Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR SECARA BIOLOGIS

Dosen Pengajar ;

Dr. Ir. Haruki Agustina, M.Env.Eng.Sc.


Beata Ratnawati, ST, M.Si.

Asisten Dosen ;

Ahmad Samudra Ilman Huda, A.Md


Dimas Aprianto, A.Md.
Salman Adzan Alkamil, A.Md.

Oleh :

Arini Muzayanah J3M117068


Ighniatu Rizqo Pratama J3M117081
Nabila Ainun Syifa J3M117117
Fadla Adhima J3M217169
Anggita Meliya Agustine J3M217173

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Teknologi
Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Domestik dan Industri tentang pengolahan limbah secara
biologis.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan yang terjadi, baik dalam bentuk penulisan kata-kata maupun kalimat yang kurang baku. Saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami terima demi kesempurnaan makalah ini dan agar tidak
terulang lagi di tugas selanjutnya.
Demikianlah makalah yang kami susun semoga bermanfaat bagi kita semua, atas perhatiannya
kami mengucapkan terima kasih.

Bogor, 10 September 2019

Penyusun

i
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................................................................. 1
1.3. Manfaat ............................................................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2
2.1. Pengertian Limbah Cair ................................................................................................................... 2
2.2. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologi............................................................................... 2
BAB III. PENUTUP .................................................................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 6
3.2. Kendala yang Dihadapi ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 6

ii
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alat Trickling Filter.................................................................................................................... 4


Gambar 2 Alat Rotating Biological Contactor ............................................................................................ 4

iii
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Aspek kesehatan


manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat timbul karena faktor-faktor
lingkungan. Bagi pengusaha yang belum sadar terhadap akibat buangan mencemarkan lingkungan
dantidak memiliki program pengendalian dan pencegahan pencemarann akan mengakibatkan bahan
buangan yang keluar dari pabrik langsung dibuang ke alam bebas.
Limbah membutuhkan pengolahan bila mengandung senyawa pencemar yang berakibat
menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau berpotensi menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan
harus dibuat lebih dahulu dengan jalan mengidentifikasi: sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan,
sistem pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang
terdapat dalam pabrik. Dengan adanya perkiraan tersebut maka program pengendalian dan
penanggulangan pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit
dalam jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka
diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan.
Pembuangan limbah cair langsung ke lingkungan akan sangat membahayakan karena kemungkinan
adanya bahan-bahan berbahaya dan beracun ataupun kandungan limbah yang tidak mampu dicerna oleh
mikroorganisme yang ada di lingkungan (Hidayat N 2016).
Proses pengolahan limbah cair dapat diolah menggunakan teknologi yang dapat dilakukan
secara fisika, kimia, biologi, dan gabungan ketiganya (Ayuningtyas 2009). Tulisan ini akan membahas
proses pengolahan limbah cair secara biologis yang merupakan proses tahapan pengolahan sekunder.
Makalah ini disusun untuk memaparkan bagaimana proses pengolahan limbah cair secara biologis,
sehingga kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya menangani limbah tersebut dengan tepat.

1.2. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses
pengolahan limbah cair secara biologis.

1.3. Manfaat

Mengetahui sumber limbah cair yang dihasilkan, mengetahui alat-alat dan proses
pengolahan air limbah secara biologis, dampak yang ditimbulkan dari air limbah, dan prinsip
pengolahan air limbah secara biologis.

1
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Limbah Cair

Limbah menurut P. Gintings (2002) yaitu buangan yang kehadirannya tidak dikehendaki pada
suatu tempat yang berada di lingkungan dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah ini dapat berupa
cair, padat, dan gas. Limbah cair menurut PP RI No. 82 tahun 2001 adalah sisa/buangan dari suatu usaha
dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair tersebut dapat berasal dari domestik dan industri.
Limbah cair ini dapat diolah melalui proses tahapan yang beragam sesuai dengan kandungan polutan
yang terkandung. Perbedaan kandungan polutan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda
pula.

2.2. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologi

Air limbah perlu diolah lebih lanjut agar tidak memberikan dampak negatif. Proses pengolahan
air limbah memang sudah dikembangkan menjadi beragam. Teknologi pengolahan air limbah adalah
kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Berbagai teknik pengolahan air limbah untuk
menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini.
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum dapat
dibagi menjadi tiga metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan
pengolahan secara biologi (Suharto 2010).
Proses pengolahan air limbah khusunya yang mengandung senyawa organik, teknologi yang
digunakan sebagian besar menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik
tersebut. Proses pengolahan ar limbah dengan aktivitas mikroorganisme biasa disebut dengan proses
biologis. Pengolahan limbah cair secara biologi bertujuan untuk membersihkan zat-zat organik atau
mengubah zat organik yang berbahaya tersebut menjadi bentuk yang kurang/tidak berbahaya. Dengan
kata lain zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dapat digunakan kembali (Eckenfelder 2000).
Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan
udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Kondisi aerobik terdapat
oksigen terlarut di dalam reaktor air limbah, sedangkan pada kondisi anaerobik yaitu dilakukan tanpa
adanya oksigen, dan pada kondisi proses kombinasi aerob dan anaerob digunakan untuk menghilangkan
kandungan nitrogen di dalam air limbah. Proses biologis aeorobik biasanya digunakan untuk
pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis
anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi.
Proses pengolahan air limbah secara biologis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu
proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat
(attached culture), dan proses pengolahan dengan sistem kolam (ponds) dan lagoon.
A. Proses Biologis dengan Biakan Tersuspensi (suspended culture)
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktifitas
mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganime yang
digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan
dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvesional (standard activated sludge), step
aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan
lainya.

1) Proses Lumpur Aktif


2
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional (standar) secara umum terdiri dari
bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri
patogen. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada
akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian
zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian
didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa
atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar,
sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah
dalam jumlah yang besar. Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat
terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar.
2) Modifikasi Proses Lumpur Aktif Konvensional
Selain sistem lumpur aktif konvesional, ada beberapa modifikasi dari proses lumpur aktif yang
banyak digunakan di lapangan yakni antara lain:
a. Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeration System), proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan
air limbah dengan sistem paket (package treatmet) dengan beberapa ketentuan.
b. Sistem Oksidasi Parit (Oxidation Ditch), proses ini umumnya digunakan untuk pengolahan air
limbah domestik untuk komunitas yang relatif kecil dan memerlukan luas lahan yang cukup besar.
c. Sistem Aerasi Bertingkat (Step Aeration), limbah hasil dari pengolahan primer (pengendapan)
masuk dalam tangki aerasi melalui beberapa lubang atau saluran, sehingga meningkatkan distribusi
dalam tangki aerasi dan membuat lebih efisien dalam penggunaan oksigen.
d. Sistem Stabilisasi Kontak (Contact Stabilization), setelah limbah dan lumpur bercampur dalam
tangka reaktor kecil untuk waktu yang singkat (20-40 menit), aliran campuran tersebut dialirkan ke
tangki penjernih dan lumpur dikembalikan ke tangki stabilisasi dengan waktu tinggal 4 - 8 jam.
Sistem ini menghasilkan sedikit lumpur.
e. Sistem Aerasi Dengan Pencampuran Sempurna (Completely Mixed System), pada sistem ini limbah
hanya diaerasi dalam tangki aerasi secara merata. Sistem ini dapat menahan shock load dan racun.
f. Sistem Lumpur Aktif Kecepatan Tinggi (High-Rate Activated Sludge), Sistem ini digunakan untuk
mengolah limbah konsentrasi tinggi dan dioperasikan untuk beban BOD yang sangat tinggi
dibandingkan proses lumpur aktif konvensional. Proses ini mempunyai waktu tinggal hidraulik
sangat singkat.
g. Sistem Aerasi dengan Oksigen Murni (Pure Oxygen Aeration), sistem aerasi dengan oksigen murni
didasarkan pada prinsip bahwa laju transfer oksigen lebih tinggi pada oksigen murni dari pada
oksigen atmosfir. Proses ini menghasilkan kemampuan oksigen terlarut menjadi lebih tinggi,
sehingga meningkatkan efisiensi pengolahan dan mengurangi produksi lumpur.
B. Proses Biologis dengan Biakan Melekat (attached culture)
Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme
yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan
media. Proses ini disebut juga dengan proses film mikrobiologis atau proses biofilm. Pengolahan air
limbah dengan proses biofilm mempunyai beberapa keunggulan antara lain pengoperasiannya mudah,
lumpur yang dihasilkan sedikit, dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah
maupun konsentrasi tinggi, tahan terhadap fluktuasi jumlah (debit) air limbah maupun fluktuasi
konsentrasi, dan pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengola.Beberapa contoh teknologi
pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain trickling filter, biofilter tercelup, reaktor kontak biologis
putar (rotating biological contactor, RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya (Said
N I 2000).
1) Trickling filter, adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke suatu tumpukan
3
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

