KELAS SOSIAL
Disusun oleh:
Kelompok 1
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN……………… ………………………………………………………1
I.I Latar Belakang.............................................................................................................. 1
I.II Rumusan Masalah .......................................................................................................1
I.III Tujuan……………………………………………………………………………….1
I.IV Manfaat…………………………………………………………..………………….2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
II.I Pengertian Kelas Sosial Menurut Para Ahli………………………………………….3
II.II Pengelompokan Kelas Sosial……………………………….……………………...4
II.III Konsep Kelas Sosial………………………………………………………………5
II.IV Faktor-faktor kelas Sosial…………………………………………………………7
II.V Alasan Adanya Kelas Sosial……………………………........................................8
BAB III PENUTUP………………………….………………………………………………...10
IV.II Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Kenyataan akan adanya kelas sosial merupakan sesuatu yang sering kali tidak membuat
orang merasa nyaman. Apalagi orang tersebut berada dikelas sosial bawah. Walaupun semua
orang adalah sama dihadapan sang pencipta, kelas sosial patut untuk disangkal. Akan
tetapi,seperti yang dikatakan Macionis(1996), bahwa setiap masyarakat ditandai dengan
ketidaksamaan,kenyataannya beberapa orang mempunyai lebih banyak daripada yang lain mulai
dari pendidikan yang lebih,kesehatan yang lebih hingga memiliki kekuasaan yang lebih
ketimbang yang lain. Hal itulah yang dapat disangkal.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam
masyarakat terdapat orang-orang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan
kurang lebih sama akan berada pada suatulapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam
suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan
perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
I.III Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kelas sosial menurut para ahli
2. Untuk mengetahui macam-macam kelas sosial
3. Untuk mengetahui faktor-faktor antar kelas sosial dalam kehidupan sosial
1
I.IV Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai kelas sosial
2. Mendapatkan ilmu agar tidak memandang orang berdasarakan kelas sosialnya
3. Menambah pengetahuan mengenai perbedaan –perbedaan setiap kelas sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Pengertian Kelas Sosial Menurut Para Ahli
Pengertian kelas sosial menurut para ahli sosiologi,antara lain:
1. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana
perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-
kelas yang rendah ”.
2. Menurut Peter Beger mendifinisikan kelas sebagai “a type of stratification in which one’s
general position in society is basically determined by economic criteria” seperti yang
dirumuskan Max dan Weber, bahwa konsep kelas dikaitkan dengan posisi seseorang
dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi, maksudnya disini adalah bahwasannya
pembedaan kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Yang
mana apabila semakin tinggi perekonomian seseorang maka semakin tinggi pula
kedudukannya, dan bagi mereka perekonomiannya bagus (berkecukupan) termasuk
kategori kelas tinggi (high class ), begitu juga sebaliknya bagi mereka yang
perekonomiannya cukup bahkan kurang, mereka termasuk kategori kelas menengah
( middle class ) dan kelas bawah ( lower class).
3. Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups constituted
by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds”. Maksudnya adalah
bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan. Yang diantaranya adalah
ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Yang mana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan.
Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan
pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi diatas
mempunyai keterikatan yang erat. Seperti contoh orang yang mempunyai ekonomi yang
bagus (kaya) belum tentu mempunyai pendidikan yang bagus (sarjana). Menurut Jeffries
pendidikan dan pekerjaan juga merupakan aspek penting dari kelas, karena pendidikan
sering menjadi prasyarat untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak.
4. Bernard Barber mendefinisikan kelas sosial sebagai sebagai himpunan keluarga-keluarga.
Menurutnya, bahwa kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu anggota kelas
3
terkait dengan kedudukan anggota keluarga lain. Bilamana seorang kepala keluarga atau
anggota keluarga menduduki suatu status tinggi maka status anggota keluarga yang lain
akan mendapatkan status yang tinggi pula. Sebaliknya apabila status kepala keluarga
mengalami penurunan maka menurun pula status anggota keluarganya.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli sosiologi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat (hierarchis), yang mana terjadinya pembedaan kelas dalam masyarakat
tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan)
seorang anggota keluarga dengan status anggota keluarga yang lain, bilamana jabatan kepala
keluarga naik, maka status anggota keluarga yang lain ikut naik pula.
1. Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik dalam sektor-sektor
masyarakat perseorangan ataupun umum, berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang
tinggi, dan kestabilan kehidupan keluarga.
2. Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan dan
mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja keras, pendidikan, kebutuhan
menabung dan perencanaan masa depan, serta mereka dilibatkan dalam kegiatan
komunitas.
3. Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar, penghasilannya pun relatif
lebih rendah sehingga mereka tidak mampu menabung, lebih berusaha memenuhi
kebutuhan langsung daripada memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah,
dan penerima dana kesejahteraan dari pemerintah.
4
Bahkan seorang ilmuwan yang bernama Warner merinci tiga kelas ini menjadi enam kelas yaitu:
1. Kelas atas-atas (upper-upper class) mencakup keluarga-keluarga kaya lama, yang telah
berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan yang begitu lama, sehingga
orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara keluarga-keluarga itu
memperoleh kekayaanya.
2. Kelas atas bawah (lower upper class) mempunyai jumlah uang yang sama, tetapi mereka
belum terlalu lama memilikinya dan keluarga ini belum lama berpengaruh terhadap
masyarakat.
3. Kelas menengah atas (upper middle class) mencakup kebanyakan pengusaha dan orang
profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar belakang keluarga baik dan
berpenghasilan yang menyenangkan.
4. Kelas menengah bawah (lower middle class) meliputi para juru tulis, pegawai kantor dan
orang-orang semi profesional.
5. Kelas bawah atas (upper lower class) terdiri atas sebagian besar pekerja tetap.
6. Kelas bawah bawah (lower-lower class) meliputi para pekerja tidak tetap, penganggur,
buruh musiman.
5
pembenaran terhadapnya; juga misalnya ketimpangan sosial berdasarkan jenis kelamin, yang
sebenarnya lebih disebabkan oleh fakta-fakta historis/kesejarahan ketimbang fakta-fakta alam.
Pada tahap awal perkembangan sejarah, yakni selama sistem komunal primitif, kaum perempuan
memainkan peranan penting/pimpinan di tengah masyarakat. Namun peran kepemimpinan itu
lambat laun pudar seiring dengan terbagi-baginya masyarakat ke dalam unit-unit keluarga yang
dipisahkan satu sama lain berdasarkan pemilikan pribadi.
Secara umum pembagian-pembagian kelas tak berhubungan dengan perbedaan-
perbedaan yang alamiah; walaupun memang bisa saja pembagian kelas itu mengelompok ke
dalam jenis ras yang sama, kelompok-kelompok etnis yang sama, menerobos garis usia dan jenis
kelamin.
Sejumlah sosiolog borjuis mencoba mencari sebab-sebab pembagian kelas tersebut atas dasar
faktor politik, yakni dilihat karena adanya penundukan secara paksa sekelompok orang oleh
kelompok orang lainnya. Tentu saja peralihan dari masyarakat tanpa kelas menjadi masyarakat
berkelas terjadi dengan pemaksaan. Akan tetapi pemaksaan sebenarnya hanya lah merupakan
faktor yang mempercepat saja, atau yang semakin mempertajam ketimpangan sosial; pemaksaan
bukan lah penyebab utamanya. Alasan rasial tidak bisa dijadikan argumen untuk menjelaskan
asal-usul timbulnya kelas-kelas dalam masyarakat; dan memang perampasan merupakan alasan
yang lebih baik untuk menjelaskan sebab dari asal-usul pemilikan pribadi alat-alat produksi.
Perampasan bisa jadi mengakibatkan berpindahnya pemilikan pribadi alat-alat produksi dari satu
orang kepada orang lainnya, namun perampasan itu sendiri sebenarnya tidak lah
melahirkan/merupakan (sebab awal) adanya pemilikan pribadi.
Terbaginya masyarakat ke dalam kelas-kelas disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi.
Sebagai contoh: di dalam masyarakat Mesir Kuno atau Yunani Kuno, walaupun tidak ada
penaklukan-penaklukan, namun di dalam masyarakatnya terdapat pembagian-pembagian kerja
--sehingga terdapat pemisahan-pemisahan para produsen yang terlibat di dalam berbagai bentuk
aktifitas produksi-- dan adanya pertukaran antar produksi yang dihasilkan oleh kerja mereka.
Pertama-tama, terdapat pemisahan antara pekerjaan bertani dan pekerjaan beternak, kemudian
pekerjaan kerajinan tangan terpisah dari kerja pertanian, dan akhirnya muncul usaha jasa
(seperti: manajemen, pencatatan, administrasi publik) dipisahkan dari kerja manual. Pembagian
kerja secara sosial dan pertukaran antar surplus hasil produksi inilah yang menyebabkan
terjadinya pemilikan pribadi terhadap alat-alat produksi, hal inilah yang mengantikan pemilikan
6
alat-alat produksi secara komunal dan memunculkan pengelompokan-pengelompokan sosial
yang tidak setara dalam proses produksi sosial, yaitu: kelas. Masyarakat kemudian menjadi
terbagi menjadi golongan kaya dan golongan miskin, golongan penghisap dan golongan terhisap,
sehingga ketimpangan pun merajalela.
7
keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang
sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhirnya menentukan pada kelas sosial
mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui
cara hidup seseorang. Oleh karena itu juga pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik
untuk mengetahui kelas sosial seseorang.
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas sosial
dimasyarakat, hal ini disebabkan karena apabila seseorang mendapatkan pendidikan yang tinggi
maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian jenis dan tinggi- rendahnya
pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan juga bukan hanya sekedar
memberikan kerampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan,
etiket, cara berbicara hingga perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa penghasilan, pekerjaan
dan pendidikan merupakan tiga indikator yang cukup jelas yang membuat seseorang dapat
digolongkan kedalam suatu kelas sosial. Ketiga indikator ini juga biasa dimanfaatkan oleh para
ilmuwan dalam mengklasifikasikan kelas sosial.
8
atas. Pengaruh era globalisasi juga sangat berperan dalam hal ini. Arus globalisasi yang saat ini
begitu ekstrim cenderung membawa kita ke dalam dunia kegensian.
Berawal dari rasa gengsi inilah timbul keadaan dimana orang kaya akan tampak menonjol
dibandingkan dengan orang miskin dalam hal gaya hidup kemewahan dan cara berpakaian.
Dapat kita ambil contoh dalam hal berpakaian,orang kaya cenderung memakai hal-hal yang
serba mewah,misalnya mereka mengendarai dengan mobil yang mewah dan berpakaian dengan
merk yang mahal. Jika kita soroti orang yang berada di kelas bawah yaitu orang miskin
kehidupan mereka bertolak belakang dengan orang kaya. Dengan adnaya kelas sosial ini
masyarakat akan dapat membedakan golongan atas dan bawah. Jadi masyarakat data
memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Tetapi adanya kelas sosial tidak bisa
digunakan untuk membedakan derajat manusia dan kelas sosial dapat mempermudah masyarakat
membedakan mana yang tercukupi dan yang membutuhkan.
9
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat banyak perbedaan kelas sosial mulai dari kelas
bawah bawah,kelas bawah atas,kelas menengah bawah,kelas menengah atas,kelas atas
bawah,kelas atas. Adanya perbedaan dalam kelas sosial disebabakan oleh beberapa faktor yaitu
kekayaan,pekerjaan dan pendidikan. Perbedaan inilah yang membuat setiap orang memiliki gaya
hidup yang berbeda, peluang hidup yang berbeda dan cara yang berbeda untuk melihat diri di
dunia. Orang kaya akan tampak menonjol dibandingkan dengan orang miskin dalam hal gaya
hidup kemewahan dan cara berpakaian. Orang yang berada di kelas bawah yaitu orang miskin
kehidupan mereka bertolak belakang dengan orang kaya. Jadi,dengan adanya kelas sosial ini
masyarakat akan dapat membedakan golongan atas dan abwah.
III.II Saran
Setiap manusia pasti memiliki kelas sosial yang berbeda-beda mulai dari kelas bawah
hingga kelas atas. Walaupun adanya kelas sosial di dalam kehidupan masyarakat, kita tidak
boleh membeda–bedakan seseorang berdasarkan kelas sosialnya. Hal ini dimaksudkan juga agar
tidak terjadinya suatu diskriminasi. Setiap orang harus saling membantu walaupun memiliki
kelas sosial yang berbeda karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan. Sebaiknya orang yang tercukupi membantu orang-orang yang membutuhkan
bantuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11