Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH DASAR – DASAR AGRONOMI

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

Dosen Pengampu : - Dr. Ir. Sarman S, M.P.


- Yulia Alia S.p., M.P.

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Eka Merliana (D1A018009)


Adji Nur Adha (D1A018012)
Novi Dwi Nur’aini (D1A018022)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengeahuan. Namun, berkat bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak
kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
2. Dosen Pengampu bapak Dr. Ir. Sarman S, M.P. dan ibu Yulia Alia
S.p., M.P.yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk
membuat makalah ini.
Kami menyadari masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan rekan mahasiswa.

Jambi, 26 Oktober 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian perbanyakan tanaman secara vegetative ......................................2


2.2 Siklus hidup aseksual atau vegetatif ..............................................................3
2.2.1 Teknik Perbanyakan Dengan Okulasi (Budding) .................................4
2.2.2 Teknik Perbanyakan Dengan Stek ........................................................6
2.2.3 Teknik perbanyakan dengan penyambungan (grafting) .......................8
2.2.4 Teknik perbanyakan dengan pencangkokan .........................................10
2.2.5 Teknik perbanyakan dengan kultur jaringan ........................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................20

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan tanamana secara vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu perbanyakan
tanaman secara vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami dilakukan
tanpa adanya campur tangan manusia, sehingga terjadi secara alamiah. Biasanya
terjadi melalui tunas, umbi, dan geragih (stolon). Sedangkan vegetatif buatan
terjadi dengan bantuan manusia. Vegetatif buatan terbagi menjadi dua yaitu
vegetative buatan secara konvensional dan vegetatif buatan secara bioteknologi.
Perbanyakan tanaman melalui vegetatif buatan dilakukan pada tanaman yang
memiliki kambium. Pada umumnya penggunaan vegetatif buatan tidak dapat
dilakukan pada tanaman berkeping satu (monokotil). Perbanyakan secara
vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok dan merunduk.
Selain itu ada perbanyakan tanaman yang digabungkan antara vegetatif alami dan
buatan yaitu dengan cara grafting. Grafting merupakan teknik perbanyakan
tanaman dengan menggabungkan batang bawah tanaman dengan mata tunas
induk yang lain.
Perbanyakan secara vegetatif memiliki keunggulan seperti tanaman yang
dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan lebih cepat berbunga
serta berbuah. Sedangkan kekurangannya yaitu membutuhkan pohon induk yang
lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak serta memiliki akar
yang kurang kokoh. Perbanyakan tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu
yang singkat dan tempat terbatas sangat dibutuhkan dalam upaya
peningkatan kualitas pertanian.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk agar mahasiswa dapat mengetahui
macam-macam perbanyakan tanaman secara vegetatif, siklus hidup vegetatif.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif


Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang
menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, dan daun.
Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Pada banyak
tanaman pembiakan secara vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna,
tetapi dalam hal lain juga bias dilakukan oleh manusia.Baik perbanyakan secara
generatif (benih) maupun perbanyakan secara vegetatif (bibit), kedua-duanya
digunakan petanikarena masing-masing mempunyai kelebihan.
Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik dalam kaitannya
dengan bahan tanam ini. Tanaman-tanaman seperti : padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, gandum, kelapa sulit diperbanyak secara vegetatif kecuali dengan
menggunakan teknik kultur jaringan. Sedangkan tanaman rambutan, apel, kopi,
kakao, tebu, ubi kayu, ubi jalar, dan lainnya lebih baik diperbanyak secara
vegetatif.
Sebab-sebab lain diulakukan pembiakan secara vegetatif:
1. Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji. Sebagai contoh:
macam-macam apel, almond, persik, pisang, nenas, dan kacapiring, yang pada
umumnya merupakan tanaman triploid.
2. Tanaman menghasilkan biji tetapi sukar berkecambah. Contoh: holly,
beberapa viburnum, mawar dan jenis-jenis palm.
3. Beberapa tanaman lebih resistemterhadap hama dan penyakit bila timbul pada
akar yang berhubungan pada tanaman tersebut. Contoh: persik, anggur
Eropah, sukun dan cemara.
4. Beberapa tanaman lebih tahan terhadap suhu dingin bila disambungkan pada
batang laiun jenis. Contoh: macam apel King, Baldwin, dan Grimes.
5. Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan. Contoh: anggur yang
disambungkan pada batang bawah tertentu yang menghasilkan tanaman lebih

2
besar serta hasil buah yang lebih banyak, demikian pula untuk tanaman karet
dan mawar.
6. Tanaman lebih ekonomis bila dibiakkan secara vegetatif. Conto: Strawbery,
blueberry, kentang dan pisang.

2.2 Siklus hidup aseksual atau vegetatif


Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk
diwarisi secara sempurna. Bagian-bagian tanaman pada fase siklus seksual
manapun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih
untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase
dewasa akan tetap menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih
karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi menunjukkan sifat juvenilnya ataupun
transisinya dan tetap secara biologi dewasa.
Dengan demikian perlu diketahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase
vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan
batang, peningkatan volume tanaman, dan perluasan daun. Pada fase
pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah
menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antara lain : setek
(batang, akar, dan daun) okulasi dan penyambungan. Tidak seperti perbanyakan
secara generatif yang dapat ditanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih
yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu
disemaikan lebih dulu sebelum ditanam di lapangan.
Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk: (a) memudahkan pemeliharaan
tanaman, misalnya penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore; (b)
menyediakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah halus
dan bila perlu dicampur pasir; (c) mengurangi biaya dan tenaga kerja, misalnya
bila harus menggunakan naungan, daripada membuat naungan tersebar diseluruh
lahan lebih murah membuat naungan di bedengan persemaian; (d) memberi
kesempatan menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah di lapangan sehingga

3
akan mengurangi persentase sulaman, dan (e) pada jenis-jenis tanaman tertentu
dengan transplanting (pindah tanam) memungkinkan diperoleh pertumbuhan
tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi.

2.2.1 Teknik Perbanyakan Dengan Okulasi (Budding)


Okulasi atau budding adalah teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan
dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu
dimasukkan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya
telah dikelupas.
Teknik okulasi dibedakan lagi menjadi T- budding dan Patch-budding
dengan beberapa modifikasi.
1. Okulasi T (T-budding)
Okulasi T namanya disesuaikan dengan bentuk torehan pada kulit
batang bawah untuk mempersiapkan tempat penyisipan tunas batang
atas. Teknik ini juga disebut shield budding karena dari bentuk potongan
kecil yang mengandung tunas yang akan dipindahkan ke batang bawah.
Okulasi T adalah metode tercepat penyambungan maupun okulasi
sehingga teknik ini banyak digunakan untuk memperbanyak bibit jeruk
dan mawar. okulasi T digunakan bila batang bawah dalam kondisi
pertumbuhan aktif dan kulit kayu mudah dipisahkan dari kayunya
dengan cara mencungkil kulit dengan kuku atau pisau. Jika kulit sulit
terlepas dari kayu, gunakan teknik okulasi keping (chipbudding) atau
teknik penyambungan lainnya, atau tunggu hingga kulit mudah terlepas
dari kayu.
2. Okulasi Tampalan (Patch Budding)
Teknik ini digunakan untuk spesies tanaman yang memiliki kulit
tebal, atau kulitnya mudah dikupas dari batangnya, misalnya kenari,
jambu mete, dan spesies yang menghasilkan lateks seperti sawo dan
nangka. Teknik ini caranya dengan mengangkat potongan persegi

4
panjang dari kulit batang bawah dan menggantinya dengan potongan
tunas tunggal yang berukuran sama yang diambil dari batang atas

a. Tujuan Okulasi
Tujuan utama okulasi dari okulasi tanaman adalah mendapatkan jenis
tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti tahan penyakit
serta sifat unggul lainnya yang diperoleh, serta mendapatkan hasil
penggabungan dari dua sifat berbagai jeis tanaman di induknya.
b. Manfaat Okulasi
Adapun untuk kegunaan dalam okulasi ini, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Proses Pembuahan dan Perkembangbiakan Lebih Cepat.
2. Meningkatkan Produktivitas Tanaman.
3. Pertumbuhan Tanaman Lebih Seragam.
c. Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan :
Kelebihan teknik okulasi:
1. Memperbanyak klon yang tidak bisa diperbanyak dengan cara
lain.
2. Mengambil kebaikan sifat batang bawah dan atas.
3. Mempercepat pertumbuhan dari seleksi bibit.
4. Memperoleh bentuk khusus pertumbuhan.
5. Memperbaiki bagian pohon yang luka atau rusak.
Kelemahan Teknik Okulasi :
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi
karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang
atas (entres) Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

5
2.2.2 Teknik Perbanyakan Dengan Stek
Setek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman
secara vegetatif. Tanaman yang disetek dipotong salah satu bagiannya.
Potongan tanaman bisa langsung ditanam ditanah.
Dibanding dengan perbanyakan vegetatif lainnya setek memiliki
beberapa
1. Kelebihan dan kekurangan teknik stek
Kelebihan Teknik Stek :
1. Sifat tanaman baru sama dengan induknya.
2. Bagian tanaman induk yang diperlukan sebagai bahan setek
relatif sedikit, sehingga tidak merugikan tanaman induk.
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknologi yang rumit.
4. Biaya yg dikeluarkan sedikit dan waktu yang diperlukan relatif
singkat.
5. Jumlah tanaman yang dihasilkan lebih banyak daripada cangkok
dan okulasi.
6. Tanaman baru hasil setek memiliki keseragaman umur.

Kelemahan Teknik Stek :


 Lebih Rumit dibandingkan dengan biji
 Harus memiliki Pohon Induk
 Lebih mahal dibandingkan biji
 Perakaran lebih lemah dibandingkan biji
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi regenerasi tanaman dari
setek.
1. Seleksi bahan setek
a Unsur hara pada tanaman yang disetek menunjukkan pengaruh
terhadap pertumbuhan akar , pucuk,atiolasi, dan juvenilitas dari
setek

6
b Bagian tanaman yang dipilih sebagai bahan setek tergantung kepada
spesies, pucuk lateral atau terminal, fase berbunga atau vegetatif.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah penyakit.
2. Waktu pengambilan
Pada beberapa tanaman, waktu pengambilan setek menentukan inisiasi
akar. Pada umumnya penyetekan dilakukan pada musim penghujan, guna
mencegah pengeringan pada setek.
3. Perlakuan pada setek
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai perlakuan pada setek
adalah : zat pengatur tumbuh atau bahan lain seperti 2,4-D, NAA, IBA,
IAA. Vitamin, seperti thiamin (B1), phiroxidine, riboflavin, asam
nikohinil, dan asam askorbat, dan unsur hara mineral, seperti Nitrogen,
Boron. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan setek
termasuk air, suhu, cahaya, media.
3. Macam – macam setek dan tekniknya
1. Setek batang
Setek batang merupakan setek yang paling penting. Bagian batang
yang memiliki kuncup lateral terminal dipotong lalu ditanam dengan
harapan akan tumbuh menjadi tanaman sempurna, contoh : ubi kayu, tebu,
jeruk.
2. Setek daun
Setek daun adalah helai daun dan petiole yang digunakan sebagai
setek. Cara ini biasanya dilakukan untuk tanaman hias yang tidak berkayu
seperti cocor bebek, begonia.
3. Setek daun pucuk
Setek daun pucuk terdiri dari helai daun petiole, dan potongan pendek
dari batang. Karena bahan yang dibutuhkan sedikit, dari bahan yang sama
metode ini bisa menghasilkan tanaman yang lebih banyak misalnya lada
bisa diperkembangkan dengan setek berdaun tunggal.
4. Setek akar

7
Akar yang digunakan sebagai setek harus diambil pada saat tanaman
tidak sedang aktif membuat pucuk-pucuk baru. Dalam kondisi demikian
bahan makanan dalam akar relatif lebih banyak sehingga keberhasilan
setek untuk tumbuh akan lebih baik. Hindari penanaman yang terbalik.
Contoh: sukun, cemara, jambu biji. Penanaman setek dapat dilakukan
secara vertikal, miring atau horizontal.

2.2.3 Teknik perbanyakan dengan penyambungan (grafting)


Teknik penyambungan dilakukan dengan menyambungkan atau
menyisipkan batang atas ke batang bawah. Batang bawah yang dugunakan
bisa berasal dari biji, setek bahkan tanaman yg sudah tua untuk diremajakan
atau diganti dengan varietas baru. Keuntungan perbanyakan tanaman dengan
cara sambung adalah bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan
tanaman induk yang diambil untuk batang atasnya.
1. Teknik penyambungan
1. Sambung Sambatan (Splice Graft)
Cara penyambungan ini dilakukan dengan memegang sambungan
batang bawah dengan batang atas sampai sambungan tersebut selesai
diikat
2. Sambung Baji (Wedge or Cleft Graft)
Penamaan ini sesuai dengan bentuk potongan yang dibuat sumbing
pada batang bawah dan baji pada batang atas.
3. Sambung Lidah (Whip and Tongue Graft)
Teknik ini untuk melengkapi sambung sambatan dengan
menambahkan lidah sambungan pada batang atas. Lidah berfungsi
memperkuat posisi sambungan sehingga lebih mudah mengikatnya.
Selain itu, batang atas dapat tetap kokoh duduk pada posisinya jika
dilakukan penyambungan kedua pada batang atas tersebut. Dengan
demikian ada ikatan yang kuat antara lapisan kambium batang

8
bawah dan batang ata sehingga ikatan sambungan ini sudah kuat
selama musim pertama.
4. Sambung Kulit (Bark Graft)
Sambung kulit merupakan teknik alternatif ketika batang bawah jauh
lebih besar dari batang atas. Salah satu syaratnya adalah kulit batang
bawah harus mudah diangkat dari kayunya.
5. Sambung Samping (Side Graft)
Sambung samping (kadang-kadang disebut veneer graft atau side
cleft grafting) merupakan teknik sambungan yang digunakan ketika
batang bawah lebih besar dari batang atasnya.
2. Keuntungan dan Kerugian Perbanyakan Tanaman Secara
Grafting adalah :
Keuntungan
 Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada
pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lain-lainnya.
 Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya
tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan,
temperatur yang rendah, atau gangguan lain yang terdapat di dalam
tanah.
 Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis
yang tidak di inginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki.
 Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-
buahan) dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan
batang (jika tanaman kehutanan).
Kerugian
 Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar
gampang patah jika ditiup angin kencang
 Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara scion dan
rootstock

9
2.2.4 Teknik perbanyakan dengan pencangkokan (marcottage atau
layerage)
Mencangkok merupakan salah satu cara perkembangbiakan vegetatif
buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat
yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Cangkok adalah cara
perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam batang atau dahan.
Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang
kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan manga
Waktu pencangkokan tidaklah tergantung pada musim atau yang
lain.Musim hujan maupun kemarau sebenarnya bukan masalah.walaupuan
keduanya ada kelebihan dan kekurangannya.Mencangkok pada musim
hujan,tentunya kita tidak usah repot-repot untuk menyiramnya.lagi pula jika
kita melakukan pencangkokan pada awal musim hujan,dalam musim itu juga
cangkokan telah jadi dan dapat ditanam. Kalau mencangkok pada musim
kemarau,memang kita harus rajin-rajin untuk menyiramnya agar tingkat
kelembaban media tanamnya tetap terjaga. Tapi lazimnya cangkokan pada
musim kemarau lebih cepat,karena pada saat musim ini pertumbuhan akar
sedang aktif.
a. Keuntungan dan kerugian mencangkok antara lain
keuntungan
1. Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji
2. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
3. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok
akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.
4. Produksi dan kualitas akan persis sama dengan tanaman induknya.
Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya
tinggi .