atau media yang biasanya terdiri dari bahan kerikil, pecahan keramik, medium dari plastik atau
pecahan genting. Trickling filter merupakan pengolahan limbah cair dengan jenis pertumbuhan
mikroorganisme terlekat (attached growth). Mikroorganisme tersebut akan melekat pada biofilm
yang terbentuk pada media trickling filter (Agustina A, Iryanti E S, James S 2016).

Gambar 1 Alat Trickling Filter

2) Biofilter tercelup, biofilter dengan biakan melekat tercelup adalah suatu bioreaktor dengan biakan
melekat dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang di atas suatu media, yang dapat terbuat
dari plastik atau batu, atau yang lainnya, yang mana di dalam operasinya dapat terendam di dalam
air dengan membentuk suatu lapisan lendir untuk melekat di atas permukaan media tersebut,
sehingga menbentuk lapisan biofilm.
3) Rotating Biological Contactor (RBC), prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air
limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan mikroorganisme (microbial
film) yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor. Media tempat melekatnya film
biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari
berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul
tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir
secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.Dengan cara seperti ini mikroorganisme yang melekat
pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang terdiri dari
mikroorganisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikroorganisme akan menguraikan atau
mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau
dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah
berkurang. Keunggulan dari sistem RBC yakni proses operasi maupun konstruksinya sederhana,
kebutuhan energi relatif lebih kecil, tidak memerlukan udara dalam jumlah yang besar, lumpur yang
terjadi relatf kecil dibandingkan dengan proses lumpur aktif, serta relatif tidak menimbulkan buih.
Sedangkan kekurangan dari sistem RBC yakni sensitif terhadap temperatur (Said N I 2005).

Gambar 2 Alat Rotating Biological Contactor

C. Proses pengolahan dengan sistem kolam (ponds) dan lagoon


Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon dan kolam adalah dengan menampung
air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas
mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk
mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga
4
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini
adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut
kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi.
Pond atau kolam air limbah sering juga disebut kolam stabilasai (stabilization pond) atau kolam
oksidasi (oxidation pond). Lagoon untuk air limbah biasanya terdiri dari kolam dari tanah yang luas,
dangkal atau tidak terlalu dalam dimana air limbah dimasukkan kedalam kolam tersebut dengan waktu
tinggal yang cukup lama agar terjadi pemurnian secara biologis alami sesuai dengan derajad pengolahan
yang ditentukan.
Di dalam sistem pond atau lagoon paling tidak sebagian dari sistem biologis dipertahankan dalam
kondisi aerobik agar didapatkan hasil pengolahan sesuai yang diharapkan. Mesikipun suplai oksigen
sebagian didapatkan dari proses difusi dengan udara luar, tetapi sebagian besar didapatkan dari hasil
proses fotosintesis. Lagoon dapat dibedakan dengan pond (kolam) dimana untuk lagoon suplai oksigen
didapatkan dengan cara aerasi buatan sedangkan untuk pond (kolam) suplai oksigen dilakukan secara
alami. Ada beberapa jenis kolam dan lagon mempunyai suatu keunikan tertentu yang cocok digunakan
untuk penggunaan yang tertentu antara lain yakni :
1) Kolam Dangkal (Shallow Pond), di dalam sistem kolam dangkal oksigen terlarut (disolved oxygen)
terdapat pada setiap kedalamam air sehingga air limbah berada pada kondisi aerobik. Oleh karena
itu kolam dangkal sering juga disebut kolam aerobik (Aerobic Pond). Cara ini sering digunakan
untuk pengolahan tambahan atau sering juga digunakan sebagai kolam tersier.
2) Kolam Dalam (Deep Pound), di dalam sistem kolam dalam (deep pond) air limbah berada pada
kondisi anaerobik kecuali pada bagian lapisan permukaan yang relatif tipis. Sstem ini sering
disebut sebagai kolam anaerobik (anaerobic pond). Kolam anaerobik sering digunakan untuk
pengolahan awal atau pengolahan sebagian (partial teratment) dari air limbah organik yang kuat
atau limbah organik dengan konsentrasi yang tinggi, tetapi harus diikuti dengan proses aerobik
untuk mendapatkan hasil akhir pengolahan yang dapat diterima.
3) Kolam Fakultatip (Facultative Pond), di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada
kondisi aerobik dan anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan
atas atau permukaan sedangkan zona anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar kolam.
Sistem ini sering digunakan untuk pengolahan air limbah rumah tangga atau air limbah domestik.
4) Lagoon, sistem ini dapat dibedakan berdasarkan derajad pencampuran mekanik yang dilakukan.
Jika energi yang diberikan cukup untuk mendapatkan derajad pencampuran dan aerasi terhadap
seluruh air limbah termasuk padatan tersunspensi, reaktor disebut Lagoon Areobik (Aerobic
Lagoon). Efluen dari lagoon aerobik memerlukan unit peralatan untuk pemisahan padatan (solid)
agar didapatkan hasil olahan sesuai dengan standar yang dibolehkan. Jika energi yang diberikan
hanya cukup untuk pencampuran dan aerasi sebagian dari air limbah yang ada di dalam lagoon,
sedangkan padatan yang ada di dalam air limbah mengendap di dasar lagoon atau di daerah yang
mempunyai gradient kecepatan yang rendah serta mengasilkan proses peruraian secara anaerobik
disebut Lagoon Fakultatif (Facultative Lagoon), dan proses tersebut dapat dibedakan dengan
kolam fakultatif hanya pada metoda pemberian oksigen atau cara aerasinya. Umumnya sebagian
besar dari kolam dan lagoon yang digunakan untuk pengolahan air limbah adalah tipe fakultatif.
Lagoon atau kolam fakultatif dapat juga dianggap sebagai reaktor dengan pencampuran sempurna
(completely mixed reactor) tanpa sirkulasi biomasa. Air limbah dialirkan kedalam lagoon atau
kolam dan dikelurakan dekat dasar kolam atau lagoon. Padatan yang ada di dalam air limbah akan
mengendap di daerah dekat bagian pemasukan (inlet) dan partikel biologis (biological solids) serta
koloid akan menggumpal membentuk awan atau selimut lumpur (sludge blanket) tipis yang
tinggal di atas dasar kolam.Bagian pengeluran (outlet zone) diletakkan pada bagian yang
kemungkinan terjadi aliran singkat (short circuiting) paling kecil

5
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Teknik & Manajemen Lingkungan
Teknologi Pengelolaan & Pemanfaatan Limbah Industri & Domestik

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan
limbah cair secara biologis diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu proses biologis dengan biakan
tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat (attached culture), dan
proses pengolahan dengan sistem kolam (ponds) dan lagoon.

3.2. Kendala yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi pada saat pembuatan tugas adalah perbedaan tentang pengolahan
biologis disetiap sumber, sulitnya ditemukan materi di sumber yang akurat, sehingga
memperlambat kelancaran penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina A, Iryanti E S, James S. 2016. Pengaruh biofilm terhadap efektivitas penurunan BOD, COD,
TSS, minyak dan lemak dari limbah pengolahan ikan menggunakan trickling filter. Jurnal
Cakra Kimia. Volume 4 (2) : Halaman 138.
Ayuningtyas. 2009. Proses Pengolahan Limbah Cair di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Surakarta (ID)
: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Eckenfelder Jr. & Wesley W. 2000. Industrial Water Pollution Control 3th ed. Singapore (SG) : Mc
Graw Hill Book Co.
Hidayat N. 2016. Bioproses Limbah Cair. Yogyakarta (ID) : Andi Offset.
Said N I. 2005. Pengolahan air limbah dengan sistem reaktor biologis putar (rotating biological
contactor) dan parameter disain. Jurnal Air Limbah. Volume 1 (2) : Halaman 179.
Said N I. 2000. Teknologi pengolahan air limbah dengan proses biofilm tercelup. Jurnal Teknik
Lingkungan. Volume 1 (2) : Halaman 101.
Suharto. 2010. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta (ID) : Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai