Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

PENYALAHGUNAAN NAPZA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen Koordinator : Rahmi Imelisa, M.Kep., Ns.Sp.Kep.J
Dosen Pembimbing : Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners., M.Kep

Kelompok G
Ketua : Alya Widia Putri (213117097)
Scriber 1 : Atlastieka Nurfanty S (213117082)
Scriber 2 : Ariel Akbar Arditia m (213117039)

Anggota :
Tita Hartati (213117036) Nurrizky Firdaus (213117110)
Endang Nurhayati (213117045) Annisa Isnenty M (213117068)
Evy Setyorini (213117048) Emiliya Rosdiana (213117115)
Imelda Annisya S (213117049) Priska Margareta (213117032)
Muthia Gita (213117054) Mutiara Putri Ayu H (213117004)
Bayu Dwi Brilianto (213117075) Hikmah Nurhaliza (213117107)
Mega Nanda R (213117081) Haifa Khoirunnisa (213117091)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya pula laporan tentang Penyakahgunaan NAPZA ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang Penyakahgunaan
NAPZA dapat bermanfaat untuk masyarakat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Cimahi, 25 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
KONSEP TEORI.....................................................................................................4
A. Skenario Kasus.....................................................................................................4

B. Hasil Diskusi........................................................................................................4

1. Identifikasi Masalah.............................................................................................4
C. Pertanyaan............................................................................................................6

D. Jawaban........................................................................................................6

BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan........................................................................................................18

B. Saran...................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
[ CITATION Kel06 \l 1033 ]

iii
BAB I

KONSEP TEORI

A. Skenario Kasus
Seorang laki-laki (28 tahun) datang ke IGD sebuah RSJ. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa klien menggunakan narkoba yang disebutnya dengan
‘crystal’ narkoba jenis tersebut dapat memberikan euphoria yang cepat dan
bertahan lama. Dari hasil pengkajian didapatkan klien menunjukan perilaku
hiperaktif, obsesif dan beresiko melakukan kekerasan. Didapatkan pula
halusinasi pendengaran dan delusi pada klien tersebut , sehingga klien tampak
seperti klien dengan skizofrenia. Dari hasil membaca perawat mengetahui
bahwa narkoba tersebut menyebabkan euphoria 3 kali lebih besar di
bandingkan kokain , dan dampaknya pun lebih buruk.
Pertanyaan :
1. Apa yang membedakan penyalahgunaan NAPZA dengan gangguan jiwa ?
2. Bagaimana batasan seseorang dapat dikatakan ketergantungan NAPZA ?
3. Bagaimana rentang respon penyalahgunaan NAPZA ?
4. Apa definisi NAPZA dan jenis-jenisnya ?
5. Bagaimana perilaku Penyalahgunaan NAPZA ?
6. Bagaimana intervensi keperawatan pada klien dengan ketergantungan
NAPZA ?

B. Hasil Diskusi
1. Identifikasi Masalah

Pertanyaan :
a) Euforia (MUTHIA GITA P)
b) Halusinasi pendengaran ( MEGA NANDA R)
c) Obsesif (PRISKA MARGARETA)
d) Delusi (ANNISA ISNENTY MULYADI)
e) Skizofrenia ( HIKMAH NURHALIZA )
f) Kokain (MUTIARA P A)

4
Jawaban :
a) Euforia adalah Perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan.
(ATLASTIEKA).
Euforia adalah suatu gejala psikologis yang berkaitan dengan affection,
atau perasaan cinta dan kasih sayang. Euforia biasanya timbul karena
sebuah situasi baru yang lain daripada yang pernah terjadi sebelumnya
dalam kehidupan seseorang. Situasi baru tersebut kemudian diterima oleh
seorang individu sebagai sebuah hal yang sangat menakjubkan.(PRISKA)

b) Halusinasi pendengaran (halusinasi auditori) yaitu mendengarkan sesuatu


yang tidak nyata dan dapat berasal dari dalam atau luar pikiran, misalnya,
mendengarkan bisikan-bisikan serta melibatkan persepsi suara tanpa
stimulus pendengaran. (HAIFA)

c) Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang


menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara
berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi
kecemasan atau ketakutan. ( EVY SETYORINI)

d) Delusi adalah salah satu jenis gangguan mental serius yang dikenal dengan
istilah psikosis. Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan antara
pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya. Orang
yang mengalami delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh dari
kenyataan. Penderita gangguan delusi meyakini hal-hal yang tidak nyata
atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Walau sudah terbukti bahwa
apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita tetap
berpegang teguh pada pemikirannya. (TITA HARTATI)

e) Delusi atau waham. Adalah gagasan palsu yang yang sepenuhnya tanpa
dasar dan tidak akan berubah sekalipun diberikan alasan yang masuk akal.
Berhubungan dengan kelainan psikotik. (IMELDA)

f) Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan proses


berpikir dan tanggapan emosi yang lemah (ALYA)

5
g) Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya
mengalami halusinasi, delusi, dan juga menunjukan perubahan sikap
mental (NURRIZKY)
h) Kokain adalah obat yang berasal dari tumbuhan coca (Erythroxylum coca)
yang berasal dari Amerika selatan. Obat ini biasanya dijual secara ilegal
dalam bentuk bubuk kristal putih. Tumbuhan yang menjadi bahan baku
kokain bersifat stimulan. Artinya, saat dikonsumsi, penggunanya akan
merasakan suntikan stimulasi secara besar, sehingga membuatnya merasa
lebih berstamina dan muncul euforia. ( EMILIYA )

C. Pertanyaan
1. Apa yang membedakan penyalahgunaan NAPZA dengan gangguan
jiwa ?
2. Bagaimana batasan seseorang dapat dikatakan ketergantungan NAPZA
?
3. Bagaimana rentang respon penyalahgunaan NAPZA ?
4. Apa definisi NAPZA dan jenis-jenisnya ?
5. Bagaimana perilaku Penyalahgunaan NAPZA ?
6. Bagaimana intervensi keperawatan pada klien dengan ketergantungan
NAPZA ?

D. Jawaban
1. Gangguan jiwa yaitu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014)
Penyalahgunaan NAPZA paling sedikit satu bulan lamanya dapat
menciptakan pola patologik penggunaan NAPZA, yang menyebabkan
gangguan fungsi sosial. Intoksikasi sepanjang hari merupakan pola
penggunaan zat yang bersifat patologik ketika seseorang tahu dia
mengalami sakit jika tidak memakai zat tersebut. Gangguan fungsi sosial

6
merupakan gangguan yang dialami karena ketidaksanggupan menjalankan
kewajiban kepada orang lain karena kurang adil, agresif berlebiha, bisa
melanggar lalu lintas, melakukan tindak kriminal semata untuk
menghasilkan uang .
Ketergantungan obat ada fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik situasi
ketika individu berhenti memakainya dan terjadi gejala putus zat
(NAPZA) ditandai oleh toleransi. Toleransi merupakan cara menambah
jumlah obat untuk menghasilkan efek yang sama. Selanjutnya
ketergantungan psikologis individu berkeinginan sangat kuat untuk
mamakai NAPZA walaupun tidak ada gejala fisik (Sumiati,2009).
Pada gangguan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan oleh
faktor psikologis misalnya gangguan fungsi afektif sehingga
mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah, apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa
malu, dan rasa bersalah yang berlebihan. Lalu ada pula faktor Faktor
Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh
anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang
meliputi prasangka, dan mayoritas penyalahgunaan disebabkan karena
faktor sosial dan budaya yang dilatarbelakangi oleh terganggunnya fungsi
afektif pada keluarga.
Dan menurut kami ada faktor penyebab yang membedakan antara
penyalahgunaan NAPZA dan gangguan jiwa yakni Faktor Somatik
(Somatogenik), faktor somatik adalah akibat gangguan pada
neuroanatomi, neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkat kematangan
dan perkembangan organik, serta faktorpranatal dan perinatal. Dalam
penylahgunaan NAPZA gangguan somatik bukanlah sebagai penyebab
melainkan sebagai akibat atau dampak negatif yang terjadi pada tubuh
yang dikarenakan oleh penyalahgunaan NAPZA.
2. Batasan seseorang dikatakan ketergantungan napza dapat terlihat pada
fisik , psikis maupun sosial seseorang diantaranya :

7
1) Dampak Fisik: Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
a) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
b) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses),
alergi, eksim Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti:
penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan
jaringan paru-paru Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah,
murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit
tidur
c) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi homon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual
d) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
e) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya
pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya
f) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi
Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian
2) Dampak Psikologi:
a) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
b) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
c) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal Sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

8
d) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh
diri
e) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan Merepotkan dan menjadi beban keluarga
f) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik dan psikis berhubungan erat Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat
(tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis
berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (biasa disebut sugest).
Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif,
dll.

3. Rentang Respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan
yang berat. Indikator dari rentang respon berdasarkan perilaku dengan
gangguan penggunaan zat adiktif
Respon Adaptif Respon
Maladaptif

Eksperimental Rekreasional Situasional penyalahgunaan


ketergantungan
1) Eksperimental ialah kondisi penggunaan pada taraf awal, disebabkan
rasa ingin tahu, ingin memiliki pengalaman yang baru, atau sering
dikatakan taraf coba-coba.
2) Rekreasional ialah menggunakan zat od saat berkumpul berama-sama
dengan teman sebaya, yang bertujuan untuk rekreasi bersama teman
sebaya.
3) Situasional ialah orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan
tertentu secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya
sendiri, seringkali penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan

9
diri atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Biasanya digunakan
pada saat sedang konflik, stress, frustasi.
4) Penyalahgunaan zat adiktif ialah penggunaan zat yang sudah bersifat
patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah
berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi penyimpangan perilaku dan
mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial dan pendidikan.
5) Ketergantungan zat adiktif ialah penggunaan zat yang cukup berat,
telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik
ditandai oleh adanya toleransi dan sindroma putus zat. Yang dimaksud
sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana orang yang biasa
menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti menggunakan
atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga
menimbulkan gejala pemutusan zat.
4. NAPZA adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya.
NAPZA adalah zat adiktif yang mempengaru kondisi kejiwaan
atau psikologi seseorang (pikiran, perasaaan, dan perilaku). Menurut
Undang-Undangno. 35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkoba merupakan istilah yang sering dipakai untuk narkotika
dan obat berbahaya. Narkoba merupakan sebutan bagi bahan yang
tergolong narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Disamping lazim dinamakan narkoba, bahan-bahan serupa biasa juga
disebut dengan nama lain, seperti NAZA (Narkotika,Alkohol, dan Zat
adiktif lainnya) dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
lainnya) (Witarsa, 2006).
Davison & Neale (2001) menjelaskan bahwa pengaruh alkohol dalam
tubuh terkait dengan interaksinya dengan beberapa sistem syaraf dalam

10
tubuh. Alkohol juga menaikan tingkat serotonim dan Dopamin, dan hal-
hal ini dapat menimbulkan efek menyenangkan yang dirasakan individu.
Akhirnya alkohol menghambat reseptor Glutamat yang dapat
menyebabkan efek intoksikasi alkohol pada kemampuan kognitif, seperti
bicara tidak jelas dan hilangannya ingatan.
Menurut Hawari (1991) Napza adalah singkatan dari Narkotika,
Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya. Napza mencakup segala
macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly atau high, yang
dapat mengubah tingkat kesadaran seseorang. Termasuk dalam Napza
adalah obat perangsang, penenang, penghilang rasa sakit, pencipta ilusi
atau psikotropika, dan zat-zat yang tidak termasuk obat namun dapat
disalahgunakan (misalnya alkohol atau zat yang bisa dihirup seperti
bensin, lem, tinner, dan lain-lainya sehingga high.
Jadi kesimpulannya, Narkoba atau NAPZA adalah zat / bahan yang
berbahaya yang mempengaruh kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang,
baik itu pikiran, prilaku ataupun perasaan seseorang dimana efek samping
dari penggunaan obat ini adalah kecanduan atau menyebabkan
ketergantungan terhadap zat atau bahan ini.
Narkoba atau NAPZA adalah zat / bahan yang berbahaya yang
mempengaruh kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang, baik itu pikiran,
prilaku ataupun perasaan seseorang dimana efek samping dari
penggunaan obat ini adalah kecanduan atau menyebabkan ketergantungan
terhadap zat atau bahan ini. Ada beberapa yang termasuk narkoba atau
NAPZA yaitu : Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif. berikut adalah
penjelasannya:
1) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
dari tanaman baik itu sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, (UU
RI No 22 / 1997). Narkotika terdiri dari tiga golongan, yaitu :

11
Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi, serta
memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya: Cocain,
Ganja, dan Heroin
Golongan II : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat,
penggunaan sebagai terapi, atau dengan tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi,
contohnya : Morfin, Petidin
Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan
penggunaannya banyak dipergunakan untuk terapi, serta
dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki
potensi ketergantungan ringan, contoh:
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah ataupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan prilaku dan perubahan
khas pada aktifitas mental dan di bagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk
pengembangn ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi
dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh: Extasi
Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk
pengobatan dan dapat digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketergantungan kuat, contoh : Amphetamine
Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat dan
banyak digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom ketrgantungan sedang,
contoh : Phenobarbital
Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai
pengobatan dan dan banyak dipergunakan untuk terapi serta
digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

12
memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh : Diazepem,
Nitrazepam
3) Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
narkotika dan psikotropika, meliputi :
a) Minuman beralkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang
berfungsi menekan susunan saraf pusat dan jika digunakan
secara bersamaan dengan psikotropika dan narkotika maka
akan memperkuat pengaruh di dalam tubuh. Ada tiga golongon
minuman beralkohol yaitu :
1. Golongan A : Kadar etanol 1-5 %
2. Golongan B : Kadar etanol 5-20 %
3. Golongan C : Kadar etanol 20-45 %
b) Inhalasi : adalah gas hirup dan solven (zat pelarut) mudah
menguap berupa senyawa organik yang terdapat di berbagai
barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagainya.
c) Tembakau : tembakau adalah zat adiktif yang mengandung
nikotin dan banyak yang digunakan di masyarakat.
5. NAPZA adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya.
1) Ketika penyalahgunaan NAPZA tidak dihentikan dan terjadi terus-
menerus, hal itu dapat menyebabkan kecanduan. Pada fase ini, gejala yang
dirasakan dapat berupa:
a. Keinginan untuk menggunakan obat terus-menerus,
setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari.
b. dorongan kuat untuk menggunakan NAPZA, yang
bahkan mampu mengaburkan pikiran lain.
c. Seiringnya berjalannya waktu, dosis yang digunakan
akan dirasa kurang dan muncul keinginan untuk
meningkatkannya.

13
d. Muncul kebiasaan untuk selalu memastikan bahwa
NAPZA masih tersedia.
e. Melakukan apa pun untuk mendapatkan atau membeli
NAPZA, bahkan hingga menjual barang pribadi.
f. Tanggung jawab dalam bekerja tidak terpenuhi, dan
cenderung mengurangi aktivitas sosial.
g. Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa
penggunaan NAPZA tersebut memberikan dampak
buruk pada kehidupan sosial maupun psikologis.
h. Ketika sudah tidak memiliki uang atau barang yang
dapat dijual, pecandu NAPZA mulai berani melakukan
sesuatu yang tidak biasa demi mendapatkan zat yang
diinginkan, misalnya mencuri.
i. Melakukan aktivitas berbahaya atau merugikan orang
lain ketika di bawah pengaruh NAPZA yang digunakan.
j. Banyak waktu tersita untuk membeli, menggunakan,
hingga memulihkan diri dari efek NAPZA.
k. Selalu gagal saat mencoba untuk berhenti
menggunakan NAPZA.
2) Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk
menghentikan penggunaan, dia akan mengalami gejala putus obat atau
sakau. Gejala putus obat itu sendiri dapat berbeda-beda pada tiap orang,
tergantung keparahaan dan jenis NAPZA atau narkoba yang digunakan.
Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka
gejalanya dapat berupa:
a. Hidung tersumbat.
b. Gelisah.
c. Keringat berlebih.
d. Sulit tidur.
e. Sering menguap.
f. Nyeri otot.

14
Setelah satu hari atau lebih, gejala putus obat dapat memburuk. Beberapa gejala
yang dapat dialami adalah:
a. Diare.
b. Kram perut.
c. Mual dan muntah.
d. Tekanan darah tinggi.
e. Sering merinding.
f. Jantung berdebar.
g. kabur/buram.
Sedangkan apabila NAPZA yang disalahgunakan adalah kokain, maka gejala
putus obat yang dirasakan dapat berbeda. Beberapa di antaranya adalah:
a. Depresi.
b. Gelisah.
c. Tubuh terasa lelah.
d. Terasa tidak enak badan.
e. Nafsu makan meningkat.
f. Mengalami mimpi buruk dan terasa sangat nyata.
g. Lambat dalam beraktivitas.
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan, bahkan
dosisnya yang terus meningkat, berpotensi menyebabkan kematian akibat
overdosis. Overdosis ditandai dengan munculnya gejala berupa:
a. Mual dan muntah.
b. Kesulitan bernapas.
c. Mengantuk.
d. Kulit dapat terasa dingin, berkeringat, atau panas.
e. Nyeri dada.
f. Penurunan kesadaran.

6. Strategi Pertemuan 1- klien :

15
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara
meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan
c. Membuat jadwal latihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu
klien mengatasi craving/nagih (keinginan untuk menggunakan kembali
NAPZA) adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi
makan semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat
rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup
atau rilekslah untuk dapat banyak ide.

Menurut Keliat dkk. (2006). Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga


adalah sebagai berikut:
a. Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan anggota keluarganya
berhenti menggunakan NAPZA.
b. Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti.
c. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA.

16
d. Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada keluarga antara lain :
a. Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam merawat klien.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan / ketergantungan
zat (tanda, gejala, penyebab, akibat) dan tahapan penyembuhan klien
(pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi).
c. Diskusikan tentang kondisi klien yang perlu segera dirujuk seperti:
intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran, jalan sempoyongan,
gangguan penglihatan (persepsi), kehilangan pengendalian diri, curiga
yang berlebihan, melakukan kekerasan sampai menyerang orang lain.
Kondisi lain dari klien yang perlu mendapat perhatian keluarga adalah
gejala putus zat seperti nyeri (Sakau), mual sampai muntah, diare, tidak
dapat tidur, gelisah, tangan gemetar, cemas yang berlebihan, depresi
(murung yang berkepanjangan).
d. Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA dengan cara:
menganjurkan keluarga meningkatkan motivasi klien untuk berhenti atau
menghindari sikap-sikap yang dapat mendorong klien untuk memakai
NAPZA lagi (misalnya menuduh klien sembarangan atau terus menerus
mencurigai klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri
klien memakai NAPZA lagi (misalnya memaksa minta uang, ketahuan
berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi); ajarkan keluarga untuk
membantu klien menghindar atau mengannkan perhatian dari keinginan
untuk memakai NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan pujian bila
klien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan
anjurkan keluarga mengawasi klien minum obat.

Strategi Pertemuan dengan Pasien dan Keluarga Penyalahgunaan dan


Ketergantungan NAPZA.
a. Pasien
Sp1-P
1. Membina hubungan saling percaya

17
2. Mendiskusikan dampak NAPZA
3. Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4. Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5. Latihan cara meningkatkan motivasi
6. Latihan cara mengontrol keingan
7. Membuat jadwal aktivitas

Sp 2-P
1. Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2. Mendiskusikan cara hidup sehat
3. Latihan cara menyelesaikan masalah
4. Latihan cara hidup sehat
5. Mendiskusikan tentang obat

b. Keluarga
Sp1-K
1. Mendiskusikan masalah yang dialami
2. Mendiskusikan tentang NAPZA
3. Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4. Mendiskusikan cara merawat
5. Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6. latihan cara merawat

Sp2-K
1. Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2. Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006)

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan jiwa yaitu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang
berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada
satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Gangguan jiwa adalah suatu kondisi
dimana seseorang mengalami gangguan dalam pikiran,perilaku, dan perasaan
yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku
yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014)

B. Saran
1. Kita harus memahami tentang Apa itu NAPZA dan dampaknya
2. Memberikan Informasi yang adekuat dan pendidikan kesehatan mengenai
NAPZA dan pengaruhnya terhadap kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

[ CITATION Kel061 \l 1033 ]


https://www.alodokter.com/penyalahgunaan-napza
https://prodiaohi.co.id/napza
https://www.academia.edu/19575764/Asuhan_KEperawatan_pada_pasien_dengan
_ketergantungan_obat_obatan_NAPZA
Keliat, Budiana. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2. Jakarta EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai