Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 5

1. Aprilia Rista Pristanti (193202008)


2. Elvira Amri Saida (193202056)
3. Mrenda Andrini (193202011)
4. Siti Sabila (193202013)

Teknik Pengutipan

Point-point pembahasan materi kelompok :


1. Definisi kutipan
2. Jenis kutipan
3. Teknik mengutip dalam kutipan
4. Kiat-kiat mengutip sebuah kutipan
Pembahasan :
1. Definisi Kutipan
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan
mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya
dengan menyampaikan gagasan para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan
sebagai pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan
seorang pengarang yang terkenal baik dalam buku ataupun majalah (Keraf, 1994:
179).
2. Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:
a. Kutipan langsung
Pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat
demi kalimat dari sumber teks asli.
b. Kutipan tidak langsung
Pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.
3. Teknik mengutip dalam kutipan
Teknik mengutip digolongkan menjadi mengutip berdasarkan bentuknya dan
mengutip berdasarkan sumbernya, yaitu:
a. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
i. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang
masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip.
Untuk teks yang tidak lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan
langkah-langkah berikut :
1. Kutipan terintegarasi dengan teks
2. Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip (“ ”)
3. Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun
ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1
spasi, maka ditulis 1 spasi;
4. Mencantumkan sumber referensi.
Contoh:
Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut,
dinyatakan pula oleh Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang
menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan
sebagai berikut:
1. Kutipan dipisahkan dari teks utama
2. Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip
3. Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.
Contoh:
Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid
dan Sunendar (2009: 8) memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk
melaksanakan program belajar keterampilan berbahasa Indonesia.
Program tersebut dirancang dapat diciptakan situasi pembelajar
yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental dan
intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan
berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung
adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali
justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis
semua teks tersebut tentu dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan
membuat halaman lebih banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus
dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan
dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri.
Seorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka
dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti.”
ii. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung.
Hal ini bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut:
1. Terintegarasi dengan teks utama.
2. Tidak diapit oleh tanda kutip.
3. Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi,
begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;
4. Mencantumkan sumber kutipan.
5. Contoh :
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, permajasan (figure of thought)
merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang
maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang
mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang
tersirat.
b. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
i. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan
digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun
majalah yang tidak memungkinkan penulisan rujukan dengan pola
catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan dalam
proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena
body note memiliki pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur yakni:
1. Nama pengarang
Cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar.
2. Tahun terbit
Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada
katalog buku yang lazim ada pada awal sebuah buku.
3. Halaman
Teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita
sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan
tanda kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah
dengan dengan titik dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam
tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudian
ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan
contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan
bisa diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung
pada bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.
ii. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan
seperti pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun,
ada juga beberapa peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki
daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk
mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang
penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai
unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer
petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan
penjelasannya sebagai berikut:
1. Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang
menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam
perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga nomor
petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang
nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2. Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan
gelar yang tidak dicantumkan.
3. Judul Karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring
dan jika bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit
dengan tanda kutip.
4. Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
Ketiga hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota
diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian ditulis nama
penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan
sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam
catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak
miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal
yang disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal
pengaksessan.
5. Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata
halam ini dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh
halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian
diakhiri dengan tanda titik.
 Contoh dari buku
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.
 Contoh non buku
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian
Bahasa Menurut Para Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra.
wordpress.com pada 5 januari 2013.
2 Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12
Desember 2013.
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari
internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap
ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis
dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan
mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan
yang dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili
dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.
Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat
yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari
sumber rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.
Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut
berbeda. Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip.
Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas
secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku
dengan sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc.
Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa
jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1. Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta,2009) hlm. 17.
2. Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh dari
http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3. Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4. Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari
buku dan merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus
ada agar tidak tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada
kutipan kedua puluh lima, maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu
pembaca akan kebingungan. Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini
disebabkan karena memangdalam internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang
sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama
dengan kutipan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai