Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK


ELEKTRO

Skor Nilai:

“MENGATASI DEPRESI DENGAN MERANGSANG KEPEKAAN HUMOR


PESERTA DIDIK”

Disusun oleh :

1. DAVID NIXON SIMANJUNTAK (5193131019)

2. EGIA PRANANTA PINEM (5193331003)

3. HELTON SAGALA (5193331007)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah
yang sistematis dengan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi maklah yang
dapat dikatakan rampung dan memiliki isi yang intelektual seperti apa yang ada
dihadapan kita saat ini dan akan menjadi pembahasan yang menarik.

Untuk itu penulis penulis bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah sebagaimana sudah biasanya menjadi kewajiban sebagai penuntut ilmu, yang
masih membutuhkan banyak ilmu dari berbagai sumber untuk dapat mengembangkan
intelektual penulis. Dalam makalah ini penulis mengambil judul “MENGATASI
DEPRESI DENGAN MERANGSANG KEPEKAAN HUMOR PESERTA DIDIK”,
sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas rekayasa ide pada mata kuliah kajian
psikologi pendidikan.

Semoga makalah ini memberikan manfaat yang baik untuk kita semua dan
kelemahan atau maupun kekurangan yang terdapat itu semua murni berasal dari penulis
yang masih dalam tahapan belajar.

Medan , Mei 2020

Penulis

1
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................

1. Latar Belakang...............................................................................................
2. Tujuan............................................................................................................
3. Manfaat..........................................................................................................

BAB II GAGASAN..............................................................................................................

1. Kondisi Kekinian............................................................................................
2. Solusi Yang Pernah Ditawarkan.....................................................................
3. Gagasan Yang Dicetuskan..............................................................................
4. Implementasi Gagasan atau Pihak- pihak pendukung....................................
5. Langkah-langkah Strategi...............................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

Kesimpulan................................................................................................................

DARTAR PUSTAKA...........................................................................................................

2
iii

RINGKASAN

Depresi pada remaja mempengaruhi prestasi sekolah, mereka mengalami kesulitan untuk
berkonsentrasi, selain itu depresi juga mempengaruhi fungsi sosial dan kesulitan dalam
penyesuaian diri. Melihat keadaan ini, depresi menjadi salah satu masalah kesehatan mental
yang menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. WHO menyebut depresi adalah
gangguan mental yang memiliki gejala seperti kebosanan, kehilangan semangat atau
kesenangan, berkurangnya energi meski telah istirahat, perasaan bersalah atau tak lagi merasa
berharga, gangguan pola tidur dan makan, rendahnya konsentrasi.

Depresi dan gangguan mental emosional lainnya dapat dicegah melalui program promotif,
preventif, kuratif serta rehabilitatif, sehingga tercapai kondisi jiwa sehat yang ditandai dengan
perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain

Akan tetapi untuk mengatasi depresi yang terjadi pada remaja harus ada penanganan awal
yang berlangsung secara berkesiambungan yang dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari
remaja tersebut. Dan gagasan penulis kali ini adalah merangsang kepekaan humor peserta
didik.

Humor dinilai dapat menimbulkan emosi positif, sebab humor menjadikan seseorang dapat
tersenyum ataupun tertawa dan memunculkan ekspresi wajah positif. Emosi positif yang
ditimbulkan dari humor merupakan salah satu upaya yang berfokus pada pengelolaan emosi.
Humor dan kepekaan humor yang tinggi dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks,
tidak tegang lagi, sehingga pikiran pun dapat lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan
masalah.

3
iv

MENGATASI DEPRESI DENGAN MERANGSANG KEPEKAAN


HUMOR PESERTA DIDIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penderita depresi pada usia remaja menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi
dibandingkan dengan usia kanak‐kanak dan usia dewasa, kondisi stres dapat terjadi bila
terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan antara kemampuan dantuntutan. Tuntutan
merupakan tekanan-tekanan yang tidak dapat diabaikan karenajika tidak dipenuhi, akan
menyebabkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagiindividu. Tuntutan dapat diartikan
sebagai element fisik atau psikososial dari suatusituasi yang harus ditanggapi melalui
tindakan fisik atau mental oleh individu, sebagaiupaya dalam menyesuaikan diri.

Baldwin (2002) menjelaskan bahwa sumber stres pada remaja laki-laki dan perempuan pada
umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda pada remajaperempuan dan laki-laki.
Remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya.Amir (2005) menambahkan bahwa
depresi lebih sering terjadi pada wanita, karenaberkaitan dengan ketidakseimbangan hormon
pada wanita, misalnya adanya depresiprahaid, postpartum dan postmenopause (Humanitas,
Vol. IX No.1 Januari 2012 :77).

Meningkatnya depresi pada remaja awal, banyak dikaitkan dengan gender. Seperti yang
diungkapkan olehSilverstein dan Lynch (2002), perbedaan gender dalam simtomatologi
depresitelah banyak mendapat perhatian, danfakta saat ini menunjukkan bahwaprevalensi
depresi klinis dan subklinis lebih tinggi terjadi diantara perempuan (Darmayanti, JURNAL
PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 35,
NO. 2 :164).

Depresi diibaratkan seperti penyakit flu, sebab depresi dapat terjadi di semua kalangan, tidak
terkecuali remaja. Neiger (2004) menyatakan bahwa usiamuda yaitu 15-24 tahun sangat
rentan untuk mengalami gangguan depresi. Surveiyang dilakukan oleh Avenoli dan Steinberg
(2002) kira-kira 25% remaja merasakan munculnya depresi dan 3% masuk kategori depresi
klinis. Petersen dkk(, 2003) mengadakan penelitian pada sampel nonklinis, ditemukan 7%
remajamengalami depresi klinis, sedangkan penelitian dengan sampel klinis ditemukan
45%remaja yang mengalami depresi klinis (Humanitas, Vol. IX No.1 Januari 2012 :77).

Depresi pada remaja mempengaruhi prestasi sekolah, mereka mengalami kesulitan untuk
berkonsentrasi, selain itu depresi juga mempengaruhi fungsi sosial dan kesulitan dalam
penyesuaian diri Melihat keadaan ini, depresi menjadi salah satu masalah kesehatan mental
yang menjadi masalah yang perlu mendapat perhatianserius. Data WHO (http://
4
v

www.depkes.go. id) tahun 2005 mengungkapkan bahwa sedikitnya 50.000 orang Indonesia
melakukan tindak bunuh diri setiap tahunnya, karena tidak ada data nasional untuk angka
bunuh diri di Indonesia, dari data tersebut diperkirakan ada 150 orang melakukan bunuh diri
setiap harinya di Indonesia.

Prediksi badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2020 nanti, di negara-negara
berkembang, depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dialami dan
depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelahserangan jantung
(Humanitas, Vol. IX No.1 Januari 2012 :78).

Dengan melihat data dan keterangan diatas, maka harus ada solusi yang efektif untuk
mencegah remaja dari bahaya depresi, sebenarnya ada beberapa solusi pencegahan depersi
yang sudah dilaksanakan Menkes yakni melalui program promotif, preventif, kuratif serta
rehabilitatif. Akan tetapi dalam hal ini penulis ingin membuka solusi baru yaitu dengan
merangsang kepekaan humor peserta didik karena tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu
obat terbaik untuk menghilangkan stress adalah dengan menghibur. Kita hidup dalam
keseharian sebagai pelajar dan tenaga pendidik maka harus ada langkah untuk pencegahan
awal agar remaja ataupun peserta didik tidak stres, merangsang kepekaan humor dan
membuat belajar senyaman mungkin adalah salah satu solusi terbaik.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan bahaya depresi pada remaja

2. Untuk mengetahui penyebab depresi pada remaja

3. Untuk mengetahui solusi depresi yang dialami remaja

C. Manfaat

Rekayasa ide ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajan mahasiswa untuk lebih
mengetahui bahaya depresi yang dialami remaja. Selain itu rekayasa ide ini juga dapat
digunakan sebagai pengayaan berfikir tentang solusi-solusi sederhana yang harus dilakukan
untuk membantu mencegah depresi remaja.

BAB II

5
vi

GAGASAN IDE

A. Kondisi Kekinian

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) diketahui bahwa
10 persen populasi dunia mengalami gangguan mental. Meningkatnya penderita depresi dan
kecemasan di dunia membuat bisnis buruk. WHO juga menyebutkan antara 1990 sampai
dengan 2013, angka penderita depresi, kecemasan dan gangguan mental lainnya meningkat
lebih dari 50 persen, dari 416 juta orang ke 615 juta orang (https:// tirto.id/mahalnya-depresi-
bA1q).

Data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi
dan ansietas), sebesar 6 persen untuk usia 15 tahun ke atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta
jiwa menderita gangguan mental emosional di Indonesia. Tahun 2014 ini para peneliti
menilai peningkatan depresi pada kaum remaja meningkat sekali, penyebabnya banyak sekali
baik itu berbentuk stress yang diakibatkan oleh dirinya sendiri atau oleh orang terdekat
mereka, kalau kita mengaca pada fakta kehidupan Perkembangan dunia anak dan remaja dari
masa ke masa selalu menjadi fenomena yang menarik untuk diperbincangkan.

WHO menyebut depresi adalah gangguan mental yang memiliki gejala seperti kebosanan,
kehilangan semangat atau kesenangan, berkurangnya energi meski telah istirahat, perasaan
bersalah atau tak lagi merasa berharga, gangguan pola tidur dan makan, rendahnya
konsentrasi. Kerap kali depresi juga disertai oleh gejala kecemasan yang akut. WHO juga
menyebutkan antara 1990 sampai dengan 2013, angka penderita depresi, kecemasan dan
gangguan mental lainnya meningkat lebih dari 50 persen, dari 416 juta orang ke 615 juta
orang. Jika ini tidak diatasi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan manusia untuk
hidup normal dan melakukan kegiatan sehari-hari. Pada tataran yang kronis, depresi bisa
berujung pada bunuh diri. WHO menyebut setiap tahun 1 juta orang meninggal karena bunuh
diri, dengan rata-rata 3.000 orang mati tiap harinya.

Dari pernyataan diatas dapat kita pahami bahwa masalah depresi adalah masalah yang sangat
serius dari tahun ketahun. Semua negara sangat serius dalam masalah dan bahaya depresi ini.
Dan tentu bukan hal yang mudah mengatasi masalah depresi ini.

B. Solusi Yang Pernah Ditawarkan

Menurut WHO dan World Federation of Mental Health, hasil survei yang dilakukan oleh
dokter keluarga menunjukkan bahwa penderita depresi yang menunda berobat lebih dari 11
bulan akan mengalami keterlambatan dalam pemulihan gangguan depresinya. Padahal,
depresi dan gangguan mental emosional lainnya dapat dicegah melalui program promotif,
preventif, kuratif serta rehabilitatif, sehingga tercapai kondisi jiwa sehat yang ditandai dengan
perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain

6
vii

sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain(https://
tirto.id/mahalnya-depresi-bA1q).

Di dalam bidang ilmu kesehatan kita kenal usaha-usaha promotif, preventif,kuratif, dan
rehabilitatif. Berikut ini masing-masing pengertian promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dan berikut contoh upayanya agar dapat semakin memahami pengertiannya.

1. Pengertian upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanankesehatan yang


lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan

2. Pengertian upaya preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.

3. Pengertian upaya kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaiankegiatan


pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, ataupengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat
terjaga seoptimalmungkin.

4. Pengertian upaya rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatanuntuk


mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapatberfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya danmasyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

C. Gagasan yang Dicetuskan

Individu yang mengalami depresi dapat dilihat dari gejala yang muncul. Adapun gejala-gejala
depresi yang sering kita lihat bahkan dirasakan yaitu berdasarkan:

a. Perubahan pada mood,

b. Perubahan dalam motivasi,

c. Perubahan pada kognitif,

d. Perubahan pada fisik dan psikomotorik

Dari beberapa gejala-gejala yang sering dialami remaja maka perlu langkah awal agar gejala
ini tidak semakin ke arah depresi yang serius. Remaja yang sudah terkena gejala-gejala
depresi akan mengalami perubahan dari segi psikomotorik, bergerak lebih lamban dari
biasanya, perubahan dalam kebiasaan tidur misalnya terjadi insomnia atau hipersomnia.
Ketika remaja sudah terkena gejala-gejala ini maka remaja akan merasa malas untuk
mengikuti pelajaran ataupun kegiatan di sekolah, hal ini disebabkan remaja tersebut sulit
untuk berkonsentrasi di dalam kelas, merasa tidak mampu, ia merasa tidak memiliki
kemampuan untuk memenuhi tuntutan mengikuti kegiatan disekolah. Kita pun mengakui

7
vii
i

ketika memiliki masalah maka akan timbul perasaan tertekan, perasaan sedih,lebih sensitif,
dan sulit untuk berkonsentrasi di kelas.

Ketika seseorang mengalami gangguan perasaan maka perasaan didominasi emosi negatif
sehingga mengalami kesedihan dan distress. Emosi negatif dapat diatasi dengan mengelola
emosi positif yang dimiliki seseorang. Dan sesuai penangannannya, penulis mempunyai
gagagsan yang berkaitan dengan emosi positif yaitu humor.

Humor dinilai dapat menimbulkan emosi positif, sebab humor menjadikan seseorang dapat
tersenyum ataupun tertawa dan memunculkan ekspresi wajah positif. Emosi positif yang
ditimbulkan dari humor merupakan salah satu upaya yang berfokus pada pengelolaan emosi.
Humor dan kepekaan humor yang tinggi dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks,
tidak tegang lagi, sehingga pikiran pun dapat lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan
masalah.

Allport (Schultz, 2005) mengatakan bahwa salah satu ciri-ciri kepribadian yang sehat yaitu
kemampuan untuk mengenal dirinya sendiri secara objektif dan mampu untuk menangkap
humor terutama yang berkaitan dengan dirinya sendiri, tetapi humor yang dimaksud bukan
humor yang menyangkut seks dan agresi. Penulis berasumsi bahwa remaja yang memiliki
kepekaan humor yang baik, dapat terhindar dari depresi sebab remaja tersebut mampu
mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih sehat(Humanitas, Vol. IX No.1 Januari
2012 :80).

Humor memiliki fungsi di antaranya fungsi secara fisiologik yang tentunya memberikan
dampak yang baik untuk kesehatan, selain itu fungsi psikologi yang dapat meningkatkan
kesehatan mental seseorang. Fungsi lain humor yaitu dalam hal pendidikan dan sosial
sehingga memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

D. Implementasi Gagasan atau Pihak- pihak pendukung

Ada beberapa pihak yang dapat membantu untuk membuat rileks dan santai untuk mengatasi
depresi remaja diantaranya adanya

1. Guru yang diharapkan mampu mebuat kreativitas dalam mata pelajarannya untuk
merangsang humor di awal, tengah dan akhir mata pelajrannya, hal ini tidak akan merugikan
dan bahkan akan membaut siswa merasa nyaman dan akan semnagat dalam memulai
pelajaran.

2. Kelompok konseling teman sebaya yang disediakan guru BK agar remaja tidak
canggung untuk menceritakan masalahnya dan

Permasalahan terbesar yang menghinggapi seorang guru ketika berhadapan dengan murid di
dalam kelas adalah membuat suasana belajar yang kondusif. Membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan memang tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Perlu
kemampuan khusus dalam membawa suasana kelas menjadi menyenangkan. Membawa
8
ix

suasana menyenangkan di kelas ini tentunya berbeda dengan pekerjaan pembawa acara.
Bedanya guru harus mengajarkan pelajaran yang banyak anak anggap bukanlah kegiatan
yang menyenangkan, menjadi kegiatan yang seluruh pesertanya menjadi antusias untuk
mengikutinya(http://peterbimbel.com/pentingnya-jiwa-humoris-bagi-guru-dalam-
pembelajaran).

Untuk membuat Suasana kondusif, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru. Salah
satunya adalah sense of humor atau jiwa humor. Dengan jiwa humoris ini, suasana tegang
bisa mencair kembali setelah guru melemparkan cerita lucu yang mengundang tawa. Jiwa
humoris ini layaknya satu skill wajib yang tidak tertulis pada persyaratan mendaftar menjadi
seorang guru. Tapi setiap guru harus memilikinya agar suasana belajar dapat diarahkan
menjadi kondusif. Selain untuk menarik perhatian serta memecahkan suasana tegang di
dalam kelas, jiwa humoris ini bisa menjadi bukti bahwa guru memiliki kepribadian dan
mental yang sehat. Hal ini juga menjadi bukti bahwa guru senang menjalankan pekerjaannya

Selanjutnya, Melalui konseling sebaya individu menerima umpan balik dari teman-teman
mereka tentang kemampuan mereka adalah salah satu upaya untuk membuat remaja merasa
tenang. Remaja menilai apa-apa yang mereka lakukan, apakah dia lebih baik dari pada
teman-temannya, sama, ataukah lebih buruk dari apa yang remaja lain kerjakan. Hal
demikian akan sulit dilakukan dalam keluarga karena saudara-saudara kandung biasanya
lebih tua atau lebih muda.

Konseling teman sebaya yang memungkinkan remaja merasa diterima, memungkinkan


remaja melakukan katarsis, serta memungkinkan remaja menguji nilai-nilai baru dan
pandangan-pandangan baru. Lebih lanjut konseling teman sebaya yang positif memberikan
kesempatan kepada remaja untuk membantu orang lain, dan mendorong remaja untuk
mengembangkan jaringan kerja untuk saling memberikan dorongan positif. Interaksi di antara
teman sebaya dapat digunakan untuk membentuk makna dan persepsi serta solusi-solusi baru.
Budaya teman sebaya yang positif memberikan kesempatan kepada remaja untuk menguji
keefektivan komunikasi, tingkah laku, persepsi, dan nilai-nilai yang mereka
miliki(http://lifestyle.bisnis.com/read/20121014/54/99962/menkes-penderita-depresi-butuh-
komunikasi-perhatian-and-kasih-sayang).

E. Langkah-langkah Strategis

Langkah –langkah yang harus dilakukan untuk mengaplikansikan ide-ide yang sebelumnya
telah dipaparkan adalah

1. Setiap guru harus mempunyai dan belajar selera humor yang diminati perserta didik,
karena tidak dapat kita pungkiri bahwa kelas yang monoton membuat siswa merasa tidak
nyaman dan hanya akan menambah beban pikiran sehingga membuat depresi. Setiap guru
selayaknya mempunyai skill ini dan skill penguasaan kelas.

9
x

2. Setiap sekolah harus mempunyai konseling teman sebaya untuk mempermudah


pemecahan masalah yang dialami remaja. kelompok yang saling membantu juga merupakan
dasar bagi perlunya konseling sebaya. Pada dasarnya, kelompok ini dibentuk untuk saling
membutuhkan dan sering tidak terjangkau atau tidak mau menggunakan layanan-layanan
yang disediakan oleh lembaga. Di antara teman sebaya mereka berbagi dan memiliki
perhatian yang sama, serta bersama-sama memecahkan problem, menggunakan dukungan
dan katarsis sebagai intervensi pemecahan masalah.

3. Membuat seminar motivasi dengan tema remaja untuk setiap semesternya yang berisi
tentang motivasi dan arahan-arahan agar tidak bergaul dengan lingkungan yang salah.
Seminar motivasi keremajaan sangat penting karena dapat membuat remaja lebih percaya diri
dan lebih mempunyai motivasi untuk jenjang selanjutnya ataupun dewasa.

4. Membuat lingkungan sekolah lebih menekankan pentingnya menghargai sesama


dengan cara membuat kegiatan ekstra kulikuler yang berbasis kebersamaan.

5. Harus ada kerjasama antara siswa, guru, orangtua dan kepala sekolah untuk melihat
perkembangan anak dengan cara memanggil orangtua untuk mengambil hasil nilai/raport
siswa sekaligus mendiskusikan perbaikan siswa tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
10
xi

a. Gagasan yang diajukan

Untuk mengatasi depresi yang terjadi pada remaja maka harus ada penanganan yang dapat
diterapkan dikehidupan sehari-hari remaja tersebut. Dan gagasan penulis kali ini adalah
merangsang kepekaan humor peserta didik. Ketika seseorang mengalami gangguan perasaan
maka perasaan didominasi emosi negatif sehingga mengalami kesedihan dan distress.

Emosi negatif dapat diatasi dengan mengelola emosi positif yang dimiliki seseorang. Humor
dinilai dapat menimbulkan emosi positif, sebab humor menjadikan seseorang dapat
tersenyum ataupun tertawa dan memunculkan ekspresi wajah positif. Emosi positif yang
ditimbulkan dari humor merupakan salah satu upaya yang berfokus pada pengelolaan emosi.
Humor dan kepekaan humor yang tinggi dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks,
tidak tegang lagi, sehingga pikiran pun dapat lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan
masalah .

Humor memiliki fungsi di antaranya fungsi secara fisiologik yang tentunya memberikan
dampak yang baik untuk kesehatan, selain itu fungsi psikologi yang dapat meningkatkan
kesehatan mental seseorang. Fungsi lain humor yaitu dalam hal pendidikan dan sosial
sehingga memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Tehnik Implementasi

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menerapkan ataupun merangsang kepekaan


humor peserta didik/remaja adalah

1. Hubungkan materi humor dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung. Poin
pertama ini sangatlah berat karena tidak semua materi pelajaran dapat dikaitkan dengan
sebuah lelucon. Kenapa cerita humor harus berkaitan dengan pelajaran? Karena dengan cerita
humor ini siswa dapat memahami pelajaran dengan lebih cepat. Besok pun ketika ditanya
kembali mengenai materi yang diajarkan kemarin, siswa akan dengan mudah mengingatnya
karena teringat akan cerita lucu tersebut.

2. Materi yang mengundang gelak tawa tidak hanya berasal dari cerita saja. Lelucon itu
bisa datang dari foto ataupun video. Jika kita ingin menggunakan gambar dan video sebagai
bahan penyegar suasana di kelas, gunakanlah gambar dan video yang relevan dengan
pelajaran. Gambar dan video ini tidak harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Video dan gambar ini bisa dari hal-hal lain asalkan dapat dikait-kaitkan dengan pelajaran
tersebut. Ketika suasana pelajaran menjadi kurang kondusif, putarlah video yang
mengundang gelak tawa. Biarkan anak didik kembali fokus ke depan lalu ketika mereka
sudah puas tertawa, mintalah beberapa siswa untuk menjelaskan video tersebut sesuai dengan
pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan cara ini, siswa akan sangat antusias mengikuti
pelajaran dan suasana belajar akan selalu kondusif.

3. Carilah bahan lelucon yang mementingkan kesopanan. Inilah yang membedakan sense
of humor seorang guru dan pelawak di televisi. Guru harus memberikan lelucon yang sopan
tapi tetap mengundang tawa. Jika lelucon yang seperti di televisi dijadikan lelucon di dalam
11
xii

kelas, siswa akan memiliki kebiasaan yang kurang baik. Bisa jadi mereka setelah mendengar
lelucon dengan melecehkan kekurangan orang lain, mereka akan menirunya. Kalau sudah
begitu, tujuan menggunakan humor untuk membuat suasana belajar menjadi kondusif, tidak
tercapai dan malah membuat siswa menjadi pribadi yang mudah mencela.

c. Prediksi hasil

1. Manfaat

Memudahkan remaja dalam proses belajar mengajar dan membuat rasa tertekan ataupun
depresi dalam dirinya berangsur hilang karena rasa senang dan bahagia yang ada dalam
dirinya dan hal ini juga bermanfaat untuk kedekatan guru dengan siswa.

2. Dampak gagasan

Membuat remja lebih percaya diri dan juga lebih percaya diri dengan apa yang ada dalam
dirinya. Dan membuat pergaulan sosialnya semakin baik dikarenakan emosi positif yang ada
dalam dirinya. Hal ini juga berdampak kedekatan sosial terhada teman sebaya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, JURNAL PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH


MADA VOLUME 35, NO. 2

Fitriani, ayu dan Nurul hidayah. Humanitas, Vol. IX No.1 Januari 2012

12
xii
i

http://lifestyle.bisnis.com/read/20121014/54/99962/menkes-penderita-depresi-butuh-
komunikasi-perhatian-and-kasih-sayang).

http://peterbimbel.com/pentingnya-jiwa-humoris-bagi-guru-dalam-pembelajaran

https:// tirto.id/mahalnya-depresi-bA1q).

http:// www.depkes.go. Id

13

Anda mungkin juga menyukai