Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ZOOLOGI INVERTEBRATA

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi


Invertebrata

“P O R I F E R A”

Kelompok 2 :

Anjelina Maatita ( 17 507 007 )

Desti Febriani ( 17 507 043 )

Vinessa Kuhu ( 17 507 030 )

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga makalah yang berjudul tentang “Porifera” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang pengertian, ciri-ciri,
reproduksi, klasifikasi, dan peranan Porifera.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini ada banyak kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Sekian dan terima kasih.

Tondano, 16 September 2018

Kelompok 2

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2

Bab II. Pembahasan ............................................................................................ 3

A. Pengertian Porifera ............................................................................. 3


B. Ciri-ciri Porifera .................................................................................. 4
C. Reproduksi Porifera ............................................................................ 6
D. Tipe Tubuh Porifera ............................................................................ 7
E. Klasifikasi Porifera.............................................................................. 8
F. Peranan Porifera .................................................................................. 10
G. Struktur Porifera .................................................................................. 11
H. Fungsi Vital ......................................................................................... 14
I. Ekologi ................................................................................................ 15
J. Cara Hidup Porifera ............................................................................ 16

Bab III. Penutup .................................................................................................. 18

A. Kesimpulan ................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................. 19

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Porifera (Latin: porus=pori, fer=membawa), tubuhnya berpori, diploblastic,


simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada koordinasi
antar sel yang satu dengan sel-sel lainnya. Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada
suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air
laut da nada yang di air tawar (Famili Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan
bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning,
merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat
sinar). Mempunyai rongga sentral (spongocoel). Porifera merupakan hewan
multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas
kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat
yang lebih tinggi dari Filum Protozoa. Porifera hidup secara heterotrof, makanannya
adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. (Adum Rusyana, 2011).

B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Porifera ?
2. Bagaimana ciri-ciri, tipe tubuh, dan klasifikasi Porifera ?
3. Bagaimana cara reproduksi Porifera ?
4. Bagaimana peranan, struktur, fungsi vital, ekologi, dan cara hidup
Porifera?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Porifera.
2. Mengidentifikasi ciri-ciri, tipe tubuh, dan klasifikasi Porifera.
3. Mengetahui cara reproduksi Porifera
4. Mengetahui peranan, struktur, fungsi vital, ekologi, dan cara hidup
Porifera.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera

Porifera (Latin:"berpori") atau Spons adalah organisme multiseluler, yang


mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Tubuh mereka terdiri
dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel. Spons memiliki sel yang tak
terspesialisasi (tdk memiliki tugas khusus) dan dapat berubah menjadi tipe sel lain
serta dapat berpindah antara lapisan sel utama dan mesohil. Spons tidak memiliki
sistem saraf, pencernaan maupun sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian
besar mengandalkan aliran air melalui pori-pori tubuh mereka untuk mendapatkan
makanan dan oksigen dan untuk membuang limbah. Spons di daerah iklim sedang
hidup sampai beberapa tahun, tetapi beberapa spons tropis dan spons laut dalam
dapat mencapai umur 200 tahun atau lebih. Beberapa demospongia tumbuh
0.2 mm per tahun, jika pertumbuhannya konstan, hewan dengan lebar 1 m
mungkin berumur 5000 tahun. Beberapa spons memulai reproduksi seksual ketika
berumur beberapa minggu, dan ada yang menunggu sampai beberapa tahun.

Gambar Spons
(https://id.wikipedia.org)

3
Walaupun sangat berbeda, spons termasuk kelompok binatang karena
multiseluler, heterotrof, tidak punya dinding sel, dan menghasilkan sel sperma.
Tapi, tidak seperti hewan lainnya mereka tidak punya jaringan dan organ, serta
tidak punya kesimetrisan tubuh. Mereka beradaptasi dengan bentuk tubuh yang
memungkinkan air masuk lewat pori-pori dan zat makanan mengendap, kemudian
air keluar bersama limbah lewat oskulum di bagian atas mirip cerobong asap.
Spons memiliki rangka dalam dari spongin atau spikula. Semua spons adalah
makhluk air yang tidak berpindah tempat (sesil). Kebanyakan spons adalah
spesies air laut, dari zona pasang surut sampai kedalaman 8000 m, ada juga yang
tinggal di air tawar (https://id.wikipedia.org).

