Responsi Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik Dea
Responsi Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik Dea
HALAMAN JUDUL
Oleh :
Odilia Dea Novena
1202006190
Pembimbing :
dr. IGN Putra Astawa, Sp.KJ
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Responsi
Kasus ini dengan judul Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik tepat
pada waktunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. IDENTITAS PASIEN .................................................................................. 1
II. ANAMNESIS ............................................................................................... 1
III. PEMERIKSAAN FISIK ............................................................................... 6
IV. RESUME ...................................................................................................... 8
V. DIAGNOSIS BANDING ............................................................................. 9
VI. DIAGNOSIS KERJA ................................................................................... 9
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL .................................................................. 10
VIII. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG .............................................. 10
IX. USULAN TERAPI ..................................................................................... 10
X. PROGNOSIS .............................................................................................. 10
XI. ANALISIS PSIKODINAMIKA ................................................................. 11
XII. SILSILAH KELUARGA PASIEN ............................................................ 13
iii
RESPONSI KASUS
SMF/BAGIAN PSIKIATRI DI RSJ BANGLI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PERIODE: 20 November 2016 – 27 November 2016
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : IWS
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 46 tahun
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Petugas SPBU
Agama : Hindu
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Bangli
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2016 (Pukul 08.00 WITA)
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Lari Ketakutan
Autoanamnesis
Pasien diantar ke IGD RSJ Bangli diantar oleh keluaraganya dengan
menggunakan mobil. Pasien diwawancara dalam posisi duduk berhadapan dengan
pemeriksa dan dibatasi meja. Pasien mengenakan kaos warna putih, celana
panjang berwarna hitam dan sandal jepit warna putih biru. Penampilan pasien
tampak kurang rapi dengan rambut pasien berwarna hitam pendek tampak sedikit
berantakan, roman wajah sesuai usia dan tampak sedih, tidak tercium bau urine,
feces, alkohol maupun bau tidak sedap lainnya dari tubuh pasien. Pasien
1
2
merasa tengkuknya nyeri dan panas serta pasien mengatakan badan gemetar
sampai pagi. Tadi pagi pasien merasa lebih ketakutan akibat perasaan bersalah
karena pekerjaan sehingga pasien lari dengan sendirinya. Pasien mengatakan
sudah pernah mengalami hal ini sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu, namun 3
bulan terakhir gejala semakin memberat akibat banyak pikiran yang dialami.
Setelah mengatakan hal tersebut pasien terlihat melamun dengan tatapan kosong,
kemudian saat dipanggil namanya beberapa kali baru pasien dapat diajak
berbicara kembali.
Pasien mengatakan pertama kali mengalami hal tersebut saat 4 tahun yang
lalu akibat masalah di pekerjaan dan keluarganya. Keadaan ekonomi pasien cukup
pas-pasan. Pasien memiliki 1 anak laki-laki berusia 17 tahun. Anak pasien
meminta dibelikan sepeda motor kemudian pasien membelikan sepeda motor
bekas namun anak pasien marah-marah karena merasa malu. Pasien mengatakan
semakin tertekan karena pasien sudah berusaha memenuhi keinginan anaknya
dengan pinjam uang kesana-sini namun anaknya tidak menghargai usaha dirinya.
Selain itu, pasien bekerja di SPBU dan dipaksa untuk mendapatkan uang
tambahan dengan cara yang tidak baik. Pasien tidak mau berbuat curang, namun
lama kelamaan teman pasien selalu menggoda dan mengejek sehingga pasien mau
tidak mau berbuat curang. Setiap kali pasien melihat korbannya, pasien selalu
merasa bersalah dan gelisah serta ketakutan. Pasien selalu kepikiran akan tingkah
lakunya yang tidak jujur sehingga pasien sangat merasa bersalah. Di sisi lain,
pasien juga sering bertengkar dengan istrinya dan selama 4 tahun terakhir
intensitas bertengkar semakin meningkat.
Semenjak keluhannya bertambah parah sejak ± 3 bulan yang lalu, pasien
sering merasa sedih sampai pasien menangis. Pasien merasa putus asa akan rasa
takutnya yang tidak kunjung membaik, ditambah lagi ia selalu dihantui oleh
perasaan bersalah. Terkadang pasien merasa ingin mati dibandingkan
menanggung perasaan takut dan bersalahnya tersebut. Pasien merasa dirinya cepat
lelah dan mengeluhkan kehilangan minat serta rasa tidak berguna. Sejak 2 bulan
yang lalu pasien juga merasakan konsentrasinya menurun dan pasien seringkali
tidak fokus dalam melakukan sesuatu. Nafsu makan pasien menurun hanya 2 kali
sehari dengan porsi kecil dan berat badan pasien sedikit berkurang. Pasien mandi
4
2 kali sehari tanpa disuruh dan pasien mengaku tidak pernah mengamuk di
rumahnya. Sehari-hari pasien tetap bekerja tapi selalu muncul rasa ingin pulang
saat bekerja karena rasa takutnya tersebut.
