMSS, berikan tanda cek (√) dan level kognitif yang
muncul pada soal jika KD tersebut termasuk dalam cakupan UN, PISA, atau TIMSS.
5. Presentasikan hasil pekerjaan Anda.

70
Format B.2a. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD) Sekolah Dasar

Kelompok :

Nama Anggota :

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IV UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
4.1. Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.
3.2. Menjelaskan berbagai bentuk pecahan (biasa,
campuran, desimal, dan persen) dan hubungan
di antaranya.
4.2. Mengidentifikasi berbagai bentuk pecahan
(biasa, campuran, desimal, dan persen) dan
hubungan di antaranya.
3.3. Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari
jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua
bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
4.3. Menyelesaikan masalah penaksiran dari
jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua
bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
3.4. Menjelaskan faktor dan kelipatan suatu
bilangan.
4.4. Mengidentifikasi faktor dan kelipatan suatu
bilangan.
3.5. Menjelaskan bilangan prima.
4.5. Mengidentifikasi bilangan prima.
3.6. Menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan, faktor persekutuan terbesar
(FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
faktor persekutuan, faktor persekutuan
terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-

71
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IV UN PISA TIMSS
Kognitif
hari.
3.7. Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil
pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat.
4.7. Menyelesaikan masalah pembulatan hasil
pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat.
3.8. Menganalisis sifat-sifat segibanyak beraturan
dan segibanyak tidak beraturan.
4.8. Mengidentifikasi segibanyak beraturan dan
segibanyak tidak beraturan.
3.9. Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas
persegi, persegipanjang, dan segitiga serta
hubungan pangkat dua dengan akar pangkat
dua.
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
keliling dan luas persegi, persegipanjang, dan
segitiga termasuk melibatkan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
3.10. Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar,
berpotongan, berhimpit) menggunakan model
konkret.
4.10. Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar,
berpotongan, berhimpit) menggunakan model
konkret.
3.11. Menjelaskan data diri peserta didik dan
lingkungannya yang disajikan dalam bentuk
diagram batang.
4.11. Mengumpulkan data diri peserta didik dan
lingkungannya dan menyajikan dalam bentuk
diagram batang.
3.12. Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut
pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat.
4.12. Mengukur sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur
derajat.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut

72
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
berbeda.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
dengan penyebut berbeda.
3.2. Menjelaskan dan melakukan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian pecahan dan desimal.
3.3. Menjelaskan perbandingan dua besaran yang
berbeda (kecepatan sebagai perbandingan
jarak dengan waktu, debit sebagai
perbandingan volume dan waktu).
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan dua besaran yang berbeda
(kecepatan, debit).
3.4. Menjelaskan skala melalui denah.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
skala pada denah.
3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume bangun
ruang dengan menggunakan satuan volume
(seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat
tiga dengan akar pangkat tiga.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume bangun ruang dengan menggunakan
satuan volume (seperti kubus satuan)
melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga.
3.6. Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring
bangun ruang sederhana (kubus dan balok).
4.6. Membuat jaring-jaring bangun ruang
sederhana (kubus dan balok).
3.7. Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri
peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara
pengumpulannya.
4.7. Menganalisis data yang berkaitan dengan diri
peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara
pengumpulannya.
3.8. Menjelaskan penyajian data yang berkaitan
dengan diri peserta didik dan membandingkan
dengan data dari lingkungan sekitar dalam
bentuk daftar, tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang, atau diagram
garis.

73
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas V UN PISA TIMSS
Kognitif
4.8. Mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan
membandingkan dengan data dari lingkungan
sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram
gambar (piktogram), diagram batang, atau
diagram garis.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VI UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan bilangan bulat negatif (termasuk
menggunakan garis bilangan).
4.1. Menggunakan konsep bilangan bulat negatif
(termasuk mengggunakan garis bilangan)
untuk menyatakan situasi sehari hari.
3.2. Menjelaskan dan melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian yang melibatkan bilangan bulat
negatif.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat
negatif dalam kehidupan sehari-hari.
3.3. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung
campuran yang melibatkan bilangan cacah,
pecahan dan/atau desimal dalam berbagai
bentuk sesuai urutan operasi.
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan operasi
hitung campuran yang melibatkan bilangan
cacah, pecahan dan/atau desimal dalam
berbagai bentuk sesuai urutan operasi.
3.4. Menjelaskan titik pusat, jari-jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, dan juring.
4.4. Mengidentifikasi titik pusat, jari jari, diameter,
busur, tali busur, tembereng, dan juring.
3.5. Menjelaskan taksiran keliling dan luas
lingkaran.
4.5. Menaksir keliling dan luas lingkaran serta
menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah.
3.6. Membandingkan prisma, tabung, limas,
kerucut, dan bola.
4.6. Mengidentifikasi prisma, tabung, limas, kerucut,

74
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VI UN PISA TIMSS
Kognitif
dan bola.
3.7. Menjelaskan bangun ruang yang merupakan
gabungan dari beberapa bangun ruang, serta
luas permukaan dan volumenya.
4.7. Mengidentifikasi bangun ruang yang
merupakan gabungan dari beberapa bangun
ruang, serta luas permukaan dan volumenya.
3.8. Menjelaskan dan membandingkan modus,
median, dan mean dari data tunggal untuk
menentukan nilai mana yang paling tepat
mewakili data.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
modus, median, dan mean dari data tunggal
dalam penyelesaian masalah.

75
Format B.2b. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD) Sekolah Menengah Pertama

Kelompok :

Nama Anggota :

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan urutan pada
bilangan bulat (positif dan negatif) dan
pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan
(biasa, campuran, desimal, persen).
3.2. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan dengan
memanfaatkan berbagai sifat operasi.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
3.3. Menjelaskan dan menentukan representasi
bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif.
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif.
3.4. Menjelaskan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan masalah
kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan dan operasi biner pada
himpunan.
3.5. Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan
operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian).

76
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bentuk aljabar dan operasi pada bentuk
aljabar.
3.6. Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel dan penyelesaiannya.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel.
3.7. Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya
sama dan berbeda).
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
rasio dua besaran (satuannya sama dan
berbeda).
3.8. Membedakan perbandingan senilai dan
berbalik nilai dengan menggunakan tabel data,
grafik, dan persamaan.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan senilai dan berbalik nilai.
3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi
terkait aritmetika sosial (penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto, tara).
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
aritmetika sosial (penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto, tara).
3.10. Menganalisis hubungan antar sudut sebagai
akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh
garis transversal.
4.10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh garis
transversal.
3.11. Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk
berbagai jenis segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.
4.11. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan luas dan keliling segiempat
(persegi, persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan layang layang)
dan segitiga.
3.12. Menganalisis hubungan antara data dengan

77
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VII UN PISA TIMSS
Kognitif
cara penyajiannya (tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram lingkaran).
4.12. Menyajikan dan menafsirkan data dalam
bentuk tabel, diagram garis, diagram batang,
dan diagram lingkaran.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VIII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
3.2. Menjelaskan kedudukan titik dalam bidang
koordinat Kartesius yang dihubungkan dengan
masalah kontekstual.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kedudukan titik dalam bidang koordinat
Kartesius.
3.3. Mendeskripsikan dan manyatakan relasi dan
fungsi dengan menggunakan berbagai
representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram,
dan persamaan).
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi.
3.4. Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan
garis lurus) dan menginterpretasikan grafiknya
yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual.
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan fungsi linear sebagai
persamaan garis lurus.
3.5. Menjelaskan sistem persamaan linear dua
variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
3.6. Menjelaskan dan membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

78
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas VIII UN PISA TIMSS
Kognitif
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras.
3.7. Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta
hubungannya.
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan
luas juring lingkaran, serta hubungannya.
3.8. Menjelaskan garis singgung persekutuan luar
dan persekutuan dalam dua lingkaran dan cara
melukisnya.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
garis singgung persekutuan luar dan
persekutuan dalam dua lingkaran.
3.9. Membedakan dan menentukan luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prisma, dan limas).
4.9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prima dan limas), serta
gabungannya.
3.10. Menganalisis data berdasarkan distribusi data,
nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran
data untuk mengambil kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
4.10. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-
rata, median, modus, dan sebaran data untuk
mengambil kesimpulan, membuat keputusan,
dan membuat prediksi.
3.11. Menjelaskan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan.
4.11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang empirik dan teoretik suatu kejadian
dari suatu percobaan.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IX UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan melakukan operasi bilangan
berpangkat bilangan rasional dan bentuk akar,
serta sifat-sifatnya.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat

79
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas IX UN PISA TIMSS
Kognitif
dan bentuk akar
3.2. Menjelaskan persamaan kuadrat dan
karakteristiknya berdasarkan akar-akarnya
serta cara penyelesaiannya.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan kuadrat.
3.3. Menjelaskan fungsi kuadrat dengan
menggunakan tabel, persamaan, dan grafik.
4.3. Menyajikan fungsi kuadrat menggunakan tabel,
persamaan, dan grafik.
3.4. Menjelaskan hubungan antara koefisien dan
diskriminan fungsi kuadrat dengan grafiknya.
4.4. Menyajikan dan menyelesaikan masalah
kontekstual dengan menggunakan sifat-sifat
fungsi kuadrat.
3.5. Menjelaskan transformasi geometri (refleksi,
translasi, rotasi, dan dilatasi) yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan transformasi geometri
(refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi).
3.6. Menjelaskan dan menentukan kesebangunan
dan kekongruenan antar bangun datar.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kesebangunan dan kekongruenan antar
bangun datar.
3.7. Membuat generalisasi luas permukaan dan
volume berbagai bangun ruang sisi lengkung
(tabung, kerucut, dan bola).
4.7. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut,
dan bola), serta gabungan beberapa bangun
ruang sisi lengkung.

80
Format B.2c. Analisis Muatan Kompetensi Dasar (KD)
Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan

Kelompok :

Nama Anggota :

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mengintepretasi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear
satu variabel dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear Aljabar lainnya.
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
dari bentuk linear satu variable.
3.2. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
pertidaksamaan rasional dan irasional satu
variabel.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan rasional dan irasional satu
variabe.
3.3. Menyusun sistem persamaan linear tiga
variabel dari masalah kontekstual.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga
variable.
3.4. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
sistem pertidaksamaan dua variabel (linear-
kuadrat dan kuadrat kuadrat).
4.4. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem pertidaksamaan dua
variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat).
3.5. Menjelaskan dan menentukan fungsi (terutama
fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi
rasional) secara formal yang meliputi notasi,

81
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X UN PISA TIMSS
Kognitif
daerah asal, daerah hasil, dan ekspresi
simbolik, serta sketsa grafiknya.
4.5. Menganalisa karakteristik masing – masing
grafik (titik potong dengan sumbu, titik
puncak, asimtot) dan perubahan grafik
fungsinya akibat transformasi f2(x), 1/f(x),
|f(x)| dsb..
3.6. Menjelaskan operasi komposisi pada fungsi
dan operasi invers pada fungsi invers serta
sifat-sifatnya serta menentukan eksistensinya.
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi komposisi dan operasi invers suatu
fungsi.
3.7. Menjelaskan rasio trigonometri (sinus, cosinus,
tangen, cosecan, secan, dan cotangen) pada
segitiga siku-siku.
4.7. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan rasio trigonometri (sinus,
cosinus, tangen, cosecan, secan, dan cotangen)
pada segitiga siku-siku.
3.8. Menggeneralisasi rasio trigonometri untuk
sudut-sudut di berbagai kuadran dan sudut-
sudut berelasi.
4.8. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan rasio trigonometri sudut-
sudut di berbagai kuadran dan sudut-sudut
berelasi.
3.9. Menjelaskan aturan sinus dan cosinus.
4.9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
aturan sinus dan cosinus.
3.10. Menjelaskan fungsi trigonometri dengan
menggunakan lingkaran satuan.
4.10. Menganalisa perubahan grafik fungsi
trigonometri akibat perubahan pada konstanta
pada fungsi 𝑦 = 𝑎 sin 𝑏(𝑥 + 𝑐) + 𝑑.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mendeskripsikan dan menentukan
penyelesaian fungsi eksponensial dan fungsi
logaritma menggunakan masalah kontekstual,
serta keberkaitanannya

82
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas X PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
4.1. Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan fungsi eksponensial dan
fungsi logaritma
3.2. Menjelaskan vektor, operasi vektor, panjang
vektor, sudut antarvektor dalam ruang
berdimensi dua (bidang) dan berdimensi tiga
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
vektor, operasi vektor, panjang vektor, sudut
antar vektor dalam ruang berdimensi dua
(bidang) dan berdimensi tiga

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan metode pembuktian Pernyataan
matematis berupa barisan, ketidaksamaan,
keterbagiaan dengan induksi matematika.
4.1. Menggunakan metode pembuktian induksi
matematika untuk menguji pernyataan
matematis berupa barisan, ketidaksamaan,
keterbagiaan.
3.2. Menjelaskan program linear dua variabel dan
metode penyelesaiannya dengan menggunakan
masalah kontekstual.
4.2. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan program linear dua variabel.
3.3. Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks
dengan menggunakan masalah kontekstual dan
melakukan operasi pada matriks yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar,
dan perkalian, serta transpos.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan matriks dan operasinya.
3.4. Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers
matriks berordo 2×2 dan 3×3.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
determinan dan invers matriks berordo 2×2
dan 3×3.
3.5. Menganalisis dan membandingkan
transformasi dan komposisi transformasi
dengan menggunakan matriks.
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matriks transformasi geometri (translasi,

83
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI UN PISA TIMSS
Kognitif
refleksi, dilatasi dan rotasi).
3.6. Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah
pada barisan Aritmetika dan Geometri.
4.6. Menggunakan pola barisan aritmetika atau
geometri untuk menyajikan dan menyelesaikan
masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan,
peluruhan, bunga majemuk, dan anuitas).
3.7. Menjelaskan limit fungsi aljabar (fungsi
polinom dan fungsi rasional) secara intuitif dan
sifat-sifatnya, serta menentukan eksistensinya.
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
limit fungsi aljabar.
3.8. Menjelaskan sifat-sifat turunan fungsi aljabar
dan menentukan turunan fungsi aljabar
menggunakan definisi atau sifat sifat turunan
fungsi.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
turunan fungsi aljabar.
3.9. Menganalisis keberkaitanan turunan pertama
fungsi dengan nilai maksimum, nilai minimum,
dan selang kemonotonan fungsi, serta
kemiringan garis singgung kurva.
4.9. Menggunakan turunan pertama fungsi untuk
menentukan titik maksimum, titik minimum,
dan selang kemonotonan fungsi, serta
kemiringan garis singgung kurva, persamaan
garis singgung, dan garis normal kurva
berkaitan dengan masalah kontekstual.
3.10. Mendeskripsikan integral tak tentu (anti
turunan) fungsi aljabar dan menganalisis sifat
sifatnya berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi.
4.10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
integral tak tentu (anti turunan) fungsi aljabar.

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan penyelesaian
persamaan trigonometri
4.1. Memodelkan dan Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan trigonometri
3.2. Membedakan penggunaan jumlah dan selisih

84
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XI PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
sinus dan cosinus
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
rumus jumlah dan selisih sinus dan cosinus
3.3. Menganalisis lingkaran secara analitik
4.3. Menyelesaikan masalah yang terkait dengan
lingkaran
3.4. Menganalisis keterbagian dan faktorisasi
polinom
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
faktorisasi polinomial

Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XII UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar
titik, titik ke garis, dan titik ke bidang).
4.1. Menentukan jarak dalam ruang (antar titik,
titik ke garis, dan titik ke bidang).
3.2. Menentukan dan menganalisis ukuran
pemusatan dan penyebaran data yang disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
histogram.
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi
dan histogram.
3.3. Menganalisis aturan pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi) melalui masalah kontekstual.
4.3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi).
3.4. Mendeskripsikan dan menentukan peluang
kejadian majemuk (peluang kejadian-kejadian
saling bebas, saling lepas, dan kejadian
bersyarat) dari suatu percobaan acak.
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat).

85
Level
No. Kompetensi Dasar Kelas XII PEMINATAN UN PISA TIMSS
Kognitif
3.1. Menjelaskan dan menentukan limit fungsi
trigonometri
4.1. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan limit
fungsi trigonometri
3.2. Menjelaskan dan menentukan limit di
ketakhinggaan fungsi aljabar dan fungsi
trigonometri
4.2. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
eksistensi limit di ketak hinggaan fungsi aljabar
dan fungsi trigonometri
3.3. Menggunakan prinsip turunan ke fungsi
Trigonometri sederhana
4.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
turunan fungsi trigonometri
3.4. Menjelaskan keberkaitan turunan pertama dan
kedua fungsi dengan nilai maksimum, nilai
minimum, selang kemonotonan fungsi,
kemiringan garis singgung serta titik belok dan
selang kecekungan kurva fungsi trigonometri
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
nilai maksimum, nilai minimum, selang
kemonotonan fungsi, dan kemiringan garis
singgung serta titik belok dan selang
kecekungan kurva fungsi trigonometrI
3.5. Menjelaskan dan menentukan distribusi
peluang binomial berkaitan dengan fungsi
peluang binomial
4.5. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
distribusi peluang binomial suatu percobaan
(acak) dan penarikan kesimpulannya
3.6. Menjelaskan karakteristik data berdistribusi
normal yang berkaitan dengan data
berdistribusi normal
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
distribusi normal dan penarikan
kesimpulannya

F. Penutup
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai oleh peserta didik, oleh karena itu posisinya menjadi sangat vital dalam
perencanaan proses pembelajaran maupun penilaian. Dengan melakukan analisis KD,

86
proses pembelajaran akan menjadi terarah untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Demikian juga dengan penilaian pembelajaran. Dari hasil analisis, guru dapat melakukan
pemetaan level kognitif dari level paling rendah yang menjadi dasar ketrampilan berfikir
tingkat tinggi, sampai ke level kognitif yang tertinggi.

87
B.3. Penyusunan Kisi-kisi Penyusunan Kisi-Kisi Soal Matematika
Berorientasi UN, PISA, TIMSS

A. Pengantar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2016
Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Agar
proses pengumpulan dan pengolahan informasi mencapai hasil yang baik dan bermakna,
maka perlu dilakukan tahapan perencanaan yang matang. Untuk melakukan penilaian
terhadap peserta didik perlu dibuat instrumen berupa perangkat pertanyaan atau soal.
Langkah-langkah pengembangan soal sebagai berikut: (1) penentuan tujuan tes; (2)
penyusunan kisi-kisi; (3) penulisan butir soal (4) validasi soal; (5) perakitan tes. Langkah-
langkah ini digambarkan melalui diagram sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas bahwa penyusunan butir atau naskah soal dalam rangka
penilaian yang baik agar menghasilkan penilaian yang akurat, objektif, dan
menggambarkan kompetensi peserta didik yang sebenarnya, diperlukan tahapan-tahapan
perencanaan yang matang sehingga menghasilkan instrumen perangkat tes (naskah soal)
yang valid.

Pada bagian ini pembahasan ditekankan pada tahapan atau langkah-langkah penyusunan
kisi-kisi tes sebelum dilakukan penulisan butir soal.

B. Penyusunan Kisi-kisi Tes


1. Pengertian Kisi-kisi Tes

88
Kisi-kisi tes (test blue print) merupakan format yang memuat informasi mengenai ruang
lingkup dan isi/kompetensi yang akan dinilai/diujikan. Pendapat lain bahwa kisi-kisi
adalah suatu format atau matriks yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman
untuk menulis soal atau merakit tes.

Untuk tes penilaian hasil belajar, karakteristik kisi-kisi tes:

a. Kisi-kisi tes disusun berdasarkan tujuan penilaian dan digunakan sebagai


pedoman untuk mengembangkan soal.
b. Materi mewakili isi kurikulum yang akan diujikan;
c. Mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)/Kompetensi Inti (KI)/
Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta ruang
lingkup materi yang akan dinilai/diukur. Komponen-komponen kisi-kisi tes harus
rinci, jelas, dan bermakna.
d. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan.

Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalah untuk merumuskan dengan tepat ruang lingkup
tes dan dan bagian-bagiannya sehingga kisi-kisi tes dapat menjadi petunjuk yang efektif
bagi penulis soal atau perakit tes. Dengan adanya kisi-kisi tes siapa pun yang menulis soal
hasilnya relatif sama, baik dari lingkup materi maupun tingkat kesukarannya.

2. Model Kisi-kisi Tes


Sesuai fungsi kisi-kisi tes yaitu sebagai pedoman bagi penulis butir soal agar tidak
menyimpang dari yang diharapkan pada tujuan tes, maka kisi-kisi tes dibuat selengkap
mungkin dengan minimal terdapat KD, materi pokok yang diuji, indikator soal, bentuk
soal yang sesuai dengan karakteristik materi, dan nomor soal. Model kisi-kisi tes
disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik tes yang akan dilaksanakan. Kisi-kisi tes
dengan tujuan untuk membuat soal ujian nasional tentu berbeda dengan kisi-kisi tes
dengan tujuan untuk membuat butir soal ulangan kenaikan kelas atau ulangan semester.
Kisi-kisi tes bentuk soal uraian tentu berbeda dengan kisi-kis tes bentuk soal pilihan
berganda. Berikut akan diuraikan berbagai model kisi-kisi sesuai dengan tujuan dan
karakteristik tes yang akan dilaksanakan.

Sesuai fungsi kisi-kisi tes yaitu sebagai pedoman bagi penulis butir soal agar tidak
menyimpang dari yang diharapkan pada tujuan tes, maka kisi-kisi tes dibuat selengkap
mungkin dengan minimal terdapat KD, materi pokok yang diuji, indikator soal, bentuk
soal yang sesuai dengan karakteristik materi, dan nomor soal.

89
Kisi-kisi tes dapat disusun dalam bentuk deskripsi atau dalam bentuk matriks. Komponen
kisi-kisi tes bentuk matriks terdiri atas identitas dan format kisi-kisi. Identitas kisi-kisi
meliputi: judul, nama sekolah/satuan pendidikan, mata pelajaran, program/kelompok
peminatan, kurikulum acuan, bentuk soal (ditulis pada identitas jika hanya satu macam
bentuk soal dalam kisi-kisi tes tersebut, misalnya Pilihan Ganda saja atau Uraian saja),
jumlah soal, alokasi waktu, dan nama penyusun. Sedangkan format kisi-kisi terdiri atas 7
(tujuh) kolom, yaitu Nomor, Kompetensi Dasar, Materi Pokok, Bahan Kelas/Semester,
Indikator Soal, Level Kognitif, dan Nomor Soal. Jika dalam satu kisi-kisi terdapat lebih dari
satu macam bentuk soal maka bentuk soal tidak ditulis pada identitas, tetapi pada format
kisi-kisi ditambah satu kolom untuk bentuk soal, sebelum kolom nomor soal.

a. Kisi-kisi Soal Setara Ujian Nasional.

Ujian Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pembelajaran tingkat nasional yang
telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui hasil belajar siswa. Ujian Nasional
merupakan penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Ujian Nasional
diberlakukan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kecuali jenjang SD/MI/SDLB
dan sederajat melaksanakan USBN (Ujian Sekolah Berstandar nasional). Mengacu pada
kisi-kisi ujian nasional, kisi-kisi tes sebaiknya dilengkapi dengan level kognitif. Pada
pelatihan ini kita hanya membahas danmengembangkan soal UN/USBN degan level
kognitif 3 yaitu level kognitif penalaran (HOTS).

KISI-KISI TES UN/USBN HOTS

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :
Kurikulum :

Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Level Bentuk Nomor


No. Stimulus
Dasar Pokok Semester Soal Kognitif Soal soal

90
b. Kisi-kisi Soal Setara Tes PISA

Berdasarkan karakteristik soal PISA, maka kisi-kisi tes soal setara PISA adalah;

KISI-KISI TES PISA

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :

No Kompetensi Indikator Bentuk No.


Materi Pokok Stimulus
Dasar Soal Soal Soal

c. Kisi-kisi Soal Setara Tes TIMSS.

Berdasarkan karakteristik soal TIMSS, maka kisi-kisi tes soal setara TIMSS adalah;

KISI-KISI TES TIMMS

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :

Kompetensi Indikator Bentuk No.


No Materi Pokok Stimulus
Dasar Soal Soal Soal

3. Langkah-langkah Penyusunan Kisi-kisi Tes


Langkah-langkah menyusun kisi-kisi tes meliputi: (1) menentukan KD yang akan diukur;
(2) memilih materi yang sesuai; (3) merumuskan indikator soal; (4) menentukan level

91
kognitif yang akan diukur; (5) merumuskan stimulus; dan (6) memberi nomor soal.
Penjelasan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi tes sebagai berikut.

a. Menentukan KD yang akan diukur


KD yang akan diukur/diujikan harus sesuai dengan kurikulum yang diacu. KD tersebut
disalin dari Permendiknas/Permendikbud yang sesuai. Untuk kurikulum tahun 2013 KD
disalin dari Lampiran Permendikbud No. 24 Tahun 2016.

b. Memilih materi yang sesuai


Materi yang dipilih adalah ruang lingkup materi atau sub materi yang linier dengan KD.
Rumusan materi disusun dengan singkat dan jelas, tidak menggunakan kata kerja.
Pemilihan materi perlu memperhatikan Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan Keterpakaian
(UKRK).

1) Urgensi: secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;
2) Kontinuitas: materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman
materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari pada jenjang yang sama maupun
antar jenjang;
3) Relevansi: materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau
memahami mata pelajaran/bidang lain; dan
4) Keterpakaian: materi yang diujikan memiliki nilai terapan dan nilai guna yang
tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

c. Merumuskan indikator soal


Indikator soal merupakan penanda tercapainya kompetensi yang diukur dan menjadi
pedoman utama dalam menulis butir soal. Perumusan indikator soal harus
memperhatikan KD dan materi. Dalam hal ini dibedakan antara indikator pencapaian
kompetensi (IPK) dan indikator soal. IPK dibuat dan dikembangkan oleh guru melalui
proses analisis kompetensi yaitu dengan cara menganalisis keterkaitan antara SKL, KI,
dan KD sedangkan indikator soal merupakan acuan dalam perumusan butir soal yang
lebih operasional dan terukur.

Kriteria indikator soal sebagai berikut:

1) sebagai penanda atau indikasi pencapaian kompetensi


2) mengacu pada materi
3) memuat ciri-ciri kompetensi yang akan diukur

92
4) memuat kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur. (untuk soal pilihan ganda
hanya menggunakan satu KKO, sedangkan soal uraian atau praktik dapat
menggunakan lebih dari satu KKO)
5) dapat dibuatkan soalnya
6) sesuai dengan tingkat berpikir siswa, dan
7) rumusan indikator soal yang lengkap memuat 4 komponen, yaitu A = audience; B
= behavior; C = condition; dan D = degree.
Secara verbal, audience diartikan sebagai pendengar atau peserta, sedangkan
dalam konteks penilaian Audience adalah siswa yang hendak diukur
kemampuannya melalui soal yang akan dirumuskan. Behavior merupakan tingkah
laku atau perilaku atau aktivitas suatu proses, dalam konteks penilaian behavior
adalah apa yang hendak diukur dalam proses penilaian yang akan kita lakukan.
Kata Condition, diartikan sebagai keadaan, kondisi. Dalam konteks ini adalah
keadaan/kondisi atau alat yang digunakan siswa sebagai acuan dalam menjawab
soal. Degree dalam konteks ini merupakan tingkat penampilan yang dapat
dilakukan oleh siswa setelah melalui suatu rangkaian proses pembelajaran yang
akan diukur. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan,
serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu
tingkah laku.

d. Menentukan level kognitif


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, taksonomi Bloom mengalami
perbaikan. Lorin Anderson, salah seorang murid Benyamin Bloom merevisi taksonomi
Bloom pada ranah kognitif dengan mengubah kata kunci yang semula menggunakan kata
benda (C1:ingatan, C2: pemahaman, C3: penerapan, C4: analisis, C5: sintesis, dan C6:
evaluasi) menjadi kata kerja. Anderson menggabungkan analisis dan sintesis menjadi satu
dan menambahkan satu kategori yaitu mencipta/berkreasi (creating), sehingga revisi
taksonomi ranah kognitif Bloom tetap ada 6 (enam) level/tingkatan, yaitu C1: mengingat,
C2: memahami, C3: menerapkan, C4: menganalisis, C5: mengevaluasi, dan C6:
mencipta/berkreasi (Anderson & Krathwohl, 2001). Kata kerja taksonomi ranah kognitif
Bloom dapat dilihat pada lampiran 1 bahan ajar ini.

Pada kisi-kisi ujian nasional tahun 2018 dibedakan 3 level kognitif yaitu Level 1
pengetahuan dan pemahaman, Level 2 penerapan, dan Level 3 penalaran. Level 1 setara
dengan C1 dan C2; level 2 setara C3; dan level 3 dapat berupa C4, C5, atau C6. Perumusan
level kognitif pada soal Ujian Nasional mengacu pada level kognitif Kisi-kisi Ujian
Nasional yang diterbitkan oleh BSNP,

93
e. Merumuskan stimulus
Soal-soal PISA adalah soal yang bertujuan untuk melihat tingkat literasi matematika
siswa, oleh sebab itu pada soal-soal PISA selalu ada stimulus. Stimulus merupakan dasar
untuk membuat pertanyaan (dasar pertanyaan). Stimulus dapat berupa gambar, grafik,
tabel, data hasil percobaan, kurva, wacana, atau kasus yang dapat
merangsang/memotivasi sebagai acuan yang dipergunakan dalam menjawab butir soal.
Stimulus yang disajikan sebaiknya bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat
bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti
budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah
tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus
yang digunakan dalam penulisan soal.

f. Memberi nomor soal


Nomor soal adalah urutan nomor pada naskah soal (perangkat tes). Dalam menentukan
nomor soal perlu diperhatikan rambu-rambu berikut:

1) Urutan soal dibuat dari soal yang mudah ke sulit atau dari yang sederhana ke
rumit/Kompleks. Hindari menempatkan soal yang sulit pada urutan pertama.
2) Diupayakan urutan soal dikelompokkan sesuai dengan ruang lingkup materi.
Hindari penomoran soal dalam ruang lingkup sama dengan penempatan nomor soal
terpencar.
3) Penomoran soal harus berurutan sesuai dengan bentuk soal. Jangan membuat
penomoran secara berselang-seling untuk bentuk soal yang berbeda.
4) Satu stimulus dapat digunakan untuk satu nomor soal atau lebih.