Kebanyakan spons memakan bakteri dan partikel makanan yang masuk


bersama air lewat pori-pori mereka, ada juga yang bekerjasama dengan
mikroorganisme yang dapat berfotosintesis untuk mendapatkan makanan, sisanya
yang tinggal di daerah miskin makanan beradaptasi menjadi karnivora dan
memakan krustasea kecil.

B. Ciri-Ciri Porifera
Dalam membedakan spesies dari filum porifera, maka perlunya anda
mengetahui ciri-ciri porifera secara umum. Ciri-ciri porifera adalah sebagai
berikut:

 Hewan yang bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana atau


primitive
 Sebagian besar hidup di laut dangkal dengan kedalaman sekitar 3,5
meter
 Bentuk tubuh porifera menyerupai vas bunga/piala dan melekat
pada dasar perairan
 Tubuhnya terdiri dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan
luarnya (epidermis) yang tersusun atas sel-sel yang memiliki
bentuk pipih, disebut dengan pinakosit.

4
 Pada epidermis yang terdapat porus/lubang kecil yang disebut
dengan ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh
(spongocoel)
 Lapisan dalamnya tersusun dari sel-sel yang berleher dan berflagel
yang disebut dengan koanosit yang berfungsi untuk mencernakan
makanan
 Di dalam mesoglea terdapat juga beberapa jenis sel, yaitu sel
amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
 Di antara epidermis dan koanosit memiliki lapisan tengah yang
berupa bahan kental yang disebut dengan mesoglea atau mesenkin
 Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil
makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblasnya
berfungsi dengan membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula
terbuat dari kalsium karbonat atau silikat
 Spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunakm
berongga dengan membentuk seperti spon.
 Sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya
pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-
bagian yang rusak dan regenerasi.

Makanan porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil
yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan lalu ditangkap oleh
flagel pada koanosit yang kemudian makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan
demikian pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan
tersebut diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Zat sisa makanan yang
dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air (http://www.artikelsiana.com,
2015)

5
C. Reproduksi Porifera
Porifera berkembang biak secara aseksual dan seksual. Berikut penjelasan
reproduksi porifera secara seksual dan aseksual.
a. Reproduksi Aseksual

Secara aseksual menggunakan tiga cara, yaitu: Tunas, Gemula, dan


fragmentasi. Reproduksi aseksual dengan pembentukan tunas (budding).
Tunas yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya dan
hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya sehingga
menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera.

Gelombang air dapat mematahkan tubuh spons dan mengirimnya


ke tempat lain, bagian tubuh yang terpotong ini dapat tumbuh lagi jika
memiliki sel kolensit untuk memproduksi mesohil dan amebosit untuk
menghasilkan sel lainnya ini merupakan cara fragmentasi.

Gemula bisa disebut "tunas penyelamat" dan digunakan


kebanyakan spesies air tawar dan sedikit spesies air laut, gemmula
diproduksi besar-besaran ketika spons akan mati. Gemula terdiri dari
cangkang spongin yang diperkuat spikula, juga ada kumpulan amebosit
serta cadangan makanan. Gemula kemudian "tidur", dalam fase ini gemula
dapat selamat dari lingkungan yang ekstrem, seperti suhu yang sangat
dingin, kekeringan, kekurangan oksigen atau kadar garam yang
meningkat. Ketika keadaan normal dan gemmula menemukan tempat
menempel, gemmula "berkecambah" dan amebosit berubah menjadi
pinakosit (lapisan terluar) dan cangkangnya meletus, sel amebosit yang
tersisa berubah menjadi sel-sel lain dan terbentuklah spons baru, gemula
dari spesies yang sama walaupun dari individu yang berbeda dapat
bergabung menjadi satu. Gemula biasanya dibentuk saat musim gugur atau
kemarau, dan tumbuh saat musim dingin atau musim hujan. Ada juga
gemula yang menetap di tubuh induknya sehingga sulit ditentukan apakah
spons itu hidup kembali, atau "ditumbuhi" gemulanya sendiri.

6
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual berlangsung dengan persatuan antara sel telur
dan spermatozoid, yang akan menghasilkan zigot, selanjutnya berkembang
menjadi larva yang berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar
melalui oskulum. Kebanyakan Porifera adalah hewan hermafrodit ( punya 2
kelamin dalam satu individu), tetapi sel telur dan sel sperma dihasilkan
pada waktu yang berbeda. Spons tidak punya gonad (organ reproduksi),
tetapi spons dapat menghasilkan sperma lewat koanosit, sedangkan sel
telur dihasilkan oleh amebosit, spons mengeluarkan sel sperma ke air dan
bertemu sel telur (ada yang dilepas ke air dan ada yang tetap di tubuh
"ibu"). Telur yang berfertilisasi berenang mencari tempat untuk
menempel, dan tumbuh menjadi individu baru. Spons dapat beregenerasi
dari bagian yang terpotong, apabila bagian tersebut punya sel yang tepat
(http://www.artikelsiana.com, 2015)

D. Tipe Tubuh Porifera


Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini
dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipe Ascon, tipe Sycon, dan tipe Rhagon.

1. Tipe Ascon
Tipe ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air
sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga
tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh ; Leucoslenia.
2. Tipe Sycon
Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air,
tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori-ke
saluran radial yang berdinding koanosit-spongocoel-keluar melalui oskulum.
Contoh : Scypha
3. Tipe Rhagon (Leucon)
Tipe Rhagon merupakan Porifera yang bertipe saluran air yang kompleks
atau rumit. Porifera memiliki lapisan mesoglea yang tebal dengan sistem
saluran air yang bercabang-cabang. Koanosit dibatasi rongga bersilia
7
berbentuk bulat. Air masuk melalui pori-saluran radial yang bercabang-
cabang-keluar melalui oskulum. Misalnya : Euspongia dan Spongila.

E. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi
tiga kelas.
1. Kelas Calcarea
Kerangka tubuh pada kelas Calcarea disebut juga spons kapur,
karakteristiknya adalah spikula yang mirip dengan duri-duri kecil yang
terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.
Misalnya Scypha, Leucosolenia, dan Grantia.
Ciri-Ciri Calcarea

 Rangka tersusun atau kalsium karbonat


 Tubuhnya berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau silinder
 Tingginya kurang dari 10 cm
 Hidup di laut

2. Kelas Hexatinellida

Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula bersilikat atau


kersik (SiO2). Disebut juga spons kaca, karakteristiknya adalah spikula
yang tersusun dari silika (kaca). Umumnya berbentuk silinder atau corong.
Misalnya Euplectella aspergillum.

Ciri-Ciri Hexatinellida

 Spikula berjumlah enam


 Tubuhnya berwarna merah pucat dan bentuknya seperti vas
 Hidup di laut pada kedalaman 200-1000 meter

8
3. Kelas Demospongia
Kelas tubuh kelas Demospongia terbuat spongin saja, atau
campuran dari spongin dan zat kersik. 80% dari semua spons di dunia
merupakan anggota kelas ini, rangkanya terbuat spikula dan benang
spongin. Misalnya Euspongia sp. dan Spongilla sp.
Ciri-Ciri Demospongia

 Tersusun dari spongin


 Tubuhnya berwarna merah cerah karena mengandung pigmen yang
terdapat pada amoebosit
 Tinggi dan diameternya menjadi lebih dari 2 meter
 Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang
 Hidup dilaut dan di air tawar

4. Kelas Homoscleromorpha
Sebelumnya bagian dari Demospongiae, tetapi baru-baru ini diakui
sebagai kelas tersendiri, tidak ada perbedaan mendasar dengan
demospongia, tetapi hanya berbeda secara genetik

Euplectella aspergillum , contoh spons kaca

(https://www.zonasiswa.com, 2014)

9
Dalam berbagai buku pelajaran, Sclerospongia (spons karang) masih
dianggap sebagai kelas tersendiri karena karakteristiknya yang berbeda dengan
spons lainnya, yaitu memiliki rangka luar dari kalsium karbonat sehingga
bentuknya mirip karang seperti namanya, akan tetapi secara genetik Sclerospongia
dapat dimasukkan dalam Calcarea atau Hexactinellida.

F. Peranan Porifera

Kebanyakan spons memiliki kalsium karbonat atau spikula dari silika yang
membuatnya terlalu kasar dan keras untuk digunakan, tetapi beberapa jenis
Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi
karena rangkanya lunak dan penuh rongga. Orang Eropa zaman dahulu
menggunakan spons untuk berbagai hal seperti bagian dalam pelindung kepala,
penyaring air, dan alat pembersih. Akan tetapi pada pertengahan abad ke-20
membuat spons hampir punah, sehingga kegunaannya diganti dengan spons
sintetis. Rangka spons dapat digunakan sebagai hiasan.

Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat


penyakit kanker dan penyakit lainnya. Contohnya zat plakoridin A yang
ditemukan pada spons plakortis di Jepang, dapat berguna sebagai sitotoksin bagi
sel limfoma (kanker limpa). Selain hal itu, ternyata porifera dapat mengembalikan
kualitas air. Hal ini dapat dibuktikan karena, zat-zat yang tidak berguna yang
berada di sekitar porifera bisa tersedot melalui pori-pori, dan porifera akan
menyaringnya.

Porifera adalah satu dari beberapa jenis hewan tak bertulang belakang atau
yang umum disebut hewan inverterbrata. Kata porifera sendiri berasal dari bahasa
latin yaitu pous yang berarti pori dan fer yang berarti membawah. Porifera juga
biasa disebut hewan berpori atau spons. Porifera juga disebut sebagai hewan
multiseluler yang paling sederhana. Porifera hidup di air, kebanyakan dari
jenisnya hidup secara heterotof di air laut, dan sebagian hidup di air tawar.
Seperti namanya, tubuh porifera bisa kita kenali dengan bentuk luarnya yang
berpori-pori seperti spons. Dapat dikatakan bahwa tubuhnya yang berpori-pori

10
tersebut berfungsi untuk menangkap makanannya yang berupa bakteri dan
plankton.
Adapun manfaat porifera dalam kehidupan manusia. Manfaat Porifera
adalah sebagai berikut..

 Hewan Demospongia hidup dilaut dimanfaatkan sebagai spons


untuk mandi dan pembersih
 Zat kimia yang dikeluarkan dapat mengobati penyakit kanker

G. Struktur tubuh

Gambar Struktur Porifera


(https://www.zonasiswa.com, 2014)

 Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol.


 Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar.
 Porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat
masuknya air.
 Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera.
 Ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
 Epidermis : lapisan terluar.
 Spikula : pembentuk/penyusun tubuh.

11
 Flagel : alat gerak koanosit.
 Koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.
di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.

Tubuh spons berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip jeli yang
tersusun dari kolagen, mesohil mengandung sel yang disebut amebosit yang
memiliki berbagai fungsi seperti mengedarkan sari makanan dan oksigen,
membuang partikel sisa metabolisme, dan membentuk sel reproduktif. Mesohil
sendiri berada di antara dua lapisan sel yaitu pinakosit dan koanosit, pinakosit
berada di bagian luar dan berfungsi menutup tubuh bagian dalam, sel-sel pinakosit
berbentuk pipih dan rapat, di antara pinakosit terdapat ostium (pori-pori) yang
menjadi jalan masuknya air, dalam sebagian besar spons, pori-pori ini tersusun
dari sel tabung yang bernama porosit, sedangkan koanosit berada di dalam,
bentuknya agak lonjong dan sel-selnya memiliki flagelum (cambuk) yang
berfungsi mendorong air di dalam tubuh spons keluar, koanosit ini melapisi
rongga dalam spons (spongosol).

Tubuh porifera memiliki dua lapisan utama dan satu lapisan pemisah.
Lapisan-lapisan tersebut adalah:

1. Epidermis (lapisan terluar)

Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan


berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai
pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran
air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh yang terdapat di lapisan
dalam (Endodermis).

2. Endodermis (lapisan dalam)

Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher


atau koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna
makanan.

12
Tipe sel lainnya antara lain oosit dan spermatosit yang berguna dalam
proses reproduksi, lofosit yang mensekresikan benang kolagen dan sklerosit yang
mensekresikan spikula yang berfungsi sebagai rangka spons.

Bentuk tubuh

Gambar Bentuk Tubuh

dari kiri ke kanan Askonoid, Sikonoid, dan Leukonoid, warna biru adalah aliran air

(https://id.wikipedia.org)

Tubuh spons dibagi menjadi tiga macam: Askonoid, Sikonoid, dan


Leukonoid.

Askonoid berbentuk paling sederhana, menyerupai vas atau jambangan,


spongosolnya berbentuk batang dan dilapisi koanosit, tetapi flagelanya tidak
mampu mendorong air keluar (dan aliran air yang berisi makanan dan oksigen
menjadi lambat) sehingga tubuh spons jenis ini kecil.

Kelemahan ini "diperbaiki" spons tipe Sikonoid dimana dinding tubuhnya


melipat secara horizontal, lipatan dalam membentuk saluan berflagela dilapisi
koanosit, dan lipatan luar sebagai saluran masuk atau ostium, lipatan ini
memperlebar ruang dalam spons dan secara langsung meningkatkan jumlah sel
koanosit, karena sel koanosit yang agak lebih banyak dari tipe Askonoid, aliran air
menjadi lebih cepat dan spons dapat tumbuh agak besar.

Leukonoid lebih kompleks dengan mengisi hampir seluruh rongga spons


dengan mesohil, di dalam mesohil terdapat rongga-rongga kecil berlapis sel
koanosit berflagela dan rongga ini disambung oleh saluran-saluran kecil, saluran
ini juga menyambung ostium dengan oskulum, sehingga aliran air yang masuk
lewat ostium didorong oleh koanosit dalam rongga-rongga ini kemudian langsung

13
keluar ke oskulum, karena banyaknya koanosit, hal ini dapat mempercepat aliran
air dan memperbesar ukuran spons.

H. Fungsi Vital

1. Pergerakan

Spons muda dapat bergerak bebas (motil), tetapi spons dewasa


adalah hewan yang sesil (tidak dapat berpindah tempat), akan tetapi
beberapa spesies dapat bergerak sangat lambat dengan kecepatan 1–4 mm
per hari, karena walaupun spons tidak dapat berpindah tempat, selnya
dapat bergerak bebas. Beberapa spesies dapat mengembang-kempiskan
tubuhnya, dan ada juga yang dapat membuka-tutup oskulum dan
ostiumnya.

2. Pernafasan, Pencernaan, dan Ekskresi

Spons tidak punya sistem pernafasan, pencernaan, ekskresi, dan


sistem peredaran darah, tetapi sistem tersebut digantikan oleh sistem aliran
air. Spons menyaring makanan dari air yang memasuki tubuh mereka.
Partikel lebih besar dari 50 mikrometer tidak dapat masuk ke ostium (pori-
pori) dan dimakan oleh pinakosit dengan fagositosis. Partikel lebih kecil
masuk ke ostium dan ditangkap oleh pinakosit atau amebosit di dinding
ostium, partikel yang jauh lebih kecil seperti bakteri dapat melewatinya
tetapi ditangkap oleh koanosit (lapisan bagian dalam). Amebosit kemudian
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan air yang masuk akhirnya
dikeluarkan oleh flagella yang dimiliki sel koanosit.

Spons karnivora yang tinggal di daerah miskin makanan seperti di


laut dalam memakan krustasea kecil dengan tubuhnya yang lengket atau
spikula yang dimodifikasi menjadi kait, kebanyakan spons ini berasal dari
keluarga Cladorhizidae. Kebanyakan spons jenis ini tidak lagi
menggunakan sistem aliran air. Spons bernafas dengan difusi dari air yang
masuk ke tubuhnya.

14
3. Pertahanan diri

Beberapa spons dapat mengelupaskan spikulanya dan membentuk


karpet tebal yang mampu mengusir Echinodermata yang mendekati dan
memangsanya. Mereka juga dapat memproduksi racun, misalnya
ageliferin yang dapat membunuh organisme sesil seperti briozoa atau
tunikata yang dapat tumbuh di badan mereka. Berkat pertahanan diri ini
spons juga memiliki keuntungan dalam bersaing untuk mendapat tempat
hidup, karena organisme lain tidak dapat mendekat atau tumbuh
didekatnya.

Beberapa spesies seperti spons api Tedania ignis, dapat


menyebabkan ruam kulit bagi manusia yang memegangnya, Kura-kura
dan berbagi jenis ikan menjadikan spons sebagai makanan utamanya,
banyak yang mengatakan bahwa spons memproduksi zat kimia untuk
mencegah mereka. Tetapi sebuah eksperimen menyimpulkan tidak adanya
hubungan antara kadar racun zat kimia tersebut dengan apa yang dirasakan
ikan, sehingga fungsi pertahanan kimiawi tidak berguna. Predasi oleh ikan
justru dapat membantu menyebarkan spons dengan mematahkan tubuhnya.

Spons kaca tinggal di laut dalam yang terdapat sedikit predator,


sehingga tidak memerlukan zat kimiawi untuk pertahanan diri.

I. Ekologi

Gambar Spongillia lacustris, salah satu spons air tawar.

(https://www.zonasiswa.com, 2014)

15
- Habitat

Spons dapat ditemukan diseluruh dunia, dari daerah tropis sampai


kutub. Kebanyakan tinggal di air jernih dan tenang, supaya partikel
kotoran tidak menutupi pori-pori spons dan membuat mereka kesulitan
untuk bernafas dan makan. Spons tinggal baik di permukaan keras seperti
bebatuan atau permukaan lembut seperti pasir.

Berbeda kelas berbeda pula habitatnya, spons kapur tinggal di laut


dangkal sedangkan spons kaca tinggal di laut dalam, Demospongia dan
Homoscleromorpha lebih bervariasi, dari laut dangkal sampai laut dalam.
Sekitar 150 spesies Demospongia tinggal di air tawar.

- Predasi

Serangga dalam kelompok Neuroptera dan Sisyridae merupakan


predator bagi spons air tawar, betina mereka bertelur di tumbuhan dekat
air tawar sehingga larva mereka jatuh ke air ketika menetas, larva yang
menetas berenang mencari spons untuk dimangsa, mereka menggunakan
mulut panjangnya untuk menusuk dan menyerap cairan di dalam spons,
beberapa spesies menempel di permukaan luar, ada juga yang masuk
kedalam spons dan menjadikan rongga dalam spons sebagai tempat
tinggal. Larva yang sudah tumbuh besar meninggalkan air dan membuat
kepompong kemudian mengulang siklus kembali.

J. Cara Hidup Porifera


Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau
plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari
penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera.
Air yang masuk ke dalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian
disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang
merupakan sel pelapis spongosol. Di spongosol makanan ditelan secara
fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan
dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen

16
selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel
yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid). Fungsinya
pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Porifera (Latin:"berpori") atau Spons adalah organisme multiseluler, yang


mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Tubuh mereka terdiri
dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel. Makanan porifera berupa partikel
zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori
tubuhnya. Makanan lalu ditangkap oleh flagel pada koanosit yang kemudian
makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara
intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan tersebut diedarkan oleh sel-sel
amubosit ke sel-sel lainnya. Zat sisa makanan yang dikeluarkan melalui oskulum
bersama sirkulasi air. Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera,
hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipe Ascon, tipe Sycon, dan tipe
Rhagon. Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau
plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari
penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera.
Air yang masuk ke dalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian
disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang
merupakan sel pelapis spongosol.

18
B. Saran

Porifera akan mudah dipelajari jika ditunjang oleh banyak literatur , baik
dari buku-buku penunjang atau internet. Sehingga kita dapat mengetahui
pengertian, ciri-ciri, reproduksi serta klasifikasi Porifera . Selain itu kita juga
dapat memahami peranan, fungsi vital, dan cara hidup dari Porifera
 Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk
mengetahui penjelasan mengenai porifera.
 Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang
bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah serta di
situs-situs internet yang memuat pembahasan tentang zoology
invertebrata.

19
Daftar Pustaka

- Rusyana, Adun.2011.Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik).


Bandung:ALFABETA
- Hamamatul, Siti.2015. Pengertian Porifera, ciri-ciri, Reproduksi, dan
Klasifikasi dalam http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-porifera-
ciri-ciri-reproduksi-klasifikasi.html diakses pada 16 September 2018
- Fathoni, Ahmad. Filum Porifera: Struktur Tubuh, Sistem Reproduksi,
Klasifikasi, & Kegunaan dalam
https://www.zonasiswa.com/2014/06/mengenal-phylum-porifera.html diakses
pada 16 September 2016
- https://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses pada 16 September 2018

20

Anda mungkin juga menyukai