Borang Puskesmas Nia - Odt
Borang Puskesmas Nia - Odt
Varicella
An SB, 10 th, 145 cm, 30 kg
seorang anak dengan keluhan muncul lenting-lenting merah berisi air di seluruh tubuh
diikuti demam sejak 1 hari yll. Lenting terasa gatal. Mual muntah (-), batuk pilek (-),
BAB dan BAK tidak ada keluhan
pemeriksaan fisik:
BB= 30 kg
RR= 22x, T= 38 C, N=110
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
st lokalis: vesikel multipel generalisata
2. Dyspepsia
seorang wanita dengan keluhan nyeri perut di ulu hati sejak 2 hari yll, terasa sebah dan
perih, diikuti mual muntah sebanyak 2x. demam disangkal, BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
3. Abses digiti
pasien datang dengan keluhan nyeri di bawah kuku jari telunjuk kanan sejak 1 minggu
yang lalu disertai bengkak berisi cairan. Awalnya bengkak kecil makin lama makin
membesar.
aspirasi pus
rawat luka
cefadroxil 3x500 mg
asam mefenamat 3x500 mg
4. DKI
pasien datang dengan keluhan gatal dan perih pada jari terutama sela-sela jari sejak 4 hari
yang lalu, disertai kulit mengelupas dan basah, pasien bekerja sebagai buruh cuci
loratadine 1x 10 mg
betametason zalf 2x1 ue
5. ISK
pasien datang dengan nyeri saat BAK sejak 3 hari yll, BAK anyang-anyangan, keluar
pasir saat BAK (-), disertai nyeri pinggang. demam disangkal, BAB tidak ada keluhan,
mual muntah disangkal
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-, NKCV +/+
ekstremitas: acral hangat
UL:
leukosit 3-5
nittri +
bakteri +
leukosit penuh
kristal -
ciprofloxacin 2x500 mg
asam mefenamat 3x500 mg
KIE banyak minum air putih, hindari menahan BAK, jaga kebersihan kemaluan
6. Gonorrhea
pasien datang dengan keputihan sejak +- 10 hari yll, keputihan berwarna putih kental,
berbau apek, amis -, berbusa -, disertai gatal. nyeri perut -, nyeri saat berhubungan -
TD=120/80 RR= 20x, T= 36 C, N=90
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
genitalia: fluor +
lab duh serviks
DGNI: +
PMN +
clue cell -
trichomonas –
7. GEA
pasien datang dengan BAB cair sejak 1 hari yll sehari sebanyak 5x sekali BAB kira2
setengah gelas aqua, lendir darah -, warna coklat, ampas +, demam -, disertai muntah
sebanyak 2x, nyeri perut -, BAK +
Domperidone 3x500 mg
Diatab 3x1
loratadine 3x10 mg
8. GEA
pasien datang dengan keluhan BAB sejak 4 hari yll, bab sehari 4x isi ampas, disertai
darah 1x, muntah + 2x dan demam sumer-sumer. anak masih mau makan dan minum,
BAK +
paracetamol No III
domperidone No III
metronidazole No III
mfla pulv no X, 3x1
zinc 1x20 mg 7 hari
9. Scabies
pasien dengan keluhan gatal di seluruh badan sejak 3 hari yll terutama di sela-sela jari
tangan dan kaki, selangkangan, dan kemaluan, disertai muncul lenting-lenting kecil.
diketahui kakak pasien yang bersekolah di pesantren sedang berkunjung ke rumah.
PF:
RR= 20x, T= 37 C, N=100
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
st lokalis: r manus d/s, regio genital: tampak papul multipel disertai ekskoriasi
KIE kontrol 1 minggu kemudian, mencuci selimut, handuk, sprei, sarung bantal dengan
air panas, menjemur kasur dan bantal
10. Urtkaria
pasien datang dengan biduran di paha dan tangan sejak 1 hari yll setelah makan seafood.
biduran terasa gatal.
RPD: riwayat alergi +
PF:
TD= 110/70 RR= 20x, T= 37 C, N=100
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
st lokalis: r ekstremitas sup/inf D/S: tampak urtika
loratadine 1x10 mg
dexamethasone 2x0,5 mg
PF
TD= 120/80 RR= 20x, T= 36 C, N=80
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/- tonsil T3-T3 hiperemis, faring hiperemis -
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
parasetaamol No III
amoxicillin no III
GG No III
CTM No III
mfla pulv no X, 3x1
13. Gout
pasien datang dengan keluhan nyeri di tumit kanan dan kiri sejak 4 hari yang lalu, nyeri
seperti tertusuk dan hilang timbul terutama setelah beraktivitias. riwayat trauma
disangkal, luka disangkal
PF
TD= 140/80 RR= 20x, T= 36 C, N=80
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
allopurinol 1x100 mg
meloxicam 2x10 mg
b komplek 1x1
14. LSK
pasien datang dengan keluhan gatal di tungkai kanan sejak 3 bulan yang lalu, gatal
kambuh-kambuhan, 1 minggu belakangan semakin memberat. riwayat alergi disangkal,
luka disangkal
PF
TD= 140/80 RR= 20x, T= 36 C, N=80
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
st lokalis: tampak makula hiperpigmentasi dengan ekskoriasi, skuama tipis
15. Konjungtivtis
pasien datang dengan keluhan mata kiri merah sejak 3 hari yll, belek + warna kuning
lengket, nrocos +, kemeng +, pandangan kabur disangkal.
PF
TD= 120/80 RR= 20x, T= 36 C, N=80
kepala: a/i/c/d=-/-/-/-
mata: OS: injeksi konjungtiva +, sekret+ kuning, COA dalam
leher: pembesaaran KGB -/-
thorak: simetris, retraksi -/-
Cor: S1 S2 reg, m(-), g (-)
pulmo: SDV +/+, wheezing -/-, RH -/-
abdomen: supel, timpani, BU +, NT-
ekstremitas: acral hangat
UKM
1. BIAS (f5)
Latar belakang:
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) adalah imunisasi lanjutan yang diberikan pada
anak usia sekolah dasar kelas 1 dan kelas 2. Pada BIAS bulan agustus ini diberikan
imunisasi campak. Tujuan BIAS adalah meningkagkan kembali kekebalan terhadap
Campak yang diperoleh saat Imunisasi bayi sudah menurun. Pemberian imunisasi
campak bertujuan menururunkan angka kesakitan akibat campak. Berdasarkan data
dinas kesehatan dan KB kota madiun didapatkan bahwa angka kejadian campak di
Madiun tidak banyak yaitu 23 kasus hingga Agustus 2019. Dengan pemberian
imunisasi campak pada bayi (9 bulan), baduta (18-24 bulan), diulang saat usia
sekolah (kelas 1-2 sd) diharapkan dapat menekan angka kasus campak.
Permasalahan:
banyak siswa SD yang tidak koorperatif saat dilakukan imunisasi seperti mengamuk,
bersembunyi, menangis, dan berlari.
pelaksanaan:
dilakukan BIAS di SD 1 Rejomulyo pada tanggal 5 agustus 2019 jam 09.00 yang
diikuti 40 siswa. secara umum acara berjalan lancar
latar belakang:
posyandu merupakan salah satu kegiatan rutin bulanan yang dilakukan di tiap unit
posyandu dengan kegiatan utama pengukuran antropometri. Tujuan posyandu antara
lain:
-Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
-Membudayakan NKBS
-Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
-Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
berdasarkan Data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota
Madiun, Jawa Timur, hingga akhir Desember 2018 terdapat sebanyak 995 balita di
Kota Madiun mengalami kondisi " stunting" atau kerdil. Di Puskesmas tawangrejo
sendiri masih banyak ditemukan balita gizi kurang. menurut penjelasan petugas masih
banyak orang tua terutama ibu yang tidak mengetahui dan waspada terhadap status
gizi anaknya sehingga diperlukan sosialisasi mengenai pemberian makanan pada bayi
dan anak untuk mengedukasi para ibu tentang cara pemberian makan yang benar agar
status gizi anak dapat terpenuhi
permasalahan:
pesera yang hadir tidak semua kekeluarga yang biasanya mengasuh anak tersebut
sehari-hari (seperti nenek atau saudaranya yang kebetulan dimintai tolong mengantar
ke posyandu), sehingga sasaran belum seluruhnya sesuai. di samping itu saat
penyuluhan suasana kurang kondusif karena anak banyak yang rewel sehingga ibu
kurang perhatian kepada narasumber
Pelaksanaan
posyandu balita dan penyuluhan PMBA dilakukan di posyandu kelurahan rejomulyo
pukul 09.00-10.00 dan diikuti oleh 20 peserta. setelah anak dilakukan pengukuran
antropomteri di halaman rumah, ibu dan anak masuk ke ruang tamu rumah untuk
berkumpul dan diberikan penjelasan mengenai PMBA menggunakan flipchart. secara
umum acara berjalan lancar
Permasalahan:
Pada pelaksanaan kegiatan tidak ada permasalahan yang berarti, hampir sebagian
besar peserta (kader) menghadiri acara tersebut.
Pelaksanaan:
Kegiatan sosialisasi bumil resti dilakukan tanggal 30 juli 2019 pukul 09.00-11.00 di
gedung pertemuan kelurahan pilangbangu yang diikuti 50 peserta yaitu kader
Latar belakang:
Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada
umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan
(BKKBN). Berdasarkan data profil kesehtatan kota madiun cakupan peserta KB Aktif
pada Tahun 2017 sebesar 77,2%, jika dibandingkan dengan cakupan peserta KB aktif
di Tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 81,2%. Dalam penggunaan jenis
kontrasepsi terdapat 2 jenis, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang
terdiri dari kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), MOP (Metode Operasi Pria),
MOW (Metode Operasi Wanita) dan Implan serta Non Metode Kontasepsi jangka
Panjang (Non MKJP) yang terdiri dari kontrasepsi Kondom, Suntik, Pil, Obat Vagina
dan lain-lain. Dari 21.686 peserta KB Aktif, sebanyak 9.050 peserta KB Aktif
(41,7%) menggunakan kontasepsi MKJP, sedangkan 12.636 peserta KB Aktif
(58,3%) menggunakan kontrasepsi Non MKJP, sehingga perlu ditingkatkan kembali
jumlah peserta KB MKJP
Permasalahan:
Jumlah calon akseptor KB yang akhirnya memasang KB tidak sesuai harapan yaitu
hanya 2 orang yang memasang KB implant
Pelaksanaan:
Kegiatan ini dilakukan di gedung pertemuan kelurahan pilangbangu tanggal 1
Agustus 2019 pukul 09.00-11.00 yang diikuti 30 peserta penyuluhan yaitu calon
akseptor KB. Terdapat 2 peserta akseptor KB implant
Monitoring evaluasi:
Setelah dilakukan penyuluhan diketahui banyak calon akseptor yang batal atau
enggan memasang KB karena berbagai alasan sepeti belum izin suami, masih takut
akan berbagai mitos, dan keadaan kesehatan. Petugas kesehatan sudah berusaha
meluruskan mitos seputar KB di masayarakat dan sebelumnya calon akseptor sudah
diedukasi untuk berdiskusi dengan suami sebelum acara agar dapat langsung
dilakukan pemasangan KB. Pada kegiatan selanjutnya diharapkan dapat dilakukan
pendataan calon akseptor terlebih dulu dan dilakukan asesmen oleh kader sebelum
kegiatan.
Permasalahan:
Pada pelaksanaan mulai dari senam, penyuluhan, pemeriksaan dokter secara umum
berjalan lancar dengan tidak ada kendala yang berarti.