Anda di halaman 1dari 14

SENSOR DAN PENGIRIMAN SINYAL

SEBAGAI PENDETEKSI INDIKASI PELECEHAN SEKSUAL


TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Ibu Jamilla Wijayanti, SS., M.Pd

Oleh
Syifa Syauqiyah
195090800111025

PRODI INSTRUMENTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOVEMBER 2019

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang akan menjadi
generasi penerus di masa yang akan datang. Masa anak-anak adalah masa ketika
anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa depannya. Optimalisasi
perkembangan pada anak diperlukan karena selain krusial, pada masa itu anak
membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang tentunya akan
berdampak pada sifat dan perkembangan psikis pada anak tersebut, karena di masa
depan, anak merupakan modal sebuah bangsa untuk menentukan kualitas
peradabannya.

Fenomena yang perlu mendapat perhatian saat ini adalah maraknya kasus
pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah sebuah tindakan tidak terpuji yang
melecehkan suatu kerhormatan manusia. Tindakan pelecehan ini dapat terjadi pada
siapa saja, namun lebih sering dialami oleh kaum wanita. Belakangan ini, pelecehan
seksual juga dapat terjadi pada anak-anak, terutama anak-anak dibawah umur.

Setiap anak memiliki hak untuk meraih cita-cita untuk masa depannya.
Sehingga hampir semua orang tua akan merelakan anaknya untuk pergi ke sekolah,
maupun tempat lainnya agar anaknya bisa berkembang dan mendapatkan
pengalaman baru. Seorang anak biasanya akan antusias untuk mengikuti kegiatan
baru yang ia senangi, pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan, dan bertemu
dengan banyak orang. Kepolosan dan keingintahuannya yang cukup besar membuat
seorang anak akan cenderung mengikuti apa yang orang dewasa lakukan.
Sayangnya, hal ini membuat orang-orang dewasa yang tidak bertanggung jawab
melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang manusia, salah
satunya adalah tindak asusila kepada anak-anak.

Bentuk kekerasan seksual terhadap anak usia dini dapat berupa verbal
maupun fisik. Kekerasan seksual terhadap anak biasanya dilakukan oleh orang-
orang di sekitar yang dikenal oleh anak, seperti keluarga, tetangga, guru, maupun
teman bermainnya sendiri. Menurut data dari Komnas Perlindungan Anak, terdapat
2.046 kasus kekerasan seksual terhadap anak pada tahun 2010, laporan kekerasan

1
2

seksual pada tahun 2011 naik menjadi 462 kasus, pada tahun 2012 naik lagi menjadi
2.629 kasus, dan di tahun 2013 terdapat 1.032 kasus kekerasan terhadap anak yang
terdiri dari: 290 kasus kekerasan fisik (28%), 207 kekerasan psikis (20%), dan kasus
kekerasan seksual menjadi kasus terbanyak dengan 535 kasus (52%). Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat
tiap tahunnya.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, penulis tertarik
untuk menulis makalah berupa inovasi mengenai sensor dan pengiriman sinyal
pendeteksi indikasi pelecehan seksual terhadap anak usia dini. Produk sensor
pendeteksi ini memanfaatkan prinsip kerja dari sistem Arduino. Dengan adanya
makalah berupa inovasi mengenai sensor dan pengiriman sinyal pendeteksi indikasi
pelecehan seksual terhadap anak usia dini, diharapkan dapat menjamin keamanan
dari anak, serta dapat menekan angka pelecehan seksual terhadap anak dibawah
umur di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah sesuai latar belakang yang telah tertulis di atas adalah.
a. Bagaimana konsep pengembangan dari sensor dan pengiriman sinyal sebagai
alat pencegah pelecehan seksual pada anak dibawah umur?
b. Bagaimana mekanisme kerja dari sensor dan pengiriman sinyal sebagai alat
pencegah pelecehan seksual pada anak dibawah umur?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain.
a. Untuk mengetahui konsep pengembangan dari sensor dan pengiriman sinyal
sebagai alat pencegah pelecehan seksual pada anak dibawah umur.
b. Untuk mengetahui konsep pengembangan dari sensor dan pengiriman sinyal
sebagai alat pencegah pelecehan seksual pada anak dibawah umur.

1.4 Manfaat
a. Untuk mendeteksi adanya indikasi tindak pelecehan seksual maupun tindak
kejahatan lainnya terhadap anak di bawah umur.
3

b. Memberikan peringatan dini kepada orang tua dan pihak terkait bahwa anak
tersebut sedang dalam keadaan terancam sehingga tindak kejahatan dapat
dihindari.
BAB II
ISI
2.1 Kondisi Vital pada Anak

Penilaian terhadap seorang pasien secara utuh dan cepat yang mencakup
kondisi fisik, sikap, mobilitas, dan tanda-tanda vital disebut dengan penilaian umum
atau General Assesment. General Assesment ini dapat memberikan gambaran dari
status kesehatan seseorang, yang parameternya diukur dari beberapa sistem organ
tubuh, termasuk denyut nadi. (Ostchega, dkk, 2011)
Pada saat jantung berdenyut, darah dipompa oleh jantung melalui pembuluh
aorta dan pembuluh darah perifer. Pemompaan oleh jantung ini yang menyebabkan
dinding arteri tertekan oleh darah sehingga gelombang tekanan diciptakan seiring
dengan denyut jantung, yang dirasakan sebagai denyut atau detak nadi pada perifer.
Untuk menilai kecepatan ritme jantung dan fungsinya, denyut nadi ini dapat diraba
dan dirasakan di beberapa lokasi. Namun, nadi pada radial tangan (bagian distal dan
ventral dari pergelangan tangan) adalah metode yang paling banyak digunakan
untuk mengukur kecepatan jantung, karena lokasi ini merupakan lokasi yang mudah
diakses. (Verrier, dkk, 2009)
Secara umum, denyut nadi normal setiap manusia berbeda-beda
berdasarkan usianya. Di bawah ini merupakan tabel dari denyut jantung normal
(detak per menit) pada saat posisi istirahat.
Tabel 1: Detak Jantung Normal
Usia Detak Normal (Saat
Istirahat)
Premature 120-170
0-3 bulan 100-150
3-6 bulan 90-120
6-12 bulan 80-120
1-3 tahun 65-110
3-6 tahun 65-110
6-12 tahun 60-95
Diatas 12 tahun 55-85 (Rogowski, dkk, 2009)

4
5

1.2 Pulse Sensor


Pulse sensor adalah sebuah sensor yang dapat memantau kondisi denyut
jantung manusia. Karena Pulse Sensor ini pada dasarnya merupakan alat medis
yang memiliki fungsi untuk memantau kondisi denyut jantung pada manusia.
Rangkaian dasar pada sensor ini dibentuk menggunakan photodiodia dan LED.
Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pantulan LED. Saat jantung memompa
darah, tentunya darah akan mengalir melalui pembuluh arteri. Aksi pemompaan
jantung tersebut mengakibatkan kepadatan darah pada tubuh meningkat. Kepadatan
darah pada kulit akan menyebabkan dan mempengaruhi refleksitas sinar LED,
karena sinar LED tersebut memakai kulit pada manusia sebagai permukaa
reflektifitasnya. Ketika volume darah pada radial pergelangan tangan bertambah,
maka intensitas cahaya yang mengenai photodioda akan kecil karena terhalang oleh
volume darah tersebut, Sedangkan ketika volume darah berkurang, intensitas
cahayanya akan membesar. Keluaran sinyal dari photodioda kemudian dikuatkan
oleh sebuah Op-Amp sehingga dapat dibaca oleh ADC mikrokontroler.
(McGrath, 2013)

1.3 Node MCU dan MQTT


Internet of Things (IoT) dapat mengoneksikan beberapa perangkat dengan
internet. IoT mengkoneksikan beberapa perangkat dengan internet dan
melengkapinya dengan kemampuan untuk berbagi dan bertukar data. Perangkat IoT
ini dapat berkoneks dengan mikrokontroller, sensor, dan alarm. Protokol ringan
seperti MQTT dan CoAP digunakan untuk transmisi data dalam IoT, dimana
Message Queuing Telemetry Transport (MQTT) adalah protocol yang digunakan
IoT untuk transmisi data. (Kashyap, dkk, 2018)
Gambar 1 menunjukkan cara kerja dari server MQTT (Message Queuing
Telemetry Transport) mengacu pada perintah yang digunakan pada IoT untuk
transmisi data.
Gambar 1. Skema kerja MQTT
6

Koneksi di dalam MQTT (Message Queuing Telemetry Transport)


menyesuaikan tipe yang dibutuhkan oleh operator. Yang pertama ialah MQTT
Client dan yang kedua ialah MQTT broker atau dapat kita sebut sebagai server
MQTT. Informasi yang dibawa atau diteruskan oleh MQTT dikenal sebagi pesan
aplikasi (Hartalkar, 2015). Ketika MQTT client akan mem-broadcast atau
meneruskan informasi ke MQTT broker, client perlu untuk membangun sebuah
jaringan dengan MQTT broker. Client mengirimkan permintaan menuju ke broker
untuk dapat saling terhubung, lalu broker mengirimkan konfirmasi tentang
permintaan perhubungan tersebut kepada client setelah koneksi antar client dan
broker terbentuk. Client 1 dapat mengirim atau mempublikasi sebuah topik kepada
broker. Sama seperti client 1, client lain yang menginginkan informasi tentang topik
yang dikirimkan oleh client 1 dapat mengirimkan permintaan agar terhubung
dengan broker, lalu broker akan mengirimkan konfirmasi mengenai permintaan
agar saling terhubung. Ketika client kedua terhubung dengan broker, client tersebut
dapat mengikuti segala topik yang dimiliki oleh broker, atau client dapat
mengunggah atau mengirimkan pesan baru kepada broker. Oleh karena itu, sistem
ini memungkinkan Client untuk berkomunikasi satu sama lain, tanpa perlu
mengetahui antar satu sama lain (Rogowski, 2019).

1.4 Flex Sensor


Flex sensors merubah perubahan dari lenturan menjadi variasi hambatan
listrik. Atau dapat dikatakan Flex sensor dapat mengubah energi fisik menjadi
energi listrik. Secara umum, kita mengacu pada lenturan ketika cenderung
bervariasi pada posisi fisik yang menyingkat satu gabungan, meskipun jika sensor
yang terlibat sedemikian diperpanjang, atau diluruskan, yang merupakan gerak
mekanik berlawanan.

Gambar 2. Cara Keja Flex


Sensor

(Saggio, dkk, 2016)


7

1.5 Mikrokontroller Arduino


Mikrokontroler adalah Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol suatu
proses atau aspek-aspek dari lingkungan, satu contoh aplikasi dari mikrokontroler
adalah untuk memonitor rumah, Ketika listrik padam, energi backup di nyalakan
dengan sensor suara. Pada masanya, kontroler dibangun dari komponen-komponen
logika secara keseluruhan, sehingga menjadikannya besar dan berat, setelah itu
barulah di pergunakan mikroprosesor sehingga keseluruhan kontroler masuk
kedalam PCB yang cukup kecil, hingga saat ini masih sering kita lihat kontroler
yang dikendalikan oleh mikroprosesor biasa (Zilog Z80, Intel 8088, Motorola 6809,
dsb).
Proses pengecilan komponen terus berlangsung, semua komponen yang di
perlukan guna membangun suatu kontroler dapat dikemas dalam satu keping, maka
lahirlah komputer keping tunggal (one chip microcomputer) atau disebut juga
mikrokontroler. Dalam diskusi sehari-hari dan di forum internet mikrokontroler
sering dikenal dengan sebutan μC, uC. Terjemahan bebas dari pengertian tersebut,
bisa dikatakan bahwa mikrokontroler adalah komputer yang berukuran mikro
dalam satu chip IC (integrated circuit) yang terdiri dari processor, memory, dan
antarmuka yang bisa diprogram, jadi disebut komputer mikro karena dalam IC atau
chip mikrokontroller terdiri dari CPU, memory, dan I/O yang bisa kita kontrol
dengan memprogramnya. I/O juga sering disebut dengan GPIO (General Purpose
Input Output Pins) yang berarti : pin yang bisa kita program sebagai input atau
output sesuai kebutuhan. (Zaratul, dkk, 2014)

1.6 GPS (Global Positioning System)


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat dengan bantuan
penyelarasan sinyal satelit. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan dengan ketelitian
bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Sedangkan alat untuk menerima sinyal satelit yang dapat digunakan oleh
pengguna secara umum dinamakan GPS Tracker atau GPS Tracking, dengan
8

menggunakan alat ini maka dimungkinkan user dapat melacak posisi kendaraan,
armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time.
Dalam sistem navigasi GPS, Bagian yang paling penting adalah beberapa
satelit yang berada di orbit bumi atau yang sering kita sebut di ruang angkasa.
Satelit GPS saat ini berjumlah 24 unit yang semuanya dapat memancarkan sinyal
ke bumi yang lalu dapat ditangkap oleh alat penerima sinyal tersebut. Selain satelit
terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan, sehingga jadilah 3 bagian penting
dalam sistem GPS. Ketiga bagian tersebut terdiri dari GPS Control Segment (bagian
kontrol), GPS Space Segment (bagian angkasa), GPS User Segment (bagian
pengguna). (Kaplan, 2009)

1.7 Arduino Uno


Arduino Uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328
(Santoso, 2017). Board ini memiliki empat belas digital input/output pin (dimana
enam pin dapat digunakan sebagai output PWM), enam input analog, 16 MHz
osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang
diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer
dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau
baterai untuk menggunakannya. Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru
sebagai berikut :
a. 1,0 pinout: tambah SDA dan SCL pin yang dekat ke pin aref dan dua pin baru
lainnya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan IO REF yang memungkinkan
sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan dari board
sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih kompatibel dengan Processor yang
menggunakan AVR yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino yang
beroperasi dengan 3,3V (Javed, 2016). Yang kedua adalah pin tidak terhubung,
yang disediakan untuk tujuan pengembangannya.
b. Circuit Reset

Gambar 3. Board Arduino Uno (Sumber: Buku: Monster


Arduino)
9

1.8 Tahap Pelaksanaan


a. Studi Literatur
Penelitian ini dilakukan dengan mencari materi penunjang dari jurnal dan
buku . Referensi yang dicari meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pengumpulan data tentang metode movement and human physiology
recognition yang kemudian akan diterapkan pada gelang G-Lert serta
dikoneksikan pada advice android dan melakukan studi literatur terhadap
beberapa sumber yang berkaitan dengan penerapan movement and human
physiology recognition.
Proses ini dilakukan dengan cara studi literatur dan pengamatan kondisi
anak dibawah umur di lingkungan penulis. Studi literatur yang ada berasal dari
sumber pada website, buku hingga dari data-data pada jurnal ilmiah yang
menyampaikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan movement and
human physiology recognition dari sistem gelang G-Lert.

b. Identifikasi dan Permodelan Sistem


Identifikasi dan pemodelan sistem dilakukan untuk mendapatkan model
prototype dari sistem. Dalam hal ini gelang G-Lert akan berbentuk menyerupai
gelang anak-anak pada umumnya yang tidak menimbulkan kecurigaan pada
orang lain. Namun pada bagian bawah gelang G-Lert akan dibenamkan
komponen elektronik, baterai serta sistems sensor yang berfungsi mendukung
kerja dari gelang G-Lert saat mendeteksi adanya indikasi pelecehan.

c. Perancangan Hardware
Perancangan hardware yang akan digunakan dalam implementasi alat ini
meliputi perancangan minimum sistem arduino, modul pelacakan GPS, sistem
sensor, mekanis gelang G-Lert, power supply, perancangan model gelang G-
Lert, dan perancangan sistem pulse sensor.

d. Perancangan Software Gelang G-Lert dan Android


Perancangan software pada gelang G-Lert dilakukan dengan
menghubungkan system Arduino dengan aplikasi pelacak yang akan
digunakan pada smartphone android agar dapat saling terintegrasi dan
terhubung melalui media transmisi GPS.
10

e. Pembuatan Alat
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi indikasi pelecehan seksual terhadap
anak usia dini yang memanfaatkan prinsip kerja dari sistem arduino untuk
dapat mendeteksi adanya perubahan signifikan terhadap ciri fisiologi anak dan
akan mengirim sinyal minta tolong ke smartphone orang tua berupa lokasi
terkini dari anak yang dihubungkan pada sistem GPS yang terhubung pada
handphone android orang tua. Cara penggunannya cukup sederhana, pengguna
hanya perlu memakai gelang G-Lert ini seperti gelang pada umumnya..
Kemudian G-Lert akan mengidentifikasi perubahan tersebut dan menentukan
apakah perubahan fisiologis tersebut merupakan perubahan yang normal atau
tidak. Dan ketika masuk ke kategori tidak wajar, tentunya gelang G-Lert ini
akan mengirim sinyal minta tolong ke smartphone orang tua berupa sinyal
bahaya dan lokasi terkini pada anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :
a. Sensor dan MQTT merupakan teknologi yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah flex sensor yang dapat
mendeteksi adanya perubahan fisiologis seseorang dan dapat dikirimkan sinyal
perubahan tersebut pada suatu jaringan tertentu. Teknologi ini dapat dijadikan
solusi atas permasalahan mengenai pelecehan seksual terhadap anak.
b. Cara penggunaan dari sistem ini adalah hanya dengan memakaikan gelang G-
Lert ini seperti gelang pada umumnya.. Kemudian G-Lert akan mengidentifikasi
perubahan tersebut dan menentukan apakah perubahan fisiologis tersebut
merupakan perubahan yang normal atau tidak. Dan ketika masuk ke kategori
tidak wajar, tentunya gelang G-Lert ini akan mengirim sinyal minta tolong ke
smartphone orang tua berupa sinyal bahaya dan lokasi terkini pada anak.

3.2 Saran
a. Agar sensor dan tranduser dapat bekerja dengan baik maka pengguna harus
melakukan maintanance rutin pada alat.
b. Sebaiknya orang tua selalu mengaktifkan nada dering pada handphone agar
apabila ada pemberitahuan terkait alat, orang tua dapat langsung menghubungi
anaknya.
c. Sebaiknya orang tua

11
DAFTAR RUJUKAN
Hartalkar, Bhore, 2015. GSM based Home Automation using MQTT. New York:
Pearson Education.
Javed, Adam, 2016. Building Arduino Projects for Internet of Things:
Experiments with Real-World Applications. New York: Apress.
McGrath, M. J., 2013. Sensor Technologies: Healthcare, Wellness and
Environmental Applications. New York: Apress.
Ostchega Y, dkk., 2011. Resting pulse rate reference data for children, adolescents,
and adults: United States, 1999-2008. National Vital Statistics Rep. 2011; 41:
1-16.)
Rogowski O, dkk., 2009. Elevated resting heart rate is associated with the metabolic
syndrome. Cardiovascular Diabetology. 8: 55.
Santoso, Hari. 2017. Monster Arduino Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula
Edisi ke-2. Malang: Elang Sakti
Verrier RL, Tan A., 2009. Heart rate, autonomic markers, and cardiac mortality.
Heart Rhythm. 6(11 Suppl): S68-S75.)
Zaratul, Nisa, dan Saputri. 2014. Aplikasi Pengenalan Suara Sebagai Pengendali
Peralatan Listrik Berbasis Arduino Uno. Malang: UB Press

12
DAFTAR ISI
1. COVER ....................................................................................................... i
2. DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
3. BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................. 2
4. BAB II: ISI .................................................................................................. 4
2.1 Kondisi Vital pada Anak ....................................................................... 4
2.2 Pulse Sensor .......................................................................................... 5
2.3 Node MCU dan MQTT ......................................................................... 5
2.4 Flex Sensor ............................................................................................ 6
2.5 Mikrokontroler Arduino ........................................................................ 7
2.6 GPS (Global Positioning System) ......................................................... 7
2.7 Arduino Uno .......................................................................................... 8
2.8 Tahap Pelaksanaan ................................................................................ 9
5. BAB III: PENUTUP .................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
3.2 Saran ...................................................................................................... 11
6. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12

ii

Anda mungkin juga menyukai