SKENARIO 5
“Kelainan jantung pada bayi dengan gizi buruk”
DISUSUN OLEH :
• AFIFAH NAFISAH PUTRI
(71190811073)
SGD 12
SEMESTER 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Lembar Penilaian Makalah
NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai
1 Ada Makalah 60
2 Kesesuaian dengan LO 0 – 10
3 Tata Cara Penulisan 0 – 10
4 Pembahasan Materi 0 – 10
5 Cover dan Penjilidan 0 – 10
TOT AL
Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah dari pelaksanaan
SGD (Small Group Discussion) saya. Makalah ini disusun berdasarkan
pengalaman dan pengamatan saya selama melakukan kegiatan berdasarkan
paradigma pembelajaran yang baru. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
saya dalam bidang studi kedokteran yang menggunakan metode PBL (Problem
Based Learning). Laporan ini diharapkan dapat sebagai bahan acuan untuk
mencapai penggunaan metode baru tersebut secara berkelanjutan. Saya berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan
untuk mempermudah dalam penyampaian informasi metode pembelajaran ini.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada tutor kami yang telah
membimbing kami selama proses pembelajaran dan SGD hingga selesainya
skenario 5 modul 5. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu ksaya menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari
para pembaca untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberi manfaat pada kita semua.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………….……………………………………………… ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………..…………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah………..………………………………………………... 2
1.3 Rumusan Masalah……………...……………………………………………. 2
1.4 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………….…..………………………………….…... 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………........ 15
BAB I
PENDAHULUAN
Yang termasuk PJB asianotik dengan aliran pirau dari kiri kanan :
a) Atrial Septal Defect (ASD)
Atrial Septal Defect (ASD) atau defek septum atrium adalah kelainan akibat
adanya lubang pada septum intersisial yang memisahkan antrium kiri dan kanan. 1
Defek ini meliputi 7-10% dari seluruh insiden penyakit jantung bawaan dengan
rasio perbandingan penderita perempuan dan laki-laki 2:1.
Berdasarkan letak lubang defek ini dibagi menjadi defek septum atrium
primum, bila lubang terletak di daerah ostium primum, defek septum atrium
sekundum, bila lubang terletak di daerah fossa ovalis dan defek sinus venosus, bila
lubang terletak di daerah sinus venosus, serta defek sinus koronarius.
Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik yakni dengan askultasi
ditemukan murmur ejeksi sistolik di daerah katup pulmonal di sela iga 2-3 kiri
parasternal.16 Selain itu terdapat juga pemeriksaan penunjuang seperti
elektrokardiografi (EKG) atau alat rekam jantung, foto rontgen jantung,
MR,kateterisasi jantung, angiografi koroner, serta ekokardiografi.12 Pembedahan
dianjurkan untuk semua penderita yang bergejala dan juga yang tidak bergejala dan
penutupan defek tersebut dilakukan pada pembedahan jantung terbuka dengan
angka mortalitas kurang dari 1%.
a) Stenosis pulmonal
Istilah stenosis pulmonal digunakan secara umum untuk menunjukkan
adanya obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau a. pulmonalis dan 14
cabang-cabangnya. Kelainan ini dibagi menjadi 3 tipe yaitu valvar, subvalvar,
dan supravalvar. Stenosis pulmonal 80% merupakan tipe valvuler dan ditemukan
sebagai kelainan yang berdiri sendiri. Insiden stenosis pulmonal meliputi 10% dari
keseluruhan penyakit jantung bawaan. Sebagian besar stenosis pulmonal bersifat
ringan dengan prognosis baik sepanjang hidup pasien. Pada stenosis yang berat
akan terjadi limitasi curah jantung sehingga menyebabkan sesak napas, disritmia
hingga gagal jantung. Pada stenosis pulmonal ringan sampai sedang terdengar
bunyi jantung ke-2 yang melemah dan terdapat klik ejeksi sistolik. Klik diikuti
dengan murmur ejeksi sistolik derajat I-III pada tepi kiri atas sternum yang
menjalar ke punggung.
Terapi yang dianjurkan pada kasus sedang hingga berat ialah valvuloplasti
balon transkateter. Prosedur ini sekarang dilakukan oleh bayi kecil, sehingga dapat
menghindari pembedahan neonates yang berisiko tinggi.
b) Stenosis aorta
Pada kelainan ini dapat ditemui katup aorta hanya memilki dua daun yang
seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Dalam jangka
waktu tertentu lubang atau pembukaan katup tersebut sering menjadi kaku dan
menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium. Stenosis pulmonal mencakup
5% dari total keseluruhan penyakit jantung bawaan dengan predominasi laki-laki
2:1.
Pada pasien stenosis aorta yang ringan atau pun moderat sering tidak
memberikan keluhan, tapi stenosis akan makin nyata karena proses fibrosis dan
kalsifikasi pada waktu menjelang kian dewasa. Klik ejeksi sistolik akan terdengar
keras dan jelas di sela iga 2-3 pada tepi kanan atas sternum. Stenosis aorta yang
ringan dan asimptomatik biasanya tidak diperlukan tindakan apapun kecuali
profilaksis antibiotik untuk mencegah endocarditis.
c) Koarktasio aorta
Koarktasio aorta merupakan kelainan jantung non sianotik yang paling
banyak menyebabkan gagal jantung pada bayi-bayi di minggu pertama setelah
kelahirannya. Insidens koarktasio aorta kurang lebih sebesar 8-15% dari seluruh
kelainan penyakit jantung bawaan serta ditemukan lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan (2:1).
Diagnosis dapat dengan menemukan adanya perbedaan yang besar antara
tekanan darah pada extremitas atas dengan extremitas bawah. Foto rontgen dada
memperlihatkan kardiomegali dengan kongesti vena pulmonalis, pemeriksaan
Doppler pada aorta akan memperlihatkan aliran arteri yang terganggu. Pada
neonates pemberian prostalglandin (PGE1) untuk membuka kembali duktus
arteriosus akan memperbaiki perfusi sistemik dan mengkoreksi asidosis. Tindakan
pelebaran koarktasio dengan kateter balon bila dikerjakan dengan baik dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
b) Atresia Pulmonal
Atresia pulmonal merupakan kelainan jantung kongenital sianostik yang
sangat jarang ditemukan. Atresia pulmonal disebabkan oleh gagalnya proses
pertumbuhan katup pulmonal, sehingga tidak terdapat hubungan antara ventrikel
kanan dengan arteri pulmonal. Kelainan ini dapat terjadi dengan septum ventrikel
yang masih intak atau disertai dengan defek pada septum ventrikel.
Gejala dan tanda sianotik tampak pada hari-hari pertama kehidupan. Bunyi
jantung ke-2 terdengar tunggal, dan tidak terdengar adanya murmur pada sela iga
2-3 parasternal kiri karena arteri pulmonal atretik. Pada foto rontgen ditemukan
pembesaran jantung dengan vaskularisasi paru yang berkurang.
Penyebab pasti dari semua kasus PJB tidak diketahui. Terdapat tiga faktor
terjadinya PJB yaitu :
(1). Faktor genetik (8%),
(2). Faktor lingkungan/eksterna (obat, virus, radiasi) yang terdapat sebelum
kehamilam 3 bulan (2%),
(3). Interaksi dari faktor genetik dan faktor lingkungan (90%).
Faktor genetik bekerja melalui lintasan gen, kromosom, atau mitokondria. Gen
dapat bekerja secara monogenik atau poligenik. Faktor genetik pada mitokondria
berbeda dari gen dan kromosom, diturunkan hanya oleh (dari) ibu dan dikenal
sebagai penurunan maternal atau penurunan sitoplasma. Penurunan poligenik ini
biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor luar dan dua faktor lain (genetik dan
lingkungan) dikenal sebagai penurunan multifaktor.
Kategori faktor penyebab non-genetik PJB diantaranya teratogen lingkungan
(dioxin, polychlorinated biphenyls, pestisida), risiko ibu yang terpapar dengan
(alkohol, isotretinoin, thalidomide, obat anti kejang), dan penyakit infeksi
(misalnya Rubella).
Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa faktor risiko lainnya yang dihubungkan
dengan risiko terjadinya PJB diantaranya penggunaan obat-obat anti-retroviral,
obesitas, diabetes dan hiperkolesterolemia. (Fazeriandy & Ali, 2017)
3.1 KESIMPULAN
1. Penyakit jantung bawaan adalah malformasi struktur jantung atau pembuluh
darah besar yang telah ada sejak lahir
2. a. Penyakit jantung bawaan Asianotik
- Ventricular Septal Defect (VSD)
- Atrial Septal Defect (ASD)
- Patent Ductus Arterious (PDA)
b. Penyakit jantung bawaan Sianotik
- Stenosis Aorta (SA)
- Stenosis Pulmonal (SP)
3. penyakit jantung bawaan terbanyak ditemui adalah ventricular septal defect
(VSD)dan patent ductus arterious (PDA).
4. Sebagian besar pasien penyakit jantung bawaan tidak memiliki riwayat keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29332776/penyakit_jantung_bawaan
http://eprints.undip.ac.id/44121/3/RATYA_G2A009109_Bab2KTI.pdf