Delay Development
Delay Development
1. SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Pasien belum mampu duduk sendiri, jongkok, berdiri, serta berjalan secara
mandiri. Pasien juga ada alergi susu sapi
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)
Tekanan Darah :-
Denyut Nadi : 95 kali/menit
Pernafasan : 26 kali/menit
Temperatur : 36 °C
Tinggi Badan :
Berat Badan : 8 kg
2. Inspeksi / Observasi
a. Statis :
- Posisi pasien tidur terlentang terlihat lunglai
- Pada posisi berdiri pasien masih di pegangi oleh terapis atau ibunya
- Pada posisi di dudukkan oleh terapis pasien mampu duduk dengan kepala
tegak
- Posisi trunk hiperekstensi
- Badan kecil
b. Dinamis :
- Pasien datang dengan di gendong ibunya.
3. Palpasi
- Terdapat hipotonus pada keempat anggota gerak.
4. Perkusi
Dilakukan namun tidak ditemukan adanya permasalahan
5. Auskultasi
Dilakukan namun tidak ditemukan adanya permasalahn
6. Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis)
A. Gerak aktif :
- Ekstremitas atas
Pasien tidak dapat melakukan karena tidak dapat mengerti perintah dari
terapis
- Ekstremitas bawah
Pasien tidak dapat melakukan karena pasien tidak mengerti perintah dari
terapis
B. Gerak pasif :
Untuk gerakan pasif pada semua anggota gerak atas dan anggota gerak
bawah. Pasien bisa melakukan dengan ful ROM tanpa ada hambatan dan end feel
normal pada semua sendi
C. Gerak Isometrik Melawan Tahanan
Tidak dapat dapat melakukan gerak melawan tahanan karena pasien tidak
dapat mengerti perintah dari terapis
7. Muscle Test
(dilakukan mengunakan XOTR)
Ekstremitas Atas kanan kiri Keterangan
- Fleksor shoulder x x X = Kekuatan normal, ada
- Ekstensor wrist x x
- Pronator wrist x x
- Supinator wrist x x
- Ekstensor hip x x
- Abduktor hip x x
- Adduktor hip x x
- Fleksor knee x x
- Ekstensor knee x x
- Fleksor angkle x x
- Ekstensor angkle x x
- InVersor knee x x
- EVersi angkle x x
8. Antropometri
Dilakukan pengukuran panjang lingkar kepala,di dapati hasil :
Patokan pangkal alis muter lurus 41 cm
9. ROM
Dilakukan pengukuran lingkupgerak sendi namun tidak di temukan adanya
permaslahan
- Moro : (+)
Kelahiran Normal
Gangguan Pertumbuhan
dan Perkembangan
Delay Development
Diagnosa Fisioterapi
Intervensi Fisioterapi
1. Neuro Structure
2. Mobilisasi Trunk dan Pelvic
3. Terapi latihan
- Stimulasi berguling
- Stimulasi duduk
- Stimulasi berjalan
4. Kobra
5. Stretching m. Uper Trapezius
Tujuan Fisioterapi
C. 1. Menurunkan
DIAGNOSIS spasme otot m.uper trapezius
FISIOTERAPI
2. Meningkatkan kemampuan fungsional
3. Meningkatkan kekuatan otot perut m.Rectus Abdominis
1. Impairment
- Hipotonus pada keempat anggota gerak
- Spasme otot m.Uper trapezius
- Kelemahan pada m.Rectus Abdominis.
2. Functional Limitation
- Pasien belum mampu jongkok, duduk sendiri dan berdiri.
D. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan fisioterapi
Jangka Pendek
a) Meurunkan spasme otot m.uper trapezius
b) Meningkatkan kemampuan fungsional
c) Meningkatkan kekuatan otot perut m.Rectus Abdominis
Jangka Panjang
a) Mengajarkan pasien agar apat berguling keduduk, merangkak, berdiri, sehingga
pasien dapat melakukan aktivitas fungsional secara mandiri
b) Melnjutkan tujuan jangka pendek.
E. RENCANA EVALUASI
1. Aktivitas Fungsional DDST
2. Kekuatan Otot XOTR
X : Kekuatan normal, ada kontraksiada gerakan
O : Tidak ada kontraksi
T : Ada kontraksi, tidak ada gerakan
R : Gerakan merupakan dari reaksi reflek
F. PROGNOSIS
Quo ad vitam : baik
Quo ad sanam : baik
Quo ad functionam : baik
Quo ad cosmeticam : baik
G. PELAKSANAAN TERAPI
a. Neuro Structure
Diberikan sentuhan ringan dari kepala hingga ujung kaki dan setiap sendi
seperti :
Posisi pasien : Terlentang, miring dan tengkurap
Posisi terapis : Duduk sesuai posisi pasien
Gerakan : Usapan lembut dikepala, wajah, leher, bahu, hingga di tangan.
Lalu badan anak dari dada-pelvic, paha-ujung kaki.
Pengulangan : 1 kali presepsi dengan 3 pengulangan dapat juga dilakukan
variasi gerakan angka 8. Pada perut dan punggung, lalu gerakan merayap di
punggung dan badan.
Tujuan untuk mempersiapkan pasien untuk terapi selanjutnya dan dapat
sebagai pengendalian body image. Lalu pada keempat anggota gerak diberikan
tendon guard, mio facial dan mobilisasi sendi.
c. Kobra
- Posisi pasien : tidur tengkurap
- Posisi terapis : memegangi bahu pasien
- Gerakan : - Angkat trunk pasien 75° ekstensi trunk.
- Kedua tangan pasien ekstensi di sangga oleh kedua tangan.
b. Kemampuan fungsional
DDST T0 – T3
Pasien bernama An. Anindya usia 21 bulan dengan keluhan belum bisa duduk,
merayap, bediri, dan berjalan. Setelah di berikan latihan dan terapi selama 2 minggu
tampak pasien sudah mampu berguling, lalu pasien sudah mampu sedikit merangkak
dan sudah mampu duduk walau sedikit di berikan stimulasi, saat posisi duduk pasien
sudah mampu duduk tegak dan saat duduk dipapan keseimbangan dan bola bobath
pasien sudah tampak mengontrol keseimbangan.