Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

OLEH
KELOMPOK TUTORIAL 6

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER / KELAS 5B

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2019/2020
KELOMPOK TUTORIAL 6

1. ATIKA YULIANI (KETUA) 1714201110096


2. NOOR LAILLY RAFI’AH (SEKRETARIS) 1714201110098
3. RIANDA PUTRA 1714201110088
4.
5. NORAH MATHUL QONI’AH 1714201110084
6.
7. VINNA ARLINDA 1714201110090
8. WIDIA RUSMAYANTI 1714201110091
9. WINDA LESTARI 1714201110092
10.
11. RUSMIATI 1714201110094
12.
13.
14.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah laporan tutorial
skenario 2 ini dengan baik meskipun banyak kesulitan serta kekurangan didalamnya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Komunitas dalam rentang sehat-sakit. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Banjarmasin, 7 Oktober 2019

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1.SKENARIO KASUS................................................................................................5
1.2.ANALISA KASUS..................................................................................................5
1.2.1. Langkah 1 (Daftar istilah atau kata sulit)....................................................5
1.2.2. Langkah 2 (Daftar pertanyaan dari kata-kata sulit).....................................5
1.2.3. Langkah 3 (Jawaban dari daftar pertanyaan dengan asumsi sementara).....6
1.2.4. Langkah 4 (skema, pohon masalah, alur pikir sistematis)...........................7
1.2.5. Langkah 5 (Learning Objective)..................................................................7
1.2.6. Langkah 6 (Belajar mandiri, mencari literatur)...........................................8

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Langkah 7 (Penyampaian hasil belajar)..................................................................9

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................................ 17
B. SARAN ........................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Skenario Kasus


Ketularan
Seorang perawat komunitas akan melakukan asuhan keperawatan pada warga desa KOI.
Hasil pengkajian ditemukan bahwa dari skrinin tes Mantoux terhadap 200 orang
sebanyak 100 orang menunjukkan tes Mantoux positif, yang artinya kelompok orang
tersebut pernah terpapar oleh Mycobacterium tuberculosis. Hanya 15% dari 100 orang
tersebut mengalami infeksi tuberculosis sebagaimana ditunjukkan leh bakteri tahan asam
(BTA) positif pada pemeriksaan sputum. Ternyata tidak semua orang yang terpapar oleh
bakteri tuberculosis akan mengalami infeksi tuberculosis. Para perawat akan memberikan
intervensi terhadap masalah kesehatan tersebut.

1.2. Analisa Kasus


1.2.1. Langkah 1 (Daftar istilah atau kata sulit)
1. Tes Mantoux = suatu pemeriksaan skrining apakah sesorang pernah terkena
penyakit tuberculosis atau tidak
2. Srinning = rangkaian tes kesehatan untuk mendeteksi penyakit
3. Bakteri tahan asam = sejenis bakteri yan telah dilakukan proses pewarnaan
dengan berbagai zat warna secara permanen
4. Mycobacterium tuberculosis = bakteri yang menyebabkan penyakit
tuberkulosis
5. Sputum = mukus yang keluar dari pernapasan atas
6. Infeksi = adanya serangan dan perkembangan mikroorganisme

1.2.2. Langkah 2 (Daftar pertanyaan dari kata-kata sulit)


1. Apakah penderita TBC bisa sembuh total?
2. Kenapa tidak semua orang yang terpapar bakteri TBC tidak mengalami infeksi
tuberculosis?
3. Hal apa yang paling utama untuk menangani pasien TBC?
4. Apa ciri-ciri hasil tes Mantoux positif dan negatif?
5. Apakah ada pemeriksaan yang bisa mendeteksi TBC selain dengan sputum?
6. Bagaimana cara melakukan tes Mantoux?

5
7. Bagaimana cara perawat komunitas melakukan pendekatan ke masyarakat
dalam melakukan pencegahan?
8. Bagaimana cara penularan bakteri tuberkulosis?

1.2.3. Langkah 3 (Jawaban dari daftar pertanyaan dengan asumsi sementara)


1. Ya, Tuberkulosis bisa sembuh total dengan cara pengobatan yang rutin dengan
minum obat setiap hari selama 6 bulan berturut-turut. Apabila tidak dijalani
dengan benar maka akan kambuh kembali dan harus menjalani pengobatan
dari awal lagi.
2. Karena setiap kekebalan tubuh atau sistem imun sesorang berbeda –beda.
Misalnya seseorang yang terpapar bakteri tuberkulosis mempunyai sistem
imun yang baik maka bakteri yang masuk akan ibunuh oleh sistem imun yang
terdapat di dalam tubuh.
3. Hal yang paling utama dalam menangani pasien TBC adalah dengan
melakukan edukasi untuk memberitahu ke pasien atau keluarga bagaimana
cara pencegahan penyebaran infeksi dan memberikan pengobatan
4. Cara membedekan positin atau negatif dengan cara dilihat area suntikan dari
tes mantoux ada atau tidaknya benjolan disekitar kulit. Apabila benjolannya
membesar berarti positif terinfeksi bakteri tuberkulosis, apabila tidak
mengalami pembesaran berarti hasilnya negatif. Untuk memperoleh hasilnya
biasanya akan didiamkan ditunggu 48-72 jam setelah penyuntikan.
5. Ada, selain pemeriksaan sputum, juga dapat dilakukan pemeriksaan tes kulit
Mantoux dengan cara menyuntikkan per IC sibawah kulit dan tes darah.
6. Cara melakukan tes mantoux adalah dengan cara menyuntukkan larutan
tuberkulin di bawah kulit lengan atau intrakutan setelah itu akan ditandai di
sekeliling benjolan menggunkan spidol, biasanya setelah disuntikkan akan
ditunggu 48-72 jam untuk memperoleh hasilnya.
7. Dengan cara mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dan memberi edukasi
atau menyampaikan bagaimana pencegahan penyakit tuberkulosis agar bisa
menambah wawasan kepada masyarakat.
Selain itu juga bisa melakukan parameter epidemiologi supaya tau di
masyarakat tersebut ada terpapar bakteri tuberkulosis dan megkaji seberapa
banyak masyarakat yang terpapar bakteri tuberkulis dan yang telah terinfeksi
bakteri tuberkulosis.

6
1.2.4. Langkah 4 (skema, pohon masalah, alur pikir sistematis)

Tuberkulosis

Myrobacterium Penyuluhan
Tuberkulosis

Tes
Mantoux

Positif Negatif

Diagnosa
Keperawatan

Resiko penularan Resiko terjadi Kurang pengetahuan


penyakit TB paru b.d peningkatan prevelansi tentang perawatan
kurang Pengetahuan penyakit b.d kurang perawatan TB paru b.d
tentang perawatan pengetahuan tentang kurangnya peranan
penyakit penyakit fasilitas pelayanan kes

1.2.5. Langkah 5 (Learning Objective)


1. Laporan Pendahuluan penyakit Tuberkulosis
2. Diagnosa keperawatan komunitas pasien tuberkulosis

1.2.6. Langkah 6 (Belajar mandiri, mencari literatur)

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Langkah 7 (Penyampaian hasil belajar) learning objective berdasarkan literatur.


2.1.1. Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman mybacterium tuberculosis, kuman tersebut biasanya
masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru.
Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke organ tubuh yang lain melalui
peredaran darah, kelenjar limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke
organ tubuh lain (Manya Magnus, 2016).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosi yang menyerang paru paru dan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dpt masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pd kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tsb (Sylvia
A.price dalam NANDA, 2015).

2.1.2. Patofisiologi
Menurut Sumantri (2010), infeksi diawali karena seseorang menghirup
basil Mycrobacterium Tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas
menuju alveoli lalu bekembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Myrobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari
paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke
bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan are lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya siste kekebalan tubuh memberikan respon dengan
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan Magrofag melakukan aksi fagositosis
(menelan bakteri), smentara limfosist spesifik-tuberkulosis menghancurkan
(melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasana timbul dalam
waktu 2-10 inggu setelah terpapar bakteri. Interaksi antara Myrobacterium
tuberculosis dan sistem kekebalan tutbuh pada masa awal infeksi membentuk
sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas gumalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi

8
massa jaringa fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle.
Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi ekroik yang
selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing
caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian menjadi nonaktif.

2.1.3. Manifestasi Klinis

Menurut (Efendi & Makhfudli, 2009) gejala-gejala klinis yang muncul


pada klien TBC paru adalah sebagai berikut :
1. Demam yang terjadi biasanya menyerupai demam pada influenza, terkadang
sampai 40-410 C.
2. Batuk terjadi karena iritasi bronchus, sifat batuk dimulai dari batuk non
produktif kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif.
Keadaan lanjut dapat terjadi hemoptoe karena pecahnya pembuluh darah. Ini
terjadi karena kavitas, tapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
3. Sesak nafas terjadi pada kondisi lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru.
4. Nyeri dada timbul bila sudah terjadi infiltrasi ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis.Malaise dengan gejala yang dapat ditemukan adalah
anorexia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam hari.

Menurut Wong (2009) tanda dan gejala tuberkulosis adalah H


a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk ada atau tidak (berkmbang secara erlahan selama beminggu-minggu
sampai berbulan-bulan)
f. Peningkatan frekuensi pernapasan
g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten

9
j. Manifestasi gejala yang umm : pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan
berat badan

2.1.4. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikobacterium tuberkulosis yaitu tipe human dan
tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di
udara yang berasal dari penderita TBC dan orang yang terkena rentan terinfeksi
bila menghirupnya (Wim de jong dalam NANDA, 2015).

2.1.5. Klasifikasi Tuberkulosis


Menurut Nurarif & Kusuma, 2015 klasifikasi tuberkulosis antara lain :
1. Kategori 0: Tidak pernah terpajan, tidak pernah terinfeksi, riwayat kontak
negative, tes tuberkulin negative
2. Kategori 1: Terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini
riwayat kontak positif, tapi tes tuberculin negative
3. Ketegori 2: Terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberculin positif,
radiologis dan sputum negative
4. Kategori 3: Terinfeksi tuberkulosis dan sakit

2.1.6. Pemeriksaan Penunjang

2.1.7. Penatalaksanaan

2.1.8. Diagnosa Keperawatan Komunitas

10
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Postnatal (masa nifas) ialah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

Perubahan fisiologi pada masa nifas :

a. Perubahan sistem repruduksi


b. sistem pencernaan
c. Perubahan sistem perkemihan
d. Perubahn sistem musculoskeletal
e. Perubahan tanda-tanda vital

Faktor yang mempengaruhi perawatan luka perinium adalah pengetahuan dan gizi.

Penyebab Perdarahan Pada Masa Nifas (Postpartum)Pada saat plasenta keluar


pembuluh darah diuterus endometrium akan terbuka, karena yang paling banyak
pembuluh darah terletak diuterus endometrius, makanya terjadi perdarahan.

3.2. Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam skenario ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang asuhan
keperawatan postnatal ini kami buat, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua baik
kami yang membuat maupun bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Manya Magnus. 2016. Buku Ajar Epidemiologi Penyakit Menular.

Nurarif .A.H dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC Jilid 3. Jogyakarta : MediAction

Sumantri A. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Efendi Ferry, Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika :


Jakarta

Wong et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (alih bahasa : Andry Hartono, dkk).
Jakarta : EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai