Rasa syukur yang kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Kemudian
sholawat dan salam selalu kita persembahkan kepada nabi
Muhammad SAW yang selalu kami harapkan syafaatnya di hari kiamat nanti.Dalam
makalah ini kami membahas “Evaluasi dalam Pendidik islam”, suatu pembahasan yang selalu
dikaji bagi Mahasiswa yang baru belajar Ilmu Pendidikan Agama Islam
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah pendidikan
agama islam yang sangat diperlukan oleh para pembaca dalam suatu harapan mendapatkan
pemahaman yang lebih luas terutama bagi paraMahasiswa yang mempelajarinya
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II : PEMBAHASAN 4
H. Sasaran Evaluasi 4
A. Kesimpulan 4
B. Saran 4
DAFTAR PUSTAKA 1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara, membimbing
dan mengarah kan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik, agar ia memiliki
makna dan tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses pendidikan bertujuan untuk
menimbulkan perubahan perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang, yaitu
(1) tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan individu-individu yang sedang belajar
untuk terjadinya perubahan yang diinginkan, baik perubahan tingkah laku, aktivitas dan
pencapai nya, serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik; (2) tujuan sosial yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai unit sosial berikut dengan dinamika
masyarakat umumnya; (3) tujuan tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi. Proses pendidikan yang dimaksud tidak terlepas
dari beberapa komponen yang mendukung.salah satu nya komponen yang urgen dalam
melihat keberhasilan pendidikan adalah evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari evaluasi pendidikan islam.
2. Objek, fungsi dan tujuan dari evalusi pendidikan islam.
3. Prinsip, sasaran dan jenis-jenis evaluasi pendidikan islam.
4. Evaluasi pendidikan dalam islam .
5. Manfaat dari evaluasi pendidikan islam.
3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi dan objek evaluasi dalam pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui prinsip,sasaran dan jenis-jenis dari evaluasi pendidikan.
4. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan dalam islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam bahasa arab
disebut al qimat. Istilah nilai ini mulanya dipopulerkan oleh para filsuf. Dalam hal ini, Plato
merupakan filsuf yang pertama kali mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus
diperdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek oksiologinya (Ramayulis,2008:221).
Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat sehingga para filsuf meletakan nilai sebagai
muara bagi epistemologi dan antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah idea of
worth (Ramayulis, 2002:331). Selanjutnya, kata nilai menjadi populer.
Evaluasi menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown adalah the act or process to
determining the value of something (Qahar,1972:1). Maka, evaluasi pendidikan berarti
seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan .
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan islam (Nizar,2002:77).
Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat
keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik.
Sedang dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam (dengan seluruh komponen yang terlibat
didalam nya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan .
5
Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement, measurement berasal dari
kata to measure yang berarti mengukur, measurement berarti perbandingan data kualitif
dengan data kuantitatif yang lainnya yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai
(angka) (Qahar ,1972:7). Pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami
kondisi-kondisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi
akan objektif apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits.
Namun dalam al-qur’an atau hadits, banyak sekali ditemui tolak ukur evaluasi dalam
pendidikan islam misalnya tolak ukur sholat yg baik dan sempurna adalah mencegah orang
dari perbuatan keji dan munkar. Tolak ukur watak seseorang yang beriman adalah bila
melaksanakan sholat secara khusyuk,membayar zakat (lihat QS al-Nisa[4]:162) menjaga
kemaluan terhadap wanita yang bukan istri. Tolak ukur perilaku seseorang yg beriman
adalahmencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (lihat, misalnya, QS,AL-
Baqorah[2]:148 ). Tolak ukur seseorang yang munafik disebutkan oleh Nabi dalam tiga
indikasi, yaitu dusta dalam berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat apabila diberi
kepercayaan (amanah) (Ramayulis dan Nizar ,2009:235-236).
Term evaluasi dalam wacana keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang
pas, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Berikut ini
penjelasan term-term tersebut :
6
Dalam pendidikan islam , tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap
(afektif dan psikomotor) ketimbangan aspek kognitif (Nizar,2002:80). Penekanan ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secra garis besar meliputi 4 hal
yaitu sebagai berikut :
Objek evaluasi pendidikan Islam dalam arti yang umum adalah peserta didik.
Sementara dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik.
Peserta didik di sini sebenarnya bukan hanya sebagai objek evaluasi semata, melainkan pula
sebagai subjek evaluasi. Evaluasi pendidikan Islam dapat di lakukan dengan dua cara yaitu (1)
evaluasi diri sendiri (selfaluationl introspeksi);(2)evaluasi terhadap orang lain (peserta
didik).
Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan mengadakan intropeksi atau perhitungan
terhadap diri sendiri. Evaluasi ini tentunya berdasarkan kesadaran internal yang bertujuan
untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas (amal shaleh) pribadi. Apabila dalam proses
evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, keberhasilan itu hendaknya dipertahankan
atau ditingkatkan. Akan tetapi, apabila ditemukan beberapakelemahan dan kelemahan,
hendaknya hal segera diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman, dan amal (Al –Banna,
1990: 12).
