PERAWATAN KOLOSTOMI
RSU SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh Kelompok :
1. Maghfirotun Nisfa
2. Nur Rohmaniati
3. Yuni Khoiriyatul MR
4. Aima Nur Maulidah
A. Pengertian Kolostomi
Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat
bersifat sementara atau menetap selamanya (Ilmu Bedah, Thiodorer Schrock,
MD).
Kolostomi adalah pembuatan stoma (lubang) pada kolon atau usus besar
(Smeltzer & Bare, 2002). Kolostomi juga merupakan tindakan pembedahan
untuk membuka jalan usus besar ke dinding abdomen anterior (Melville &
Baker, 2010).
B. Jenis – jenis Kolostomi
a. Loop Stoma atau transerval
Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan membuat usus ke
permukaan abdomen, kemudian membuka dinding usus bagian
anterior untuk memungkinkan jalan keluarnya feses. Biasanya pada
loop stoma selama 7 – 10 hari pasca pembedahan disangga oleh
semacam tangkai plastik agar mencegah stoma masuk kembali ke
dalam rongga abdomen (Melville & Baker, 2010).
b. End Stoma
Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan memotong usus dan
mengeluarkan ujung usus proksimal kepermukaan abdomen sebagai
stoma tunggal. Usus bagian distal akan diangkat atau dijahit dan
ditinggalkan dalam rongga abdomen (Melville & Baker, 2010).
c. Fistual Mukus
Merupakan bagian usus distal yang dikeluarkan kepermukaan
abdomen sebagai stoma non-fungsi. Biasanya terdapat pada jenis
stoma souble barrel dimana segmen proksimal dan distal usus
dikeluarkan kedinding abdomen sebagai dua stoma yang terpisah
(Melville & Baker, 2010).
d. Kolostomi Permanen
Dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi
secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan rektum sehingga tidak memungkinkan feses melalui
anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel
(dengan satu ujung lubang).
e. Kolostomi Temporer (sementara)
Untuk dekompresi kolon atau mengalirkan feses sementara kemudian
kolon akan dikembalikan seperti semula dan ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang
dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post
kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma
tampak membesar.
C. Masalah Kesehatan yang Terjadi akibat Kolostomi
1. Iritasi
Biasanya terjadi pada kulit di sekitar stoma pada area kulit peristomal.
Hal ini banyak terjadi pada lansia, oleh karena lapisan epitel dan lemak
subkutan yang semakin tipis karena proses penuaan sehingga kulit
menjadi semakin mudah mengalami iritasi (Smeltzer & Bare, 2002).
2. Infeksi Candida Albicans
Konstipasi dapat terjadi pada ostomate akibat diet yang tidak seimbang,
serta intake makanan berserat ataupun cairan yang kurang (Gutman,
2011).
6. Diare
Diare umumnya terjadi pada pasien dengan ileostomi namun dapat terjadi
juga pada klien dengan kolostomi. Individu dengan pembuatan stoma di
kolon asenden dan transversal akan mengalami perubahan konsistensi
feses seperti diare, namun hal ini normal karena penyerapan air pada
kolon asenden dan transversal masih minimal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait nutrisi pada pasien dengan
kolostomi ialah :
1. Mengurangi makanan yang menimbulkan bau, dapat meningkatkan
produksi gas, meningkatkan jumlah feses, dapat menyebabkan
sumbatan pada stoma.
2. Perbanyak makanan yang dapat mengatasi gangguan pencernaan
seperti diare (menambah makanan yang mengandung potassium)
ataupun konstipasi (menambah makanan tinggi serat) dan yang dapat
mengurangi bau pada feses.
3. Mengembalikan aktivitas usus dan mencegah produksi gas dengan
makan tiga kali sehari.
4. Gangguan pada pencernaan dapat juga berasal dari tekanan
emosional, Stress, atau kurangnya aktivitas fisik
5. Usahakan disertai banyak minum.
E. Perawatan Kolostomi
1. Pengertian
Mengganti kantong kolostomi dan membersihkan stoma kolostomi, serta
kulit sekitar stoma secara berkala dan sesuai kebutuhan. Kolostomi akan
mulai berfungsi optimal sekitar 3 - 6 hari pasca pembedahan (Smeltzer &
Bare, 2002).
2. Prinsip Umum dan Tujuan :
Prinsip umum :
a. Ganti kantong kolostomi seAara berkala dan sesuai kebutuhan.
b. Bersihkan stoma secara dengan menggunakan NaCl atau air hangat,
lalu keringkan.
c. Perhatikan kondisi stoma dan kulit sekitar stoma setiap membuka
kantong kolostomi dan setelah membersihkan stoma.
d. Pastikan lubang kantong kolostomi terpasang pas dengan stoma
Tujuan :
- Menjaga kebersihan pasien
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
- Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
3. Waktu penggantian kantong kolostomi :
- Kantong kolostomi harus dikosongkan jika sudah 1/3 atau ½ penuh
- Mayoritas pasien dengan kolostomi mengganti kantong kolostominya 3
kali sehari hungga 3 kali seminggu, dengan rata-rata penggantian
kolostomi secara rutin selama satu hari sekali.
4. Alat- alat
Untuk mengganti kantong kolostomi :
a. Kolostomi bag atau cincin tumit
b. Bantalan kapas
c. Kain berlubang dan kain persegi empat
d. Kapas sublimate/ kapas basah, NaCl.
e. Kapas kering atau tissue
f. 1 pasang sarung tangan bersih
g. Kantong plastik untuk balutan kotor
h. Baju ruangan/ celemek
i. Zink salep
j. Perlak dan alasnya
k. Plester dan gunting
l. Bila perlu obat desinfektan
m. Bengkok
n. Set ganti balut
Untuk Irigasi kolostomi (Burch, 2013) :
a. Kontainer atau wadah air
b. Tube (selang untuk mengalirkan cairan)
c. Cone dan plastic sleeve plastic sleeve berguna untuk mengalirkan
keluaran feses dan cairan irigasi ke dalam toilet
6. Langkah – langkah perawatan kolostomi
a. Penggantian kantong kolostomi dimulai dengan :
1) Cuci tangan, pasang perlak sesuai letak stoma, kemudian letakkan bengkok
didekat tubuh ostomate.
2) Buka kantong dengan melepaskan perlekatan kantong kolostomi dengan kulit
abdomen secara perlahan sambil sedikit ditekan. Letakkan kolostomi bag kotor
dalam beengkok/ plastik sampah yang sudah disiapkan.
3) Bersihkan stoma dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat atau
NaCl, kemudian keringkan dengan hati-hati menggunakan kassa steril.
4) Observasi kulit dan stoma, stoma yang normal akan terlihat merah atau pink
terang, lembab, tidak mengerut dan tampak seperti membran mukosa oral, tidak
ada sumbatan serta tidak ada nyeri dan memilik produksi feses.
5) Oleskan Zink salep tipis-tipis jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
6) Tempelkan kantong kolostomi dengan posisi sesuai kebutuhan, masukkan
stoma melalui lubang kantong kolostomi dan rekatkan kolostomi bag dengan
tepat tanpa udara didalamnya dengan plaster hipoalergenik
7) Bereskan dan rapikan alat yang telah dipakai
b. Irigasi kolostomi/ mengeluarkan feses dengan :
1) Isi wadah dengan air hangat, posisi duduk ditoilet
2) Alirkan cairan irigasii hingga keujung selang (membuka udara yang ada
disepanjang selang)
3) Posisikan kantong stoma (plastic sleeve) ke toilet
4) Olesi pelumas atau jelly sebelum masuk ke stoma
5) Masukkan cone kedalam stoma dengan perlahan, kemudian alirkan cairan
sebanyak 300-500cc
6) Untuk hasil yang maksimal, alirkan kembali 500 – 1000 cc, tahan selama 10
detik setelah cairan mengalir
7) Biarkan feses, cairan dan flaktus keluar dari stoma menuju toilet melalui
sleeve selama 10 – 15 menit
8) Tutup kantong atau ganti kantong dengan kantong kolostomi biasa dan
bereskan alat
DAFTAR PUSTAKA