2006-2-01029-TISI-bab 2 PDF
2006-2-01029-TISI-bab 2 PDF
BAB 2
tanggal 19 April 1990 dengan nama PT. Mulia Menara Persada berdasarkan akta
Nomor 166 dibuat di hadapan Arlanny Lamoon Redjo, Sarjana Hukum, Notaris di
Jakarta. Pada tanggal 22 Oktober 1990 diperbaiki dengan akta nomor 93 di hadapan
Sinta Setiawaty Widjaja, Sarjana Hukum penganti Notaris di Jakarta dan Nomor 50
pada tanggal 21 Januari 1991 dibuat di hadapan Notaris yang sama, yang telah
didaftarkan di kantor pengadilan negeri Jakarta Selatan pada tanggal 11 Maret 1991
dibawah nomor 158 / Not / 1991 / PN. JKT. SEL, serta telah diumumkan dalam
PT. Mulia Keramik Indah Raya berstatus PMDN seperti dijelaskan pada surat
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 270 / I / PMDN / 1991, pada
tanggal 8 April 1990. Ijin BKPM PT. Mulia Keramik Indah Raya diberikan
berdasarkan surat Nomor 503 / SK / 44.BKPMD / 1992 tanggal 30 April 1992. Pada
awal operasinya, luas lahan yang ditempati 3 hektar untuk Floor Tile (FT1) dengan
kapasitas produksi 18.000 m2 / hari. Pada tanggal 29 Mei 1995 dibangun Wall tile
(WT1) dengan kapasitas produksi 15.000 m2 / hari dan pada tanggal 29 September
9
1995 dibangun Floor Tile (FT2) dengan kapasitas produksi 24.000 m2 / hari. Tangal
29 Juli 1996 dibangun lagi Wall tile 2 (WT2) dengan kapasitas produksi 23.00m m2 /
hari dan akhir November 1996 dibangun Floor tile 3 (FT3) dengan kapasitas
produksi 23.000 m2 / hari dan Floor Tile 4 (FT4) dengan kapasitas produksi 30.000
m2 / hari dan di Floor Tile 4 kapasitas produksi yang paling besar dan dilengkapi
Luas lahan yang kini ditempati oleh PT. Mulia Keramik Indah Raya telah
mencapai lebih kurang 100 Ha, terdiri dari 7 pabrik yaitu FT1, FT2, FT3, FT4
Pada tanggal 2 Januari 1992 berdasarkan perjanjian jual beli saham Nomor
093 / JB-MKIR / I-92 pemegang saham Eka Tjanderanegara menjual 200 saham dan
Joko Tjandra menjual 150 saham yang mereka miliki di PT. Mulia Keramik Indah
Raya kepada PT. Mulia Industrindo. Pada tanggal 2 Januari 1992 berdasarkan
perjanjian jual beli saham Nomor 094 / JB-MKIR / I-92 Gunawan Tjandra menjual
100 saham dan Djoko Soegiarto Tjandra menjual 50 saham yang mereka miliki di
Lilianti. SH, pengganti dari Rahmat Santoso. SH, Notaris di Jakarta yang
PT. Mulia Keramik Indah Raya memperoleh penghargaan ISO 9002 pada
Desember 1995 dan Sertifikat ISO 9001 : 2000 pada bulan Juli 2001 untuk system
dibentuk strategi dan mutu kerjasama dengan distributor, OEM, pembeli (buyer) dan
cabang/took (stores). Bekerja sama dengan komitmen akan terus menerus memenuhi
PT. Mulia Industrindo Tbk beserta anak perusahaan PT Mulia Keramik Indah
Raya dan PT. Mulia Glass diatas kepemilikan bapak Eka Tjandranegara dengan
bentuk badan usaha berupa Perseroan Terbatas (PT) dan bergerak di bidang swasta.
Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. Mulia Keramik Indah Raya
personalia, bagian keuangan, dan bagian produksi dimana masing-masing bagian ini
saling berkaitan satu dengan yang lain. Hal ini terlihat bahwa wewenang mengalir
dari puncak pimpinan ke pimpinan dalam bidang tertentu dibawahnya, dan setiap
11
pertanggungjawabannya.
1. General Manager
Perusahaan ini dikelola oleh seorang General Manager yang secara umum
2. Manufaturing Manager
Untuk itu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
kebijakan, strategi dan prosedur dibidang produksi dan hal-hal lainnya yang
3. Production Manager
sesuai dengan jadwal produksi dan metode produksi yang telah ditentukan.
4. Laboratorium Manager
5. Maintenance Manager
6. Engineering Manager
lingkungan.
7. Warehouse Manager
Warehouse Manager bertanggung jawab atas bahan-baku yang baru datang dari
supplier maupun stok bahan baku yang masih tersisa di gudang supaya tidak
8. Purchasing Manager
barang yang diperlukan dalam jumlah, mutu, harga dan waktu penyerahan yang
tepat.
9. Accounting Manager
rutin.
baku dan keramik yang selesai diproduksi pada tingkat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Quality Control Manager bertanggung jawab terhadap mutu nilai dari bahan baku
PT. Mulia Keramik Indah Raya menerapkan waktu kerja dengan sistem
shift, non shift dan day shift. Sistem shift dibagi menjadi 3 bagian yaitu shift 1, shift
2 dan shift 3. Untuk hari kerja, seluruh karyawan yang bekerja dengan sistem shift
mempunyai hari kerja selama 7 hari dalam seminggu dan berganti shift tiap 2 hari
sekali dan dua hari libur. Sedangkan untuk yang non shift bekerja selama 5 hari
selama seminggu dan masuk pada hari sabtu tiap 1 kali dalam 1 bulan. Untuk day
Untuk menciptakan suasana yang adil bagi seluruh karyawan, PT. Mulia Keramik
Indah Raya menerapkan sistem pemutaran shift. Jadi karyawan masuk selama dua
hari dengan shift satu lalu dua hari kemudian masuk dengan shift 2 dan dua hari lagi
masuk dengan shift 3. Dua hari berikutnya libur dan dua hari kemuadian kembali lagi
15
ke shift 1 dan begitu seterusnya sehingga seluruh karyawan merasakan sistem shift
yang sama. Apabila karyawan yang bersangkutan pada shift tersebut sedang off
tetapi dia masuk maka karyawan tersebut akan dianggap lembur dan mendapat
Untuk karyawan non shift memiliki waktu kerja lima hari dalam seminggu tetapi
dalam satu bulan harus masuk satu kali pada hari sabtu selama setengah hari dan
PT. Mulia Keramik Indah Raya terletak di Jalan Raya Tegal Gede, Kec.
Lemah Abang, Kab. Bekasi, Cikarang – Bekasi. Jawa Barat. Luas Tanah PT. Mulia
Keramik Indah Raya secara keseluruhan adalah sebesar 100 Ha, yang terdiri dari 6
Plant yaitu 4 Plant Floor Tile (FT) dan 2 Plant Wall Tile (WT). PT. Mulia Keramik
Indah Raya terdapat dalam kawasan Mulia Industrindo dimana terdiri dari 4 pabrik
antara lain Mulia Keramik yang memproduksi Keramik Lantai dan Keramik
Dinding, Mulia Float Division yang memproduksi kaca lembaran, Mulia Container
Division, yang memproduksi botol dan Mulia Safety yang memproduksi kaca mobil.
Proses pembuatan keramik di Floor Tile 4 terdiri dari dua macam yaitu proses
untuk keramik Single Firing dan Double Firing. Untuk proses produksi Double
Firing terdiri dari tujuh proses yaitu : Body Preparation, Pressing, Biscuit Firing,
16
Glaze Preparation, Glaze Application, Glost Firing, Sorting & Packing. Sedangkan
pada proses Single Firing, proses produksinya tidak melalui proses Biscuit Firing
Body Preparation adalah proses paling awal dari proses pembuatan keramik.
Dalam proses ini terjadi beberapa proses lagi yang mengolah bahan baku mentah
menjadi powder yang merupakan bahan baku dari keramik. Bahan baku mentah
disini berupa beberapa material yang kemudian diolah menjadi adonan seperti bubur
yang disebut sebagai slip. Dalam proses body preparation ini juga dipakai sejumlah
mesin untuk pembuatannya yaitu mesin grinding, miling dan drier. Selain itu
yang diinginkan.
Bahan baku utama yang digunakan untuk proses pembuatan keramik di PT.
