Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

KOMUNIKASI PERKANTORAN
“Analisis Komunikasi Organisasi PT. INDOSAT Cabang Sumatera Utara”

DISUSUN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam


Mengikuti Mata Kuliah Komunikasi Perkantoran

Oleh :

Kelompok 3

1. Ade Mulya Putra Gustian 7173144001


2. Anita Pardosi 7172144001
3. Cucu Cahyati 7173144005
4. Frisca Sabina Br Ginting 7173144010
5. Tetri Anggelin Sitorus 7171144024
6. Rana Nabila 7173344044
7. Ruth Adelina Silalahi 7172144007
8. Sabrimal 7172144018
9. Widiawati 7171144025
10. Wiwik Astuti Purba 7171144026
11. Zahratul Yusva 7172144021

KELAS C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang dimana makalah Mini Riset ini disusun

untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Perkantoran.

Dengan penuh kesadaran penulis tahu bahwa sesungguhnya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Dalam proses pembuatan Mini Riset ini penulis menjumpai hambatan, namun

berkat dukungan materi dari berbagi pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Mini Riset ini

dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan Mini Riset ini, oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima segala saran

dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Semoga Mini Riset ini membawa manfaat

bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.

Medan, Mei 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Observasi .................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Observasi ................................................................................................................ 2
1.5 Metodologi ............................................................................................................................ 2
1.5.1 Metode ............................................................................................................................ 2
1.5.2 Sumber Data.................................................................................................................... 2
1.5.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................................... 2
BAB II PAPARAN DATA DAN ANALISIS HASIL OBSERVASI ............................................. 3
2.1 Profil Perusahaan PT. Indosat, Tbk. ...................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah............................................................................................................................. 3
2.1.2 Visi dan Misi ................................................................................................................... 4
2.1.3 Dewan Komisaris dan Direksi ........................................................................................ 5
2.2 Tipe Organisasi ................................................................................................................... 9
2.3 Budaya Organisasi ................................................................................................................ 9
2.4 Aliran Informasi dalam Organisasi ..................................................................................... 10
2.5 Dinamika Kelompok dan Team Work ................................................................................ 10
2.6 Konflik dalam Organisasi ................................................................................................... 10
2.7 Iklim Komunikasi Organisasi ............................................................................................. 11
2.8 Teknologi Informasi dalam Organisasi ............................................................................... 11
2.9 Individu dalam Organisasi .................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek- objek,
juga studi mengenai objek- objek itu sendiri” (Pace & Faules, 2010: 3). Dari sini
mensyarakatkan bahwa ada proses kognitif untuk mempelajari komunikasi organisasi, yang di
dalamnya ada proses interpretative. Masyarakat, cenderung memandang sebagai sesuatu yang
baik apabila orang- orang berkecimpung dalam organisasi. Orang- orang inilah yang kemudian
berlomba- lomba untuk menjadi salah satui bagian dari organisasi itu sendiri, misalnya menjadi
anggota organisasi atau bahkan mendirikan organisasi dalam berbagai bidang. Harapan dan cita-
cita untuk menjadi baik, lebih baik, dan yang terbaik muncul setelah itu.
Salah satu organisasi/ perusahaan besar, dari sekian banyak bidang perusahaan yang ada
di Indonesia adalah Indosat. “Indosat merupakan penyedia jasa telekomunikasi internasional di
Indonesia yang bertujuan menjadikan Indonesia terkemuka, terintegrasi jaringan
telekomunikasi dan layanan providering Indonesia” (www.indosat.com). Perusahaan besar
seperti Indosat ini tentunya akan menarik untuk dibahas karena mereka mempunyai banyak
implikasi besar untuk masyarakat. Hal ini yang membuat penulis memilih untuk mengadakan
observasi di perusahaan tersebut, terutama dari aspek komunikasi organisasi yang ada di
dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum profil perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
2. Bagaimana tipe organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
3. Bagaimana budaya organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
4. Bagaimana aliran informasi organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
5. Bagaimana dinamika kelompok dan team work organisasi dalam perusahaan PT. Indosat,
Tbk.?
6. Bagaimana pengelolaan konflik organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
7. Bagaimana iklim organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
8. Bagaimana teknologi informasi organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
9. Bagaimana perubahan individu organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
1.3 Tujuan Observasi
1. Secara khusus, tujuan observasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui gambaran umum profil perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
3. Untuk mengetahui tipe organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
4. Untuk mengetahui budaya organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
5. Untuk mengetahui aliran informasi organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
6. Untuk mengetahui dinamika kelompok dan team work organisasi dalam perusahaan PT.
Indosat, Tbk.?
7. Untuk mengetahui pengelolaan konflik organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
8. Untuk mengetahui iklim organisasi perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
9. Untuk mengetahui teknologi informasi organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
10. Untuk mengetaahui individu organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk.?
1
1.4 Manfaat Observasi
Secara umum, manfaat observasi ini adalah dapat memberikan pengetahuan, baik
bagi penulis maupun masyarakat mengenai keadaan komunikasi organisasi suatu
perusahaan, yang dalam hal ini PT. Indosat, Tbk. Ini dapat dijadikan salah satu bahan
rujukan tentang penggunaan teori, serta dapat berorientasi praktis untuk evaluator keadaan
komunikasi organisasi suatu perusahaan secara sederhana.
1.5 Metodologi
1.5.1 Metode
Metode yang digunakan di sini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin
tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kuntoro, 2005, 105) (Jauhari, 2008: 35).
1.5.2 Sumber Data
Sumber data observasi ini terdiri atas dua jenis, yaitu person and paper. Person adalah
orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melaluhi wawancara. Paper, yaitu
sumber data yang menyajikan tanda- tanda berupa huruf (Arikunto, 2002: 107). Yang
dimaksud dengan huruf di sini dokumen atau tulisan yang berupa karya ilmiah, baik artikel,
makalah, maupun laporan- laporan (Jauhari, 2008: 35).
1.5.3 Populasi dan Sampel
1.5.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh kantor sales area di Indonesia.
1.5.3.2 Sampel
Berkaitan dengan banyaknya populasi, observasi ini memerlukan pengambilan
sampel. Dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi”
Adapun cara pengambilan sampel yang akan digunakan, yakni sampel wilayah atau
area probalility sample setiap wilayah yang terdapat dalam populasi (Jauhari, 2008:
35). Di sini peneliti memilih kantor sales area Kediri yang beralamatkan di jalan jalan
Airlangga no. 8, kota Kediri.
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua cara. Pertama,
dengan cara mengadakan interview terpimpin yang dilakukan dengan membawa
sederan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksudkan dalam interview
terstruktur. Data yg diperoleh dari interview terpimpin. Kedua, dengan cara studi
dokumentasi. Menurut Arikunto (202: 135) “Dokumentasi, dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang- barang tertulis,” (Jauhari, 2008: 36). Yang dimaksud
dengan dokumentasi di sini adalah buku- buku yang sebagaimana tercatat dalam kok
lama sekali.
1.5.5 Teknik Penganalisisan Data
Penelitian ini menggunakan dau jenis data, yakni data hasil interview terpimpin
dan data hasil studi dokumentasi dan karya- karya ilmiah mahasiswa. Data- data
tersebut adalah data kualitatif, maka penganalisisan-nya harus menggunakan konsep
dasar analisis data kualitatif.

2
BAB II
PAPARAN DATA DAN ANALISIS HASIL OBSERVASI
2.1 Profil Perusahaan PT. Indosat, Tbk.
2.1.1 Sejarah
PT Indosat Tbk didirikan oleh Pemerintah pada tanggal 20 November 1967 sebagai
perusahaan investasi asing untuk menyediakan jasa telekomunikasi internasional di
Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk
membangun, mentransfer dan mengoperasikan Organisasi Satelit Telekomunikasi
Internasional, atau Intelsat, stasiun bumi dalam Indonesia untuk mengakses satelit-satelit di
wilayah Samudera Intelsat untuk jangka waktu 20 tahun. Sebagai sebuah konsorsium global
organisasi komunikasi satelit internasional, Intelsat memiliki dan mengoperasikan beberapa
satelit telekomunikasi.
Mengikuti perubahan peraturan di industri telekomunikasi Indonesia pada tahun 1999
dan 2000, kami mulai menerapkan strategi yang dirancang untuk mengubah kita dari
penyedia telekomunikasi internasional utama Indonesia menjadi terkemuka, terintegrasi
jaringan telekomunikasi dan layanan providerin Indonesia. Pada tahun 2000, pengenalan
Pemerintah UU Telekomunikasi, yang mendorong liberalisasi industri, langsung
mempengaruhi bisnis kami. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk
merestrukturisasi industri telekomunikasi, kami mengadakan suatu perjanjian dengan
Telkom untuk menghilangkan crossshareholdings kami masing-masing di beberapa anak
perusahaan, yaitu:
· Pembelian 22,5% kepemilikan saham Telkom di Satelindo;
· Akuisisi Telkom kepemilikan 35,0% di Telkomsel, dan
· Pembelian 37,2% kepemilikan saham Telkom di Lintasarta dan pembelian obligasi
konversi Lintasarta yang dipegang oleh Telkom.
Setelah diadakan perjanjian dengan Telkom, kami mengakuisisi kepemilikan
efektif 45,0% di Satelindo, melalui pembelian PT Bimagraha Telekomindo, atau
Bimagraha, pada tahun 2001 dan membeli sisa kepemilikan 25,0% di Satelindo dari DeTe
Asia pada bulan Juni 2002. Untuk memperkuat struktur permodalan Satelindo dan
menghapus persyaratan tertentu yang timbul dari utang Satelindo, kami membuat
kontribusi tambahan modal kepada Satelindo sebesar US $ 75,0 juta pada bulan Juli 2002.
Pada bulan Agustus 2002, kami memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri
dengan mendapatkan lisensi untuk menyediakan layanan jaringan tetap lokal di wilayah
Jakarta dan Surabaya. Kami mengerahkan sekitar 13.000 baris di daerah untuk
menyediakan layanan telepon tetap lokal dan mengumumkan tujuan strategis kami untuk
menjadi jaringan telekomunikasi terintegrasi terkemuka dan penyedia layanan di
Indonesia. Pada tahun 2002, Pemerintah melakukan divestasi 517.500.000 lembar saham,
mewakili sekitar 50,0% dari saham Seri B kita pada saat itu, dalam dua tahap. Pada bulan
Mei 2002, Pemerintah menjual 8,1% dari saham yang beredar kita melalui tender global
yang dipercepat.
Pada bulan Desember 2002, Pemerintah menjual 41,9% dari saham Seri B kita ke
mantan anak perusahaan dari STT. Pada tanggal 31 Maret 2009, Pemerintah memiliki
14,29% dari saham yang beredar kita, termasuk satu saham Seri A, dan ICLM dan ICLS
3
dimiliki sekitar 65,0% dari saham Seri B di Perusahaan. ICLM dan ICLS dimiliki oleh
Qtel. Sisanya 20,71% dari saham Seri B ditempatkan kami dimiliki oleh pemegang saham
publik per tanggal 31 Maret 2009. Lihat "Butir 6:. Direksi, Manajemen Senior dan
Karyawan-Kepemilikan Saham".
Pada tanggal 20 November 2003, kami bergabung dengan Satelindo, Bimagraha
dan IM3 dan semua aktiva dan kewajiban anak perusahaan warisan seperti itu dialihkan
kepada kami pada tanggal tersebut. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui
pembelian Satelindo dan pendirian IM3 dan integrasi berikutnya dari perusahaan tersebut
pada tahun 2003, jasa selular telah menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha
kami.
Pada tanggal 22 Juni 2008, Qtel membeli semua saham yang diterbitkan dan disetor
masing-masing ICLM dan ICLS, berdasarkan suatu SharePurchase Perjanjian tanggal 6
Juni 2008 antara Qtel dan STT, suatu perusahaan yang didirikan di Singapura. Sesuai
dengan Perjanjian Jual Beli Saham, Qtel, melalui anak perusahaannya, Qatar South East
Asia Memegang SPC, memperoleh saham ICLM dan ICLS dari Asia Mobile Holdings
Pte. Ltd, atau AMH, suatu perusahaan yang didirikan di Singapura, yang 75,0% dimiliki
secara tidak langsung oleh STT Communications Ltd dan 25,0% secara tidak langsung
dimiliki oleh Qtel. Setelah akuisisi ini, perubahan pengendalian terjadi di Indosat dan Qtel,
dan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, ICLS dan Qatar South East Asia
Memegang SPC, melakukan penawaran tender wajib untuk membeli hingga 1.314.466.775
Saham Seri B, yang mewakili sekitar 24,19% dari total kami ditempatkan dan Saham Seri
B (termasuk Saham Seri B yang diwakili oleh ADS), dengan harga pembelian dolar AS
yang setara dengan Rp369, 400 per ADS dan Rp7, 388 per Saham Seri B, bersih kepada
penjual secara tunai (tanpa bunga dan tunduk pada pemotongan pajak diperlukan). Setelah
penyelesaian penawaran tender pada tanggal 5 Maret 2009, Qtel dan anak perusahaan
memegang sekitar 65,0% dari modal saham yang beredar kami.
Sales Area yang ada di Kediri yang mengatasi kota dan kabupaten Kediri serta
kabupaten Nganjuk, diresmikan tahun 2009 oleh Walikota Kediri, dr. Samsul Ashar,
Sp.pd.. Gedung Sales Arean ini beralamatkan di jalan Airlangga No. 8 Kota Kediri. Di sini
sekaligus sebagai tempat galeri Indosat.
2.1.2 Visi dan Misi
2.1.2.1 Visi
Untuk menjadi fokus, jaringan terkemuka selular / nirkabel terintegrasi
telekomunikasi dan penyedia jasa di Indonesia.
2.1.2.2 Misi
 Untuk menyediakan dan mengembangkan produk inovatif dan kualitas, layanan, dan
solusi, yang menawarkan nilai terbaik bagi pelanggan kami.
 Untuk terus menumbuhkan nilai-nilai pemegang saham.
 Untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para pemangku kepentingan

4
2.1.3 Dewan Komisaris dan Direksi
2.1.3.1 Dewan Komisaris
1. HE Sheikh Abdulla Mohammed SA Al Thani
Sheikh Abdulla Mohammed SA Al Thani telah menjadi Presiden Komisaris sejak
Agustus 2008. Sheikh Abdulla saat ini Ketua Dewan Direksi Qtel. Dalam kapasitasnya
sebagai Chairman, beliau telah mengembangkan sistem corporate governance Qtel untuk
menjamin Qtel dikelola sesuai dengan praktik internasional. Sheikh Abdulla telah juga
melakukan restrukturisasi dan regional ekspansi Qtel. Setelah akuisisi Qtel berbasis di
Kuwait Wataniya, yang dianggap pada waktu itu menjadi transaksi telekomunikasi terbesar
di dunia Arab, Sheikh Abdulla ditunjuk Ketua Wataniya. Sheikh Abdulla juga merupakan
anggota dari Qatar perencanaan dewan dan Kepala Royal Court (Amiri Diwan) dari 2000
hingga 2005. Sheikh Abdulla memiliki latar belakang yang beragam baik dalam bidang
militer maupun penerbangan dan merupakan penerbang bersertifikat (instruktur) oleh
British Royal Air Force.
2. Dr Nasser Mohammed Marafih
Dr Nasser Mohammed Marafih telah menjabat sebagai Komisaris sejak Agustus
2008 dan juga merupakan Ketua Komite Anggaran kami Remunerasi dan. Dr Marafih
memulai karirnya di Qtel pada tahun 1992 sebagai penasehat ahli dari Universitas Qatar
dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan pada
tahun 1994 dan Chief Executive Officer pada tahun 2002. Dia sukses membawa Qtel
melewati program transformasi dan restrukturisasi unit bisnis dan corporate centers. Ia
memainkan peran penting dalam akuisisi Qtel atas Wataniya berbasis di Kuwait pada 2007,
kesepakatan strategis dengan AT & tT untuk memperoleh kepemilikan di NavLink. Dr
Marafih memiliki gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Elektro, Master of Science
dan Ph.D. dalam komunikasi rekayasa, semuanya dari George Washington University di
Amerika Serikat. Dr Marafih telah berpartisipasi dalam berbagai Komite pemerintahan
tingkat tinggi di Qatar dan merupakan anggota Dewan Direksi dari sejumlah anak
perusahaan Qtel. Dr Marafih juga menjabat sebagai dosen dan asisten profesor di Jurusan
Teknik Elektro dari Universitas Qatar. Dia telah menjadi anggota dari Institute of Electrical
and Electronics Engineers Inc selama lebih dari sepuluh tahun.
3. Rachmat Gobel
Rachmat Gobel sebagai Komisaris Perseroan sejak Agustus 2008. Dia saat ini
adalah Ketua Gobel Group perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan, perdagangan,
jasa, manajemen logistik terpadu serta makanan dan perhotelan, termasuk industri
katering.Gobel Group adalah mitra patungan Indonesia dari Matsushita Electric Industrial
Co, Ltd, pemimpin global dalam elektronik dan barang-barang elektronik yang dipasarkan
dengan merek Panasonic. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Presiden Kamar Dagang
Indonesia dan Industri (Kadin). Mr Gobel lulus dengan gelar Bachelor of Science Degree
dalam bidang Perdagangan Internasional dari Universitas Chuo, Tokyo pada tahun 1987
dan dianugerahi gelar Doktor kehormatan dari Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang pada
tahun 2002. Pada tahun 2009, ia menerima bergengsi "Distinguished Engineering Award
di Manufaktur Teknologi" dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT). Beliau juga aktif terlibat dalam beberapa kegiatan sosial, termasuk Komite
Olimpiade Indonesia dan Palang Merah Indonesia.
4. Richard Farnsworth Seney
5
Richard Farnsworth Seney telah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak
September 2012. Beliau telah menjadi Chief Operating Officer Qtel International (QI)
sejak 2007 hingga saat ini, Presiden dan Chief Executive Officer MCT Corp (termasuk para
pendahulunya) 1992-2007, Executive Vice President dan General Manager dari MCT
Investors, LP dari 1987-2002, dan Executive Vice President dan Chief Financial Officer
Charisma Communications Corporation 1985-1992. Mr Seney memperoleh gelar Sarjana
di Commerce dari University of Virginia McIntire School of Commerce.
5. Rionald Silaban
Rionald Silaban menjabat sebagai Komisaris sejak Juni 2008 dan ditunjuk sebagai
anggota Komite Manajemen Risiko pada tahun yang sama. Dia saat ini menjabat sebagai
Direktur Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Departemen Keuangan di
Indonesia. Di masa lalu ia menduduki beberapa posisi termasuk sebagai Direktur
Manajemen Risiko Fiskal Departemen Keuangan sejak 2006 hingga 2008, Penasehat
Senior di Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat sejak 2004 hingga 2006, Kepala
Divisi Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan sejak tahun 2002 sampai 2004, Kepala
Divisi Pengawasan Aset Badan Penyehatan Perbankan Indonesia dari 2000 sampai 2002,
Kepala Divisi Jasa Keuangan di Biro Hukum Departemen Keuangan sejak 1998 hingga
2000, Wakil Direktur untuk Direktorat Privatisasi untuk Direktorat Umum Badan Badan
Usaha Milik Departemen Keuangan sejak 1997 hingga 1998, Kepala Seksi Biro Hukum
Departemen Keuangan sejak 1994 hingga 1997 dan Kepala Sekretariat Komite Privatisasi
Departemen Keuangan sejak 1994 hingga 1997. Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum
dari Universitas Indonesia pada tahun 1989 dan LL.M. gelar dari Georgetown University
Law Centre, Washington DC di Amerika Serikat, pada tahun 1993.
6. Soeprapto SIP
Soeprapto SIP telah menjabat sebagai Komisaris Independen dan anggota Komite
Audit sejak bulan Juni 2005. Di masa lalu, beliau telah memegang beberapa jabatan, seperti
Asisten Personil dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat Republik Indonesia dari tahun 2000
sampai dengan 2001 dan Komisaris PT Nusariau Kencana Coal 2001-2003. Selain itu, Mr
Soeprapto telah menjabat sebagai Komisaris PT Mentari Abdi Pertiwi 2004-2006. Beliau
memperoleh gelar di bidang Ilmu Politik dari Universitas Terbuka, Jakarta dan mengikuti
pelatihan di Lembaga Pertahanan Nasional Indonesia.
7. George Thia Peng Heok
George Thia Peng Heok menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Juni 2008
dan ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit pada tahun yang sama. Ia menjadi anggota
Komite Manajemen Risiko pada Agustus 2008. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur
/ Konsultan di Asiainc Private Limited. Di masa lalu ia telah menduduki beberapa posisi,
termasuk sebagai Konsultan Singapore Exchange sejak 2005 sampai 2008, Konsultan /
Direktur Strategic Advisor Private Limited sejak tahun 2003 hingga 2006, Ketua Eksekutif
MediaStream Limited sejak tahun 1999 hingga 2003, Direktur / Konsultan Phoenix Capital
Private terbatas dari 1995 hingga 1998, Ketua Eksekutif Asia Matrix Limited sejak tahun
1993 sampai 1995, Managing Director, Lum Chang Securities Private Limited 1991-1993,
Managing Director, Sun Hung Kai Securities Private Limited 1989-1991, Managing
Director, Merrill Lynch International Bank Terbatas 1987-1989, Direktur Eksekutif /
Partner, Kay Hian Private Limited 1985-1987 dan Managing Director, Morgan Grenfell
(Asia) Limited 1975-1985. Mr Thia adalah Akuntan Publik Bersertifikat dan Anggota
6
Fellow dari kedua Chartered Association of Certified Accountants (United Kingdom) dan
Singapore Institute of Directors.
8. Chris Kanter
Chris Kanter telah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak bulan Januari
2010. Mr Kanter adalah seorang pengusaha Indonesia dan pemimpin komunitas bisnis,
yang berada di barisan depan dari agenda reformasi ekonomi nasional di
Indonesia. Seorang insinyur terlatih, dia Ketua dan Pendiri Sigma Sembada Group; pemain
utama sebagai kontraktor turnkey serta transportasi dan logistik. Komitmen Chris 'dan
pengabdian kepada pembangunan ekonomi bangsa dan reformasi ditunjukkan lewat
perannya sebagai anggota Dewan Ekonomi Nasional yang telah ditunjuk oleh pemerintah
Republik Indonesia. Kontribusinya juga memperpanjang lebih luas untuk menyertakan:
Ketua Dewan Pendiri Swiss German University, Wakil Ketua Dewan Nasional Asosiasi
Pengusaha Indonesia (APINDO), Ketua Dewan Pendiri Global Entrepreneurship Program
Indonesia dan Wakil Presiden Komisaris PT. Bank BNP Paribas Indonesia. Chris juga
menjabat sebagai anggota Kongres Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia
(1998-2002).
9. Rudiantara
Rudiantara ditunjuk sebagai Komisaris Independen efektif per November 1,
2012. Saat Rudiantara adalah CEO PT. Bukitasam Transpacific Railways dan PT. Rajawali
Asia Resources. Rudiantara sebelumnya memegang berbagai posisi, termasuk Komisaris
Independen & Ketua Komite Audit PT. Telekomunikasi Indonesia (Tbk), Deputi CEEO
PT.PLN (Persero), Deputi CEO PT. Semen Gresik (Persero), Tbk., Direktur PT
Excelcomindo Pratama Tbk, PT Telekomindo Primabhakti COO, Komisaris
PT. Excelcomindo Pratama, Komisaris Bank Pos dan Direktur PT. Telekomunikasi Seluler
Indonesia-Telkomsel. Ia menerima gelar MBA dari IPPM dan Sarjana Statistik dari
Universitas Padjadjaran.
10. Beny Roelyawan
Beny Roelyawan diangkat sebagai Komisaris pada bulan Juni 2012. Mr Roelyawan
