Anda di halaman 1dari 16

Makalah Belajar dan Pembelajaran

Prinsip dan Komponen Pembelajaran

Disusun Oleh:

Chamila Putri Audina


Eka Wahyuni Nur’rohim (06081181823034)
Farhan Fadila (06081281823024)
Miranda Indah Pratiwi (06081181823065)
Ratna Sari
Rizma Elfariana (06081181823012)
Siti Aisyah (06081281823025)

Dosen Pengampu:

1. Indaryanti, S.Pd., M.Pd.

2. Novika Sukmaningthias, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
Kata Pengantar

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan, menjadikan orang atau


makhluk hidup belajar. Agar tercapai pembelajaran yang ideal, tentu ada prinsip
dan komponen yang harus diperhatikan dalam rangka terciptanya proses belajar.
Masing-masing prinsip dan komponen pembelajaran ini bergantung satu sama
lainnya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran yang di dalamnya memuat tentang prinsip umum dan khusus
pembelajaran, serta komponen pembelajra yang terdiri dari: tujuan pembelajaran,
sumber belajar, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.

Penulis sadar bahwa masih ada banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disempurnakan dari waktu ke waktu.

Indralaya, 02 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran,


bahan/materi pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Proses belajar mengajar termasuk penguasaan materi selalu akan berorientasi
kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran akan tercapai atau tidak
baru akan terjawab setelah diadakannya evaluasi dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa prinsip dalam pembelajaran?

1.2.2 Apa komponen dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui prinsip dalam pembelajaran

1.3.2 Untuk mengetahui komponen dalam pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dalam


proses pembelajaran dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan
tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah. Ada dua prinsip
pembelajaran, yaitu rinsip umum dan prinsip khusus.

A. Prinsip Umum

1. Bahwa belajar menghasilkan perilaku peserta didik yang relatif permanen.


2. Peserta didik memiliki potensi, dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuhkembangkan.
3. Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear
sejalan proses kehidupan.

B. Prinsip Khusus

Robert Mills Gagne, ahli psikologi pendidikan Amerika, dalam bukunya


yang berjudul Conditioning of Learning menjelaskan prinsip-prinsip
pembelajaran sebagai berikut:

1. Perhatian dan Motivasi (Gaining Attention).


Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya
perhatian, aktivitas belajar tidak mungkin terjadi. Motivasi merupakan
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan seseorang untuk melakukan
aktivitas tertentu (belajar). Motivasi juga erat hubungannya dengan minat.
Tanpa adanya minat, motivasi sulit akan muncul.
2. Keaktifan.
Belajar akan terjadi jika anak mengalami sendiri. Menurut filsuf John
Dewey, belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan anak untuk
dirinya sendiri.
3. Keterlibatan Langsung (Eliciting Performance).
Belajar harus dilakukan sendiri, tidak bisa di wakilkan kepada orang lain.
Menurut Edgar Dale, belajar paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam istilah John Dewey, “Learning by doing”.
4. Pengulangan (Stimulation Recall).
Menurut Thordike, belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus
dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu
memperbesar peluang timbulnya respon benar (hasil belajar).
5. Tantangan (Presenting The Stimulus).
Kurt Lewin, Psikolog As-Jerman, menjelaskan bahwa anak dalam aktivitas
belajar berada dalam suatu medan. Di sana anak menghadapi situasi untuk
mencapai sebuah tujuan namun mendapat berbagai hambatan (dalam
mempelajari bahan belajar), kemudian timbul keinginan mengatasi
hambatan tersebut. Jika anak berhasil mengatasi hambatan tersebut, maka
ia telah berhasil mencapai tujuan belajar.
6. Balikan dan Penguatan (Providing Feedback).
Dari teori belajar Operant Conditioning, BF Skinner dijelaskan bahwa
pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan yang
dapat mengakibatkan perilaku tersebut berulang kembali sesuai dengan
keinginan. Menurut Skinner lagi, jika respon anak baik maka harus segera
diberi penguatan postif agar respon tersebut bertambah baik atau minimal
bertahan.
7. Perbedaan Individual (Assessing Performance).
Proses pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individu. Masing-
masing individu pasti mempunyai kemampuan, karakteristik dan gaya
belajar yang berbeda-beda.
C. Prinsip Pembelajaran Matematika

Tahun 2000, National Council of Teachers of Mathematics


mengembangkan Principles and Standards for School Mathematics yang
dituangkan dalam sebuah dokumen yang memuat enam prinsip-prinsip dasar
pengajaran matematika di sekolah, dan standar pengajaran matematika yang
terdiri dari standar konten dan standar proses.

Enam prinsip dasar pengajaran matematikadi sekolah, yaitu:


1. Ekuitas. Keunggulan dalam pendidikan matematika membutuhkan
harapan ekuitas yang tinggi dan dukungan kuat untuk semua siswa. Semua
siswa, terlepas dari karakteristik pribadi mereka, latar belakang, atau
tentang fisik, bisa belajar matematika ketika mereka memiliki akses ke
instruksi matematika yang berkualitas tinggi. Ekuitas tidak berarti bahwa
setiap siswa harus menerima instruksi yang sama.
2. Kurikulum. Kurikulum matematika yang efektif berfokus pada
matematika penting yang akan mempersiapkan siswa untuk studi lanjutan.
3. Pengajaran. Mengajar matematika yang efektif memerlukan pemahaman
apa yang siswa ketahui dan kemandirian mendukung mereka untuk belajar
dengan baik. Pemahaman siswa terhadap matematika, kemampuan mereka
untuk memecahkan masalah dan keyakinan mereka dibentuk oleh
pengajaran yang mereka hadapi di sekolah.
4. Belajar. Siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara
efektif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya. Dengan menyelaraskan pengetahuan faktual dan kemampuan
prosedural dengan pengetahuan konseptual dalam pembelajaran
matematika.
5. Penilaian. Penilaian harus mendukung pembelajaran matematika dan
memberikan informasi yang berguna untuk para guru dan siswa.
6. Teknologi. Teknologi sangat penting dalam mengajar dan belajar
matematika, hal ini akan mempengaruhi pembelajaran yang diajarkan dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
2.2 Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi yang sengaja diciptakan agar terjadi


proses belajar pada diri peserta didik. Ada beberapa hal, unsur, bagian dari
keseluruhan proses belajar yang harus diperhatikan. Hal-hal ini dikatakan
sebagai komponen pembelajaran, yang terdiri dari: tujuan pembelajaran,
bahan/materi pembelajaran (sumber belajar), media pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen
pembelajaran ini bergantung satu sama lainnya.

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan target yang akan dicapai dari suatu


proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini harus dinyatakan secara jelas
dan terukur. Ada dua macam tujuan pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus. Yang termasuk tujuan pembelajaran
umum adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan yang
termasuk dalam tujuan pembelajaran khusus adalah indikator pembelajaran.

Berikut beberapa contoh tujuan pembelajaran: melalui serangkaian


investigasi sederhana peserta didik dapat menentukan nilai rasio trigonometri
(sinus, cosinus, dan tangen) pada segitiga siku-siku sudut 30° , 45° , dan 60° ;
peserta didik dapat menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan logaritma; melalui diskusi kelompok peserta didik dapat
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan dengan aktif dan
bertanggung jawab dalam mendeskripsikan peluang komplemen suatu
kejadian.

B. Sumber Belajar

Bahan/materi pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat


digunakan oleh peserta didik untuk memudahkan terjadinya proses belajar
pada dirinya. Bahan/materi pembelajaran yang digunakan haruslah relavan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru sebagai bagian dari
proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi
peserta didik untuk mendapatkan bahan/materi pembelajaran karena guru
juga yang merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Materi pembelajaran
mencakup fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

a. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau telah dialami/dikerjakan


bisa berupa objek atau keadaan tentang sesuatu hal.
b. Konsep/teori adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian umum,
suatu set atau sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian fakta,
dimana pernyataan tersebut harus memadukan, universal, dan
meramalkan.
c. Prinsip merupakan suatu aturan/kaidah untuk melakukan sesuatu, atau
kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir.
d. Proses adalah serangkaian gerakan, perubahan, perkembangan atau
suatu cara/ prosedur untuk melakukan kegiatan secara operasional.

C. Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Media pembelajaran adalah media yang dapat mengantarkan
pesan (informasi pembelajaran) dari guru kepada peserta didik. Segala
sesuatu yang dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga
terjadi proses belajar pada diri peserta didik juga diartikan sebagai media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
membantu proses interaksi anatara guru dan peserta didik, interaksi antara
guru dengan sumber belajar, dan juga interaksi antara peserta didik dan
sumber belajar.

Menurut Ibrahim (Nurdin, 2016), media pembelajaran memiliki fungsi


sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas,
sehingga mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
b. Mengatasi keterbatasanruang waktu dan daya indra
c. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
d. Menimbulkan gairah belajar peserta didik
e. Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara peserta
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
f. Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.
g. Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam menerima
pesan.

Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (Nurdin, 2016), manfaat media


pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oelh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
d. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Media pembelajaran memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah


media pembelajaran dalam bentuk cetak dan media dalam bentuk non cetak.
Media cetak dapat berupa buku, poster, lembar kerja peserta didik, foto,
gambar, grafik, dan lai-lain. Media non cetak dapat berupa media audio atau
visual seperti musik, video/film, slide presentasu, atau software-software
pembelajaran, dan lain-lain. Media non cetak dapat berupa juga alat peraga.

Alat peraga adalah alat yang dipergunakan untuk memperagakan.


Dalam pembelajaran matematika, yang dapat dijadikan sebagai alat peraga
diantaranya adalah kerangka bangun ruang, kartu bilangan. Software-software
pembelajaran matematika juga dapat dikatakan sebagai alat peraga, seperti
Geogebra, Cabri, Matlab, dan lain-lain. Software ini dapat dikatakan sebagai
alat peraga karena fungsinya dapat digunakan untuk memperagakan atau
mendemonstrasikan tentang sesuatu topik matematika. Alat peraga biasanya
digunakan untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep
matematika, dan sebagai alat bantu untuk melihat secara nyata terkait konsep-
konsep yang sedang dibahas.

Media pembelajaran secara umum berfugsi untuk meningkatkan


motivasi belajar peserta didik, mengefisienkan waktu penyampaian materi oleh
guru, dan lain-lain. Pemilihan media pembelajaran tergantung pada topik yang
akan disampaikan san situasi atau keadaan peserta didik serta ketersediaan
sarana dan prasarana dalam pembelajaran.

D. Strategi Pembelajaran

Pendekatanpembelajaranadalahsuatuupaya menghampiripembelajaran
melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu. Pendekatan pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai aplikasi suatu cara pandang dan pandangan
tertentu dalam memahami makna pembelajaran. Pendekatan merupakan titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Secara umum ada
dua pendekatan, yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher-centered learning) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student-centered learning).
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa
dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut kemp (1995) strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Strategi pembelajaran dibedakan berdasarkan karakteristik sebagai
berikut:
1) Berdasarkan rasio guru dan siswa
2) Berdasarkan pola hubungan guru dan siswa
3) Berdasarkan peranan guru dan siswa dalam mengelola materipembelajaran
4) Berdasarkan proses berpikir dalam mengolah materi pembelajaran
Untuk memilih strategi pembelajaran ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan (Sanjaya, 2011) yaitu:
a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya adalah:
 Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?
 Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
apakah tingkat tinggi atau rendah?
 Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akdemis?
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya adalah:
 Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori
tertentu?
 Apakah untuk mempelajari materi pelajaran itu memerlukan prasyarat
tertentu atau tidak?
 Apakah tersedia buku-buku sumber ntuk mempelajari materi itu?
c. Pertimbangan dari sudut siswa.
Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya adalah:
 Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan
siswa?
 Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan
kondisi siswa?
 Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?
d. Pertimbanagan-pertimbangan lainnya.
Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya adalah:
 Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?
 Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang
dapat digunakan?
 Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efesiensi?

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat


digunakan untuk merancang pembelajaran.

E. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan proses yang dilakukan untuk


menilai pencapaian tujuan pembelajaran serta menilai pelaksanan
pembelajaran yang telah dilakukan.Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi, pengukuran dan tes.
1. Jenis Jenis Evaluasi Pembelajaran
Unsur pokok dalam evaluasi pembelajaran adalah
a. objek yang akan dievaluasi
b. kriteria sebagai pembanding, dan
c. keputusan (Judgment).

Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam evaluasi


pembelajaran antara lain
a. validitas
b. reliabilitas
c. obyektivitas
d. representatif
e. fairness
f. praktis

Menurut fungsinya, evaluasi dibedakan ke dalam empat jenis, yaitu:


1. Evaluasi formatif menekankan kepada upaya memperbaiki proses
pembelajaran.
2. Evaluasi sumatif lebih menekankan kepada penetapan tingkat
keberhasilan belajar setiap siswa yang dijadikan dasar dalam penentuan
nilai dan atau kenaikan dan kelulusansiswa.
3. Evaluasi diagnostik menekankan kepada upaya memahami kesulitan
siswa dalam belajar, sedangkan evaluasi penempatan menekankan
kepada upaya untuk menyelaraskan antara program dan proses
pembelajaran dengan karakteristik kemampuan siswa.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi menurut syarat-syarat psikologis bertujuan agar kita
(guru) mengenal siswa selengkap mungkin dan agar siswa mengenal
dirinya seutuhnya. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk
mempertinggi hasil pengajaran, karena itu evaluasi tidak bisa dipisahkan
dari belajar dan mengajar, dan intinya adalah evaluasi belajar dengan
tujuan untuk memperbaikinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Agar tercapai pembelajaran yang ideal, tentu ada prinsip dan komponen
yang harus diperhatikan dalam rangka terciptanya proses belajar. Prinsip
pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dalam proses
pembelajaran dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya
proses pembelajaran yang dinamis dan terarah. Ada dua prinsip pembelajaran,
yaitu rinsip umum dan prinsip khusus. National Council of Teachers of
Mathematics juga telah mengembangkan Principles and Standards for
School Mathematics yang memuat enam prinsip-prinsip dasar pengajaran
matematika di sekolah. Ada beberapa hal, unsur, bagian yang saling
bergantung dan harus diperhatikan dalam proses belajar, yang disebut
komponen pembelajaran.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan yang ada
dalam diri penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sara
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan kelengkapan makalah
ini ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hafizah, Indaryanti. (2017). “Belajar dan Pembelajaran MATEMATIKA”.


Palembang. Unri Press.

Gagne, Robert Mills. (1970). “Conditioning of Learning” dalam


http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/87180/mod_resour
ce/content/1/Prinsip%20Pembelajaran.pdf (diakses pada 02 Februari 2020)

NCTM. (2000). “Principles and Standards for School Mathematics” dalam


https://fahrulusman.files.wordpress.com/2016/04/nctm-timss-pisa-and-
adding-it-up.pdf (diakses pada 03 Februari 2020)

Riyana, Cepi. “Kurikulum Pembelajaran” dalam

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEN
D._LUAR_BIASA/196209061986011-
AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf&ved=2
ahUKEwiMqZ (diakses pada 03 Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai