Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Elemen mesin I

“Analisis Sambungan Rivet Pada Jemuran Pakaian”

Disusun oleh:

NAMA : ADRI HERNANDO


NIM : ACE 116 069
PRODI : Pendidikan Teknik Mesin

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini hingga selesai. Saya juga mohon
maaf karena dalam penyusunan makalah ini ada kata – kata yang kurang tepat. Oleh karena
itu kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Makalah ini di buat guna melengkapi salah satu tugas Elemen Mesin I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa ketekunan dalam


mengerjakan tugas adalah salah satu kunci utama dalam menyelesaikan suatu tugas.

Penyusunan makalah ini disusun dengan sebaik-bainya, namun masih terdapat


kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saya menerima saran dan keritik
yang sifanya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan saya
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Palangka raya, Mei, 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................................1
1.1.1 Peran sambungan rivet pada kehidupan sehari-hari.............................................1
1.1.2 Perkembangan sambungan rivet..........................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................1
1.2.1 Untuk memahami tentang sambungan rivet.........................................................1
1.2.2 Untuk mengetahui bagaimana cara pemasangan sambungan rivet pada plat......1
1.2.3 Untuk mengetahui cara perhitungan dari sambungan rivet..................................1
1.2.4 Untuk mengetahui kekuatan sambungan rivet pada kehidupan sehari-hari.........1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
2.1 Landasan teori...........................................................................................................2
2.1.1 Tegangan Robekan, geseran, dan crushing..........................................................2
2.1.2 Rivet, material, tipe sambungan rivet..................................................................3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................5
3.1 Metode menganalisis sambungan............................................................................5
3.1.1 Observasi sekitar..................................................................................................5
3.1.2 Interview..............................................................................................................5
3.1.3 Analisis mekanik..................................................................................................5
3.2 Tempat dan waktu pelaksanaan..............................................................................6
3.3 Alat dan bahan...........................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................7
4.1 Sambungan rivet dan desain........................................................................................7
4.2 Menghitung tegangan geser, tegangan tarik, tegangan crushing dari sambungan rivet
7

BAB V PENUTUP....................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
5.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin kompleks pula kebutuhan manusia
di segala bidang. Dengan kompleknya ini mendorong manusia untuk terus mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologinya. Sejumlah catatan sejarah mengenai para Ilmuwan yang
telah berhasil menciptakan penemuan-penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia

Penemuan-penemuan inilah yang kemudian dikembangkan teknologinya agar dapat


memenuhi kebutuhan pasar dunia modern. Sejumlah penemuan telah diwujudkan dalam
karya nyata, khususnya bidang permesinan baik mesin konvensional maupun non
konvesional, bidang konstruksi mesin / bangunan seperti penggunaan sambungan baut dan
mur; pengelingan; maupun sambungan las yang digunakan dalam penyambungan konstruksi-
konstruksi tersebut.
1.1.1 Peran sambungan rivet pada kehidupan sehari-hari
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :
1. Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler (boiler, tangki dan pipa-
pipa tekanan tinggi). 
2. Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ).
3. Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-
pipa tekanan).
4. Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( misalnya ; pesawat terbang,
kapal,dan lain-lain).
1.1.2 Perkembangan sambungan rivet

Pemakaian rivet di Indonesia meningkat seiring perkembangan industri


dikarenakan ini rivet banyak di prodiksi dan di kirim ke perusahaan yang memerlukan
rivet ini untuk pekerjaan dan harga rivet terjangkau.

2.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menghitung shearing, crushing, tearing.

2. Bagaimana menganalisis rivet pada jemuran pakaian

3. bagaimana cara pemasangan rivet

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami tentang sambungan rivet


2. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasangan sambungan rivet pada plat
3. Untuk mengetahui cara perhitungan dari sambungan rivet
Untuk mengetahui kekuatan sambungan rivet pada kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui kekuatan sambungan rivet pada kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasangan sambungan rivet pada plat
3. Untuk mengetahui cara perhitungan dari sambungan rivet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

Sambungan keling atau sambungan rivet merupakan metode penyambungan permanen


untuk menghubungkan satu bagian (biasanya pelat) dengan bagian lainnya. Metode
penyambungan ini menggunakan paku yang disebut paku keling atau paku rivet. Paku keling
merupakan paku yang terbuat dari logam yang terdiri dari bagian kepala dan batang.
Membuat sambungan dengan menggunakan paku keling bersifat permanen karena bagian
ujung pangkal paku keling lebih besar dibanding bagian batangnya. Saat ini, metode
penyambungan dengan paku keling umumnya digunakan untuk menyambung pelat yang sulit
dilas. Selain itu, paku keling berukuran kecil sering digunakan pada peralatan rumah tangga
maupun alat-alat elektronik.
2.1.1 Tegangan pada sambungan rivet
1. Tegangan robekan (Tearing)

Garis sumbu lubang paku keling yang bersilangan dengan garis gaya mengalami
robek.  Tegangan robek terjadi karena akibat bekerjanya gaya tarik pada luas
suatu penampang sehingga bendanya mengalami perpanjangan .

