Asuhan Keperawatan Abses Mandibula
Asuhan Keperawatan Abses Mandibula
T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR OS MANDIBULA
DI RUANG CEMPAKA RSUD AMBARAWA
A. PENGKAJIAN
Tgl. Masuk : 03 November 2015
Jam : 10.03 WIB
No. RM : 089951-2015
Tgl. Pengakjian : 03 November 2015
Pengkajian dilakukan pada Hari Senin 03 Noovember 2015 di Ruang Cempaka RSUD
Ambarawa secara autoanamnesa dan allloanamnesa
IDENTITAS PASIEN
PASIEN PENANGGUNG JAWAB PASIEN
Nama : Tn E Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP
Perkerjaan : Swasta Perkerjaan : Buruh tani
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Sudah menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Alamat : Bendosari,
Alamat : Bendosari, Karanganyar, 2/2
Karanganyar, 2/2 Tuntang, Semarang
Tuntang, Semarang Hub. dg klien : Istri pasien
RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan, “mulut, leher dan tenggorokanya sakit”
1
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Pasien mengatakan saat sedang beristirahat di rumah tiba-tiba terasa nyeri di
tenggorokannya, pada pukul 08.00 WIB. Kemudian diperiksakan ke puskesmas dekat rumah
pada pukul 09.00 WIB ternyata tidak bisa dan langsung di bawa ke RSUD Ambarawa
Semarang pada pukul 10.03 WIB
- P : Infeksi dalam
- Q : Seperti di tarik
- R : leher dan rahang inferior
- S:7
- T : Terus-menerus
Perlukaan :
Pasien mengatakan ada sedikit luka di jari-jari tangan tetapi sudah kering bekas luka jatuh
dari motor.
Di rawat di RS :
Pasien mengatakan dirinya baru pertama ini di rawat di RS
Alergi obat/makanan :
Pasien mengatakan idak ada riwayat alergi obat atau makanan apapun.
Obat-obatan sekarang :
Tanggal 03 November 2015 :
Infus RL 500 ml 20 tpm
Inj Ceftriaxone 3x1gr
Inj Ketorolac 3x30 mg
Inj Cefazolien 2x1 amp
RIWAYAT KELUARGA
Nursing Care Plan : Abces Mandibular
2
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Hipertensi Penyakit pembuluh darah
Diabetes Militus Penyakit Darah
TBC
Pasien mangatakan keluarganya tidak ada yang pernah menderit penyakit seperti hipertensi,
diabetes, TBC dan penyakit lainnya.
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal serumah : Hub. Keturunan
; Perempuan : Meninggal dunia
: Pasien : Hub. pernikahan
Penjelasan : Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya seorang perempuan
dan adiknya laki-laki, sedangkan istri pasien anak ke dua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal
serumah dengan istri dan kedua putranya.
3
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Sebelum Sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4 Kemampuan perawatan diri :
Mandi Skor :
Berpakaian 0 : mandiri
Eliminasi 1 : dibantu sebagian
Mobilisasi T. tidur 2 : perlu bantuan orang lain
Berpindah 3 : bantuan orang lain dan alat
Ambulasi 4 : tergantung/tidak mampu
Selama Sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4 Kemampuan perawatan diri :
Mandi Skor :
Berpakaian 0 : mandiri
Eliminasi 1 : dibantu sebagian
Mobilisasi T. tidur 2 : perlu bantuan orang lain
Berpindah 3 : bantuan orang lain dan alat
Ambulasi 4 : tergantung/tidak mampu
Naik tangga
4
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
dengan dengan baik dan mengerti apa yang berkomunikasi dengan baik karena sulit
dibicarakan, berespon dan berorientasi membuka mulut untuk bicara. Namun
dengan baik dengan teman-temannya. mengerti apa yang dibicarakan orang lain,
berespon dan berorientasi dengan baik dengan
teman-temannya.
POLA KONSEP DIRI
Gambaran Diri :
Pasien mengatakan senang dengan semua anggota tubuhnya
Identitas Diri :
Pasien mengatakan bersyukur menjadi seorang laki-laki dan bangga dengan dirinya
Peran Diri :
Pasien mengatakan di rumah berperan sebagaimana seorang suami dan kepala keluarga di
rumah. Serta menjadi orang yang dihormati dengan keluarga yang lain.
Ideal Diri :
Pasien mengatakkan harapannya adalah agar dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya dan
selalu berbakti kepada orang tua serta dapat menjaga nama baik keluarga.
Harga Diri :
Pasien mengatakan, senang semua keluarga dan teman-teman mendukungnya, karena merasa
diperhatikan, ia ingin cepat sembuh dan dapat bekerja lagi.
POLA TOLERANSI STRES-KOPING
Sebelum Sakit Selama Sakit
Pasien mengatakan jika ada masalah jarang Pasien mengatakan selama sakit dia sulit
bercerita kepada istri atau keluarganya yang bicara, jika ada masalah berusaha terbuka
laiin. Pasien termasuk pendiam. dengan selalu menyampaikan keluhannya
dengan suara pelan atau dengan menyenggol-
senggol kepada istrinya untuk bisa dibantu.
POLA REPRODUKIF – SEKSUALITAS
Sebelum Sakit Selama Sakit
Pasien mengatakan dirinya adalah anak Pasien mengatakan selama sakit tidak ada
kedua dari tiga bersaudara. Sudah menikah gangguan seperti luka dan lainnya pada
dan dikaruniakan 2 orang anak. Tidak ada kelaminnya. Pasien mengatakan kencingnya
gangguan pada alat kelaminnya, luka atau biasa saja, baru 3 kali.
benjolan”.
POLA HUBUNGAN PERAN
Sebelum Sakit Selama Sakit
Pasien mengatakan berhubungan dengan Pasien mengatakan selama sakit masih tetap
keluarga yang lainnya baik-baki saja dan ia berhubungan dengan biak kepada keluarga,
tidak merasa dikucilkan oleh saudara saudara ataupun teman-temannya.
ataupun teman-temannya yang lain.
5
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
PEMERIKSAAN FISIK
PENAMPAKAN UMUM
Keadaan umum Sedang, Lemah
Kesadaran Compos Mentis
GCS Eye : 4 Verbal : 3 Motorik : 6 Total : 13
TD : 109/80 mmHg Suhu: 38,1 °C RR : 20 x/ menit Nadi : 80 x/ menit
Status Gizi BB : 70 Kg TB : 165 cm IMT : 25,73
Skala Nyeri 7 (moderat) dari skala 1 sampai 10
(P : Infeksi dalam, Q : Seperti di tarik, R : leher dan rahang inferior,
S : 7, T : Terus-menerus)
REVIEW OF SYSTEM
Sistem Pernafasan
Subjektif :
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pernafasan sebelumnnya pada keluarga dan
anak-anaknya seperti asma, TBC, bronkitis atau pneumonia.
Gejala : Tidak ada dypsnea, tiadak batuk, sputum atau penggunaan alat bantu pernafasan,
tetapi merokok.
Objektif :
a. Inspeksi : kelainan os vertebrae (-), warna kulit sawo matang (+), sianosis (-), ada sedikit
lesi kering pada dinding dada (+), Luka post opp (-), terpasang WSD (-), Clubbing finger (-
), Dada cembung (-), cekung (-), simetris (+), pergerakan dada simetris (+), teratur (+),
frekuensi nafas 20x/menit, reguler (+), retraksi dada (-).
b. Palpasi : taktik fremitus normal (+), nyeri tekan (-), massa abnormal (-), ekspansi dada
simetris (+)
c. Perkusi : Suara perkusi sonor (+)
d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+), friction rub (-)
Sistem Kardiovaskuler
Subjektif :
Pasien mengatakan tidak ada nyeri pada dadanya
Istri pasien mengatakan anaknya tidak ada riwayat pemakaian obat jantung oleh suaminya
Objektif :
a. Inspeksi : Sklera putih (+), ikterik (-), konjungntiva anemis (-), terlihat ictus cordis di ICS 5
mid clavicula sinistra (+), pulsasi katub terlihat (+)
b. Palpasi : Heart rate 80x/menit, teratur (+), kuat (+), arteri karotis teraba lemah (+), ictus
cordis teraba thrill (-), Edema ekstremitas (-), kulit teraba hangat (-), CRT : > 2sec
c. Perkusi : Perkusi jantung redup (+), batas jantung normal (+).
d. Auskultasi : Bunyi jantung I, II : Lub-dub (+), gallop (-), murmur (-).
Sistem Gastrointestinal
Subjektif :
Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan apapun.
Objektif :
a. Kondisi mulut : Sulit terbuka dan nyeri, tidak ada bau mulut, mukosa lembab (+), lidah
tidak tampak.
b. Antropometry : BB/TB-IMT : 70Kg/165cm-IMT : 25,73, LILA : 28 cm
c. Biochemical : Hb : 12,9 g/dL, Albumin (-), Protein (-)
d. Clinical Appearance : Pasien tampak kurus
e. Diit (Gangguan / kebiasaan pola makan) : mual (-), muntah (-)
f. Inspeksi : warna sawo matang (+), distensi abdomen (-),
g. Auskultasi : Bising usus 15x/menit, normal (+)
6
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
h. Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), massa (-), asites (-), udema (-), CRT < 2 detik (+),
i. Perkusi : Suara timpani (+)
j. Hemoroid (-)
Sistem Perkemihan
Subjektif :
Pasien mengatakan selama sakit BAK baru 3 kali sejak pagi tadi.
Objektif :
Warna kuning jernih dan bau khas, tidak ada darah atau nyeri saat kencing + 300cc setiap
kencing (Total : + 900cc/hari).
Sistem Persyarafan
Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri di mulut, leher dan rahang inferiornya.
Objektif :
P : Infeksi dalam, Q : Seperti di tarik, R : leher dan rahang inferior,
S : 7, T : Terus-menerus
Sistem Immune
Subjektif :
Pasien mengatakan anaknya dahulu sudah diimunisasi lengkap seperti BCG, DPT, dan Polio.
Selebihnya imunisasi yang lain belum
Sistem Muskuloskeletal
Subjektif : Kekuatan otot
Pasien mengatakan tidak ada riwayat
cedera kecelakaan sebelumnya seperti 5 5
fraktur / dislokasi.
Objektif : 5 5
Postur tubuh tegak (+), rentang gerak
baik (+), bengkak (-), deformitas (-), Keterangan :
spasme otot (-), kelainan fungsi (-) 0 : paralasis
Tidak ada luka pada ekstremitas, simetris, 1 : tidak ada gerakan
tidak ada fraktur tulang pada ektrimitas 2 : gerakan otot penuh menantang gravitasi
warna kulit sawo matang 3 : gerakan otot normal menantang gravitasi
4 : gerakan normal menantang gravitasi dengan
sedikit tahanan
5 : gerakan normal penuh dengan tahanan penuh
Palpasi :
Akral hangat, denyut nadi perifer kuat, tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kaki, tidak
ada edema.
Sistem Endoktrin
Subjektif :
Pasien mengatakan tidak riwayat trauma kepala juga riwayat gangguan penglihatan.
Pasien mengatakan bila ingin ke toilet untuk kencing bisa dengan sendiri.
Objektif :
Peningkatan suhu tubuh (+), luka sulit sembuh (-), tremor (-), berjerawat banyak (-), Moon face
(-)
Sistem Integumen
Subjektif :
Istri pasien mengatakan suaminya tidak pernah ada gangguan atau penyakit kulit
7
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Objektif :
Tidak ada di area mulut, leher atau rahang inferior dan luka kecil di tangan.
Diaforeis (-), ekimosis (-), luka bakar (-)
Sistem Sensori (Persepsi Sensori-Pengetahuan & Pola Keyakinan)
Subjektif :
Keluarga pasien mengatakan belum mengetahui banyak tentang cara mengobati infeksi
abses, hanya mengetahui bahwa ini harus di bedah dan dikeluarkan isinya.
Objektif :
Pasien tampak mendengarkan dan menyimak sesuatu yang sedang dijelaskan perawat.
Sistem Hematologi
Subjektif :
Pasien pasien mengatakan dahulu nenek dari ibu pernah mengalami anemia
Pasien mengatakan tidak pernah sakit hepatitis atau penyakit ganas lain ataupun menjalani
kemoterapi.
Objektif :
Golongan darah : O
Tanda infeksi (-)
Pendarahan : epitaksis (-), petekie (-), purpura (-), pendarahan gusi (-), ekimosis (-),
menorhagi (-) dan hematrosis (-)
(Satya)
8
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Waktu
Tgl dan Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Jam
03 Nov
Hasil Nilai Normal Satuan
2015
18.05 WIB HEMATOLOGI
Darah Rutin :
Hemoglobin 12,8 L 13,5 – 17,5 g/dl
Leukosit 14,5 H 4-10 ribu
Eritrosit 4,20 L 4,5 – 5,8 juta
Hematokrit 38,7 L 40 - 50 %
Trombosit 229 150 - 400 Ribu
MCV 37,5 82 - 90 Mikro m3
MCH 30,1 >=27 pg
MCHC 34,5 32 - 36 g/dl
RDW 13,8 10 - 15 %
PDW 13,2 10 - 18 %
MPV 8,4 7 – 11 Mikro m3
Limfosit 1,7 1,0 – 4,5 10^3/m3
Monosit 0,7 0,2 – 1,0 10^3/m3
Granulosit 12,5 H 2-4 10^3/m3
Limfosit % 9,7 L 25 – 40 %
Monosit % 7,0 2-8 %
Grannulosit % 85,9 H 50 – 80 %
PCT 0,192 0,2 – 0,5 %
GOLONGAN D O
ARAH
Serologi Non Reaktif Non Reaktif -
HBsAg
2. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan X-Ray :
Pemeriksaan Panoramic (Tanggal 4 November 2015, Pukul 10.00 WIB)
- Gambar 1 : Tampak pembesaran jaringan (bengkak) di area tenggorokan
3. Terapi Medikasi
Nursing Care Plan : Abces Mandibular
9
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Tanggal & Waktu
No Nama Obat Dosis Indikasi 03-11-15 04-11-15 05-11-15
P S M P S M P S M
10 16 22 10 16 22 10 16 22
1 Injeksi :
Ceftriaxone 3x 1 gr Antibiotik √ √ √
Ketorolac 2x 30 mg Analgesik √ √ √ √ √ √
Cefazolime 2x 1 gr Antibiotik √ √ √ √ √ √
2 Elektrolit : 500 ml Isotonik
√ √ √ √ √ √ √ √ √
RL 20 tpm
ANALISA DATA
WAKTU
SYMTOM/SIGNS ETIOLOGI PROBLEM
TGL/JAM
03 Nov Ds: Agen cedera Nyeri Akut
2015 Pasien mengatakan, “mulut, biologis:
leher dan tenggorokanya sakit” Infeksi abses
Do:
Inspeksi kepala pasien, area
rahang inferior dan leher
tampak bengkak dan teraba
hangat
Mata pasien memejam tampak
menahan nyeri dengan mampu
sedikit bicara dan pelan.
Pemeriksaan nyeri :
(P : Infeksi dalam, Q : Seperti
di tarik, R : leher dan rahang
inferior, S : 7, T : Terus-
menerus)
10
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
03 Nov Ds : Proses penyakit : Hipertermia
2015 Pasien mengatakan sedikit infeksi interna
demam.
Do :
Tanda vital : TD : 108/90
mmHg, N : 80x/m, RR : 20x/m,
S : 38,1oC
Pasien tampak tidak nyaman
dengan memegangi leher dan
tenggorokannya.
Inspeksi pasien tampak sulit
bicara dan nyeri telan. Akral
hangat.
11
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
C. PERENCANAAAN NIC DAN NOC
Waktu No
Tujuan Keperawata (NOC) Rencana Tindakan (NIC) Ttd
Hr/tgl Jam Dx
03 Nov 07.00 1 Setelah dilakukan tindakan Pain Menagement : Satya
2015 WIB keperawatan selama 3x24 jam, Kaji lokasi, karakteristik dan
pasien dengan nyeri akut kualitas nyeri
diharapkan dapat teratasi Observasi tanda non verbal
dengan kriteria hasil : terhadap ketidaknyaman
Pain Level : Bantu keluarga memberikan
Melaporkan nyeri support
berkurang dari skala 7 Kolaborasi dengan dokter dalam
menjadi 5 pemberian obat analgetik
Ekspresi wajah rilek tidak Kontrol factor lingkungan
gelisah terhadap ketidaknyaman
Tidak ada kehilangan selera Berikan informasi tentang
makan penyebab dan antisipasi nyeri
Posisi proteksi terhadap Ajarkan penggunaan tahnik non
nyeri tidak ada farmakologi (relaksasi/distraksi)
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik /
OAINS
03 Nov 07.10 2 Setelah dilakukan tindakan Thermoregulation : Satya
2015 WIB keperawatan selama 3x24 jam, Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)
pasien dengan hipertermia Monitor intake dan output
diharapkan dapat teratasi cairan.
dengan criteria hasil : Selimuti pasien
Temperature Regulation : Anjurkan klien untuk banyak
Suhu dalam rentang normal minum
(36-37,5) Tingkatkan sirkulasi udara
Nadi dan RR dalam rentang Berikan kompres hangat pada
normal (Nadi 60-100x/m, lipatan tubuh dan kening
RR:16-24X/m) Kolaborasi dengan dokter/lab
Tidak ada pusing dan mual dalam pemberian antipiterik dan
pemeriksaan penunjang
Infection Severity :
Tidak ada demam Infection Protection :
Tidak ada instabilitas Observasi kondisi abses
temperatur Ajarkan pasien dan kaluarga
Tidak malaise terhadap tanda gejala infeksi
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
12
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
03 Nov 07.30 3 Setelah di lakukuan tindakan Nutrition Management : Satya
2015 WIB keperawatan selama 3x 24 jam Monitor vital sign
pada pasien dengan irisko Menanyakan apakah pasien
perubahan nutrisi kurang dari alergi terhadap beberapa
kebutuhan tubuh dapat mulai maakanan
teratasi dengan kriteria hasil: Mendorong untuk meningkatkan
Nutritional Status (status asupan makanan/cairan
nutrisi) : Memberikan informasi tentang
- Intake nutrisi meningkat kebutuhan nutrisi terhadap
sesuai dengan diiet penyembuhan penyakit
- Intake makanan dan cairan Kolaborasi dengan ahli gizi dlm
meningkat sesuai dengan pemberian diit sesuai terapi
diet
- Mengerti pentingnya
menjaga diit tinggi protein
dan kalsium
- Menunjukkan perubahan
prilaku/pola hidup untuk
meningkatkan/mempertaha
nkan BB
D. PELAKSANAAN TINDAKAN
Waktu No.
Implementasi Respon Ttd
Hr/tgl Jam dx
3 Nov 07.40 1 Mengkaji lokasi, karakteristik Ds : Satya
2015 WIB dan kualitas nyeri Pasien mengatakan nyeri di
Mengobservasi tanda non leher dan mulut karena
verbal terhadap ketidaknyaman bengkak dan sulit untuk
Membantu keluarga menelan.
memberikan support Pasien mengatakan nyerinya
Mendorong klien untuk terasa terus-menerus
mendiskusikan pengalaman Skala nyeri : 7
nyeri Do :
Mengukur tanda-tanda vital Pasien tampak memegangi
mulutnya sambil memejamkan
mata
Terlihat bengkak di area leher
dan inferior rahangnya
TTV : TD 108/80mmHg, S :
38,1oC, N : 80x/m, RR : 20x/m
10.00 2 Monitor intake dan output Ds : Satya
WIB cairan serta mengukur suhu Pasien mengatakan hanya bisa
pasien minum sedikit-sedikit
Menganjurkan klien untuk Istri pasien mengatakan
banyak minum terimakasih sudah disarankan
Menganjurkan keluarga mengompres pasien dengan air
memberikan kompres hangat hangat
Nursing Care Plan : Abces Mandibular
13
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
pada lipatan tubuh dan kening Do :
pasien Pasien tampak sedang
Menginjeksi obat antibiotik dikompres pada keningnya
berupa ceftriaxone 1 gr via dengan air hangat
intravena Suhu : 38,3oC
Palpasi akral hangat
Obat masuk via intravena
berupa antibiotik ceftriaxone 1
gr (tidak ada alergi)
12.00 3 Mengukur vital sign Ds : Satya
WIB Menanyakan apakah pasien Pasien mengatakan tidak bisa
alergi terhadap beberapa membuka mulut untuk makan,
maakanan hanya bisa minum susu, air
Mendorong untuk putih dan bubur putih dari RS.
meningkatkan asupan Pasien mengatakan tidak ada
makanan/cairan alergi makanan apapun.
Memberikan informasi tentang Do :
kebutuhan nutrisi terhadap TD : 111/75mmHg, N : 79x/m,
pasien S: 38,5oC & RR : 20x/m
Pasien tampak mengerti
informasi yang disampaikan
perawat tetang kebutuhan
nutrisi/cairan pasien.
Kebutuhan cairan berdasarkan
BB :
(R : KgBB x 40 ml)
R : 70 Kg x 40 : 2800
ml/KgBB/hari
4 Nov 14.00 1 Mengkaji ulang keluhan dan Ds : Satya
2015 WIB status nyeri pasien Pasien mengatakan nyerinya
Observasi tanda verbal dan non siang ini masih sama dengan
verbal terhadap ketidaknyaman sebelumnya.
Ajarkan penggunaan tehnik non Skala nyeri : 7
farmakologi Do :
(relaksasi/distraksi) Pasien tampak menyeringai,
Memeriksa hasil laboratorium mata terpejam saat berbicara
dan pemeriksaan X-Ray sambil menahan nyerinya.
Pasien tampak belajar menarik
nafas dalam untuk mengurangi
nyerinya
Hasil lab :
- Hb : 12,8 g/dL (L)
- Leukosit ; 14,5 ribu (H)
- ET : 4,20 juta (L)
- HT : 38,7 % (L)
Hasil X-Ray :
- Pemeriksaan Panoramic :
Gambar 1 : Tampak
pembesaran jaringan
Nursing Care Plan : Abces Mandibular
14
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
(bengkak) di area
tenggorokan
17.00 2 Mengukur tanda vital Ds : Satya
WIB Mengobservasi kondisi abses Pasien mengatakan tidak ada
Mengajarkan pasien dan rasa mual atau muntah serta
kaluarga terhadap tanda gejala pusing
infeksi Pasien mengatakan rasa
Memeriksa rasa pusing dan nyerinya sedikit berkurang dari
mual muntah pasien skala 7 menjadi 5.
Do :
TD : 114/77mmHg, S : 37oC,
N : 80x/m, RR : 20x/m
Kondisi abses belum terlihat,
belum dilakukan tindakan
pembedahan. Tampak
bengkak, rubor (+), dolor (+)
kalor (+), tumor (+),
15
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
Sudah dilakukan operasi, luka
tertutup verban kering, bersih,
tidak ada tanda infeksi.
Suhu : 36,3oC
Obat masuk via intravena
berupa cefazoline 1 gr.
6 Nov 05.00 3 Mengkaji keluhan pasien Ds : Satya
2015 WIB Mengukur vital sign Pasien mengatakan
Mendorong untuk alhamdulillah nfasu makannya
meningkatkan asupan selalu ada, hanya saja baru bisa
makanan/cairan minum susu.
Memberikan informasi tentang Do :
kebutuhan nutrisi terhadap TD : 110/80 mmHg, S : 37oC,
penyembuhan penyakit N : 88x/m, RR : 20x/m
Kolaborasi dengan ahli gizi dlm Berkolaborasi dengan ahli gizi
pemberian diit sesuai terapi tentang kebutuhan protein
pasien untuk diberikan diit cair
susu rendah lemak atau susu
kedelai.
Memberikan informasi
kebutuhan nutrisi pasien untuk
meningkatkan makan makanan
yang mengandung protein
tinggi saat nanti sudah pulang
dan sudah bisa makan seperti
seafood (ikan, udang, cumi
dll), daging rendah lemak,
ayam tanpa kulit, kacang-
kacangan, tahu dan tempe.
16
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
E. EVALUASI
Waktu
Dx. Keperawatan EVALUASI Ttd
Hr/tgl Jam
06-Nov- 06.00 Nyeri akut b/d agen cedera S : Satya
2015 WIB biologis : infeksi abses Pasien mengatakan nyerinya sudah
cukup berkurang. Kira-kira skalanya
5
O:
Pasien sudah tidak tampak posisi
proteksi terhadap nyeri.
Pasien tampak mengerti tehnik
relaksasi yang diajarkan (tarik nafas
dalam dan distraksi).
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06-Nov- 06.30 Hipertermia b/d proses S : Satya
2015 WIB penyakit infeksi interna Pasien mengatakan tadi pagi jam
09.00 s/d 10.00 WIB sudah dioperasi.
Pasien mengatakan tidak merasa
demam juga kelemahan anggota
badan.
O:
Sudah dilakukan operasi, luka
tertutup verban kering, bersih, tidak
ada tanda infeksi.
Suhu : 36,3oC
Obat masuk via intravena berupa
cefazoline 1 gr.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06-Nov- 07.00 Resiko ketidakseimbangan S : Satya
2015 WIB nutrisi kurang dari kebutuhan Pasien mengatakan alhamdulillah
tubuh b/d ketidakadekuatan nafsu makannya selalu ada, hanya
asupan nutrisi dan kesulitan saja baru bisa minum susu.
menelan. O:
TD : 110/80 mmHg, S : 37oC, N :
88x/m, RR : 20x/m
Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang kebutuhan protein pasien
untuk diberikan diit cair susu rendah
lemak atau susu kedelai.
Memberikan informasi kebutuhan
nutrisi pasien untuk meningkatkan
makan makanan yang mengandung
protein tinggi saat nanti sudah pulang
dan sudah bisa makan seperti seafood
(ikan, udang, cumi dll), daging
rendah lemak, ayam tanpa kulit,
Nursing Care Plan : Abces Mandibular
17
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang
kacang-kacangan, tahu dan tempe.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
18
Institute of Heatlh and Science Karya Husada Semarang