10
Kerugian mencangkok antara lain
a Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
c Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong.
d Dalam satu pohon induk hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa
dilakukan dengan cara ini.

b. Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut :


1. Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
2. Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
3. Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
4. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang
kecil sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
5. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah
gembur dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau
sabut kelapa.
6. Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung
atas dan bawah.
7. Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.
8. Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan
akar sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan
cangkokan siap ditanam di wadah baru.

Teknik cangkok banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias


atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara lain seperti melalui
biji, setek atau sambung. Tanaman yang biasa dicangkok umumnya memiliki
kambium dan zat hijau daun. Pencangkokan adalah metode menumbuhkan

11
akar adventif pada batang sementara batang tetap melekat pada tanaman induk
. Perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok memiliki kelebihan
diantaranya tanaman memiliki sifat unggul seperti tanaman induknya dan
tanaman lebih cepat berproduksi.
Faktor-faktor yang mempengarui regenerasi pada pencangkokan
1. Perlakuan yang menghambat translokasi bahan –bahan organik dari
pucuk ke bawah.
2. Hindari bagian yang diakarkan dari cahaya.
3. Adanya ZPT.
Macam-macam pencangkokan
Macam-macam cangkokan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pencangkokan ujung.
2. Pencangkokan sederhana.
3. Pencangkokan udara.
4. Pencangkokan bumbun.
5. Pencangkokan dengan penimbunan.

2.2.5 Teknik perbanyakan dengan kultur jaringan


Kultur jaringan merupakan metode guna mengisolasi salah satu bagian
dari tanaman seperti sekelompok sel ataupun jaringan yang ditumbuhkan
dengan kondisi aseptik, yang dapat menyebabkan bagian tanaman tersebut
untuk memperbanyak diri tumbuh menjadi sebuah tanaman yang lengkap
kembali.
Adanya teknik kultur jaringan menjadi salah satu cara untuk
memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pengertian kultur jaringan ialah
teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan cara isolasi salah satu
bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan untuk menumbuhkan bagian-
bagian tersebut ke dalam media buatan secara aseptik dimana kaya akan
nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tertutup yang dapat

12
tembus cahaya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri serta bergenerasi menjadi sebuah tanaman lengkap.
a. Prinsip
Prinsip utama dari kultur jaringan ini adalah perbanyakan tanaman
dengan memakai bagian vegetatif tanaman yang menggunakan media buatan
dan dilakukan di tempat yang steril. Berbeda dari teknik untuk memperbanyak
tanaman secara konvensional, teknik kultur jaringan merupakan teknik yang
dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam sebuah botol kultur dengan medium
serta pada kondisi tertentu. Oleh sebab itu, teknik pengertian kultur jaringan
dapat disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro yang merupakan kata dari
bahasa latin yang berarti ”didalam kaca”. Teori dasar dari teknik kultur in
vitro adalah Totipotensi. Totipotensi mempercayai bahwa setiap bagian-
bagian tanaman dapat berkembang biak, hal ini karena seluruh bagian
tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu, semua
organisme-organisme baru yang berhasil tumbuh akan mempunyai sifat yang
sama persis dengan induknya tersebut.
b. Prasyarat
Kultur jaringan membutuhkan beberapa prasyarat guna mendukung
kehidupan jaringan yang dikembangbiakkan tersebut. Salah satu hal yang
penting adalah sebuah wadah dan media tumbuh yang cukup steril. Media
tersebut akan digunakan sebagai tempat bagi jaringan tanaman untuk dapat
tumbuh serta mengambil nutrisi yang dapat mendukung kehidupan jaringan
tersebut. Media tumbuh akan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan
jaringan tanaman untuk hidup serta memperbanyak diri.
c. Syarat-syarat
 pemilihan eksplan sebagai bahan dasar dalam pembentukkan kalus,
terdapat beberapa syarat tumbuhan eksplan :
1. Jaringan tersebut pada saat sedang aktif pertumbuhanya, diharapkan
masih terdapat zat-zat tumbuh yang masih aktif sehingga akan
membantu perkembangan jaringan-jaringan selanjutnya.

13
2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian tumbuhan, seperti
: akar, kuncup, mata tunas, daun, umbi, dan ujung batang yang
dijaga kelestatriannya.
3. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian yang masih muda
(apabila ditusuk dengan menggunakan pisau akan terasa lunak
sekali).
 Pengaturan udara yang baik terlebih untuk kultur cair.
 Keadaan yang aseptik dan pengunaan medium yang cocok.
 Pilih bagian meristem, seperti ujung akar, daun akar muda,
keping biji, ujung batang, dan sebagainya. Jika memakai
menggunakan embrio pada bagian biji-biji yang lain sebagai eksplan,
perlu diperhatikan juga adalah kemasakan embrio, dormansi,
temperatur, dan waktu imbisi.
d. Media kultur jaringan
Media yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman sangat
bervariasi tergantung kepada spesies tanaman dan tujuan yang akan dicapai.
Misal untuk menumbuhkan akar, media dengan garam-garam makro
berkonsentasi rendah lebih baik dari pada media yang konsenterasi garam-
garam makro tinggi.
Secara umum media kultur jaringan tersusun dari berapa atau seluruh
dari komponen-komponen berikut: hara makro dan hara mikro, vitamin, gula,
asam amino, N organik, senyawa kompleks alamiah seperti air kelapa, ,juice
tomat dan lain-lain, buffer, arang aktif, zat pengatur tumbuh (terutama auksin
dan sitokinin), dan bahan pemadat.
Dalam pembuatan media pH merupakan faktor penting yang harus
diatur agar proses fisiologi sel sel tidak terganggu. Disamping itu faktor-
faktor berikut juga harus dipertimbangkan : 1. Kelarutan garam-garam
penyusun media. 2. Pengambilan (uptake) dari zat pengatur tumbuhan dan
garam-garam lain . 3. Efisiensi pembekuan agar. Pengaturan pH dilakuakn
dengan memberikan NaOH atau HCI setelah semua komponen media

14
dicampur merata. Pengaturan pH untuk sel-sel tanaman berkisar antara 5,5 -
5,8. Pengaturan pH dapat dilakukan sebelum sterilisasi media, atau setelah
media dipanaskan beberapa menit dalam autoclave ,atau setelah sterilisasi
media dengan menggunakan Na0H/HCI steril
Teori dasar kultur in vitro berasal dari teori yang di rumuskan oleh
schwan dan schleiden tahun 1883 yaitu tentang totipontensi (total genetic
pontential).Teori tersebut menyatakan bahwa sel atau jaringan mempunyai
kemampuan untuk membentuk semua tipe sel dan atau membentuk tanaman
lengkap Berdasarkan teori tersebut kemudian di kembangkan kultur jaringan
tanaman yang dapat didefinisikan sebagai sesuatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, kelompok sel ,jaringan dan
organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik (bebas jasad mikro),
sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman lengkap kembali .

e. Pengaruh faktor-faktor fisik terhadap pertumbuhan dan


perkembangan kultur
Sedikit yang diketahui tentang pengaruh faktor-faktor fisik karena :
1. Percobaan-percobaan tentang pengaruh faktor fisik seperti cahaya
dantemperatur sangat mahal.
2. Tidak ada hasil percobaan yang berbeda nyata tentang pengaruh C02
dan 02 terhadap kultur in vitro.
3. Hanya sedikit informasi tentang iklim mikro dalam botol kultur.
Secara umum faktor-faktor fisik yang mempengahui pertumbuhan dan
perkembangan adalah: cahaya, suhu, kelembaban, ketersediaan air,
oksigen ,dan karbondioksida. Sebagaimana panjang hari, penyinaran
dan komposisi spektur adalah sulit di atur. Walaupun ada yang
memberikan cahaya terus menerus, panjang penyinaran yang bisa
digunakan adalah 14-16 jam. Dalam kasus yang sangat khusus,
pertumbuhan dapat terjadi dalam kegelapan yang berkesinambungan.

15
Suhu selalu dijaga tetap pada 24-28 oC. Kadang-kadang tergantung
pada spesies dipilih temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi dari
kisaran temperatur tersebut. Pengaruh kelembaban terhadap
pertumbuhan dan perkembangan sediri sedikit di ketahui, karena
kelembaban di botol kultur relatif tinggi, kelembaban di kamar
tumbuhan (grwoth Chamber) kemungkinan hanya mempengaruhi
kehilangan air dari botol kultur. Akan tetapi kelembaban yang tinggi
dalam kamar tumbuh akan mengakibatkan Infeksi yang lebih tinggi.
Ketersediaan air mempengaruhi peluang pembungaan pembentukan
bakal bunga terlibat baik pada media cair kemungkinan pembungaan
tetap ada dengan menurunkan kelembaban udara Aerasi yang baik
merupakan suatu faktor yang penting untuk tumbuhan sel, jaringan
dan lain-lain, terutama untuk pembentukan akar. Apabila media yang
digunakan media cair, maka botol kultur harus selalu di goyang di
“shaker” untuk menjamin tersedianya oksigen. Walaupun secara
prinsip C02 dapat di gunakan sebagai sumber karbon namun
fungsinya telah di ganti dengan gula .

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang
menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, dan daun.
Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk
diwarisi secara sempurna. Bagian-bagian tanaman pada fase siklus seksual
manapun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Terdapat 5 teknik
perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu, teknik perbanyakan degan stek,
teknik perbanyakan degan okulasi (budding), teknik perbanyakan dengan
penyambungan (grafting), teknik perbanyakan dengan pencangkokan
(marcottage atau layerage), teknik perbanyakan dengan kultur jaringan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, ali. 2018. Jenis Teknik Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Untuk
Menghasilkan Bibit Yang Berkualitas Unggul. [internet]
https://www.rawabibit.com/2018/04/08/6-jenis-teknik-perbanyakan-vegetatif-
pada-tanaman-untuk-menghasilkan-bibit-yang-berkualitas-unggul/. (diakses
pada 24 Oktober 2019)

Limbongan, Jermia dan Muhammad Yasin. 2016. Teknologi Multiplikasi Vegetatif


Tanaman Budidaya. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Pengertian Okulasi, Proses, Syarat, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya. [internet]


https://dosenpertanian.com/pengertian-okulasi/ . (diakses pada 24 Oktober
2019)

simaremare. Evi Paulina. 2015. Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. [internet]


https://www.slideshare.net/EviPaulinaDamayantiS/perkembangan-vegetatif-
tumbuhanppt (diakses pada 26 Oktober 2019)

Soverda, Nerty.dkk. 2016. Bahan Ajar Dasar-Dasar Agronomi Jurusan


Agroekoteknologi Fakultas Pertanian universitas Jambi

Suwandi. Petunjuk Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan (Grafting).


Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Yogyakarta

[internet] https://gudangpustakailmu.blogspot.com/2016/11/generatif-dan-vegetatif-
tanaman.html (diakses pada 26 Oktober 2019)

[internet] http://masfikr.com/pengertian-kultur-jaringan/ (diakses pada 26 Oktober


2019)

18

Anda mungkin juga menyukai