Laporan Tutorial Kep Komunitas Skenario 2
Laporan Tutorial Kep Komunitas Skenario 2
OLEH
KELOMPOK TUTORIAL 6
2019/2020
KELOMPOK TUTORIAL 6
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah laporan tutorial
skenario 2 ini dengan baik meskipun banyak kesulitan serta kekurangan didalamnya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Komunitas dalam rentang sehat-sakit. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ............................................................................................................ 17
B. SARAN ........................................................................................................................ 17
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
7. Bagaimana cara perawat komunitas melakukan pendekatan ke masyarakat
dalam melakukan pencegahan?
8. Bagaimana cara penularan bakteri tuberkulosis?
6
1.2.4. Langkah 4 (skema, pohon masalah, alur pikir sistematis)
Tuberkulosis
Myrobacterium Penyuluhan
Tuberkulosis
Tes
Mantoux
Positif Negatif
Diagnosa
Keperawatan
7
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.2. Patofisiologi
Menurut Sumantri (2010), infeksi diawali karena seseorang menghirup
basil Mycrobacterium Tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas
menuju alveoli lalu bekembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Myrobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari
paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke
bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan are lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya siste kekebalan tubuh memberikan respon dengan
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan Magrofag melakukan aksi fagositosis
(menelan bakteri), smentara limfosist spesifik-tuberkulosis menghancurkan
(melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasana timbul dalam
waktu 2-10 inggu setelah terpapar bakteri. Interaksi antara Myrobacterium
tuberculosis dan sistem kekebalan tutbuh pada masa awal infeksi membentuk
sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas gumalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi
8
massa jaringa fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle.
Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi ekroik yang
selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing
caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian menjadi nonaktif.
9
j. Manifestasi gejala yang umm : pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan
berat badan
2.1.4. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikobacterium tuberkulosis yaitu tipe human dan
tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di
udara yang berasal dari penderita TBC dan orang yang terkena rentan terinfeksi
bila menghirupnya (Wim de jong dalam NANDA, 2015).
2.1.7. Penatalaksanaan
10
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Postnatal (masa nifas) ialah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Faktor yang mempengaruhi perawatan luka perinium adalah pengetahuan dan gizi.
3.2. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam skenario ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang asuhan
keperawatan postnatal ini kami buat, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua baik
kami yang membuat maupun bagi pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif .A.H dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC Jilid 3. Jogyakarta : MediAction
Wong et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (alih bahasa : Andry Hartono, dkk).
Jakarta : EGC.
12