Anda di halaman 1dari 4

Prinsip kerja spektroskopi NMR

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang
sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini berguna sekali
untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul senyawa organik.. Jumlah
dan tempat proton dalam molekul senyawa organik menentukan bentuk spektrum yang
dihasilkan. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah
gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang
diukurnya, NMR bermacam-macam ragamnya, misalnya NMR 1H, 13C, 19F.
Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C.
Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi, sebagaimana
spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat
mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung
dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak.
puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum NMR. Dalam
NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis proton dengan frekuensi
resonansi proton senyawa pembanding (reference). Senyawa ini disebut sebagai standar internal
dan ditambahkan ke dalam sample sebelum me”running” NMR.
Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus fungsi.
Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR. (1) pergeseran
kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4)
integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu
dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC
(Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan NOESY
(Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).

1.      Pergeseran Kimia
Pergeseran kimia adalah pemisahan frekuensi resonansi suatu inti dari frekuensi
resonansi suatu standar, biasanya TMS (Tetra Metil Silan) (CH3)4Si. Pergeseran kimia memiliki
simbol δ, yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta (ppm) dari frekuensi radio yang
digunakan. Dalam spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif
terhadap frekuensi absorpsi Tetra Metil Silan standar (CH 3)4Si. Kopling dikombinasikan dengan
pergeseran kimia dan integrasi untuk proton memberitahu kita tidak hanya tentang lingkungan
kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR tetangga aktif dalam molekul. Dalam spektrum yang
lebih kompleks dengan beberapa puncak di pergeseran kimia yang sama atau dalam spektrum
inti selain hidrogen.
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung 1H atau 13C (bahkan
semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan
magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan
terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang
kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti merupakan materi mikroskopik, maka
energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi
antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.
2.3 Perlunya standar sebagai pembanding – TMS
Nol adalah titik dimana anda akan mendapatkan suatu puncak yang disebabkan oleh
atom-atom hidrogen dalam tetrametilsilan – biasanya disebut dengan TMS. Setiap pembacaan
spektrum RMI akan dibandingkan dengan TMS ini. Anda akan menemukan puncak pada
beberapa spektra RMI yang ditimbulkan oleh TMS (pada nol), dan yang lainnya akan menjauhi
puncak TMS ke sebelah kiri. Pada dasarnya, jika anda akan menganalisis spektrum dengan suatu
puncak pada nol, anda dapat mengabaikannya karena itu adalah puncak dari TMS.
TMS dipilih sebagai standar karena beberapa alasan, diantaranya:
 TMS mempunyai 12 atom hidrogen yang semuanya memiliki lingkungan kimia yang
sama. Mereka terikat oleh atom yang sama dengan cara yang sama sehingga tidak hanya
menghasilkan puncak tunggal tetapi juga puncak yang kuat (karena ada banyak atom hidrogen).
 Hidrogen pada senyawa ini lebih terlindungi dibandingkan pada senyawa lain karena
adanya elektron-elektron ikatan C-H. Ini artinya inti hidrogen lebih terlindungi dari medan
magnet luar, dan anda harus meningkatkan medan magnet untuk membawa hidrogen ini kembali
ke kondisi resonansinya.
Pengaruh dari hal ini adalah TMS menghasilkan puncak yang ekstrim pada sisi kanan. Dan
puncak lain akan muncul di sebelah kirinya.
TMS biasanya langsung ditambahkan ke dalam larutan sampel yang akan
diuji. TMS digunakan sebagai pembanding karena memiliki beberapa keunggulan
antara lain:
1.      Bersifat inert.
2.      Tingkat simetri yang tinggi, dalam hal ini semua atom H dan C berada pada
lingkungan kimia yang sama sehingga memberikan puncak absorbsi tunggal
karena semua atom H dan C ekivalen.
3.      Volatil, memiliki titik didih 27°C.
4.      Nonpolar sehingga mudah larut dalam pelarut organik.
5.      Geseran kimia TMS tidak dipengaruhi oleh kekompleksan pelarut atau tidak
dipengaruhi pelarut karena tidak mengandung gugus-gugus polar.
Selain TMS terdapat pula beberapa senyawa pembanding lain yaitu Na-2,2-dimetil-2-
silapentana-5-sulfonat (DSS) dan Na-2,2,3,3-tetradeuterio-4-4-dimetil-4silapentanoat (TSP-d4).
Komponen-komponennya :
1.      Magnet
2.       Generator “sweep”
3.      Transmiter RF
4.      Kumparan transmitter
5.      Kumparan penerima
6.      Kumparan “sweep”
7.      Deterktor & penerima RF
8.      Rekorder
9.      Sampel
B.  Instrumentasi NMR diantaranya :
1.      Tempat Sampel
Tempat sampel berupa tabung gelas yang terbentuk silindris, diletakan diantara dua kutub
magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tak mengandung proton seperti CCl 4 , CDCl3 ,
D2O, atau acetonitril dan sejumlah kecil TMS ditambahkan sebagai standar internal, kemudian
dimasukan ke dalam tempat sampel. Sampel kemudian diputar sekitar sumbunya untuk
mengusahakan agar semua bagian dari larutan terkena medan magnet yang sama.
2.      Celah Magnet
Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok mempunyai kekuatan sekitar 14.100 Gauss,
dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil kutub electromagnet. Pada celah magnet terdapat
kumparan yang dihubungkan dengan ossilator frekuensi radio (Rf) 60 MHz.
3.      Ossilator frekuensi Radio
Ossilator frekuensi radio akan memberikan tenaga elektromagnetik sebesar 60 MHz melalui
kumparan yang dihubungkan pada celah sampel. Kumparan selanjutnya memberikan tenaga
elektromagnetik yang digunakan untuk mengubah orientasi perputaran proton. Kebanyakan
spektropotometer NMR menggunakan sinyal frekuensi RF tetap dan mengubah-ubah kekuatan
medan magnet untuk membawa setiap proton mengalami resonansi.
4.       Detector Radio Frekuensi
Kumparan detector berada tegak lurus dengan kumparan ossilaor RF. Bila ada tenaga yang
diserap, kumparan detector tidak menangkap tenaga yang diberikan oleh kumparan ossilator RF.
Bila sampel menyerap tenaga, maka putaran inti akan menghasilkan sinyal frekuensi radio pada
bidang kumparan detector, dan alat memberikan respon ke pencatatan sebagai sinyal resonansi
atau puncak.
5.      Pencatat
Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal dari detector yang mengubahnya sebagai sinyal
resonansi atau puncak. Sebelum sinyal sampai ke pencatat biasanya dilewatkan terlebih dahulu
ke audio amflier untuk menggandakan sinyal, sehingga menjadi lebih Nampak.
6.       Magnet Akurasi dan kualitas
suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya. Resolusiakan bertambah dengan
kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan magnetnya homogen elektromagnet dan kumparan
superkonduktor (selenoids). Magnet permanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai
dengan frekuensi oskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet
bersifat peka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem pendingin,elektromagnet
yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR
beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh
fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem pengunci frekuensi, dapat berupa tipe pengunci
eksternal atau internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel
berada pada tempat terpisah,sedang pada tipe internal senyawa pembanding larut bersama-sama
sampel. Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).
Kegunaan Spektoskopi Magnetik Inti (NMR)
  
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti pada umumnya digunakan untuk :
1.      Menentukan jumlah proton yang dimiliki lingkungan kimia yang sama pada suatu senyawa
organik.
2.      Mengetahui informasi mengenai struktur suatu senyawa organik.
3.      Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.
4.      Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton berguna untuk penentuan struktur molekul
organik.

Anda mungkin juga menyukai