Ketika ditanyakan apakah pernah mendengar suara suara yang tidak
didengar oleh orang lain pasien menjawab tidak pernah. Pasien menyangkal
melihat bayangan atau sesuatu hal lain yang orang lain tidak dapat melihat selain
mendengar suara suara dalam pikirannya tersebut. Pasien juga menyangkal
melihat suatu benda nyata terlihat seperti benda lain. Saat ditanyakan apakah ada
suatu perasaan ingin berontak atau mengamuk dalam diri pasien, pasien
menjawab tidak ada. Pasien seringkali khawatir akan hal-hal yang belum pasti
atau segala sesuatu yang belum terjadi. Pasien menyangkal pernah mengalami
keadaan dimana ia merasa sangat bersemangat dan berbahagia yang berlebihan
yang menyebabkan ia tidak pernah merasa lelah sebelumnya. Pasien juga
mengatakan tidak terlalu sering menceritakan pikiran dan perasaannya kepada istri
atau keluarganya sehingga pasien akan cenderung memikirkannya sendiri. Ketika
kesal atau marah dengan orang, pasien memilih untuk diam dibandingkan untuk
membalasnya.
Riwayat Sosial
Menurut istrinya, pasien memiliki hubungan sosial yang cukup baik dengan
lingkungan tetangga di rumahnya. Pasien dikatakan masih aktif dalam kegiatan
masyarakat baik. Namun untuk sehari-harinya, baik pasien maupun suaminya
jarang mengobrol dengan tetangga.
Faktor Pencetus/Penyebab
Faktor Keluarga : tuntutan ekonomi
Fungsi Kerja/Sosial : kekecewaan terhadap rekan kerja
Riwayat NAPZA : tidak ada
Faktor Premorbid : tidak ada
Faktor Organik : tidak ada
Status General :
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
7
STATUS NEUROLOGI
- GCS E4V5M6
- Meningeal sign (kaku kuduk) : Negatif
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
- Tropik : N N
N N
- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
STATUS LOKALIS
Tidak ada
STATUS PSIKIATRI
- Kesan Umum : Penampilan pasien tidak wajar, roman muka sedih,
kontak verbal dan visual dengan pemeriksa baik
- Kesadaran : Jernih
- Mood/Afek : Depresif/Adekuat
- Proses Pikir :
o Bentuk Pikir : Logis Realis
o Arus Pikir : Koheren
o Isi Pikir : Preokupasi terhadap rasa bersalah, Waham
(-), Ide Aneh (-)
8
- Pencerapan
o Halusinasi : Halusinasi (-)
o Ilusi : Ilusi (-)
- Sensorium dan Kognisi
o Orientasi : Baik terhadap waktu, tempat, orang
o Daya ingat : Baik
o Konsentrasi/ perhatian : Kurang
o Berpikir abstrak : Baik
o Intelegensi : Sesuai tingkat pendidikan
- Dorongan Instingtual
o Insomnia : Insomnia (+) late type
o Hipobulia : (-)
o Raptus : (-)
- Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan
- Tilikan : 6 (enam)
IV. RESUME
Pasien IWS, laki-laki, 46 tahun, asal Bangli, sudah menikah, agama
Hindu, suku Bali bangsa Indonesia, bekerja sebagai petugas SPBU, pendidikan
terakhir SMA, datang ke IGD RSJ Bangli diantar oleh keluarganya pada Senin, 21
November 2016 pada pk. 08.00 WITA dengan keluhan lari ketakutan karena
merasa bersalah. Berpenampilan wajar dan kontak verbal/visual dengan pemeriksa
cukup. Dari autoanamnesis didapatkan pasien merasa ketakutan sejak 4 tahun
yang lalu namun memberat sejak 3 bulan terakhir dan paling parah ketakutannya
muncul tadi malam. Sejak ± 3 bulan terakhir, pasien sering merasakan sedih
sampai menangis karena memikirkan rasa takut karena bersalahnya yang dipicu
karena masalah pekerjaannya yang memaksa pasien berbuat curang untuk
mendapat uang tambahan, padahal hal tersebut bertolak-belakang dengan sifat
pasien. Pasien juga mengatakan bahwa memiliki banyak beban pikiran yang
berkaitan dengan masalah tuntutan ekonomi keluarga dan masalah dengan rekan
kerjanya. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur dimana pasien terbangun tengah
malam dan tidak dapat melanjutkan tidur lagi kemudian badan pasien gemetar
9
V. DIAGNOSIS BANDING
X. PROGNOSIS
Diagnosis : Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) : Buruk
Onset umur : Dewasa : Baik
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Ada, adik kandung perempuan : Buruk
Pendidikan : Tamat SMA : Baik
Jenis Kelamin : Laki-Laki : Buruk
11
Pola Asuh
Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Adik pasien seorang
perempuan dan tinggal di Badung dan sudang meninggal. Pasien sudah
menikah dan tinggal bersama orang tuanya, istrinya dan anak laki-lakinya.
Orangtua pasien tidak pernah melakukan kekerasan pada anak-anaknya
semasa kecil. Orangtua pasien mengaku memberikan kasih sayang dan
perhatian yang sama pada semua anaknya.
12
Ciri Kepribadian
Sejak kecil pasien memiliki teman yang banyak baik di lingkungan rumah
maupun lingkunagn sekolah. Pasien adalah seseorang teratur, jujur, dan rapi.
Pasien dikatakan tidak pernah emosi. Pasien jika memiliki suatu
permasalahan, pasien jarang pernah bercerita kepada orang lain termasuk
orang tua, istrinya dan saudaranya. Pasien lebih suka diam dan memendam
sendiri masalahnya.
Stressor Psikososial
Pasien terlahir dari keluarga yang pas-pasan, saat mencari pengobatan pasien
diantar oleh istri dan keluarganya. Tidak ada kendala saat pasien mencari
pengobatan.
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
? ? : Tidak diketahui