7
1. Klasifikasi berdasarkan fungsinya, evaluasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
a. Psikologis; evaluasi dipakai sebagai kerangka acuan kearah mana ia harus bergerak
menuju tujuan pendidikan.
b. Didaktik/instruksiona; evaluasi bertujuan memotivasi peserta didik, memberikan
pertimbangan dalam penentuan bahan pengajaran dan mengajar, serta dalam
kerangka mengadakan bimbingan-bimbingan secara khusus kepada peserta didik.
c. Administratif /manajerial; bertujuan untuk pengisian buku rapor; menentukan
indeks prestasi, pengisian STTB, dan menngenai ketentuan kenaikan peserta didik.
2. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan
8
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh
siswa sehingga dapat diupayakan tindak laanjut.Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi
evaluasi dan dapat berupa:
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes yang diberi
nama :
1. Tes penempatan.
2. Tes formatif.
3. Tes diagnostik dan
4. Tes sumatif.
9
E. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan
1. Prinsip keterpaduan.
2. Prinsip belajar siswa aktif.
3. Prinsip kontinuitas.
4. Prinsip koherensi.
5. Prinsip diskriminalitas.
6. Prinsip keseluruhan.
7. Prinsip pedagogis.
8. Prinsip akuntabilitas.
Objektivitas dalam evaluasi antara lain ditujukkan dalam sikap-sikap evaluator sebagai
berikut :
1. Sikap ash-shidqoh, yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan evaluasi,sikap ini
diperintahkan oleh Allah sebagai mana firman-Nya:
Hai orang orang yang beriman ,bertaqwalah kepada allah dan jadilah kamu
orang orang yang benar (QS.At-taubah(9);119)
10
2. Sikap amanah, yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam
menjalankan sesutu yang diamanahkan (dipercayakan) kepadanya. Sikap ini
diperintahkan oleh Allah berdasarkan firman-Nya:
3. Sikap rahman dan ta’awun, yakni sikap kasih sayang terhadap sesama dan sikap
salimg tolong menolong menuju kebaikan. Didalam hadits nabi disebutkan
11
d. Evaluasi penempatan (placement evaluation) yang menitik beratkan pada penilaian
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan:
i. Ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang di perlukan untuk awal
proses belajar mengajar.
ii. Pengetahuan peserta didik tentang tujuan pengajaran yang telah di tetapkan
sekolah.
iii. Minat dan perhatian,kebiasaan bekerja,corak kpribadia yang menonjol yang
mengandung konotasi kepada suatu metode tertentu.
2. Klaksifikasi evaluasi dilihat dari cara nya.
a. Evaluasi kuantitatif, dinyatakan dengan angka dapat dilakukan untuk menilai aspek-
aspek tingkahlaku peserta didik dalam bidang kognitif.
b. Evaluasi kualitatif, dinyatakan dengan ungkapan dan dilakukan untuk menilai
aspek-aspek afektif.
Kedua cara evaluasi tersebut membutuhkan tehnik pelaksanaan, yaitu tehnik tes
dan non-tes.
Menurut chalib thaha (1996:46-64)tehnik tes dapat dibedakan menjadi sembilan yaitu:
1. Tes penempatan.
2. Tes pembedaan.
3. Tes sumatif.
4. Tes diagnostik.
5. Tes standar, yaitu tes yang di susun oleh tim ahli atau lembaga khusus yang
menyelenggarakan secara profesional.
6. Tes non-standar kebalikan dari tes standar .
7. Tes tulis, disajikan dalam bentuk bahasa tulisan .
12
8. Tes lisan, disajikan dengan menggunakan bahasa lisan.
9. Tes tindakan, yaitu tes yang respons atau jawabannya berupa tindakan atau tingkah
laku yang koonkrit peserta didik.
H. Sasaran Evaluasi
Merupakan tindakan yang harus ditempuh oleh pendidik dalam mengadakan evaluasi.
Menurut tabrani rusyan dalam Abuddin Nata (1997:143), yang menjadi sasaran pokok
evaluasi tersebut, sebagai berikut :
1. Segi tingkah laku yaitu segi-segi yang menyangkup sikap, minat, perhatian,
keterampilan peserta didik sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2. Segi pendidikan, yaitu penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik
dalam proses belajar mengajar.
3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar, yaitu bahwa proses belajar
mengajar perlu diberi penilaian secara objektif dari pendidik.
Syarat-syarat yang dapat di penuhi dalam proses evaluasi pendidikan islam adalah
sebagai berikut.
1. Validity.
2. Reliable
3. Evisiensi.
Merupakan cara atau tehnik untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat kompreherensif dari seluruh aspek kehidupan
mental, psikologis, dan spiritual –religius.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam bahasa arab di
sebut al qimat.Istilah nilai ini mulanya dipopulerkan oleh para filsuf.
Merupakan cara atau tehnik untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat kompreherensif dari seluruh aspek kehidupan
mental, psikologis,dan spiritual –religius.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga apa yang dibahas dalam makalah ini
akan bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Hj.Nur Uhbiyati’’ilmu pendidikan islam(IPI)’’hal.139
15
MAKALAH
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Rosidatul Ulfiah
FAKULTAS TARBIYAH
GONDANGLEGI 2019
16