Anda di halaman 1dari 48

PROGRAM EMPLOYEE RELATIONS DALAM MEMBANGUN

MOTIVASI KERJA DI PT. MENARINI INDRIA LABORATORY

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu ( S-1 ) Komunikasi Bidang Studi Public relations

Disusun Oleh :
Agung Rachmadan
44216310027

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MERCU BUANA
BEKASI
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian.................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 8

BAB II Tinjauan Teori................................................................................... 10


A. Teori Fusi Bakke dan Argyris............................................................... 10
B. Public Relation..................................................................................... 17
C. Employee Relation.............................................................................. 30

BAB III Metode Penelitian............................................................................ 36


A. Paradigma Penelitian........................................................................... 36
B. Metode Penelitian ............................................................................... 39
C. Subjek Penelitian................................................................................. 40
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 42
E. Teknik Analisis Data............................................................................ 44
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................. 45

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan atau organisasi baik itu perusahaan profit ataupun

non profit pasti memiliki tujuan – tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang baik di antara

sumber daya yang terdapat dalam organisasi. Salah satu sumber daya

yang terdapat dalam organisasi adalah karyawan. Karyawan merupakan

salah satu anggota organisasi yang dapat menentukan keberhasilan

sebuah organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tanpa adanya

dukungan yang baik dari para karyawan maka organisasi akan sulit dalam

mencapai tujuan-tujuannya. Karyawan dapat berkerja dengan baik apabila

di dalam organisasinya terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang

baik antara perusahaan yang diwakili oleh pihak manajemen dan para

karyawan sebagai bawahannya.

Organisasi itu terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi

satu dengan yang lainnya. Masing – masing komponen tidak dapat berdiri

sendiri dan saling ketergantungan, jika salah satu komponen berubah maka

akan mempengaruhi komponen yang lainnya. Setiap bagian dihubungkan

ke bagian – bagian lainnya, dan proses penghubung utamanya adalah

komunikasi. Komunikasi merupakan faktor esensial dalam kegiatan

organisasi.

1
Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu

bagaimana menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan

hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya.

Dalam komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang

rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi.

Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya

dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan.

Dalam pembentukan kerjasama yang baik antara organisasi dan para

anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik

antara para anggota organisasi. Organisasi tidak mungkin berada tanpa

komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, koordinasi kerja tidak mungkin

dilakukan. Komunikasi dalam organisasi merupakan bentuk interaksi

pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal

maupun non verbal.

Meskipun karyawan merupakan salah satu bagian terpenting bagi

keberhasilan menajemen perusahaan, tetapi pada kenyataanya dilapangan

tidak semua perusahaan menyadari untuk memperhatikan kepentingan

karyawannya. Tenaga kerja yang berpotensi dan produktif tersebut harus

diperhatikan kalau tidak seperti yang sering terjadi yaitu pemogokan kerja,

faktor yang melatar belakangi pemogokan kerja antara lain upah atau gaji

yang tidak sesuai dengan peraturan serta kesejahteraan karyawan tidak

diperhatikan oleh menajemen. Oleh karena itu untuk menghindari semua itu

setiap perusahaan harus mempunyai fungsi menajemen yang mampu

2
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan harmonis diantara pimpinan

perusahaan dan karyawan.

Public relations sebagai fungsi manajemen dalam menjalankan

fungsinya terdapat berbagai macam bentuk hubungan yang dapat

dilakukan. Diantaranya yang umum dilakukan adalah, community relations,

government relations, consumer relations, investor relations, media

relations dan employee relations. Semua bentuk hubungan-hubungan

tersebut diatur oleh public relations.

PT Menarini Indria Laboratory merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang farmasi, Menarini Indria Laboratory Indonesia adalah bagian dari

grup usaha farmasi global Menarini Group yang berasal dari Italia masuk

sejak tahun 2011 di Indonesia sebagai Penanam Modal Asing . Menarini

Indria Laboratory Indonesia sampai sekarang memiliki jumlah karyawan 80

orang. Menarini Indria Laboratory menjunjung tinggi quality dan kepuasan

customers.

Disinilah keberadaan Public Relations dinilai penting bagi perusahaan

karena berperan sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan

publik, baik publik internal maupun publik eksternal sehingga bisa

menciptakan hubungan yang harmonis. Keberhasilan suatu perusahaan

juga tidak terlepas dari suatu peran public relations didalamnya yang

menjadi penggerak suatu kesuksesan perusahaan yang didalam ini

terdapat publik internal yaitu seluruh jajaran personil dalam perusahaan dari

top manajemen sampai dengan lapisan yang terbawah, maupun publik

3
eksternal yang merupakan pribadi atau kelompok publik yang terkait atau

menjalin hubungan dengan perusahaan. Dalam menangkap dan

mempertahankan konsumen serta mutu pelayanan, sangat diperlukan

adanya manajemen dan organisasi yang solid didalamnya, manajemen dan

organisasi dapat merupakan satu kesatuan.

Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan

untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah

keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam

keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor,

pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya.

Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan.

Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam

perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu

kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Kegiatan

hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers,

yaitu Hubungan dengan karyawan (employee relations).

Employee relations dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan

bentuk hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak

manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama

dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Dengan kata lain,

employee relations bertujuan untuk mencapai saling pengertian ( mutual

4
understanding ), kerjasama ( relationship ) serta loyalitas diantara pihak

manajemen dengan para karyawannya.

Menurut Edelman Trust barometer survey tahun 2011, menyatakan

bahwa salah satu faktor yang membuat perusahaan terpercaya oleh public

adalah treats employee well atau memperlakukan karyawan dengan baik.

Pemenuhan aspek memperlakukan karyawan dengan baik sangat penting

untuk membangun reputasi perusahaan. Kondisi ini membuktikan bahwa

karyawan sudah disadari menjadi bagian penting dari perusahaan, tidak

hanya untuk kepentingan bisnis dan kemajuan perusahaan tetepi juga

untuk membangun kepercayaan stake holder perusahaan terutama bagi

karyawan.

Fakta diatas hendaknya menjadi pengingat bagi perusahaan, terutama

di Indonesia, untuk meningkatkan usaha dan perhatian mereka dalam

aspek hubungan karyawan (employee relations). Menurut Cutlip, Center

dan Broom dalam buku Rosadi Ruslan, maksud dan tujuan kegiatan

employee relation adalah :

1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang

dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan

2. Untuk menghilangkan kesalah pahaman atau hambatan komunikasi

antara manajemen perusahaan dengan karyawan

3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya

menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan, dan ketatakerjaan

dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

5
4. Sebagai media komunikasi internal bagi karyawan untuk menampaikan

keinginan-keinginan atau sumbangan atau saran dan informasi serat

laporan kepada pihak manajemen perusahaan.

Salah satu bentuk yang dilakukan dalam mencapai tujuan-tujuan

employee relation tersebut adalah terbentuknya motivasi kerja beprestasi.

Program ini dikenal dengan achievement motivation training, dimana

melalui pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara

motivasi dan prestasi kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-

harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai

produktivitas tinggi. (Ruslan, 2004, 278).

Karena itu melalui penerapan kegiatan employee relation, salah satu

out put terbaik yang dapat diharapkan adalah terbentuknya motivasi kerja

yang dapat menciptakan produktivitas karyawan dan melibatkan setiap

individu didalam PT Menarini Indria Laboratories dalam menerapkan

kegiatan employee relation mereka selama ini.

B. Fokus Penelitian

PT Menarini Indria Laboratory merupakan suatu perusahaan yang

berusaha untuk menjalin hubungan yang baik antara atasan dengan

bawahan serta seluruh karyawan yang ada, maka dibutuhkan pembinaan

hubungan yang harmonis dan dinamis pula agar visi dan misi perusahaan

dapat tercapai. Komponen Sumber Daya Manusia yang handal dan

berkualitas serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap sebuah perusahaan

6
merupakan hal yang diharapkan dan dicari perusahaan dalam mewujudkan

tujuan dan harapan perusahaan sesuai dengan visi misi perusahaan. Untuk

itu pembinaan hubungan masyarakat internal (employee relations)

sangatlah penting agar program-program yang disampaikan kepada

karyawan dapat berhasil dan apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat

tercapai.

Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh peneliti di PT Menarini

Indria Laboratory, kegiatan employee relations yang sudah diterapkan

adalah berupa adanya family gathering tahunan, briefing sebelum memulai

pekerjaan, kunjungan oleh pihak manajemen ketika ada karyawan yang

mendapat musibah, buka puasa bersama di bulan Ramadhan, Sports Day

yang diadakan di awal tahun. Pembinaan hubungan komunikasi internal

(employee relations) di PT Menarini sangatlah penting agar program-

program yang disampaikan kepada karyawan dapat berhasil dan apa yang

menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Begitu juga setiap organisasi

baik berbentuk perusahaan maupun lainya akan selalu berupaya agar para

anggota atau pekerja terlibat dalam kegiatan organisasi. Sebagaimana

telah dikemukakan sebelumnya bahwa karyawan merupakan aset

perusahaan, maka di PT Menarini Indria Laboratory karyawan juga menjadi

ujung tombak perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen.

Berdasarkan fokus penelitian diatas,peneliti akan mendeskripsikan

penerapan kegiatan employee relation yang telah dilakukan oleh

7
perusahaan selama kurun waktu Januari hingga Desember 2019, baik antar

karyawan maupun hubungan antara karyawan dengan atasan mereka,

dalam menciptakan motivasi kerja.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalhan diatas terkait penerapan kegiatan

employee relation yang dilaksanakan oleh perusahaan maka pertanyaan

penelitian yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan kegiatan employee relation pada PT Menarini

Indria Laboratories selama Januari - Desember 2019

2. Bagaimana motivasi kerja terbentuk pada PT Menarini Indria

Laboratories selama ini

3. Bagaimana penerapan kegiatan employee relation selama kurun waktu

januari hingga Desember 2019 dalam membentuk motivasi kerja pada

PT Menarini Indria Laboratories.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkuat ilmu

pengetahuan yang dapat memberikan manfaat di bidang ilmu

komunikasi, sehingga dapat memberikan masukan bagi program studi

8
Public Relations yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai

aktifitas komunikasi internal tentang pelaksaaan kegiatan employee

relations.

2. Manfaat Praktis

Selain bermanfaat bagi peneliti secara pribadi,diharapkan hasil

penelitian ini dapat menjadi gambaran dan masukan bagi praktisi

Public relations maupun pihak menajemen perusahaan PT Menarini

Indria Laboratory yang bergerak dalam industri jasa yang sangat

kompetitif dalam menyusun kegiatan program employee relations yang

sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi

perusahaan, khususnya bagi perusahaan PT Menarini Indria

Laboratory, penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan serta

acuan dalam menyelenggarakan dan mengembangkan program –

program employee relations yang lebih komprehensif, sehingga dapat

berjalan dengan lebih baik dan pada akhirnya terciptanya hubungan

kerja yang harmonis antar anggota organisasi

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Fusi Bakke dan Argyris

Menurut Bakke organisasi hingga suatu tahap tertentu, mempengaruhi

individu sementara pada saat yang sama individu pun mempengaruhi

organisasi. Hasilnya adalah suatu organisasi yang dipersonalisasikan oleh

setiap individu pegawai dan individu – individu yang disosialisasikan oleh

organisasi.

Sedangkan menurut Argyris, bahwa ada ketidaksesuaian yang

mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang dengan persyaratan

formal organisasi. Organisasi mempunyai tujuan yang berlawanan dengan

tujuan pegawai perseorangan. Para pegawai mengalami frustasi sebagai

akibat dari ketidaksesuaian tersebut, sebagian pegawai mungkin

meninggalkan tempat kerja mereka, menjadi apatis dan acuh tak acuh.

Melalui konflik ini para pegawai lainnya meyadari untuk mengetahui

berdasarkan pengalaman pribadi bahwa penyesuaian diri terhadap tuntutan

– tuntutan suatu organisasi formal tidak mudah dan tidak dapat diharapkan

terjadi secara otomatis.

Peneliti memilih teori Fusi Bakke dan Argyris diatas karena untuk

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, sangat relevan dengan

teori tersebut. Dimana sebuah organisasi itu mempengaruhi

individu/karyawan dan sebaliknya individu pun mempengaruhi organisasi.

10
Berdasarkan pra survey yang peneliti lakukan itu mendapatkan data

produktivitas tahun 2019 itu mengalami penurunan hal ini mengindikasikan

bahwa ada ketidaksesuaian antara kebutuhan karyawan dan organisasi,

sebagian juga acuh tak acuh terhadap perusahaan mereka bekerja hanya

sebatas kewajiban saja. Disini terlihat tidak atau kurangnya sense of

belonging karyawan terhadap perusahaan. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat

formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang

lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi

seringkali melibatkan komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga

komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut

struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas,

dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak

bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat,

juga termasuk gosip.

Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal

dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan

sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit – unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan –

11
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi

dalam suatu lingkungan.

Komunikasi Organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang

terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu

bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.

Dengan pengertian komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas

diambil kesimpulan tentang komunikasi organisasi, yaitu komunikasi

antara individu yang terjadi dalam konteks organisasi, komunikasi

tersebut dapat bebentuk komunikasi formal ataupun komunikasi

informal.

2. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan sikap penting yang

mempengaruhi kinerja. Daft mendefinisikan komitmen organisasi

sebagai loyalitas dan keterlibatan yang tinggi pada organisasi.

Karyawan dengan derajat komitmen organisasi yang tinggi akan

melibatkan dirinya pada organisasi dan bekerja atas nama organisasi.

Sedangkan menurut Blau dan Boal dalam Sopiah menyebutkan

komitmen organisasional sebagai keberpihakan dan loyalitas karyawan

terhadap organisasi dan tujuan organisasi. Selanjutnya komitmen

keanggotaan secara umum dapat didefinisikan sebagai tingkat

keterlibatan psikologis anggota pada organisasi tertentu.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap perusahaan, keterlibatan

12
dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan-tujuan

perusahaan. Tidak ada satu pimpinan organisasi manapun yang tidak

menginginkan seluruh jajaran anggotanya tidak memiliki komitmen

yang kuat terhadap organisasi/perusahaan mereka. Ada tiga pilar untuk

membentuk komitmen seseorang terhadap organisasi, yaitu:

a. Menciptakan rasa kepemilikan ( sense of belonging ) terhadap

organisasi, untuk menciptakan kondisi ini orang harus

mengidentifikasi dirinya dalam organisasi, untuk mempercayai

bahwa ada guna dan manfaatnya bekerja di organisasi, untuk

merasakan kenyamanan didalamnya, untuk mendukung nilai-nilai,

visi, dan misi organisasi dalam mencapai tujuannya. Salah satu

faktor penting dalam menciptakan rasa kepemilikan ini adalah

meningkatkan perasaan seluruh anggota organisasi bahwa

perusahaan (organisasi) ini adalah benar-benar merupakan “milik”

mereka. Kepemilikan ini tidak sekedar dalam bentuk kepemilikan

saham saja (meskipun kadangkala ini juga merupakan cara yang

cukup membantu), namun lebih berupa meningkatkan

kepercayaan di seluruh anggota organisasi bahwa mereka benar-

benar (secara jujur) diterima oleh manajemen sebagai bagian dari

organisasi. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk itu, mengajak

mereka anggota organisasi untuk terlibat memutuskan penciptaan

dan pengembangan produk baru, terlibat memutuskan perubahan

rancangan kerja dan sebagainya. Bila mereka anggota organisasi

13
merasa terlibat dan semua idenya dipertimbangkan maka muncul

perasaan kalau mereka ikut berkontribusi terhadap pencapaian

hasil. Apalagi ditambah dengan kepercayaan kalau hasil yang

diperoleh organisasi akan kembali pada kesejahteraan mereka

pula.

b. Menciptakan semangat dalam bekerja, cara ini dapat dilakukan

dengan lebih mengkonsentrasikan pada pengelolaan faktor-faktor

motivasi instrinsik dan menggunakan berbagai cara perancangan

pekerjaan. Menciptakan semangat kerja bawahan bisa dengan

cara membuat kualitas kepemimpinan yaitu menumbuhkan

kemauan manajer dan supervisor untuk memperhatikan

sepenuhnya motivasi dan komitmen bawahan melalui pemberian

delegasi tanggung jawab dan pendayagunaan ketrampilan

bawahan.

c. Keyakinan dalam manajemen, cara ini mampu dilakukan manakala

organisasi benar-benar telah menunjukkan dan mempertahankan

kesuksesan. Manajemen yang sukses menunjukkan kepada

bawahan bahwa manajemen tahu benar kemana organisasi ini

akan dibawa, tahu dengan benar bagaimana cara membawa

organisasi mencapai keberhasilannya, bahkan sampai pada

kemampuan menterjemahkan rencana ke dalam realitas. Pada

konteks ini karyawan akan melihat bagaimana ketegaran dan

kekuatan perusahaan dalam mencapai tujuan hingga sukses,

14
kesuksesan inilah yang membawa dampak kebanggaan pada diri

karyawan. Apalagi mereka sadar bahwa keterlibatan mereka dalam

mencapai kesuksesan itu cukup besar dan sangat dihargai oleh

manajemen.

Sedangkan dimensi dalam berorganisasi ada tiga yaitu affective,

continuance, dan normative.

a. Affective commitment

Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional

anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi,

dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota

organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus

menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki

keinginan untuk itu.

b. Continuance commitment

Continuance commitment berkaitan dengan kesadaran

anggota organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan

organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment

yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena

mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi

tersebut.

c. Normative commitment

Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan

untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan

15
normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota

dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam

organisasi tersebut.

3. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah pertukaran informasi antara

manajemen organisasi dengan publik internalnya yaitu para karyawan.

Komunikasi dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya

perusahaan. Menurut Lawrence D. Brennan dalam buku Teori

komunikasi komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara

para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau

jawaban yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan

tersebut lengkap dengan struktur nya yang khas ( organisasi ) dan

pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam

perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan belangsung.

Dari defenisi diatas oganisasi sebagai kerangka yang menunjukan

adanya pembagian tugas antara orang – orang di dalam organisasi itu

dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang

dipimpin. Hal ini untuk mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan

dicapai oleh menajer atau administrasi yang mengadakan peraturan

sedemikian rupa sehingga tidak perlu berkomunikasi langsung dengan

seluruh karyawan. Manajer membuat kelompok – kelompok menurut

jenis pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung

jawab atas kelompoknya. Dengan demikian pimpinan cukup

16
berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok dan jumlah

kelompok serta besarnya bergantung pada besar kecilnya organisasi.

Komunikasi internal diklasifikasikan menjadi dua yaitu komunikasi

personal dan komunikasi kelompok. Komunikasi personal adalah

komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung secara tatap

muka dan bermedia. Sedangkan komunikasi kelompok adalah

komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi

tatap muka. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar

para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen

dan mengusahakan agar apa yang sedang dipikirkan para karyawan.

Tugas yang paling penting dalam melakukan hubungan internal atau

yang kita sebut dengan employee relations adalah kita menjaga

hubungan baik dengan para karyawan.

B. Public Relations

1. Pengertian Public relations

Menurut Frank Jefkins Hubungan masyarakat ( humas ) yang

merupakan terjemahan dari Public Relations yaitu semua bentuk

komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara

suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan –

tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap –

sikap publik, mengidentifikasi kebijakan – kebijakan dan prosedur –

17
prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik

dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan

pengakuan publik. Menurut Cutlip, center & Brown dalam buku dasar –

dasar Public Relatons pengertian Public relations adalah fungsi

manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling

pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja

sama antara organisasi dengan berbagai publiknya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan Public Relations merupakan

fungsi menajemen yang membantu menciptakan dan saling

memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama

suatu organisasi dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani

masalah – masalah yang ada di manajemen.

Public Relations merupakan ilmu pengetahuan yang menerapkan

program – program humas secara terencana dan berkesinambungan.

Public Relations suatu organisasi atau perusahann berupaya

melakukan hubungan yang baik dengan publik dan menjaga citra

organisasi atau perusahaan. Di dalam melaksanakan programnya,

Public Relations melakukan komunikasi yang persuasif dan efektif

melalui media yang tepat.

2. Peran dan Fungsi Public Relations

Dari waktu ke waktu, praktisi menyesuaikan pola perilakunya untuk

menangani situasi yang senantiasa terjadi di dalam pekerjaan mereka

dan mengakomodasi ekspektasi orang lain tentang apa yang

18
seharusnya di lakukan dalam pekerjaan mereka. Ada empat peran

utama Public Relations yang mendeskripsikan sebagian besar praktik

mereka. Akan tetapi kadang – kadang praktisi melakukan semua peran

ini dan peran lainnya dalam tingkat yang berbeda – beda, meskipun

ada peran dominan dalam pekerjaan mereka sehari – hari dan dalam

cara mereka berhadapan dengan orang lain. Berikut adalah empat

peran public Relations:

a. Teknisi Komunikasi (Technician communication )

Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi

komunikasi. Teknisi komunikasi disewa untuk menulis dan

mengedit newsletter pegawai, menulis news release dan feature,

mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Praktisi

yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir saat menajemen

mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru

bergabung untuk melakukan komunikasi dan

mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui

secara menyeluruh motivasi dan tujuan yang di harapkan .

meskipun mereka tidak hadir saat diskusi tentang kebijakan baru

atau keputusan manajemen baru, merekalah yang diberi tugas

untuk menjelaskan kepada pegawai dan pers. Praktisi tidak hanya

mengawali kariernya dengan peran ini, tetapi juga banyak

menghabiskan waktu mereka dalam aspek teknis dari komunikasi.

19
b. Penasehat Ahli ( Expert Prescriber Communication )

Manajemen puncak menyerahkan public relations ditangan

para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif. Praktisi

yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan

problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab

penuh atas implementasinya. Peran pakar perumus ini menarik

perhatian praktisi karena menjalani peran ini akan membuat orang

dilihat sebagai pihak yang punya otoritas ketika ada sesuatu hal

yang harus dibereskan atau pihak yang punya otoritas untuk

menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu.

Ketika penasehat ahli dipanggil dalam situasi krisis dan secara

periodik selama menjalankan program, dalam jangka panjang ia

merintangi difusi pemikiran public relations diseluruh organisasi.

Hal ini juga akan menimbulkan kekecewaan yang lebih besar bagi

praktisi, karena mereka hanya diserahi tanggung jawab untuk

keberhasilan program sementara mereka hanya punya sedikit atau

bahkan tak punya kontrol atas bagian – bagian penting dari situasi

dan kontrol atas faktor-faktor yang menyebabkan munculnya

masalah public relations.

c. Fasilitator komunikasi ( Communication Facilitator )

Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah

sebagai pendengar yang peka dan perantara komunikasi.

Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara, interpreter dan

20
mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga

komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan

menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar

saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi

informasi yang dibutuhkan oleh baik itu manajemen maupun publik

untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama.

Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini

bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara

organisasi dan publik. Mereka menengahi interaksi, menyusun

agenda diskusi, meringkas dan menyatakan ulang suatu

pandangan, meminta tanggapan, dan membantu mendiagnosis

dan memperbaiki kondisi – kondisi yang mengganggu hubungan

komunikasi diantara kedua belah pihak. Fasilitator komunikasi

menempati peran di tengah – tengah dan berfungsi sebagai

penghubung antara organisasi dan publik. Mereka beroperasi

dibawah asumsi bahwa komunikasi dua arah akan meningkatkan

kualitas keputusan yang diambil oleh organisasi dan publik dalam

hal kebijakan, prosedur dan tindakan demi kepentingan bersama.

d. Fasilitator pemecah masalah

Ketika praktisi melakukan peran fasilitator pemecah masalah,

mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan

dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim

perencanaan strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai

21
dengan persoalan pertama dan kemudian sampai ke evaluasi

program final. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain

dan organisasi untuk mengaplikasikan public relations dalam

proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan

problem organisasional lainnya.

Fasilitaror pemecah masalah dimasukan kedalam tim

manajemen karena mereka punya keahlian dan keterampilan

didalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau

memecahkan masalah. Akibatnya, pandangan public relations

akan dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan manajemen.

Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antara organisasi dengan

publiknya, internal maupun ekternal, dalam rangka menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam

upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan oranisasi.

Terdapat empat fungsi penting public relations yaitu sebagai

sensor terhadap perubahan sosial, nurani perusahaan, sebagai

komunikator, dan sebagai monitor perusahaan.

Fungsi Public Relations dalam organisasi merupakan integral

yang tidak dapat dipisahkan dari suatu lembaga atau organisasi.

Public relations terkait langsung dengan fungsi manajemen yang

harus menjalankan fungsinya yang sangat kompleks, tidak hanya

22
menjalin hubungan baik dengan internal dan eksternal tetapi

menjalankan fungsi luas lainnya.

e. Internal Public Relations

Internal Public relations adalah kegiatan public relations untuk

membina hubungan dengan public internal dimana citra positif dan

reputasi perusahaan tetap terjaga di mata public internal. Kegiatan

internal ini pun berupaya untuk tetap memelihara budaya

perusahaan yang sudah terbentuk sebelumnya. Melalui budaya

perusahaan ini akan membentuk sense of belonging ( rasa

memiliki ) dan sense of responsibility ( rasa tanggung jawab )

publik internal pada perusahaan.20

Kegiatan intetnal Public Relations menurut Effendy adalah

kegiatan yang merujuk pada publik internal dalam sebuah

organisasi maupun perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan

elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan

perusahaan, seperti karyawan, manajer, Supervisor, pemegang

saham, dewan direksi perusahaa dan sebaginya. Melalui kegiatan

internal public relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

dan kepentingan public internal dari organisasi atau perusahaan.

Dengan hubungan yang harmonis antara pihak – pihak yang terkait

dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik.

Dengan bagitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan

dengan lancar.

23
Dari defenisi diatas memiliki kesamaan tentang internal public

relations yaitu kegiatan yang dikelola perusahaan untuk public

internal demi terciptanya rasa saling memiliki antar karyawan

sehingga kegiatan oeprasional perusahaan bisa berjalan tanpa

hambatan.

Tujuan dari internal public relations bisa terealisasi jika

pimpinan memperhatikan kepentingan – kepentingan pegawai

dengan mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam

perusahaan, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan sumber

daya manusia ( SDM ) perusahaan, memberikan hiburan dan

kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan kebersihan,

ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya,

mengintergrasikan keluarga pegawai ke dalam kehidupan

perusahaan, memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha

sendiri. Dalam hal ini seorang public relations bertujuan untuk

menyelenggarakan komunikasi yang persuasif dan informatif yang

dapat dilaksanakan dengan cara :

1) Tertulis, yaitu menggunakan surat – surat, majalah, bulletin,

brosur.

2) Lisan, yaitu dengan m engadakan briefing, rapat – rapat,

diskusi, ceramah.

3) Conselling, yaitu dengan menyediakan beberapa anggota staf

yang telah mendapatkan latihan atau pendidikan untuk

24
memberikan nasihat-nasihat kepada pegawai, turut

memecahkan masalah – masalah pribado mereka atau

mendiskusikan bersama –sama. Khalayak atau publik adalah

kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu

organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Adapun

ruang lingkup tugas public relations dalam sebuah organisasi

atau lembaga antara lain meliputi aktifitas sebagai berikut :

a) Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)

Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum

(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan

gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang

diwakilinya. Publik ekternal digunakan untuk membina

hubungan yang harmonis dengan khalayak di luar

organisasi. Berdasarkan macam-macam khalayak ini

dikenal sebagai :

1) Press Relations

Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers

umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film

dan televisi yang utama adalah pers.

2) Government Relations

Mengatur dan memelihara hubungan dengan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.

25
Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan

dengan kegiatan perusahaan.

3) Community Relations

Mengatur dan memelihara hubungan dengan

masyarakat setempat.

4) Supplier Relations

Mengatur dan memelihara hubungan dengan para

levaransir (pemborong), kontraktor agar segala

kebutuhan perusahaan dapat diterima secara teratur

serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar.

5) Customer Relations

Mengatur dan memelihara hubungan dengan para

langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi

bahwa langgananlah yang sangat membutuhkan

perusahaan, bukan sebaliknya.

Tujuan dari public relations berdasarkan kegiatan

ekternal relations dimaksudkan untuk mendapat dukungan

publik. Pengertian dukungan publik disini adalah:

1) Memperluas langganan atau pemasaran.

2) Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau

gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas.

3) Mencari dan mengembangkan modal.

26
4) Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat

masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang

positif.

Secara praktis tujuan ekternal relations itu harus dapat

menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana

mempunyai sifat informatif dan persuasif, guna

memperoleh dukungan publik ataupun juga mengubah

pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh

komunikator.

b) Membina hubungan ke dalam (publik internal)

Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik

yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan

atau organisasi itu sendiri.

Lebih lanjut khalayak internal dalam public relations

terdiri dari perusahaan- perusahaan rekanan, calon

pegawai, pegawai yang sudah ada, pihak manajemen,

para pegawai baru, rekanan di luar negeri, pemilik saham,

dan serikat pekerja.

Tujuan daripada hubungan masyarakat ke dalam ialah

pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja

para karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan.

Sebagai garis besar dapat disimpulkan sebagai

berikut,Internal publik meliputi :

27
1) Employee Relations

Memelihara hubungan khusus antara manajemen

dengan karyawan dalam kepegawaian secara formal.

Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan

pangkat, pemberhentian, pensiun dan sebagainya.

2) Human Relations

Memelihara hubungan khusus antara sesama warga

dalam perusahaan secara informal, sebagai manusia

(secara manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan

sebagai hubungan manusia secara formal.

3) Labour Relations

Memelihara hubungan antara direksi/manajer dengan

serikat - serikat buruh dalam perusahaan serta turut

menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.

Mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah

kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut

melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua belah

pihak.

4) Stakeholder Relations, Industrial Relations

Sesuai dengan sifat dan kebutuhan perusahaan yaitu

mengadakan hubungan dengan para pemegang saham.

Sedangkan tujuan humas berdasarkan kegiatan

internal relations mencakup beberapa hal yaitu:

28
1) Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah

laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama

sekali ditujukan kepada kebijakan perusahaan yang

sedang dijalankan.

2) Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap

kebijakan yang sedang dijalankan, guna mencapai

tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak

melupakan kepentingan publik.

3) Memberikan penerangan kepada publik karyawan

mengenai suatu kebijakan perusahaan yang bersifat

objektif serta menyangkut kepada berbagai aktifitas

rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai

perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada

tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap

well inform.

4) Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang

efektif bagi penugasan yang bersifat internal relations

dalam perusahaan tersebut.

Untuk menghindari kesalahfahaman antara pimpinan

dan publik karyawan melalui tujuan dari kegiatan internal

relations ini, maka sebaiknya pihak perusahaan

menyelenggarakan kegiatan darma wisata, olahraga, temu

muka, aksi sosial, dimana kegiatan ini bertujuan untuk

29
memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dengan

publik karyawan, sehingga pada tahap selanjutnya dapat

diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang partisipan

yang baik dalam mengahadapai tugas yang dibebankan

oleh perusahaan kepadanya dalam situasi kerja.

Dengan uraian di atas, selain memiliki peran dalam

menjalankan kegiatan employee relations, public relations

juga memiliki peran untuk menjaga hubungan dengan

publik luar dan juga dengan publik dalam. Dalam hal ini

yaitu kegiatan employee relations dalam Membangun rasa

memiliki ( sense of belonging ) antar karyawan.

C. Employee Relations

1. Pengertian Employee Relations

Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam

suatu perusahaan. Nyatanya karyawan itu sendiri terkait erat dengan

status atau kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan

yang lainnya, mempunyai perbedaan- perbedaan yang cukup

mencolok. Misalnya dapat dilihat pada tingkat kemampuan,

pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia, dan lain sebagainya

Menurut Cutlip dalam buku Rosady Ruslan hubungan masyarakat

internal atau hubungan kepegawaian (employee relations) adalah

sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau

30
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun

bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.

Employee relations tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang

sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya

menekankan pada unsur-unsur proses produksi, dan upah yang terkait

dengan lingkungan kerja. Pengertiannya lebih dari itu, hubungan

tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antar

karyawan dengan karyawan lainnya, atau hubungan antara karyawan

dan manajemen perusahaan yang efektif .

Efektivitas hubungan masyarakat internal tersebut memerlukan

suatu kombinasi antara lain:

a. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (Open Management).

b. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya

memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawannya.

c. Kemampuan manajer public relations, yang memiliki keterampilan

manajerial (managerial skill) serta berpengalaman atau

mendapatkan dukungan kualitas sumber daya manusia,

pengetahuan ( knowledge ), media dan teknis komunikasinya yang

dipergunakan.

Employee relations sendiri sebenarnya merupakan bagian dari

kegiatan public relations internal. Hubungan antara sesama pegawai

pada suatu perusahaan atau sesama anggota sebuah organisasi lebih

fokus pada aspek - aspek manusiawi. Sehingga hal tersebut tidak

31
sepenuhnya sama dengan hubungan-hubungan industri. Namun

diantara keduanya terdapat hubungan yang erat mengingat hubungan

industri juga sangat dipengaruhi oleh efektif atau tidaknya komunikasi

di kalangan pegawai atau karyawan.

Maksud dan tujuan kegiatan internal relations yang dilaksanakan

melalui kegiatan employee relations, antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang

dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan dalam

komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.

c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya

menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dalam sebuah

organisasi atau perusahaan.

d. Sebagai sarana media komunikasi internal bagi pihak karyawan

untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran

dan informasi serta laporan kepada pihak manajemn perusahaan

(pimpinan).

2. Kegiatan Employee Relations

Kegiatan employee relations dalam suatu organisasi atau

perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam

aktivitas dan program, antara lain sebagai berikut:

a. Program Pendidikan dan Pelatihan

32
Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh

perusahaan yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan

keterampilan karyawan dan kualitas maupun kuantitas pemberian

jasa pelayanan dan sebagainya.

b. Program Motivasi Kerja Berprestasi

Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara

motivasi dan prestasi serta disiplin karyawan dengan harapan-

harapan itu keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai

produktivitas yang tinggi.

c. Program Penghargaan

Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk memberikan

suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi

kerja maupun cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini,

penghargaan akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki

( sense of belonging ) yang tinggi terhadap perusahaan.

d. Program Acara Khusus (Special Events)

Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar

bidang pekerjaan sehari-hari,misalnya dengan berpiknik bersama

yang dihadiri oleh pimpinan dan semua karyawannya dengan

maksud untuk menumbuhkan rasa keakraban diantara sesama

karyawan dan pimpinan.

33
e. Program Media Komunikasi Internal

Membentuk program media komunikasi internal melalui

bulletin, news release, dan majalah perusahaan yang berisikan

pesan,informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar

karyawan atau perusahaan dengan pimpinan. Pelaksanaan

program employee relations yang tepat dalam suatu organisasi

merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi

yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia dan lain

sebagainya demi pencapaian tujuan komunikasi. “Komunikasi

kedalam dengan melalui program employee relations tersebut

diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif , yaitu karyawan

merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan”

Salah satu faktor yang memiliki hubungan positif dengan

kegiatan employee relations adalah motivasi, seperti yang

dikatakan oleh Rosady Ruslan sebagai berikut membina hubungan

yang positif antar karyawan (employee relations), dan antara

karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan

tumbuh corporate culture (budaya perusahaan) yang mengacu

kepada disiplin dan motivasi kerja, profesionalisme yang tinggi,

serta memiliki sense of belonging terhadap perusahaan yang baik.

Tujuan dari kegiatan employee relations yaitu untuk mencapai

tujuan perusahaan maka perusahaan dituntut harus adanya

34
keselarasan, semangat kerjasama di antara para anggota

perusahaan melalui komunikasi yang baik antara manajemen dan

karyawan. Komunikasi ke dalam dengan melalui program

employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang

positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak

pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki

( sense of belonging ), motivasi, kreatifitas dan ingin mencapai

prestasi kerja yang semaksimal mungkin. Disamping itu akan

mengurangi dampak negatif terhadap manajemen suatu

perusahaan seperti timbulnya rasa jenuh dan bosan bagi para

pekerjaan.

Selain dari hasil positif diatas yang timbul karena adanya

aktifitas employee relations, maka karyawan juga bisa merasakan

kepuasaan dalam bekerja, kepuasan kerja adalah sikap emosional

yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, prestasi kerja.

Kepuasaan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasaaan kerja yang

perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.

35
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma

kontruktivis. Paradigma kontruktivis adalah paradigma yang hampir

merupakan antithesis dari paham yang meletakan pengamatan dan

objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

tindakan sosial yang bermakna melalui pengamatan langsung dan

terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan

memelihara atau mengelola dunia sosial mereka. Paradigma ini

menyatakan bahwa :

1. Dasar untuk menjelaskan kehidupan, peristiwa sosial dan manusia

bukan ilmu dalam kerangka positivistic, tetapi dalam arti pikiran sehat.

Menurut mereka, pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau

makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupan

sehari – hari.

2. Pendekatan yang digunakan adalah induktif, berjalan dari yang spesifik

menuju yang umum.

3. Ilmu bersifat idiografis bukan nomotetis, karena ilmu mengungkap

bahwa realitas tetampilkan dalam symbol – symbol melalui bentuk –

bentuk deskriptif.

36
4. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui indra karena pemahaman

mengenai makna dan interpretasi adalah jauh lebih penting.

5. Ilmu tidak bebas nilai, kondisi bebas nilai tidak menjadi sesuatu yang

dianggap penting dan tidak pula mungkin dicapai.

Kajian paradigma kontruktivis ini menempatkan posisi peneliti setara

dan sedapat mungkin berbaur dalam kehidupan subjeknya, dan berusaha

memahami dan mengkontruksikan sesuatu yang menjadi pemahaman

subjek yang diteliti. Paradigma tersebut dirasa cocok di terapkan dalam

penelitian ini karena dapat membantu peneliti untuk memahami makna

dibalik realitas sosial yang ada.

Peneliti menggunakan paradigma kontruktivis karena peneliti ingin

mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses

interpretasi mengenai realitas sosial informan yang terbentuk dari

pengalaman selama mengikuti employee relations perusahaan yang

dilaksanakan. Berdasarkan pegalamannya dalam kegiatan tersebut secara

langsung, realitas sosial

informan digali lebih mendalam mengenai bagaimana kegiatan

employee relations tersebut dalam membangun motivasi kerja karyawan

didalam perusahaan. Berdasarkan pendekatannya, pada penelitian yang

berjudul Program Employee Relations dalam Membangun Motivasi Kerja di

PT Menarini Indria Laboratory, penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan penelitian bersifat deskriptif.

37
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya, riset

ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi

atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah

mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu

mencari sampling lainnya, disini yang lebih ditekankan adalah persoalan

kedalaman data bukan banyaknya data. Tipe penelitian deskriptif ini

digunakan untuk menggambarkan populasi yang sedang diteliti, fokus riset

ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel. selain

itu juga mencari informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala

yang ada, mengidentifikasi masalah dan praktek yang berlaku, membuat

evaluasi, menentukan sesuatu yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan bagaimana reaksi dan cara mereka

belajar dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan

dimasa yang akan datang. Semua data yang terekam dari hasil penelitian

berusaha dideskripsikan oleh peneliti untuk mendapatkan gambaran

secara menyeluruh serta mendeskripsikan secara mendalam realita yang

muncul dari sudut pandang subjek terkait penerapan program employee

relations pada perusahaan PT. Menarini Indria dalam membangun motivasi

kerja.

38
B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus

merupakan metode penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki

secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok

individu. Kasus – kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti

mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai

prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penelitian studi kasus juga memanfaatkan multisumber bukti dalam

penelitian.

Dalam penelitian ini studi kasus yang digunakan adalah studi kasus

tunggal. Desain studi kasus tunggal memberi peneliti kemungkinan untuk

melakukan eksplorasi mendalam ( tapi spesifik ) tentang kejadian tertentu

atau beberapa peristiwa dari sebuah fenomena.

Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu

kelompok atau suatu kejadian, periset bertujuan memberikan uraian yang

lengkap dan mendalam mengenai subyek yang diteliti. Karena itu, studi

kasus mempunyai ciri-ciri :

1. Partikularistik

Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau

fenomena tertentu.

2. Deskriptif

Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti.

39
3. Heuristic

Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang

diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan

dari studi kasus.

4. Induktif

Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan , kemudian

menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. Dalam penelitian ini

kasus yang dimaksud adalah mengenai penerapan program employee

relations yang dilaksanakan dan diikuti oleh karyawan dalam

membangun motivasi kerja. Dan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode Partikularistik dan deskriptif.

C. Subyek Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini untuk melengkapi data-datanya serta

untuk mendapatkan data-data valid, akurat dan mendukung penelitian ini,

peneliti melakukan wawancara dengan subyek penelitian yang mempu

memberikan penjelasan serta informasi yang dapat dipercaya dan

dipertanggung jawabkan. Nara sumber yang peneliti pilih sebagai subjek

penelitian yaitu diantaranya :

1. Key Informan

Key informan adalah orang atau tokoh dalam sebuah perusahaan

atau organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan

informasi penting tentang program employee relations di PT. Menarini

40
Indria Laboratory. Beliau dipilih sebagai subyek penelitian karena

dianggap mempunyai kewenangan dalam menjalankan fungsi

operasional perusahaan.

a. Ibu Suniyatun ( Human Resource Generalist )

Beliau dipilih sebagai subjek penelitian karena Peran Public

Relations yang di ingin di teliti dilakukan oleh divisi Human

Resource PT Menarini Indria Laboratory, khususnya yang

berhubungan dengan komunikasi kepada karyawan.

b. Bapak Hardi Wibowo ( Head Of Plant )

Beliau dipilih sebagai subjek penelitian karena semua

kegiatan operasional perusahaan ada di bawah kendali beliau, dan

beliau

2. Informan

Informan merupakaan sebagai pembanding dari jawaban-jawaban

key informan sehingga jawaban yang telah ditunjuk akurat. Informan

dalam penelitian ini adalah

a. Bapak Taufik Asyauqie (Quality Control Analyst)

Beliau dipilih sebagai subyek penelitian karena subyek

dianggap mempunyai kewenangan penuh serta bertanggung

jawab dalam pengendalian pergudangan termasuk karyawan di

dalamnya.

41
b. Bapak Ardi Utomo ( Marketing Manager )

Beliau di pilih karena bertanggung jawab membuat laporan

mengenai aktivitas pemasaran yang di lakukan oleh sales

marketing setiap bulan.

c. Bapak Ketut Badrayasa ( Driver )

Subyek dipilih karena dianggap sebagai pegawai level paling

bawah yang langsung merasakan fungsi pengendalian dari

karyawan atau pejabat diatasnya. Dan subyek juga merupakan

karyawan paling lama di PT Menarini Indria Laboratory

d. Bapak Bambang Kusworo ( Driver )

Subyek dipilih karena dianggap sebagai pegawai level paling

bawah yang langsung merasakan fungsi pengendalian dari

karyawan atau pejabat diatasnya. Dan subyek juga merupakan

karyawan paling lama di PT Menarini Indria Laboratory.

D. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua macam

yaitu:

1. Teknik pengumpulan data Primer

Data primer merupakan data-data yang diperoleh peneliti langsung

dari obyek atau sumber pertama yang diteliti. Data primer diperoleh

melalui wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu

42
mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap

muka dengan subjek agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tiga cara

sebagai upaya memperoleh data yang akurat, yaitu :

a. Wawancara

Peneliti melakukan serangkaian tanya jawab dengan pihak

perusahaan khususnya para karyawan

b. Observasi

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap realita

yang terjadi di perusahaan.Peneliti melakukan pengamatan

langsung pada objek penelitian untuk memperoleh gambaran yang

jelas mengenai fakta dan kondisi di lapangan, selanjutnya

membuat catatan – catatan hasil pengamatan tersebut.

c. Studi literature

Peneliti mengumpulkan data-data dengan membaca dan

mempelajari teori-teori dan literatur - literatur yang berkaitan

dengan objek penelitian. Seperti buku teks, hasil-hasil penelitian

terdahulu, dan materi lainnya dalam bentuk tulisan yang

mempunyai kaitan dengan fokus penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan

melengkapi data primer yang telah di dapat. Peneliti memperoleh data –

data sekunder dengan cara mempelajari dan mengambil bahan – bahan

43
dari website dan buku – buku yang berkaitan dengan penelitian ini,

terutama tentang program employee relations . dalam mencari data

sekunder ini juga dilakukan penggalian data – data melalui studi

kepustakaan untuk melengkapi kerangka teori yang sesuai dengan

program employee reations untuk membangun sense of belonging PT

Menarini Indria Laboratory.

E. Teknik analisis data

Tahap analisis data memegang peranan penting dalam riset kualitatif,

yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas tidaknya riset. Artinya,

kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah

data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau

tidak. Ingat, reliabilitas dan validitas data kualitatif terletak pada diri periset

sebagai instrument riset. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan

cara berfikir induktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari hal-hal yang

khusus menuju hal-hal yang umum.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif, metode ini meliputi kegiatan yang dilakukan dengan

mengadakan penelitian langsung ke perusahaan untuk memperoleh data

yang diperlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti dan dilukiskan

satu demi satu. Pada tahap ini analisis ini peneliti memaparkan secara

deskriptif hasil yang telah diperoleh selama wawancara, hasil dari

wawancara yang didapat kemudian disalin dan dipaparkan dalam bentuk

44
tulisan. Dari hasil yang di peroleh maka peneliti akan mengetahui apakah

data – data yang dibutuhkan sudah cukup atau masih kurang sehingga

peneliti dapat segera melakukan wawancara selanjutnya yang lebih

mendalam.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data

Teknik pemeriksaan dan keabsahan data ini sangatlah penting karena

merupakan pertanggung jawaban atas proses dan hasil penelitian. Hal ini

juga digunakan untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan data

penelitian yang telah terkumpul.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaaan keabsahan data yang dapat dimanfaatkan di luar data itu.

Teknik ini juga diperlukan untuk pengecekan atau sebagai pembanding

data tersebut.

Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukna karena dalam penelitian

kualitatif keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat uji

statistik. Materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga

substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh

karena itu, sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili

kebenaran orang banyak.

Teknik triangulasi ini dilakukan dengan cara megajukan pertanyaan

yang sama pada setiap sumber. Langkah – langkah triangulasi terbagi

menjadi empat yaitu:

45
1. Triangulasi sumber, yang dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan, yaitu orang yang terlibat langsung dengan

objek kajian.

2. Triangulasi pengumpulan data, dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan.

3. Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan bermacam – macam metode pengumpulan data

( observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan focus group ).

4. Triangulasi teori, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori

relevan, sehingga dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi

dengan teori yang jamak.

Dengan teknik ini peneliti sangat terbantu untuk melihat seberapa jauh

keakuratan data yang di dapat. Hal ini juga membantu dalam menjabarkan

fenomena yang ada pada lingkungan, dan dengan menganalisa kata – kata

tertulis atau lisan dari orang – orang yang mengamati program employee

relations di PT Menarini Indria Laboratory.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu

jawaban yang di dapat selama terjun di lapangan ( observasi ) di pastikan

kembali dengan sumber ( subyek penelitian ) untuk mendapatkan

keabsahan data.

46

Anda mungkin juga menyukai