saat ini menjabat sebagai Deputi III Kementerian Negara BUMN. Sebelumnya ia
memegang posisi termasuk Staf Ahli Politik, Kepala Sub Direktorat Ekonomi Produk dan
Politik Luar Negeri Keamanan, Wakil anggota Pengolahan dan Productions. Ia menerima
Penghargaan Kehormatan Satyalancana Karya Satya X Tahun pada tahun 2001 dan
Satyalancana Karya Satya XX Tahun pada tahun 2005. Meraih Sarjana Ekonomi Usaha
dari Universitas Diponegoro.
2.1.3.2 Direksi
1. Alexander Rusli
Alexander Rusli diasumsikan peran Direktur Utama dan CEO pada 1 st November
2012 setelah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak bulan Januari 2010. Sebelum
November 2012 Mr Rusli adalah Managing Director di Northstar Pacific, dana Private
Equity yang berfokus pada South East peluang Indonesia dan Asia. Sebelum perannya
dalam Northstar Pacific, Mr Rusli disajikan untuk Pemerintah Indonesia selama sembilan
tahun. Dalam enam tahun pertama dalam pemerintahan ia adalah seorang Konsultan Ahli
untuk Menteri Komunikasi dan Informatika, di mana ia terlibat dalam perumusan kebijakan
dan regulasi di Telekomunikasi, Media dan industri Pos.Dalam tiga tahun terakhir ia adalah
7
seorang Staf Ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara, mengawasi 140 perusahaan milik
negara dengan lebih dari 500 anak perusahaan. Selama periode itu ia juga memegang
berbagai posisi perusahaan milik negara termasuk: Komisaris PT Krakatau Steel (Persero),
PT Geodipa Energi, PT Kertas Kraft Aceh. Sebelum posting-nya di pemerintahan, Pak
Rusli telah memegang posisi sebagai Konsultan bagi Pricewaterhouse Coopers
Management Consulting, Indonesia. Mr Rusli menyelesaikan semua pendidikan tinggi
formal di Curtin University, Australia Barat. Dia memegang gelar Doctor of Philosophy
dalam Sistem Informasi.
2. Erik Meijer
Erik Meijer diangkat sebagai Direktur dan Chief Commercial Officer pada bulan
Juni 2012. Dia memiliki keseluruhan 20 tahun pengalaman industri telekomunikasi. Dia
menghabiskan 14 tahun bekerja di Telkomsel dalam peran semakin senior di daerah
komersial sampai tingkat VP (Penjualan dan Pemasaran), memimpin inisiatif untuk 3G
Telkomsel ketika diperkenalkan pada tahun 2006. Dalam 5 tahun terakhir, ia bekerja di
Bakrie Telkom dalam peran CCO dan Wakil CEO. Mr Meijer kegiatan lain termasuk
Direktur Nasional Dewan Asosiasi Pemasaran Indonesia (IMA), sebuah organisasi non-
pemerintah dan anggota dari World Marketing Association dan Asia Pasifik Marketing
Federation, Pendiri Anggota Dewan Asosiasi Pengiklan Indonesia (APPINA; Asosiasi
Consists Pengiklan Indonesia), Diberikan Lifetime Achievement Award pada Indonesia
Cellular Awards 2007, dan juga dosen tamu reguler di beberapa perguruan tinggi dan
pembicara di berbagai seminar dan konferensi.
3. Fadzri Santosa
Fadzri Sentosa telah menjadi Direktur sejak Juni 2007 dan Direktur dan Chief
Wholesale dan Chief Infrastruktur sejak Juni 2009. Saat ini, beliau menjabat sebagai
anggota Dewan Komisaris PT Aplikanusa Lintasarta. Sebelumnya, beliau telah memegang
beberapa jabatan di Perusahaan, termasuk sebagai anggota Dewan Komisaris PT Indosat
Mega Media sejak tahun 2005 sampai 2009, Group Head National Card dan Channel
Management sejak 2006 hingga 2007, Senior Vice President bidang Commerce, Jabotabek
dari 2005 ke 2006 dan Senior Vice President bidang Cellular Sales dari tahun 2003 sampai
dengan 2004, anggota dari Direksi Satelindo pada tahun 2003 dan anggota Dewan Direktur
IM3 2002-2003. Beliau memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis Internasional dari
University of Technology, Sydney pada tahun 2001 dan gelar Sarjana Teknik
Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1986.
4. Stefan Carlsson
Mr Stefan Carlsson adalah Direktur dan Chief Financial Officer efektif sejak 1
September 2011. Dia memiliki pengalaman dalam industri telekomunikasi besar sebagai
COA dan CFO. Pada Januari - Agustus 2011, Mr Carlsson sebagai Chief Advisor Operasi
untuk Qtel International / wi-suku Filipina, dan pada 2006-2010, ia adalah seorang CFO di
DiGi.com Bhd & DiGi Telecommunications Sdn Bhd - Malaysia.Pada 2004 - 2006, Mr
Carlsson bekerja untuk Telenor Pakistan Pvt. Ltd sebagai CFO, 2001 - 2004, sebagai CFO
di Telenor Ponsel Sverige (TMS) & Djuice, Swedia. Mr Carlsson menerima MSc Bisnis
dan Ekonomi dari Universitas Uppsala Swedia - Bursa Studies, University of Central
Florida - Amerika Serikat, Studi Keuangan dan Investasi, juga Studies in Business
Administration di University of Stockholm - Swedia.

8
5. Hans C. Moritz
Hans C. Moritz menjabat sebagai Direktur dan Chief Technology Officer efektif 1
Mei 2011. Dia curently menjabat sebagai Head of Corporate Kantor Proyek Vodafone India
sejak tahun 2009 - sekarang, Direktur Operasi Grup Africa / CTO - Zain Uganda pada
2006-2009, CTO - Zain Uganda pada 2004-2009, COO - Planet Media Group 2003 - 2004
GM Unit Bisnis Jaringan Broadband - KPN Telecom pada 2001 - 2003, COO - Base di
1998 - 2000 dan Direktur Operasi - KPN Asia, Indonesia pada 1994-1997. Hans menerima
tiga Gelar Sarjana dari Universitas HBO, Belanda jurusan Elektronika, Umpan balik dan
Sistem Pengendalian dan Pengelolaan Air. Meraih gelar Master di bidang Matematika di
universitas yang sama.
2.2 Tipe Organisasi
Tipe organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk. Lebih condong ke organisasi
fungsional karena pengorganisasian dalam perusahaan ini berdasarkan sifat dan macam
fungsi yang harus dilaksanakan oleh tiap bagian dalam perusahaan. Selain itu juga,
perusahaan mempunyai pembidangan tugas yang dapat digariskan secara tegas, misalnya
dalam perusahaan ini terdapat bagian Customer Service (CS), Channel and Distribution,
dan Marketing.
2.3 Budaya Organisasi
Smircich dan Calas (1987) menyatakan bahwa budaya dapat diuji sebagai sebuah
variabel atau suatu metafora dasar (root metaphor). Bila dipandang sebagai suatu variabel
eksternal, budaya adalah sesuatu yang dibawa masuk ke dalam organisasi. Bila dibatasi
sebagai suatu variabel internal, penekanannya diletakkan pada wujud- wujud budaya
(ritual, kisah- kisah, dan sebagainya) yang dikembangkan dalam organisasi. Budaya
organisasi perusahaan Indosat bila dianggap sebagai variabel eksternal dapat dilihat dari
rutinitas anggota organisasi yang berpakaian casual saat bekerja di kantor (kecuali bagian/
divisi CS yang memang harus selalu berseragam), dan model bangunan/ design ruang
eksterior maupun interior gedung yang cenderung modern minimalis (tampak dari ruang
galeri Indosat). Hal- hal seperti ini tentunya merupakan suatu adopsi dari “luar” (bukan
jawa dan bukan Indonesia), karena perusahaan ini pada hakekatnya adalah perusahaan
internasional.
Budaya organisasi perusahaan indosat apabila dianngap sebagai variabel internal
dapat dilihat dari aktivitas rutin, atau berkala, maupun kondisional. Kebiasaan saling sapa
antar anggota organisasi, sebutan kepada atasan tidak selalu/ melulu “bapak/ ibu” tapi bisa
“mas/ mbak”, pelayanan konsumen/ customer dan tamu yang ramah serta bersahabat
sebagai wujud dari salah satu misi untuk memberikan kualitas perlayanan bagi pelanggan,
rapat anggota tidak melulu di kantor, bisa diadakan di luar kantor tergantung situasi,
kondisi, dan kebutuhan. Untuk ritual, biasanya dalam organisasi ini ada morning
briefing untuk bagian tertentu seperti customer service yang selalu dilakukan setiap pagi
sebelum kantor melakukan pelayanan, dan peringatan ulang tahun untuk setiap karyawan
yang ada di sana dilakukan seperti layaknya anak- anak remaja kebanyakan, yaitu dibasahi
dengan air, tapi di sini dengan cara menceburkan orang tersebut ke dalam kolam kecil dan
ada di dekat area parkir.

9
2.4 Aliran Informasi dalam Organisasi
Guetzkow (1965) dalam Pace dan Faules (2010: 171- 173), menyatakan bahwa
aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dalam tiga cara: serentak, berurutan,
atau kombinasi dari kedua cara ini.... Bila semua anggota departemen, fakultas atau bagian-
bagian lain menerima suatu informasi, dalam waktu yang bersamaan, proses ini disebut
penyebaran pesan secara serentak...penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan
bentuk penyebaran diadik, ...; dalam hal ini setiap individu kecuali orang ke-1 (sumber
pesan), mula- mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan kemudian
meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.
Perussahaan Indosat menerapkan aliran informasi dengan cara kombinasi, yaitu
serentak dan atau berurutan. Jadi, kadang kala serentak, kadang kala berurutan, dan kadang
serentak serta berurutan. Misalnya, informasi/ pesan dari head of sales area (sumber)
langsung mengalir serentak kepada customer service (CS), channel and distribution, dan
marketing VAS and community (bisa satu pesan yang sama secara serentak, dan bisa
beberapa pesan berbeda namun secara serentak). Apabila beberapa pesan berbeda secara
serentak yang telah diterima oleh tiga bagian ini, maka kalo memang harus pesan tersebut
diteruskan kepada bawahan, maka masing- masing mereka akan meneruskan pesan tersebut
secara serentak pula atau bisa sendiri- sendiri karena muatan/ isi pesannya berbeda (setelah
melaluhi penginterpretasian pihak ke dua (atasan mereka)).
2.5 Dinamika Kelompok dan Team Work
“Interaksi antara kebutuhan- kebutuhan perorangan, tujuan dan peranan
kelompok, norma- norma dan konflik dalam berfungsinya kelompok, kita namakan
dinamika kelompok” (Pace & Faules, 2010: 318). Dinamika kelompok dalam anggota
organisasi perusahaan Indonesia cukup baik apabila dilihat dari peranan fungsional seperti
yang dikemukakan Benne dan Sheats (1948) dalam Pace & Faules (2010: 319). Peranan
tugas dan peranan pemeliharaan dilakukan dengan maksimal, sedangkan peranan
mengganggu berusaha untuk ditekan/ tidak dikembangkan. Anggota- anggota kelompok
yang terhimpun dalam divisi- divisi atau bagian- bagian di perusahaan indosat merasa
saling memiliki, bersama- sama dan kompak dalam menyelesaikan tugas. Mereka saling
aktif bertukar informasi, seperti dalam meeting atau briefing, dll.
2.6 Konflik dalam Organisasi
Forst dan Wilmot (1978) dalam Pace & Faules (2010: 369), “ konflik didefinisikan
sebagai suatu ‘perjuangan yang dieksprsikan antara sekurang- kurangnya dua pihak yang
saling bergantung, yang mempersepsi tujuan- tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang
langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka’”. Untuk masalah ini,
penulis merasa sangat menyesal sebab belum bisa mendapatkan data karena beberapa
alasan. Tapi, jika dilihat sekilas (menurut pandangan penulis) dan menurut salah satu
anggota komunitas indosat menyatakan bahwa semua dalam keadaan baik- baik saja, tidak/
belum pernah ada konflik, hanya perbedaan- perbedaan pendapat dari beberapa anggota
saat rapat bersama.

10
2.7 Iklim Komunikasi Organisasi
“Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi- persepsi atas unsur- unsur
organisasi dan pengaruh unsur- unsur tersebut terhadap komunikasi” (Pace & Faules, 2010:
149). Iklim komunikasi organisasi dalam perusahaan Indosat secara umum baik dan
kondusif karena peneliti melihat hambatan dalam komunikasi seperti penyebaran informasi
(tentang apapun dan kepada siapapun) dapat ditanggulangi dengan bantuan berbagai media
yang telah ada dan berkembang seperti e-mail dan teleconveren (minimal bisa
mempercepat akses informasi dan keakuratan informasi bagi mereka yang bermobilitas
tinggi). Karyawan- karyawan terlihat cukup ramah, akrab, dan bersahabat, baik kepada
customer, maupun rekan- rekan kerja mereka, karena peneliti mendapati mereka saling
berbincang dengan asyik saat loket sepi, dan melayani customer dengan baik saat loket
ramai. Suasana jujur dan keterbukaan di antara mereka juga dapat diketahui dari sini,
kecuali untuk beberapa hal yang memang harus dirahasiakan, seperti hasil rapat pimpinan
yang memang belum waktunya untuk dipublikasi, dan tidak ada satupun yang bisa
menentangnya ketika itu telah ditentukan (biasanya untuk rolling karyawan, mutasi, dsb).
Kepercayaan coba ditanamkan dengan baik oleh atasan kepada bawahan agar mereka juga
percara kepada atasannya dan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Misalnya,
untuk pencairan dana yang sangat besarpun, pemimpin mempercayakan hal itu kepada
mereka yang bertugas.
2.8 Teknologi Informasi dalam Organisasi
Isu- isu yang diperhitungkan anggota organisasi dalam hubungannya dengan
penggunaan teknologi komunikasi baru menyangkut penggunaan medium baru tersebutdan
juga kemampuan- kemampuan teknisnya” (Pace & Faules, 2010: 247). Hal ini juga terjadi
dalam organisasi perusahaan Indosat.
Petinggi- petinggi kantor sales area Kediri lebih memilih menggunakan media
elektronik yang ada kaitannya dengan komputer dan internet untuk pengolahan,
penyampaian, dan penyebarluasan pesan (apapun isi dan fungsi pesannya). Email sudah
seperti memorandum maupun buku agenda/ buku catatan bagi siapapun (utama para CS),
terlebih lagi para pimpinan. Teleconverence telah menggantikan rapat/ meeting biasa/
konvensional yang cenderung dianggap tradisional di zaman ini. Mereka, melaluhi beliau
(petinggi marketing VAS & community) berpendapat kalau hal ini lebih efektif efisien.
Contoh yang sering disebut adalah berkenaan dengan kecepatan, ketepatan, kepraktisan,
kemudahan, dan murah.
2.9 Individu dalam Organisasi
Analisis terhadap perubahan individu dalam organisasi perusahaan Indosat
diwujudkan melaluhi kegiatan salah satunya adalah pelatihan bagi karyawan. Ada pelatihan
yang rutin / berkala diadakan untuk divisi/ bagian tertentu, seperti CS. Ada juga yang
bersifat situasional atau kondisional jika dianggap perlu. Pengisi pelatihan bisa dari interen
kantor itu sendiri atau dari kantor pusat. Hal pokok adalah pihak penentu kebijakan telah
membuat dan mengkondisikan orang- orang yang menjadi karyawan itu bekerja sesuai
bidang/ keahliannya. Mereka dikondisikan untuk harus mau dan bisa. Untuk beberapa hal
yang masih dianggap kurang, maka mereka bisa belajar dari yang lebih senior. Penulis
belum dapat memperoleh informasi lebih yang dapat dikumpulkan untuk diolah mengenai
hal ini.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis mengenai komunikasi organisasi suatu perusahaan, tidak bisa lepas dari
analisis setiap komponen penyusun yang lebih spesifik di dalamnya, seperti jenis/ tipe
organisasi, iklim organisasi, aliran komunikasi, teknologi informasi, konflik, dinamika
kelompok dan team work, budaya organisasi, serta analisis individu, untuk dapat
memberikan gambaran holistik dan akurat. Hal ini dapat dilakukan oleh intern perusahaan
itu sendiri, maupun ekstern, melaluhi lembaga khusus yang bertugas meevaluasi
perusahaan, baik swasta maupun pemerintah, baik yang berskala lokal, regional, nasional,
maupun internasional.
Komunikasi organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk. Secara umum dapat
dikategorikan baik karena mempunyai struktur dan alur yang jelas, lancar, real time, dan
bermediasi, terutama dengan teknologi informasi dan komunikasi masa kini. Ini bisa
tercapai karena perusahaan berusaha memaksimalkan semua potensi yang ada dengan
semangat, optimisme, dan langkah yang lebih lebar serta cepat. Ini akan bisa ditingkatkan
lagi dengan evaluasi rutin dan upaya- upaya lain penstabilan yang menuju ke arah lebih
positif.

3.2 Saran
1. Penulis mengharapkan untuk pengkajian yang lebih intens tentang misi perusahaan yang
dapat dinilai sekilas kurang memperhatikan karyawan, karena fokus utama pada konsumen.
2. Penulis berharap agar pihak- pihak atasan perusahaan untuk lebih menyambut baik kepada
para akademisi yang ingin melakukan penelitian karena ini akan terjalin kerjasama yang
baik antar dua belah pihak, dan pada akhirnya juga akan menguntungkan semuanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jauhari, H. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Artikel, Resensi, Laporan, Makalah,
Proposal, Skripsi, Tesis. Bandung: Pustaka Setia.
Pace, R. Wayne & Faules, Don F.. (2010). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Cetakan Ketujuh. Bandung: Remaja Rosda Karya.
http://www.indosat.com (diakses 13 Juni 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai