Hadis ṣaḥīḥ
Kata ṣaḥīḥ dalam bahasa diartikan sehat, yang dimaksud hadis ṣaḥīḥ adalah
hadis yang sehat dan benar tidak terdapat penyakit dan cacat.
Hadis ṣaḥīḥ menurut istilah ulama berbeda pendapat, namun secara umum
pendapat mereka tidak ada perbedaan yang jauh. Diantara pendapat para ulama
Hadis yang sambung sanadnya diriwayatkan oleh orang yang adil dan sempurna
a. Rangkaian periwayat dalam sanad itu harus bersambung mulai dari periwayat
b. Para periwayatnya harus terdiri dari orang-orang yang ṭiqat, dalam arti adil
dan ḍābiṭ,
d. Hadisnya tidak syadz, yakni tidak lebih lemah dibanding dengan riwayat lain
yang bertentangan.
benar saling bertemu dan mengambil hadis secara langsung dari syekhnya,
b. Periwayatnya ‘adil
mukallaf (balig), berakal sehat, bukan fāsiq dan tidak pula jelek prilakunya
1) Keterangan seseorang atau beberapa ulama ahli ta’dīl bahwa seorang itu
bersifat adil .
dari golongan muktazilah yang menilai bahwa sahabat yang terlibat dalam
tulisannya.
diketahui melalui:
d. Tidak Syaż
Maksudnya ialah hadis itu benar-benar tidak syaż, dalam arti tidak
bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh orang yang lebih ṡiqah.
e. Tidak Ber’illat
Maksudnya tidak ada sebab yang samar yang dapat menurunkan derajat
‘Illat hadis dapat terjadi pada sanad maupun pada matan atau pada
terjadi adalah pada sanad, seperti menyebutkan muttaṣil terhadap hadis yang
Hadis ṣaḥīḥ sebagai sumber ajaran Islam lebih tinggi kedudukannya dari hadis
ḥasan dan ḍa’īf.
Semua ulama sepakat menerima hadis ṣaḥīḥ sebagai sumber ajaran Islam atau
hujjah yang dapat diterima untuk menentukan masalah aqidah, hukum dan akhlak.
ḥadīṡ yang adil dan sempurna keḍābiṭannya disetiap tingkatan sanad, tidak
dari gurunya, adapun ‘an’anah-nya Mālik dari Ibn Syihab dan ibn Jabir
termasuk muttaṣil, karena mereka bukan orang yang me-mudallas-kan
b. Para periwayatnya semua adil, sempurna ḍābiṭ nya, dan menjaga murū̇ah.
- Abdullah bin Yusuf dijuluki oleh ulama hadis sebagai rijāl yang ṡiqah
dan muttaqin,
- Mālik bin Anas adalah imam muḥaddiṡīn dan fuqaha’, al-hāfiż, dan amīrul mu’minīn fi al ḥadīṡ (hafal
semua hadis yang jumlahnya lebih
Definisi menurut jumhur ahli hadis adalah : “hadis ḥasan jika ada hadis
yang sama dengan sanad yang berbeda yang bisa menguatkan dengan syarat
Dinamakan “ṣaḥīḥ ligairihi” karena hadis ini sebenarnya tidak ṣaḥīḥ tapi
naik derajat menjadi ṣaḥīḥ karena ada hadis lain yang menguatkannya.
Urutan derajad hadis ṣaḥīḥ ligairihi adalah dibawah ṣaḥīḥ liżātihi di atas
ḥasan liżātihi.
Hadis ini sebenarnya hadis ḥasan liżātihi, karena Basyar bin Umar
adalah orang yang terkenal adil, jujur, menjaga murū'ah, namun ke-ḍābiṭ-
annya dibawah standar periwayat hadis ṣaḥīḥ (kurang ḍābiṭ). Namun hadis
ini banyak sanad yang lain yang menguatkan sehingga hadis ini disebut ṣaḥīḥ
Adalah hadis yang sanadnya disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim.
diriwayatkan oleh Imam selain Bukhari dan Muslim. Adapun rijāl sanadnya
termasuk rijāl sanad yang dikategorikan ṭiqat oleh Imam Bukhari dan Muslim.
5) Hadis yang sanadnya memenuhi syarat ṣaḥīḥ Bukhari saja namun Bukhari
6) Hadis yang sanadnya memenuhi syarat ṣaḥīḥ Muslim namun Imam Muslim
7) Hadis yang sanadnya ṣaḥīḥ menurut selain Imam Bukhari dan Muslim seperti;
ṣaḥīḥ menurut Ibnu Hibban, ṣaḥīḥ menurut Ibnu Huzaimah, ṣaḥīḥ menurut
Ibnu Majah, ṣaḥīḥ menurut Imam al-Hakim, dan lain-lain tapi tidak ṣaḥīḥ
6. Urutan “sanad yang paling ṣaḥīḥ ” atau biasa disebut “silsilah emas”
I. Dari Sahabat Abdullah bin Umar: “Mālik dari Nāfi’ dari Ibnu Umar”. (silsilatu
II. Dari Sahabat Anas bin Mālik: “Humad bin Salmah dari Tsabit dari Anas”.
III. Dari Sahabat Abu Hurairah: “Suhail bin Abi Shalih dari Ayahnya dari Abi
Hurairah”
Buku yang khusus mengumpulkan hadis ṣaḥīḥ pertama kali adalah ṣaḥīḥ
Secara umum ulama sepakat bahwa ṣaḥīḥ Bukhari lebih unggul dibanding
sistimatika ṣaḥīḥ Bukhari karena dalam ṣaḥīḥ Muslim tidak memotong matan
hadis dan tidak mengulang-ulang sanad. Sehingga lebih mudah mencari ḥadīṡnya.