Material Plastis berupa clay terdiri dari dua macam yaitu BJ2 dan MG2. Clay
merupakan suatu tanah yang berbentuk tanah liat dengan struktur kimia
a. Plasticity
Sifat semacam ini muncul karena adanya perbedaan dasar atau besar dan
kecilnya molekul penyusun clay itu sendiri. Sifat ini terdiri dari tiga bagian
antara lain :
• Plastis
• Semi Plastis
• Non Plastis
b. Warna Clay
Adanya warna clay ini disebabkan karena adanya perbedaan unsur logam
• Merah
• Putih
• Abu-abu
PT. Mulia Keramik Indah Raya mendatangkan clay dari daerah Bangka
Belitung dengan spesifikasi warna putih. Clay dalam industri kermaik juga
disebut bahan inti yang berfungsi juga sebagai bahan mayoritas dalam
pembuatan keramik.
2. Silica Sand
Silica Sand atau pasir silica sering disebut juga dengan pasir kuarsa yang
merupakan bagian untuk penguat keramik agar keramik lebih keras dan kuat.
Silica Sand juga berfungsi untuk mengurangi susut dan menurunkan plastisitas.
18
Silica Sand mempunyai komposisi yang cukup besar dalam pembuatan sebuah
badan keramik karena pada pembakaran Silica Sand dengan kapur akan
menghasilkan suatu kerangka atau badan yang mempunyai titk lebur yang tinggi.
3. Dolomit
kimia CaCo3.Mg.Co3. Dolomit yang ada di Floor Tile 4 didatangkan dari daerah
4. U5
U5 juga berupa batuan gunung, tetapi jika dihancurkan bentuk serbuknya lebih
kasar dibanding dolomit dan warnanya coklat muda. U5 ini berasal dari Pati,
Jawa Tengah.
Selain dari bahan-bahan yang disebutkan diatas, terdapat juga bahan baku pembantu
clay.
• Air
• Pigmen / Stain
Untuk material Non Plastis (Hard) dihaluskan dengan mesin HMG (Hard
Silo yang diberi nama PDM yang kemudian diolah dan dihomogenkan di Miling
sedangkan untuk material plastis dihancurkan dengan alat yang bernama PMG
Turbo Blunger adalah suatu mesin untuk mencampurkan material plastis (Clay)
dengan bahan baku pembantunya adalah Water Glass dan air. Water Glass berfungsi
untuk mengencerkan clay. Pada mesin ini material diaduk dan dicampur rata selama
+ 2 Jam. Water Glass yang digunakan hanya sekitar 2,23% dari total volume 14 – 20
gram / liter. Hasil dari campuran ini adalah berupa suatu adonan yang disebut clay
slip dengan kandungan air + 35%. Clay slip ini disarin terlebih dahulu, dengan
saringan MESH 16, sebelum ditampung di Clay Slip Tank yang ada dibawah tanah
(kapasitas 18.000 liter). Setelah ditampung di Clay Slip Tank, Clay Slip ini dialirkan
melalui pipa dibantu oleh pompa wellden menuju Miling Time Continous, untuk
diolah lagi dan menjadi homogen bersama dengan hard material yang sudah
dihaluskan.
20
Miling Time Continous adalah suatu alat untuk mencampurkan clay slip dengan
material hard. Terdapat dua buah alat MTC yang ada di Floor Tile 4.. MTC terdir
dari tga ruangan dengan dibatasi oleh ruang diafragma. Tiap-tiap ruangan berisi batu-
batu (ballstone) dengan berbagai ukuran, yang digunakan untuk menghancurkan dan
mengaduk material dan clay slip dengan air. Ruangan pertama terdapat batu dengan
ukuran terbesar dengan diameter 10 cm – 12 cm. Fungsi dari batu-batuan ini adalah
untuk menghancurkan material yang lebih besar karena material ini yang masuk
cm, memiliki fungsi yang sama yaitu menghancurkan material-material yang tidak
dapat hancur pada ruangan pertama. Kemudian yang terahir adalah ruangan yang
ketiga terdapat batu-batuan dengan diameter 2 cm – 4 cm. Pada ruangan ketiga ini
fungsi hanya sebagai penghalus sisa-sisa material yang tidak dapat seluruhnya
MTC bekerja selama + 2 Jam untuk sekali proses dengan kapasitas maksimum 20 ton
/ jam. Hasil dari proses ini kemudian disebut dengan body slip. Body slip ini
kemudian disaring terlebih dahulu dengan saringan pertama 18 MESH dan saringan
yang kedua 80 MESH. Setelah itu hasil saringan ini ditampung kedalam body tank.
residu yang ada dibuang, sedangkan untuk saringan 80 MESH, residu yang ada
Body Slip yang telah disaring dan ditampung kemudian ditransfer dengan hydraulic
pump untuk ditampung di service tank. Sebelum ditampung, body slip tersebut
disaring kembali dengan saringan MESH 80. Body Slip yang telah ditampung di
service tank dipompa ke atas dengan hydraulic pump untuk diolah di Spray Drier.
Spray Drier adalah alat yang digunakan untuk mengubah body slip menjadi powder
dengan menggunakan proses pengeringan dan pemanasan. Body slip yang telah
masuk di spray drier disemprotkan oleh nozzle yang ada di dalam spray drier dengan
tekanan 20 – 30 Bar. Body slip tadi kemudian dikeringkan dengan suhu 400 – 600 C
dan dengan panas yang merata. Udara panas yang dihasilkan spray drier adalah +
120 C dan dibuang keatas melalui sebuah cerobong. Setelah keluar dari spray drier
maka body slip tersebut akan berupa powder. Powder yang dihasilkan ada dua
macam yaitu powder satuan besar dan powder satuan kecil. Sebelum sampai ke
konveyor belt, keduanya telah tercampur. Powder tersebut akan disaring sebanyak
tiga kali melalui konveyor belt lalu ditampung di silo dan siap untuk proses
selanjutnya yaitu proses Pressing. Silo yang ada di Body Preparation ini untuk silo
powdernya ada 10 buah. Stok maksimum dalam 1 silo adalah 190.000 m2.
2.4.2. Pressing
Proses Pressing merupakan proses yang dilakukan setelah Body Preparation. Pada
dasarnya proses Pressing ini adalah proses yang membuat biscuit tile dari powder
22
yang dihasilkan dari body preparation. Output yang dihasilkan dari proses ini adalah
suatu biscuit tile yang disebut green tile. Green Tile ini merupakan bentukan dari
suatu powder sehingga kekuatannya pun masih belum sempurna dikarenakan masih
Powder ditransfer dari silo powder yang terdapat pada Body Preparation dengan
penyaringan sebanyak satu kali yaitu saringan 50 Mesh. Setelah itu powder akan
ditransfer ke plotting grid dan filler box. Plotting grid dan filler box akan
bergerak maju mundur untuk mengisi lower die box dengan powder sampai
cetakan penuh.
• Press untuk membentuk kepadatan dan mengeluarkan udara dalam lower die
box pada saat punch turun. Besarnya tekanan yang diberikan + 30 Bar.
memadatkan green tile yang terbentuk sehingga akan lebih kuat. Tekanan
yang diberikan lebih besar dari yang pertama, yaitu sebesar + 280 Bar.
Besarnya tekanan yang diberikan pada press tergantung pada besarnya ukuran
tile yang akan dibuat. Cetakan biscuit yang akan digunakan tidak sama dengan
ukuran tile yang sebenarnya. Ini dimaksudkan karena akan terjadi shringkage
23
Setelah pada proses pressing dihasilkan green tile yang kemudian akan
yaitu untuk membersihkan sisi-sisi dari green tile yang masih tajam. Kemudian
brushing untuk bagian atas dan bawah juga untuk membersihkan dari kotoran.
Setelah ketiga proses tersebut dilakukan, kemudian green tile akan di cek terlebih
visual yaitu dengan cara melihat secara kasat mata apakah green tile tersebut cacat
atau tidak. Jenis cacat yang dilihat adalah cacat yang terjadi pada fisik tile dan sudah
mempengaruhi bentuk tile. Pengecekan ini dilakukan setiap 2 jam sekali dan
Apabila terjadi penyimpangan yang cukup signifikan dan terjadi terus menerus maka
cacat tidak langsung dibuang tetapi akan digunakan lagi sebagai powder untuk
biskuit dengan menggunakan mesin kiln. Proses ini juga ditujukan untuk membuat
biskuit tile lebih kuat dari green tile, karena dalam pembakaran kadar air yang
terdapat dalam green tile terserap sehingga membuat biskuit tile lebih kuat dari green
tile. Green Tile tidak boleh mengandung air mekanis > 8% dari berat kering dan
moisture contentnya tidak boleh lebih dari 5,5 %. Proses Biskuit Firing ada 4 tahapan
yaitu :
- Driying
- Pre Heating
- Firing
- Colding
Di FT 4 terdapat 4 mesin kiln untuk biscuit firing ini. Untuk tile single firing tidak
Berikit ini adalah alur proses Biscuit Firing dari awal sampai selesai.
25
START
Green Tile
Drier
Biscuit Firing
Biscuit Tile
Pengecekan
Yes
Loading Chematic
Storage
Biscuit
Tile
FINISH
Pada proses biskuit firing, terdapat beberapa urutan proses sebelum menjadi biskuit
a. Drying
Proses drying merupakan awal dari proses biscuit firing. Pada proses ini
green tile disemprot dengan udara panas pada suhu 200˚ – 250˚ C. Proses ini
dilakukan selama + 17 menit dari total proses biscuit firing dengan panjang jalur
35,7 m. Untuk tile dengan single firing tidak melalui proses ini tetapi langsung
menuju Glaze Application lalu baru dibakar pada Glost Firing. Diatas drying
terdapat burner (bahan bakar dari gas LNG). Disamping burner terdapat recycle
fan yang berfungsi menghisap udara luar lalu dialirkan ke burner dan
b. Pre Heating
Proses Pre Heating adalah proses dimulainya green tile akan dibakar.
Proses pre heating diperlukan karena tidak mungkin green tile langsung diberi
suhu yang sangat panas karena akan mengakibatkan green tile patah/pecah. Suhu
c. Firing
Proses selanjutnya adalah firing. Ini merupakan hal utama dari biscuit
firing. Disini green tile dibakar dengan suhu yang paling tinggi untuk menyerap
kadar air agar berkurang sebanyak mungkin. Pada proses firing ini menggunakan
d. Colding
disemprotkan adalah udara dingin yang berfungsi untuk menurunkan suhu tinggi
27
yang ada pada biscuit tile. Udara panas dihisap keluar, sebagai gantinya udara
dingin dihembuskan oleh cold air fan. Udara dingin ini akan membuat suhu
biscuit tile turun menjadi 650˚ - 450˚ C. Kemudian biscuit tile yang keluar
dibutuhkan untuk membuat permukaan depan tile yang bermotif atau memiliki suatu
dan pasta yang akan digunakan pada proses Glaze Application. Formulasi untuk
Berikut ini akan digambarkan diagram alir proses pada Glaze Preparation.
28
ST ART
Miling
Density
Viscosity
Pengecekan
Residu
Color
Decision StopProses
Yes
Storage
Biscuit
Tile
T ransfer T o GA
FINISH
2.4.4.1. Engobe
dengan glasur, diletakkan pada lapisan pertama. Selain itu, engobe juga berfungsi
untuk penahan air yang datang dari bagian belakang tile sehingga tidak tembus ke
bagian depan. Engobe ada juga yang dipakai di bawah tile yang biasa disebut E.U.T
29
(Engobe Under Tile). E.U.T berfungsi untuk menjaga tile agar tidak lengket pada
• Sodium Feldspar
• Clay
• Zircobit
• Kaolin
• Bentoinite
• Silica
• Frit
Glasur merupakan bahan yang melapisi keramik dan sebagai warna dasar dari
keramik, serta mengatur tingkat kilapan dari keramik. Bahan untuk glasur banyak
mengandung frit. Bahan dasar frit adalah silica, sehingga tidak mudah larut dalam
air. Untuk memberi warna pada glasur, dapat dilakukan dengan mesin ball mill atau
pada tangki.
• FAB 41704
• FJ 328
• FAT 40477
2.4.4.3. Pasta
Pasta digunakan untuk memberikan warna pada motif yang digunakan. Pasta
dibuat dengan mesin mikronet untuk rotocolor + ½ jam. Sedangkan untuk printing +
2 jam.
• FLT 567
• PS 98
• Kaolin SFF
• Bentoinite
• Stain / Pigmen
• Inkoil / Minyak
Formula dasar tersebut tinggal ditambah zat pewarna dengan komposisi tertentu.
yang akan dibuat dan memberikannya pada operator produksi untuk ditimbang.
Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke ball mill untuk digiling
selama 10 – 13 jam. Namun proses ini dapat lebih lama bila spesifikasi belum
tercapai.
Penggilingan dilakukan dengan batuan alubit seperti yang terdapat pada ball
mill, body preparation, dengan kecepatan tertentu. Kemudian dicampur dengan air
31
sebanyak 32 % dari total berat kering material. Batu alubit berbentuk bola dengan 3
macam ukuran kecil (25 %), sedang (50%), dan besar (75 %).
residu, dan warna untuk pasta), maka ditransfer ke tangki storage menggunakan
pompa (wellden pump) yang menggunakan tenaga angin serta selang yang panjang.
Ball mill dibersihkan setelah pemakaian. Untuk glasur 2 – 6 kali pemakaian, engobe
2.4.4.5. Pengecekan
berikut:
32
Selain pengecekan diatas, dilakukan juga pengecekan yang dilakukan oleh central
Pada proses kerja Glaze Preparation setelah dimiling di ball mill dilakukan
• Color
• Surface
• Glossiness
• Autoclaf
tersebut mempunyai ketahanan cuaca yang baik. Ini dilakukan dengan alat
dari glaze preparation. Biscuit tile berasal dari biscuit kiln yang ditampung pada
biscuit storage. Pada proses single firing dilakukan secara direct yaitu setelah biscuit
tile keluar dari mesin press langsung masuk ke mesin drier lalu keluar daru drier
masuk ke glazing line. Itu semua dalam line / jalur yang menggunakan conveyor. Di
FT 4 terdapat 12 line untuk aplikasi ini. Line 3, 4, 13, dan 14 digunakan untuk Single
Firing, sisanya untuk Double Firing. Line 3 dan 4 terhubung dengan mesin press dan
kiln jumbo dengan kapasitas yang lebih banyak. Single firing dipergunakan untuk
tile berukuran 30 x 30. Sedangkan Double firing untuk ukuran 40 x 40, 45 x 45, 40 x
60.
START
BISCUIT TRANSFER
UNLOADING BISCUIT
Standard ENGOBE
Application Lab
Density,
Viscosity, PENGECEKAN
Weight No
Sesuai Kriteria
Ya
Standard
Glazing
Application Lab
Density,
Viscosity, Pengecekan
Weight No
Sesuai Kriteria
Ya
Glaze Fettling
Loading
Stored
Proses gloss firing ini merupakan proses yang paling penting karena pada
tahapan inilah proses pembentukan keramik yang sesungguhnya terjadi. Proses gloss
35
kiln adalah proses pembakaran tile yang telah diaplikasi untuk mematangkan glasur.
Temperatur dan lamanya pembakaran akan sangat mempengaruhi kualitas tile yang
dihasilkan. Pembakaran terjadi di roller kiln, yang terbagi atas 43 tahap, panjang 90,3
meter, lebar 2,5 meter dengan cycle / lama pembakaran 36 menit. Bahan bakar yang
digunakan berupa gas alam cair yang dialirkan melalui pipa, tetapi gas alam itu
disaring terlebih dahulu supaya tidak ada kotoran masuk ke dalam kiln. Pembakaran
dilakukan dari dua arah yaitu atas dan bawah dari green tile.
START
Transfer Car
Unloading
Standard
Firing
Application Lab
Temperature,
Cycle, Visual Defect Checking
No
Decision
Loading
Storage
Fired
Tile
Proses ini merupakan proses inspeksi dan kemudian finishing terakhir dari
tile sebelum dikirim ke konsumen dan pasar. Disini sudah tidak dilakukan
pembenaran produk melainkan hanya pelaporan jika terjadi defect yang terlalu fatal
START
Unloading
Sorting
Packing
Decision
Yes
Strapping
PT. Mulia Keramik Indah Raya belum menerapkan sistem informasi untuk
staff hanya menggunakan software jenis excel untuk menginput dan mengolah data
yang masuk. Sementara untuk kinerja di lapangan sama sekali tidak menggunakan
dicatat secara manual oleh operator untuk kemudian diinput oleh staff QC yang