Contoh merumuskan kisi-kisi soal;

Nama Sekolah : SMA PPPPTK Matematika Jumlah Soal : 40 0 soal


Mata Pelajaran : Matematika Waktu : 120 Menit
Program/Kelompok : IPA Penyusun : Supratomo, S.Pd
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kelas/
Kompetensi Materi Level Bentuk Nomor
No. Semes- Indikator Soal Stimulus
Dasar Pokok Kognitif Soal soal
ter
1 3.2. Membaca XII/1 Disajikan dua Data gaji L3 PG 5
Menentukan dan Sajian buah data dua orang
menganalisis Data dalam bentuk pekerja

94
Kelas/
Kompetensi Materi Level Bentuk Nomor
No. Semes- Indikator Soal Stimulus
Dasar Pokok Kognitif Soal soal
ter
ukuran pemusatan diskripsi, siswa
dan penyebaran dapat
data yang disajikan menyimpulkan
dalam bentuk tabel data tersebut
distribusi yang disajikan
frekuensi dan ke dalam
histogram diagram garis
2 ........

Dapatkah Anda merumuskan soal berdasarkan kisi-kisi soal di atas?

C. Aktivitas
Lembar Kerja (LK)

Petunjuk:

1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 sd 5 orang. Setiap
kelompok memilih satu atau lebih KD yang berbeda dengan KD yang dipilih oleh
kelompok lain.
2. Setiap kelompok menyusun 5 soal setara UN (level L3), 5 soal setara PISA dan 5 soal
setara TIMSS
3. Penulisan kisi-kisi ditulis pada format kisi-kisi yang disedikan di bawah ini
4. Waktu yang disediakan untuk memahami konsep penyusunan soal dan untuk
menyusun soal beserta rubriknya adalah 3 jp

Format 1: Kisi-kisi Soal Orientasi Ujian Nasional/Ujian Sekolah Berstandar Nasional HOTS.

KISI-KISI TES UN/USBN HOTS

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :
Kurikulum :
Kompetensi Materi Kelas/ Level Bentuk Nomor
No. Stimulus Indikator Soal
Dasar Pokok Semester Kognitif Soal soal
1

95
4

Format 2: Kisi-kisi Soal Orientasi PISA

KISI-KISI TES PISA

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :

Kompetensi Bentuk No.


No Materi Pokok Stimulus Indikator Soal
Dasar Soal Soal
1

Format 2: Kisi-kisi Soal Orientasi TIMMS

KISI-KISI TES TIMMS

Nama Sekolah : Jumlah Soal :


Mata Pelajaran : Waktu :
Program/Kelompok : Penyusun :

Kompetensi Indikator Bentuk No.


No Materi Pokok Stimulus
Dasar Soal Soal Soal
1

96
5

D. Penutup
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Penilaian yang
terencana dengan baik akan dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat
sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar. Salah satu perencanaan yang penting dalam
penilaian adalah mengembangkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi yang baik akan dapat
menghasilkan soal yang baik pula.

Soal setara Ujian Nasional atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional menekankan pada
tercapainya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran yang diujikan. Soal
setara PISA lebih menekankan pada pengukuran literasi dan penalaran matematika. Soal
setara TIMSS lebih menekankan kemampuan kompetensi matematika secara keseluruhan
mulai dari level terendah hingga level tertinggi (C1 sd C6). Pembuatan kisi-kisi dari soal
yang akan disusun akan mengacu pada orientasi dari soal yang akan dibuat.

97
DAFTAR PUSTAKA

-. (2016). Panduan Penilaian. Jakarta: Kemdikbud.


-. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.

98
E. Lampiran:
Lampiran 1: Daftar kata kerja ranah kognitif Bloom revisi Anderso

C1- C2- C3 – C4 – C5 – C6 –
Mengetahui Memahami Mengaplikasika Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
n

Mengutip Memperkira- memerlukan menganalisis Mempertimbang- Mengabstrak-


kan kan si
Menyebutkan Menjelaskan menyesuaikan Mengaudit/ menilai menganimasi
memeriksa
Menjelaskan Mengkategori- Mengalokasi- membuat membandingkan mengatur
kan kan blueprint
Menggambar Mencirikan mengurutkan membuat garis menyimpulkan Mengumpul-
besar kan
Membilang Merinci menerapkan memecahkan mengkontraskan mendanai
Mengidentifi- Mengasosiasi- menentukan Mengkarakteris- mengarahkan Mengkatego-
kasi kan tikkan rikan
Mendaftar Membanding- menugaskan membuat dasar mengkritik mengkode
kan pengelompokkan
Menunjukkan Menghitung memperoleh merasionalkan menimbang Mengkom-
binasikan
Memberi label Mengkontras- mencegah menegaskan Mempertahan- menyusun
kan kan
Memberi Mengubah mencanangkan membuat dasar memutuskan mengarang
indeks pengkontras
Memasangkan Mempertahan- mengkalkulasi mengkorelasikan memisahkan membangun
kan
Menamai Menguraikan menangkap mendeteksi memprediksi menanggulan
gi
Menandai Menjalin memodifikasi mendiagnosis menilai Menghubung
kan
Membaca Membedakan Mengklasifika- mendiagramkan memperjelas menciptakan
sikan
Menyadari Mendiskusikan melengkapi mendiversifikasi merangking Mengkreasi-
kan
Menghafal Menggali menghitung menyeleksi menugaskan Mengkoreksi
Meniru Mencontohkan membangun memerinci ke menafsirkan memotret
bagian-bagian
Mencatat Menerangkan membiasakan menominasikan memberi merancang
pertimbangan
Mengulang Mengemukaka Mendemons- Mendokumenta- membenarkan Mengembang
n trasikan sikan kan
Mereproduksi Mempolakan menurunkan menjamin mengukur Merencanaka
n
Meninjau Memperluas menentukan menguji memproyeksi mendikte
Memilih Menyimpulkan menemukan mencerahkan memerinci meningkatka
n
Menyatakan Meramalkan Menggambar- menjelajah menggradasi memperjelas
kan
Mempelajari Merangkum menemukan membagankan merentangkan memfasilitasi
kembali
Mentabulasi Menjabarkan menggunakan Memngumpul- Merekomenda- membentuk
kan sikan
Memberi kode melatih membuat melepaskan merumuskan
kelompok
Menelusuri menggali mengidentifikasi memilih Menggene-
ralisasikan
Menulis membuka mengilustrasikan merangkum Menumbuh-
kan

99
C1- C2- C3 – C4 – C5 – C6 –
Mengetahui Memahami Mengaplikasika Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
n

Mengemuka- menyimpulkan mendukung menangani


kan
membuat menginterupsi mengetes mengirim
faktor
membuat menemukan memvalidasi memperbaiki
gambar
membuat menelaah membuktikan Menggabung-
grafik kembali kan
menangani menata memadukan
Mengilustrasi- mengelola membatasi
kan
mengadaptasi memaksimalkan menggabung
kan
menyelidiki meninimalkan mengajar
memanipulasi mengoptimalkan membuat
model
mempercantik memerintahkan mengimprovi
sasi
Mengoperasi- Menggarisbesar- membuat
kan kan jaringan
Mempersoal- memberi Mengorganis
kan tanda/kode asikan
memprioritaskan mensketsa
mengedit mereparasi

100
Lampiran 2: Kisi-kisi USBN Jenjang SD Tahun Pelajaran 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL


SEKOLAH DASAR/MI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Mata Pelajaran : Matematika


Jenjang : SD/MI

101
Lampiran 3: Kisi-kisi UN Jenjang SMP

KISI-KISI UJIAN NASIONAL


JENJANG SMP

Mata Pelajaran : Matematika

102
Lampiran 4a: Kisi-kisi UN Jenjang SMA IPA

103
Lampiran 4b: Kisi-kisi UN Jenjang SMA IPS/Keagamaan

104
Lampiran 4c: Kisi-kisi UN Jenjang SMA Bahasa

105
Lampiran 5: Kisi-kisi UN Jenjang SMK

106
B.4. PENYUSUNAN SOAL BERORIENTASI UN, PISA DAN TIMSS

A. Pengantar
Mencermati wacana yang berkembang beberapa waktu belakangan ini terkait dengan
rendahnya peringkat peserta didik yang berasal dari Indonesia mengikuti ajang evaluasi
sistem pendidikan dari berbagai negara seperti PISA atau TIMSS, contohnya adalah hasil
peringkat PISA tahun 2015 di bawah ini

dimana Indonesia berada di peringkat ke-9 dari hasil terendah, maka perlu ada upaya
peningkatan kemampuan bernalar peserta didik khususnya kemampuan membaca,
matematika dan sains seperti yang diujikan dalam PISA di atas.

107
Untuk bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam nalar matematika, maka perlu
peningkatan kemampuan guru dalam penyusun soal yang dapat mengoptimalkan nalar
peserta, baik itu soal yang berorientasi dengan UN (yang HOT), PISA ataupun TIMSS.

B. Penyusunan Soal Berorientasi UN (HOT), PISA dan TIMSS


Pada pembahsan materi yang lalu telah dipelajari ciri-ciri atau karakteristik soal-soal UN
(yang HOT), PISA atau TIMSS, silahkan diingat-ingat kembali.

Soal yang akan disusun ini diharapkan tidak hanya terfokus pada KD-KD tertentu saja, KD-
KD yang dibuatkan soalnya diharapkan lebih tersebar merata, bahkan jika
memungkinkan untuk setiap KD ada soal yang dibuatkan. Oleh karena itu, dalam
perencanaan kerjanya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok
mengambil satu atau lebih Kompetensi Dasar yang berbeda dengan Kompetensi Dasar
yang dipilih oleh kelompok lainnya. Demikina pula, setiap kelompok terdiri atas lima
orang dan setiap orang peserta memgambil satu atau lebih IPK yang berbeda dengan IPK
yang dipilih oleh peserta lainnya.

Untuk soal-soal yang berbentuk uraian maka dalam penghitungan skornya perlu
dibuatkan rubriknya. Di samping itu, soal-soal ini pun kategorinya adalah berfikir tingkat
tinggi dimana dalam penyelesaiannya peserta didik perlu mengoptimalkan daya nalarnya.
Oleh karena itu rubrik pen-skor-annya juga perlu dibuat berbasis tahap-tahap penalaran.

Berikut ini akan dibahas tentang kaidah-kaidah penulisan soal.

Kaidah Penulisan Soal UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan Bentuk Pilihan Ganda (PG)
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar
4. Pengecoh harus berfungsi
5. Ada stimulus

Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

108
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas
salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas
dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian.

Kaidah Penulisan Soal UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan Bentuk Uraian
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, misalnya soal Matematika harus
menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensi berbahasa atau yang
lainnya.
4. Ada stimulus.

Konstruksi
1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau
perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata
tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan.
Demikian juga kata-kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
2. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara
menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besar skor

109
bagi setiap komponen, atau rentang skor yang dapat diperoleh untuk setiap
kriteria dalam soal yang bersangkutan.
4. Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.

Bahasa
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana
dan komunikatif sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
peserta didik atau kelompok tertentu.
3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

Pedoman Penskoran pada Rubrik untuk Soal Bentuk Uraian


• Tuliskan garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan
pedoman atau dasar dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian
rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat
diskor menurut mutu uraian jawabannya.
• Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besarnya rentang skor
terendah 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan
keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu sendiri. Semakin kompleks jawaban,
rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor
diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3:
jawaban tidak baik 0, agak baik 1, baik 2, sangat baik 3. Kriteria kualitas jawaban
(baik tidaknya jawaban) ditetapkan oleh penulis soal.
• Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah
skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.

LK Penyusunan Soal

Petunjuk:

110
Buatlah soal matematika yang berorientasi UN (HOT), PISA dan TIMSS dengan
menggunakan Kartu Soal di bawah ini dan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memilih satu atau
lebih KD yang berbeda dengan KD yang dipilih oleh kelompok lain.
2. Setiap kelompok terdiri atas 5 peserta. Setiap peserta memilih 1 atau lebih IPK
yang berbeda dengan IPK yang dipilih oleh peserta lain.
3. Setiap peserta menyusun 1 soal perkiraan UN, 1 soal perkiraan PISA dan 1 soal
perkiraan TIMSS
4. Penulisan soal dibuat di dalam format kartu soal yang disedikan di bawah ini
5. Waktu yang disediakan untuk memahami konsep penyusunan soal dan untuk
menyusun soal beserta rubriknya adalah 10 jp

111
C. Aktivitas
LK B4.1 Kartu Soal Pilihan Ganda

KARTU SOAL

Mata Pelajaran : .....................................................

Kelas : .....................

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi yang diuji : ......................................................................................................


......................................................................................................

Indikator : ......................................................................................................
......................................................................................................

Nomor Soal : ..............

Butir Soal : .......................................................................................................


.......................................................................................................
.......................................................................................................
c ...................................................................................................
b ...................................................................................................
c. ...................................................................................................
d. ..................................................................................................

Kunci jawaban : Kunci: ..........................


Langkah penyelesaian : .......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................

112
LK B4.2 Kartu Soal Uraian

KARTU SOAL

Mata Pelajaran : .....................................................

Kelas : .....................

Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi yang diuji : .....................................................................................................


.....................................................................................................
.....................................................................................................

Indikator : ...................................................................................................
....................................................................................................

Nomor Soal : .......

Butir Soal : ....................................................................................................


....................................................................................................
....................................................................................................

Rubrik : ..........................................................
..........................................................
..........................................................
..........................................................

D. Latihan
Setelah mempelajari konsep tentang penyusunan soal matematika berorientasi UN (HOT),
PISA dan TIMSS, silahkan mengerjakan latihan berikut:

1. Bagaimana posisi Indonesia terkait ajang evaluasi sistem pendidikan di berbagai


negara seperti PISA dan TIMSS?
2. Bagaimana kaidah penulisan soal UN, PISA dan TIMSS dengan bentuk Pilihan
Berganda yang terkait dengan materi?

113
3. Bagaimana kaidah penulisan soal UN, PISA dan TIMSS dengan bentuk Uraian yang
terkait dengan konstruksi?
4. Bagaimana pedoman penskoran pada rubrik untuk soal bentuk uraian?

E. Penutup
Peningkatan kemampuan guru matematika dalam membuat soal yang berorientasi UN
(HOT), PISA dan TIMSS sangat diperlukan. Karena hal ini dapat meningkatkan
kemampuan nalar peserta didik yang kondisinya saat ini secara nasional sangat rendah.
Namun demikian, untuk dapat menghasilkan soal matematika yang berorientasi UN
(HOT), PISA dan TIMSS perlu memperhatikan beberapa kaidah dan pedoman penskoran
yang ada, dan dengan mengerjakannya di Kartu Soal.

114
B.5. REVIEW DAN FINALISASI SOAL
BERORIENTASI UN, PISA, & TIMSS

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Salah satu
komponen yang diperlukan adalah instrumen yang tepat dan handal. Intrumen yang tepat
atau valid atau sahih adalah instrumen yang benar-benar dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sementara instrumen yang handal atau reliabel adalah instrumen yang
tahan terhadap faktor responden, waktu dan pengelolaan sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang bersifat tetap atau konsisten.

Untuk membuat instrumen berupa tes diperlukan langkah-langkah yang setidaknya


meliputi: penyusunan kisi-kisi soal, penyusunan soal, ujicoba teoritis (reviu pihak lain atau
pakar), revisi, ujicoba empiris (digunakan oleh sejumlah kecil responden), dan revisi final.

Untuk kebutuhan pelatihan ini hanya diarahkan hingga ujicoba teoritik dan tahap revisinya.
Tahap ujicoba empiris tidak dilakukan dalam durasi pelatihan karena keterbatasan waktu.

Bahan ajar ini dipersiapkan untuk dipergunakan dalam pelatihan sebagai bahan dalam
melakukan revie dan revisi soal serta beberapa format reviu dan revisi yang dapat
dipergunakan.

2. Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar ini dipersiapkan untuk dipergunakan oleh peserta pelatihan dengan tujuan:

a. Sebagai bahan materi dalam melakukan proses pelatihan terkait reviu dan
revisi soal berorientasi UN, PISA, dan TIMSS.
b. Sebagai instrumen dalam melakukan kajian terkait reviu dan revisi soal
berorientasi UN, PISA, dan TIMSS.

3. Kompetensi yang diharapkan

115
Setelah melakukan pelatihan dengan topik reviu dan revisi atau finalisasi soal berorientasi
UN, PISA, dan TIMSS, peserta dapat:

a. Melakukan reviu dengan tepat terhadap soal-soal yang berorientasi UN, PISA,
dan TIMSS sesuai kaidah penulisan soal dan standar UN, PISA, dan TIMSS.
b. Melakukan revisi yang konstruktif terhadap draft soal-soal yang berorientasi
UN, PISA, dan TIMSS.

4. Skenario Pemanfaatan Bahan Ajar

Pemanfaatan bahan ajar ini disarankan menggunakan skenario pembelajaran yang dapat
diilustrasikan sebagai berikut.

Penyamaan Kegiatan reviu &


Pengantar (5
persepsi (15 presentasi (180
menit)
menit) menit)

Penguatan dan Kegiatan revisi dan


tindak lanjut (10 presentasi hasil
menit) revisi (150 menit)

B. Penilaian Soal Berorientasi UN, PISA, dan TIMSS


1. Penilaian Kesesuaian Kisi-kisi dengan Soal
Penilaian terhadap item soal berdasarkan kisi-kisi soal, dilihat dari aspek kesesuaian
dengan komponen kisi-kisi soal yang sudah dibuat.

Kisi-kisi soal umumnya memuat beberapa komponen berikut:

a. Kompetensi Dasar (KD)


b. Materi atau topik pelajaran
c. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
d. Indikator soal
e. Level kognitif (C1, C2, C3, C4, C5, atau C6)

116
f. Tingkat kesukaran (proffesional judgement)
g. Bentuk soal (dalam hal ini PG atau Uraian)
h. Karakteristik pokok UN/PISA/TIMSS

2. Penilaian Kebenaran Materi Item Soal

Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran substansi
materi pada isi soal.

Beberapa komponen materi atau subtansi pada item soal PG, antara lain:

a. Tidak bersifat SARA dan PPPK


(suku/agama/ras/antargolongan/pornografi/politik/propaganda/kekerasan)

b. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan,
relevansi, dan keterpakaian). 

c. Pilihan jawaban homogen dan logis. 

d. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat. 


Beberapa komponen materi atau subtansi pada item soal uraian, antara lain:

a. Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antargolongan/Pornografi/


Politik/Propaganda/Kekerasan). 

b. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai. 

c. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi. 

d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas. 


3. Penilaian Kebenaran Konstruksi Item Soal

Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran konstruksi
item soal.

Beberapa komponen konstruksi soal PG, antara lain:

a. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 



b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.

c. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 

d. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda. 


117
e. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi. 

f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. 

g. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban benar”
atau “semua pilihan jawaban salah”. 

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian. 

i. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 


Beberapa komponen konstruksi soal uraian, antara lain:

a. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal. 



b. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai. 

c. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi. 

d. Ada pedoman penskoran atau rubrik. 


4. Penilaian Kebenaran Bahasa Item Soal

Penilaian terhadap item soal berdasarkan isi soal, dilihat dari aspek kebenaran bahasa pada
item soal.

Beberapa komponen bahasa pada item soal PG, antara lain:

a. Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk


mata pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.

b. Menggunakan bahasa yang komunikatif.

c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian. 


Beberapa komponen bahasa pada item soal uraian, antara lain:

a. Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif. 



b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata

 pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah. 

c. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda

 atau salah pengertian. 

d. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan. 

e. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. 


118
5. Saran Perbaikan Soal
Selain penilaian mengenai kesesuaian dan kebenaran item soal, perlu juga adanya saran
perbaikan yang dipandang perlu, dalam bentuk narasi atau catatan. Beberapa saran
perbaikan yang diperlukan dapat bersifat mengganti, memodifikasi, dan/atau melengkapi
yang sudah ada.

C. Revisi Soal Berorientasi UN, PISA, dan TIMSS


Revisi soal selain dilakukan dengan cara mandiri yaitu dengan menemukan kesalahan yang
mungkin dengan membaca ulang, juga memanfaatkan hasil reviu dari pihak lain. Hasil reviu
dari pihak lain lebih diutamakan untuk mendapatkan indepedensi dan cakrawala atau
perspektif baru dan berbeda, sehingga diperoleh saran dan catatan yang konstruktif untuk
perbaikan soal.

Barangkali, banyak hal yang disoroti pada hasil reviu terhadap soal. Penulis dapat
menetapkan perbaikan yang sangat urgen, kemudian beralih ke perbaikan yang dianggap
perlu. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan apakah masih perlu diperbaiki atau mengganti
soal tersebut dengan soal yang lain.

119
D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Penyusunan soal yang baik dan benar haruslah diikuti dengan reviu atau penilaian soal
kemudian perbaikan dari hasil reviu. Hal tersebut untuk menjamin bahwa soal yang telah
dibuat dapat dipergunakan untuk kebutuhan penilaian.

2. Tindak lanjut
Untuk menjamin kualitas yang lebih baik lagi, soal maupun paket soal, dapat ditindaklanjti
dengan mengukur kualitasnya secara empiris, khususnya yang terkait validitas dan
reliabilitas.

120
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan
kebudayaan.

Wayan Widana. 2017. Modul Penyusunan Soal Higer Order Thinking Skills (HOTS).
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.

121
F. Aktivitas

== Lembar Kerja 1 ==

REVIU ATAU PENILAIAN BUTIR SOAL

Petunjuk Kerja

 Tukarkan hasil pengerjaan soal-soal dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,
sehingga setiap kelompok dapat mereviu hasil pengerjaan soal-soal dari kelompok yang
lain.
 Di dalam masing-masing kelompok, silakan berbagi tugas dengan anggota kelompok,
sehingga setiap anggota kelompok mendapat tugas mereviu sejumlah soal yang berbeda
dengan anggota yang lain.
 Lakukan reviu menggunakan angket reviu soal di bawah ini.
 Berilah catatan atau saran perbaikan untuk membantu penulis soal memperbaiki
kualitas item soal.
 Diusahakan dikerjakan di file lembar kerja, agar bisa dipresentasikan.
 Satu (1) instrumen untuk 1 butir soal.
 Bekerjalah dengan teliti dan semangat, serta jujur dalam menilai.

122
Lampiran 2.

Instrumen Reviu Soal berbentuk PILIHAN GANDA

Identitas Soal

No.Soal

Penulis Soal

Topik materi

Kelas dan Jenjang

IPK dan/atau Indikator


Soal

Tim penulis soal

A. Kesesuaian dengan Kisi-kisi Soal

Komponen Saran perbaikan/


Kesesuaian
No. (jika ada pada Kisi-kisi catatan
(beri tanda silang)
soal)
Tidak Cukup Sangat
sesuai sesuai sesuai
1 Kompetensi Dasar (KD)

2 Materi atau topik pelajaran

3 Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
4 Indikator soal

123
5 Level kognitif (C1, C2, C3, C4,
C5, atau C6)
6 Tingkat kesukaran
(proffesional judgement)
7 Kontekstualitas
(penggunaan konteks nyata
sehari-hari)
8 Stimulus (yang tepat dan
menarik)
9 Karakteristik pokok
UN/PISA/TIMSS*)

B. Kebenaran Subtansi Materi, Konstruksi dan Bahasa pada Soal

Kesesuaian Saran perbaikan/


No. Komponen
(beri tanda silang) catatan
Tidak Cukup Sangat
sesuai sesuai sesuai
Substansi Materi

1 Tidak bersifat SARA dan PPPK


(Suku/Agama/Ras/
Antargolongan/Pornografi/
Politik/Propaganda/Kekerasan
)
2 Materi yang diukur sesuai
dengan kompetensi
3 Pilihan jawaban homogen dan
logis.
4 Hanya ada satu kunci jawaban
yang tepat.
5 Memuat konteks nyata yang
relevan.
6 Stimulus yang diberikan tepat
dan menarik.
7 Karakteristik pokok
PISA/TIMSS*)
Konstruksi

8 Pokok soal dirumuskan dengan


singkat, jelas, dan tegas.
9 Rumusan pokok soal dan
pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan
saja

124
10 Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
11 Pokok soal tidak menggunakan
pernyataan negatif ganda.
12 Gambar/grafik/tabel/diagram
dan sebagainya jelas dan
berfungsi.
13 Panjang rumusan pilihan
jawaban relatif sama.
14 Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua pilihan jawaban benar”
atau “semua pilihan jawaban
salah”.
15 Pilihan jawaban yang
berbentuk angka atau waktu
disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis
kejadian.
16 Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa

17 Menggunakan bahasa sesuai


dengan kaidah Bahasa
Indonesia, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa Asing
dan/atau bahasa daerah.
18 Menggunakan bahasa yang
komunikatif.
19 Tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat.
20 Pilihan jawaban tidak
mengulang kata/kelompok kata
yang sama, kecuali merupakan
satu kesatuan pengertian.

Tanggal: _______________

Reviewer atau Penilsi Soal

Nama : _________________

125
Lampiran 3.

Instrumen Reviu Soal berbentuk URAIAN

Identitas Soal

No.Soal

Penulis Soal

Topik materi

Kelas dan Jenjang

IPK dan/atau Indikator


Soal

Tim penulis soal

A. Kesesuaian dengan Kisi-kisi Soal

Komponen Kesesuaian Saran perbaikan/


No.
(jika ada pada Kisi-kisi soal) (beri tanda silang) catatan
Tidak Cukup Sangat
sesuai sesuai sesuai
1 Kompetensi Dasar (KD)

2 Materi atau topik pelajaran

3 Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
4 Indikator soal

126
5 Level kognitif (C1, C2, C3,
C4, C5, atau C6)
6 Tingkat kesukaran
(proffesional judgement)
7 Kontekstualitas
(penggunaan konteks nyata
sehari-hari)
8 Stimulus (yang tepat dan
menarik)
9 Karakteristik pokok
UN/PISA/TIMSS*)

B. Kebenaran Subtansi Materi, Konstruksi dan Bahasa pada Soal

Kesesuaian Saran perbaikan/


No. Komponen
(beri tanda silang) catatan
Tidak Cukup Sangat
sesuai sesuai sesuai
Substansi Materi

1 Tidak bersifat SARA dan PPPK


(Suku/Agama/Ras/
Antargolongan/Pornografi/
Politik/Propaganda/
Kekerasan)
2 Batasan pertanyaan dan
jawaban yang diharapkan
sesuai.
3 Materi yang diukur sesuai
dengan kompetensi.
4 Isi materi yang ditanyakan
sesuai dengan tingkat kelas.
5 Memuat konteks nyata yang
relevan.
6 Stimulus yang diberikan tepat
dan menarik.
7 Karakteristik pokok
PISA/TIMSS*)
Konstruksi

8 Soal dinyatakan dengan kalimat


yang singkat, jelas, dan tegas.
9 Ada petunjuk yang jelas
mengenai cara mengerjakan

127
soal.
10 Soal tidak menggunakan
pernyataan negatif ganda.
11 Gambar/grafik/tabel/diagram
dan sebagainya jelas dan
berfungsi.
12 Ada pedoman penskoran atau
rubrik.
Bahasa

17 Menggunakan bahasa sesuai


dengan kaidah Bahasa
Indonesia, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa Asing
dan/atau bahasa daerah.
18 Menggunakan bahasa yang
komunikatif.
19 Tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat.
20 Tidak mengandung kata yang
menyinggung perasaan.

Tanggal: _______________

Reviewer atau Penilsi Soal

Nama : _________________

128
Lampiran 4.

== Lembar Kerja 2 ==

REVISI ATAS HASIL REVIU/PENILAIAN BUTIR SOAL

Petunjuk Kerja

 Setelah memperoleh hasil reviu tim lain, masing-masing anggota kelompok


memperbaiki soal yang memang dibuat masing-masing anggota.
 Bisa berdiskusi dengan anggota lain jika dibutuhkan, bahkan konfirmasi ke pereviu jika
memang diperlukan.
 Lakukan revisi pada soal kemudian mengisi tabel hasil revisi soal di bawah ini.
 Waktu yang diperlukan 90 menit. (bisa disesuaikan dengan keadaan dan kesepakatan
dengan fasilitator)
 Diusahakan dikerjakan di file lembar kerja, agar bisa dipresentasikan.
 Bekerjalah dengan teliti dan semangat, serta jujur dalam menilai.
Ada (A)/ Alasan singkat
UN/ Garis besar
No. Indikator Tidak mengapa
No. PISA/ perbaikan yang
soal (IPK/soal) ada (T) diperbaiki/tidak
TIMSS dilakukan
revisi diperbaiki

129
3

130

Anda mungkin juga menyukai