Gambar 2.1 : Tegangan robekan pada sambungan rivet

Pbaris = (W-nd)t.σall

Dimana :

W = lebar plat

n = jumlah rivet

d = diameter rivet

t = tebal plat

σall = tegangan tarik

2. Tegangan geseran (shearing)


Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang
berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen.

Gambar 2.2 : Tegangan geser pada rivet

Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling,


gunting, dan sambungan baut. Tegangan geser terjadi karena adanya gaya
radial F yang bekerja pada penampang normal dengan jarak yang relatif kecil,
maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi
adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai
dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah:
ͭͭ
ͭͭ
ͭ
Pͭₜ = Aₜ . σₜ = (P-D) t.σₜ

Dimana:
P = pitch paku keeling
d = diameter paku keeling
t = tinggi plat
σₜ = tegangan
3. Tegangan regangan (crushing)
Tegangan  yang timbul akibat terpusatnya gaya tekan pada suatu daerah
kontak yang sangat kecil , tegangan ini terjadi umumnya pada komponen
mesin yang berfungsi sebagai penyambung / pengunci , contoh : pasak , paku
keling , pin , baut dll.
2.1.2 Rivet, material, tipe sambungan rivet
1. Rivet
Bagian utama Rivet adalah :
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Kepala Lepas

Gambar 2.3 : Bagian-bagian rivet

2. Material rivet
Paku Rivet dari berbagai jenis material aluminum, steel, copper, brass
dan stainless steel. Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan engineering,
paku rivet dibedakan dari body dan stem nya. Mislkan aluminum-steel,
steel-stainless, ataupun full aluminum dan full steel juga full stainless.
Ukuran bervariasi dari ukuran 2.4 mm, 3.0 mm, 3.2 mm, 4.0 mm, 4.2
mm, 4.8 mm, 6.4 mm dengan panjang yang disesuaikan dengan ketebalan
panel atau plat yang akan dikencangkan.
3. Tipe sambungan rivet
1. Berdasarkan Penyambungan Plat
a. Lap Joint (Sambungan Berimpit) : sambungan yang menempatkan
pelat yang akan disambung saling berimpitan dan kedua pelat
tersebut disambung dengan paku keling.
Pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang
overlaps satu dengan yang lainnya.
Gambar 2.4 : lap joint
b. Butt Joint (Sambungan Bilah) : sambungan yang menempatkan
kedua ujung pelat yang akan disambung saling berdekatan, lalu
kedua pelat tersebut ditutup dengan bilah (strap), kemudian masing-
masing pelat disambungkan dengan bilah menggunakan paku keling
Digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit
menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat
penahan ikut dikeling dengan plat utama. Tipe ini meliputi single
strap butt joint dan double strap butt joint.

Gambar 2.5 : butt joint


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode menganalisis sambungan

Sambungan paku keling merupakan metode penyambungan yang digunakan untuk


mengikat suatu bagian dengan bagian lainnya menggunakan paku keling (rivet). Sambungan
paku keling merupakan sambungan yang bersifat permanen atau tetap, di mana sambungan
paku keling tidak dapat dilepas kembali atau dibongkar pasang, seperti sambungan baut dan
mur,  kecuali dengan cara merusaknya.

Keuntungan sambungan paku keling adalah tidak adanya perubahan struktur pada logam
yang disambung, seperti yang terjadi pada sambungan yang menerapkan, oleh karena itu
sambungan paku keling banyak digunakan pada pembebanan dinamis.

Sedangkan kekurangan atau kerugian sambungan paku keling adalah diperlukannya


pekerjaan awal, yaitu pengeboran lubang pada bagian yang akan disambung serta
kemungkinan terjadinya karat disekitar lubang sambungan selama paku keling dipasang.
3.1.1 Observasi sekitar
Meneliti cara pemasangan rivet ke plat yang akan di proses pemasangan paku
keeling pada sebuah plat, dan menghitung tegangan geser, tegangan tarik, dan
tegangan crushing dari sambungan rivet.
3.1.2 Interview
Dalam interview saya mengatakan; bahwa pemakaian rivet ini bagus, tapi
terkadang sebagian rivetnya tidak kuat menahan plat saat di buka dan di tutup,
dari interview ini saya menganalisi jika pemasangan rivet menggunakan cara
memukur ekor rivet tidak efektif karena deformasi terhadap rivet kurang
dibandingkan menggunakan rivet gun.
3.1.3 Analisis mekanik
Dalam pembuatan sambungan rivet 1 plat di lubangi 2 yang berdiameter 0,5
mm, lalu memasukan 1 buah rivet ke lubang plat, pemasangan rivet di lubang
plat di depan, tengah, dan di belakang, setelah rivet di pasang masukkan plat
kedua, lalu pukul semua ekor rivet sehingga berbentuk persis kepala
rivet,setelah itu deformasi rivet supaya sambungan rivetnya bagus.

Gambar 3.1: sambungan rivet pada plat

Sambungan ini bertipe lap joint berarti platnya bergabung dan rivetnya yang dipakai
adalah tipe button (round) head atau rivet yang bentuk kepalanya seperti payung,

3.2 Tempat dan waktu pelaksanaan

Observasi ini dilaksanakan pada:


Tempat : JL.G.OBOS 19 B
Waktu :MINGGU, 10 MEI, 2018
Jam : 11.00 WIB - SELESAI

3.3 Alat dan bahan

1. Handphone
2. Buku catatan
3. Meteran

BAB
IV PEMBAHASAN

4.1 Sambungan rivet dan desain

F t

F P F
Spesifikasi:
Panjang (p) : 10 mm
Tinggi : 3 mm
Tebal (L) : 0,2 mm
Diameter lubang rivet : 0,5 mm

4.2 Menghitung tegangan geser, tegangan tarik, tegangan crushing dari sambungan rivet
Diketahui: ditanya:
t = 3 mm Pminimal, Ptu, Psu, Pcu =?
d = 0,5 mm
p = 10 mm
σTu = 390 mPa
σSu = 295 mPa
σCu = 400 mPa
penyelesaian :
1. ketahanan plat terhadap sobekan (tearing)
Ptu = (p – d) . t. σTu
= (10 – 0,5). 3. 390
= 11115 N = 11,115 kN
2. ketahanan plat terhadap geseran (shearing)
π 2
Psu = n. d . σS u
4
3,14
=2 0,5 2 . 295
4
= 1157875 N = 115.7875 kN

3. ketahanan plat terhadap renggangan (crushing)


Pcu = n.d.t. σCu
= 2. 0,5. 3. 400
= 1200 N = 1.200 kN
4. Pminimal adalah
rivet dari plat ini diketahui tegangan sobekan (tearing) adalah 11,115 kN,
tegangan geser (shearing) adalah 115.7875 kN dan tegangan regangan (crushing)
adalah 1.200 kN.

Lalu ditentukan tegangan minimal dari plat tersebut adalah 11,115 kN (diambil
dari hasil perhitungan tegangan sobekan (tearing).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Khususnya dalam makalah ini penulis hanya membahas mengenai penggunaan


sambungan tetap dalam suatu konstruksi, yakni sambungan paku keling, khususnya untuk
sambungan dua pelat yang dibebani. Dalam makalah ini akan dijelaskan teori tentang
sambungan paku keling dan perhitungan kekuatan kelingnya.

Sambungan keling atau sambungan rivet merupakan metode penyambungan permanen


untuk menghubungkan satu bagian (biasanya pelat) dengan bagian lainnya. Metode
penyambungan ini menggunakan paku yang disebut paku keling atau paku rivet. Paku keling
merupakan paku yang terbuat dari logam yang terdiri dari bagian kepala dan batang.
Membuat sambungan dengan menggunakan paku keling bersifat permanen karena bagian
ujung pangkal paku keling lebih besar dibanding bagian batangnya. Saat ini, metode
penyambungan dengan paku keling umumnya digunakan untuk menyambung pelat yang sulit
dilas. Selain itu, paku keling berukuran kecil sering digunakan pada peralatan rumah tangga
maupun alat-alat elektronik.

5.2 Saran

Tugas Elemen Mesin I ini sebagai bentuk aplikasi dari mata kuliah Elemen Mesin I, yang
bertujuan agar mahasiswa Teknik Mesin dapat melakukan suatu perancangan konstruksi
secara sederhana yang nantinya bisa bermanfaat.

Pengetahuan awal tambahan mengenai sambungan paku keling kiranya dapat menambah
dasar pengetahuan mengenai perancangan suatu konstruksi mesin ataupun bangunan,
sehingga diharapkan para lulusan Teknik Mesin dapat menjadi teknisi atau konsultan handal
di dalam masyarakat guna memenuhi pasar dunia yang semakin canggih akan teknologinya,
dalam memenuhi kebutuhan manusia yang semakin modern dan komplek.

DAFTAR PUSTAKA
1. Spott, M. F, “Design Of Machine Elements”, Prentice Hall, New Jersey, 1985
2. http://www.scribd.com/paku-rivet/
3. https://pahatbaja.blogspot.co.id/2011/06/tugas-elemen-mesin-1.html
4. https://isibangunan.com/harga-paku-rivet.html
5.
6. http://susanptp.blogspot.co.id/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai