Anda di halaman 1dari 9

1

PENGANTAR DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI TRANSPERSONAL


DALAM ILMU PSIKOLOGI
Dibuat untuk memenuhi tugas Psikologi Transpersonal
Dosen penganpu
Indra Rahmansyah, S.Psi., M.Psi.

DI SUSUN OLEH

YUSRINA HAJIDAH FAJRIN 2018410018

FAKULTAS PSIKOLOGI ISLAM


STAI YAPATA ALJAWAMI BANDUNG
2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepanjang sejarah banyak orang yang menceritakan tentang pengalaman-pengalaman yang


merasakan sesuatu yang melampaui batas-batas normal. Pengalaman puncak didefenisikan sebagai
pengalaman yang paling baik, paling penting dan paling bermakna dalam hidup seseorang dan
dalam banyak hal mirip dengan mistikal dan spiritual. Kebanyakan pendekatan psikologis masa
kini mengkategorikan pengalaman-pengalaman ini sebagai fantasi, patologi, atau pikiran
terdistorsi. Suatu pendekatan yang terfokus pada pengalaman ini disebut psikologi transpersonal,
telah muncul beberapa tahun terakhir.

Psikologi transpersonal adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengintegrasikan
aspek spiritual dan transendensi pengalaman manusia menggunakan kerangka psikologi
modern. Psikologi transpersonal berupaya meneliti dan memupuk pengalaman spiritual kedalam
konteks psikologis, sama seperti psikologi kesehatan sebagai jembatan psikologi dan kedokteran
atau psikologi industry sebagai jembatan psikologi dan bisnis, psikologi transpersonal adalah
jembatan antara psikologi dan aspek spiritual pengalaman keagamaan (bukan aspek social atau
politik agama).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu psikologi transpersonal?
2. Bagaimana sejarah psikologi transpersonal?
3. Apa cabang-cabang psikologi transpersonal?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian psikologi transpersonal.
2. Mengetahui sejarah psikologi transpersonal.
3. Mengetahui cabang-cabang psikologi transpersonal.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Transpersonal

Secara harafiah kata transpersonal berasal dari kata ”trans” yang artinya melewati dan
”personal” artinya pribadi. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa transpersonal membahas atau
mengkaji pengalaman di luar atau batas diri.

Daniel (Pengantar Psikologi Transpersonal) berpendapat bahwa psikologi transpersonal


adalah suatu cabang psikologi yang memberi perhatian pada studi terhadap keadaan dan proses
pengalaman manusia yang lebih dalam dan luas, atau suatu sensasi yang lebih besar dari koneksitas
terhadap orang lain dan alam semesta, atau merupakan dimensi spiritual.

Friedman dan Pappas (Pengantar Psikologi Transpersonal) berpendapat bahwa psikologi


transpersonal dibangun dari perspektif psikologis yang berbeda, yang pada umumnya
memandang psikologi sebagai sesuatu yang berguna namun tidak lengkap dan terbatas.
Bahkan, termasuk pula pendekatan psikologi yang lain, seperti kearifan beragam budaya berkaitan
dengan psikopatologi dan kesehatan mental, serta beragam keadaan kesadaran (states of
consciousness). Psikologi transpersonal bukanlah seperangkat kepercayaan, dogma, atau agama,
namun merupakan suatu upaya untuk membawa tingkatan pengalaman manusia sepenuhnya
menuju wacana dalam psikologi.

Lajoie dan Shapiro meninjau empat puluh definisi dari psikologi transpersonal yang telah
muncul dalam literatur akademis dari tahun 1968 sampai tahun 1991. Mereka menemukan lima
tema utama yang menonjol dalam definisi ini: kondisi kesadaran; potensi yang lebih
tinggi; melampaui ego atau diri pribadi; transendensi; dan spiritual. Berdasarkan penelitian
tersebut, mereka mendefinisikan psikologi transpersonal sebagai berikut:

Transpersonal psychology is concerned with the study of humanity’s highest potential, and
with the recognition, understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent states
of consciousness
4

Psikologi transpersonal mempelajari tentang potensi tertinggi kemanusiaan dengan


pengenalan, pemahaman, dan realisasi yang holistik, spiritualistik, dan melampaui alam
kesadaran.

Istilah transpersonal sendiri pertama kalinya dipakai oleh Carl Gustav Jung dalam bahasa
Jerman, yakni “uberpersnolich” (transpersonal) yang artinya kurang lebih sama dengan collective
unconscious. Yakni bentuk ketidaksadaran kolektif yang dimiliki oleh semua orang dari berbagai
ras yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam ketidaksadaran kolektif terdapat ribuan
arketif, seperti ide tentang Tuhan, anima, animus, arketif Diri dll, yang beberapa di antaranya
berkaitan dengan pengalaman-pengalaman spiritual.

Gagasan dasar dari psikologi transpersonal adalah dengan mencoba melihat manusia
selaras pandangan religius, yakni sebagai makhluk yang memiliki potensi spiritual. Jika
psikoanalisis melihat manusia sebagai sosok negatif yang dijejali oleh pengalaman traumatis masa
kecil, behaviorisme melihat manusia layaknya binatang, humanistik bepijak atas pandangan
manusia yang sehat secara mental, maka psikologi transpersonal melihat semua manusia memiliki
aspek spiritual, yang bersifat ketuhanan.

B. Sejarah Psikologi Transpersonal

Permulaannya, yaitu pada tahun 1960-an hingga 1970-an dimana pada waktu itu pintu
gerbang antara Barat dan Timur terbuka. Beragam tradisi dan budaya dari Timur yang eksotis
kemudian dikenali oleh orang-orang Barat. Mereka menjadikannya sebagai pusat perhatian akibat
kejenuhan dan rasa frustasi yang sedang melanda di dunia Barat. Krisis-krisis kemanusiaan yang
melanda di dunia Barat ini kemudian dicari penyebabnya dan sebagian menuduh arah atau
orientasi peradaban yang terlampau materialislah yang menjadi penyebabnya. Alih-alih menggali
akar tradisi spritualnya sendiri—yakni tradisi Judeo-Kristiani—mereka malah ramai-ramai
menoleh ke belahan Timur, terutama negeri India demi mendapatkan pencerahan spiritual.

India saat itu memang dikenal dengan kekayaan terutama dalam hal agama dan filsafat.
Ada banyak sekali pendekatan yang canggih terhadap struktur kepribadian manusia, walaupun
kadang-kadang sepertinya bertentangan antara satu dengan lainnya. Hal ini karena adanya
penekanan yang kental terhadap pengaturan aspek-aspek baik itu secara jasmani (fisik) dan rohani
5

(psikis) dari tradisi Timur dalam transformasi kesadaran manusia. Hakikat manusia dalam
perspektif psikologi juga digali sedemikian rupa melalui pengalaman spiritual.

Dari permulaan tersebut, kemudian munculah gebrakan kebangkitan spiritualisme baru


atau New Age di Barat. Tidak hanya mengantarkan orang-orangnya pada tradisi Timur jauh yang
eksotis, tapi juga tradisi kesukuan lainnya atau tribalisme, semacam tradisi Amerika asli (Indian).
Orang-orang Barat, terutama generasi mudanya mulai melakukan gerakan kontra kultural, yang
melahirkan flower generation.

Mereka hidup dan berperilaku seperti suku-suku primitif, kadang dengan sengaja,
berkelompok pergi ke daerah-daerah pinggiran dan hutan dengan berpakaian seadanya, dan nyaris
telanjang. Imbas dari gerakan ini, juga mengantarkan banyak generasi muda Amerika kepada
pengalaman-pengalaman trance, melalui tarian dan nyanyian serta obat-obatan psikedelik
semacam morfin, LSD, marijuana dan ganja. Ini adalah sekelumit kisah, bagaimana terjadinya
sebuah perubahan kesadaran :

“Selama beberapa bulan setelah aku menggunakan LSD untuk pertama kalinya, aku yakin telah
menemukan rahasia alam semesta. Aku juga reinkarnasi dari sekaligus Buddha dan Kristus. Kitab
suciku setebal 47 halaman, hasil diskusiku dengan arwah orang-orang suci, kuharapkan bisa
mempersatukan bangsa-bangsa seluruh dunia dalam proyek membangun masyarakat baru.”

Cerita di atas adalah pengalaman David Lukoff, tatakala dirinya bersentuhan dengan
kesadaran di luar kebiasaan, saat mengalami trance akibat pengaruh LSD. Dia bersama Francis Lu
dan Robert Turner kemudian memelopori sebuah gerakan baru dalam bidang psikiatri, yang
melihat psikosis tidak hanya dari perspektif biomedis semata. Mereka berusaha memahami jiwa
manusia dengan membuka diri pada pengalaman spiritual. Memang ada banyak cerita mengenai
bagaimana kuatnya intensitas pengalaman dari seseorang yang terpengaruh obat-obatan tersebut.
Sehingga mereka merasa yakin benar, vonis psikosis menurut aliran psikologi saat itu, tidaklah
benar.

Pengalaman spritual yang dalam psikonalisa dianggap sebagai pengalaman masa kecil
yang traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Orang dikatakan gila karena
represi pengalaman traumatis tersebut dalam alam tak sadarnya. Sehingga beberapa pelopor
gerakan New Age, menolak pendekatan psikonalisa dan pendekatan lain yang memandang rendah
6

dan negatif pengalaman-pengalaman spiritual, sebagai akibat perubahan kondisi kesadaran


(Altered States of Consciousness). Mereka mendesak diakuinya angkatan keempat dalam bidang
psikologi, yakni transpersonal.

Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi transpersonal, yakni


studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam, perasaan keterhubungan dengan pusat
kesadaran semesta, dan penyatuan dengan alam. Ada kesepakatan umum dari para tokoh cabang
psikologi ini, untuk tidak mengidentikkan mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi
transpersonal bukanlah agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New
Age (seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll) meskipun ada sedikit irisan
dengannya.

C. Cabang-cabang Psikologi Transpersonal

1. Kelompok mistis-magis.

Menurut kelompok ini kesadaran transpersonal bersesuaian dengan kesadaran para


dukun dan shaman masa lalu. Pandangan ini dianut oleh para aktivis New Age, dan salah
satunya gerakan teosofi yang dipimpin oleh Helena Blavatsky. Seringkali romantisme dari
kelompok ini menyulitkannya untuk berinteraksi dengan arus utama psikologi.

2. Kelompok psiko-fisiologis

Adalah kelompok tingkat kesadaran alternatif yang biasanya menolak konsep-


konsep perkembangan, tahap-tahap dan praktik peningkatan kesadaran. Mereka lebih suka
meneliti keadaan kesadaran sementara secara psiko-fisiologis dengan memelajari keadaan-
keadaan fisik seseorang yang berada dalam keadaan transpersonal. Kelompok ini bersama
kelompok ekoprimitivisme menganjurkan penggunaan media (seperti zat-zat kimia atau
psikotropika) untuk pencapaian keasadaran transpersonal. Tokoh yang cukup penting
dalam kelompok ini adalah Stanislav Grof yang menggunakan LSD untuk psikoterapinya.
Setelah penggunaan LSD dilarang pemerintah, Grof kemudian menggunakan teknik
pernapasan (pranayama) dari tradisi Timur, yang disebutnya sebagai Holotrophic
Breathwork.
7

3. Kelompok Transpersonalis Posmodern.

Mereka menganggap keasadaran transpersonal, sebenarnya merupakan keadaan


yang biasa. Kita, manusia modern, menganggapnya seolah luar biasa, karena kita
membuang kondisi kesadaran seperti ini. Kelompok ini menerima kisah-kisah para dukun
shamanisme dan mistikus dalam semangat relativisme pluralistik. Mereka justru
mengecam filsafat perennial yang mengungkapkan pengalaman mistik sebagai totaliter dan
fasistik karena mengagungkan hierarki.

4. Kelompok Integral.

Kelompok ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh
ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep
psikologi transpersonal dari aliran pramodern dan posmodern. Salah seorang tokohnya
adalah Ken Wilber, yang nanti akan dibahas pada bab khusus. Kelompok pertama, kedua
dan ketiga merupakan kelompok yang berada–bahkan bersebarangan–dengan agama
formal. Helena Blavastky, yang berada pada kelompok yang pertama, misalnya,
mengharuskan para anggotanya untuk tidak memiliki kecenderungan kepada agama
tertentu.
8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebuah definisi yang dikemukakan oleh Shapiro yang merupakan gaubungan dari berbagai
pendapat tentang psikologi transpersonal : psikologi transpersonal mengkaji tentang
potensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan penggalian, pemahaman,
perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran transendensi. Rumusan di atas
menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah psikologi transpersonal yaitu potensi-
potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan fenomena kesadaran manusia. The altered states
of consciousness adalah pengalaman seorang melewati kesadaran biasa misalnya
pengalaman memasuki dimensi kebatinan, keatuan mistik, komunikasi batiniah,
pengalaman meditasi.
9

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Psikologi Transpersonal


Academia.edu. SERI LATIHAN KESADARAN 1 Pengantar Psikologi Transpersonal
Dosen Psikologi.com. Sejarah Psikologi Transpersonal
Kompasiana.com. Sejarah Psikologi Transpersonal dan Kemunculan Psikologi Integral

Anda mungkin juga menyukai