Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN BENTUK LENGKUNG GIGI DAN TIPE WAJAH

PADA ANAK DOWN SYNDROME DI KABUPATEN JEMBER

PROPOSAL ILMIAH

Oleh
Alda Utami Hidayana
NIM 161610101006

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : drg. Sulistiyani, M.Kes
Dosen Pembimbing Pendamping : drg. Dyah Setyorini, M.Kes

Penguji
Dosen Penguji Utama : Prof. drg. Dwi Prijatmoko, Ph.D
Dosen Penguji Anggota : drg. Berlian Prihatiningrum, M.DSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

GAMBARAN BENTUK LENGKUNG GIGI DAN TIPE WAJAH ............................. i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ..................Error! Bookmark not defined.
2.2 Down Syndrome ................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Klasifikasi Down Syndrome .............................Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Karakteristik Down Syndrome ..........................Error! Bookmark not defined.
2.3 Lengkung Gigi ...................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bentuk Lengkung Gigi . Error! Bookmark
not defined.
2.5 Bentuk Lengkung Gigi .......................................Error! Bookmark not defined.
2.6 Metode Pengukuran Bentuk Lengkung Gigi......Error! Bookmark not defined.
2.7 Tipe Wajah .........................................................Error! Bookmark not defined.
2.7.1 Tipe Wajah Leptoprosopic .................................Error! Bookmark not defined.
2.7.2 Tipe Wajah Euryprosopic ..................................Error! Bookmark not defined.
2.7.3 Tipe Wajah Mesoprosopic .................................Error! Bookmark not defined.
2.8 Pengukuran Tipe Wajah Menggunakan Facial Index ...... Error! Bookmark not
defined.
2.9 Kerangka Konsep ...............................................Error! Bookmark not defined.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Jenis Penelitian...................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................Error! Bookmark not defined.
3.3 Populasi dan Sampel ..........................................Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi Penelitian ............................................Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Sampel Penelitian..............................................Error! Bookmark not defined.
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian .........................Error! Bookmark not defined.

iii
3.4.1 Variabel Bebas ..................................................Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Variable Terikat ................................................Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Variabel Terkendali...........................................Error! Bookmark not defined.
3.5 Definisi Operasional ..........................................Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Pengukuran tipe wajah berdasarkan Facial Index .......... Error! Bookmark not
defined.
3.5.2 Menentukan bentuk lengkung gigi ....................Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Down syndrome.................................................Error! Bookmark not defined.
3.6 Alat dan Bahan ...................................................Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Alat Penelitian ...................................................Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Bahan Penelitian ...............................................Error! Bookmark not defined.
3.7 Prosedur Penelitian ............................................Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Tahap Persiapan ................................................Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Pengukuran Tipe Wajah .....................................Error! Bookmark not defined.
3.7.3 Pengukuran Bentuk Lengkung Gigi ...................Error! Bookmark not defined.
3.8 Pengolaan Data dan Penyajian Data ..................Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Pengeloaan Data................................................Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Penyajian data yang diperoleh penelitian yaitu :Error! Bookmark not defined.
3.9 Alur penelitian ...................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ilustrasi yang menunjukkan adanya tambahan kromosom 21 pada


anak down syndrome. ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Trisomy 21 ....................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 3 Mosaik .............................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 4 Penyandang down syndrome ............ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 5 Lengkung gigi Raberin ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 6 Orthoform tempalate bentuk (1) tapered, (2) square, (3) ovoid
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 7 Orthoform template bentuk tapered . Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 8 Orthoform template bentuk ovoid .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 9 Orthoform template bentuk square .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 10 Pengukuran lengkung gigi Raberin Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 11 Tipe wajah leptoprosopic ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 12 Tipe wajah euryprosopic ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 13 Tipe wajah mesoprosopic ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 14 Titik-titik yang diperlukan dalam pengukuran tipe wajah (foto
frontal) ............................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 15 Kerangka Konsep .......................... Error! Bookmark not defined.

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang dalam proses pertumbuhan
ataupun perkembangannya mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental,
intelektual, sosial, emosi ataupun emosional dibandingkan dengan anak - anak
normal seusianya. Terdapat macam - macam jenis anak dengan berkebutuhan
khusus, salah satunya adalah anak down syndrome. Down syndrome merupakan
suatu kondisi dengan kelainan kromosomal genetik, dengan ciri – ciri anak
mengalami keterbelakangan mental, tengganggu fungsi fisik, intelektual bahkan
fisiologi tubuh (Budiman, et al, 2011). Kromosom pada penyandang down
syndrome terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Biasanya kromosom 21 yang tidak dapat
memisahkan diri selama pembelahan sehingga terjadi individu yang memiliki 47
kromosom sedangkan pada kondisi individu normal memiliki 46 kromosom. Istilah
down syndrome diperkenalkan pertamakali oleh dokter berkewarganegaraan
Inggris yaitu dr. John Langdon Down. Down syndrome juga disebut sebagai
penderita mongolisme atau mongolid dikarenakan penderita ini mirip dengan
orang-orang Asia (oriental) (Gunarhadi, 2005).
Menurut World Health Organization (WHO) di dunia diperkiraan terdapat
penyandang down syndrome sebanyak delapan juta. Secara spesifik terdapat 3.000
- 5.000 anak yang lahir dengan kelainan kromosom per tahunnya. Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan di Indonesia, pada tahun
2010 terdapat 0,12% penyandang down syndrome. Peningkatan terjadi 0,01% di
tahun 2013 menjadi 0,13% (Riskesdas, 2013). Pada sumber yang sama
menyebutkan prevelensi anak down syndrome di Indonesia mencapai 300.000 jiwa
dengan perbandingan 1:1000 kelahiran bayi (Sulis, 2018).
Pertumbuhan pada penyandang down syndrome tentu tidak dapat optimal dan
cenderung mengalami perlambatan dan hambatan diberbagai sektor pertumbuhan.
Kondisi ini menyebabkan penyandang down syndrome memiliki karakteristik klinis
2

yang muncul secara bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak
minimal, sampai muncul tanda yang khas (Yordian & Pertiwi, 2018).
Keadaan rongga mulut pada penyandang Down syndrome memiliki
karakteristik khusus seperti protusi lidah, makroglosia, lidah berfisur, palatum
sempit dan tinggi, dental anomaly dan malformasi gigi. Malformasi gigi ini dapat
mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan lengkung gigi, yaitu karena tidak adanya keseimbangan dentofasial,
keturunan, lingkungan, pertumbuhan, perkembangan, etnik, fungsional ataupun
patologi (Joelijanto, 2012). Terdapat macam - macam bentuk lengkung gigi antara
lain square, ovoid, dan tapered (Othman, et al., 2012).
Terdapat perbedaan lainnya yang paling khas pada anak down syndrome yaitu
dilihat dari bentuk kepala yang brakisefali, dimana kondisi ini memiliki ukuran
kepala yang tidak seimbang, ukuran wajah bagian atas yang berkurang, ukuran
mandibula berkurang pada kedalaman dan lebar, secara sagital terjadi kekurangan
pada mandibula ke rahang atas dan ke wajah bagian atas dan kedua wajah bagian
atas dan bawah cenderung menonjol (Al-Shawaf, 2011). Bentuk kepala brakisefali
cenderung dimiliki oleh ras Mongoloid dengan ciri-ciri aperturanasal yang
membulat, sudut bidang mandibula yang lebih rendah, dan tipe wajah segiempat
(square). Tipe wajah terdapat beberapa klasifikasi dari tipe wajah, yaitu
hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic, dan
hyprleptoprosopic (Rakosi, et al., 1993).
Struktur morfologi wajah mempunyai hubungan dengan bentuk lengkung gigi.
Swasonoprijo dalam penelitiannya menyatakan bahwa, tipe wajah manusia
berhubungan dengan bentuk kepala dan lengkung gigi. Biasanya pada manusia
yang kondisinya normal dengan bentuk kepala brachychepalic mempunyai tipe
wajah euryprosopic dan bentuk lengkung gigi yang lebar (square). Sedangkan pada
kepala dolicochepalic biasanya tipe wajah leptoprosopic dan lengkung gigi yang
sempit (tapered) serta pada tipe wajah mesoprosopic memiliki lengkung gigi
berbentuk parabola (ovoid) (Nahidh, et al., 2012).
Pada uraian di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk lengkung gigi
dan tipe wajah pada anak - anak penyandang down syndrome khususnya di
3

Kabupaten Jember. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengeluarkan sebuah atlas
sebagai acuan informasi mengenai anak – anak penyandang down syndrome

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran bentuk lengkung gigi pada anak penyandang
down syndrome di Kabupaten Jember
2. Bagaimanakah gambaran tipe wajah pada anak penyandang down
syndrome di Kabupaten Jember

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mempelajari gambaran bentuk rahang pada anak penyandang
down syndrome
2. Untuk mempelajari gambaran tipe wajah pada anak penyandang down
syndrome

1.4 Manfaat
Pada penelitian ini diharapkan memiliki manfaat akademis dan manfaat
praktis dalam penggunaanya. Berikut akan dijelaskan tentang manfaat
praktis dan akademis penelitian ini
1. Memberikan informasi mengenai bentuk lengkung gigi pada anak
penyandang down syndrome
2. Memberikan informasi mengenali tipe wajah pada anak penyandang down
syndrome
3. Data penelitian dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan upaya
tindakan preventif untuk mengenali anak penyandang down syndrome

Anda mungkin juga menyukai