Disusun :
Kelompok 4
Aris Rismana
Maria Yulianti
Muhamad Idzharrusman
Noval Agustian
Putri Nuraeni
Robi Anugrah
Sari Nurul Zannah
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi nikmat berupa sehat dan
kelancaran dalam menyusun makalah Keperawatan Gerontik “Undang-Undang
No 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia”.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik
dari isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang terkait yang sifatnya membangun agar dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya maupun orang lain yang membutuhkan.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan pikiran serta
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan pahala
yang setimpal dari Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................14
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan
sistem tubuh secara alamiah atau fisiologis agar mampu beradaptasi
dengan stress lingkungan. Tanda proses menua umumnya mulai tampak
sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan permasalahan pada umur
sekitar 60 tahun (Pudjiastuti, 2003).
Mereka yang nantinya akan menjadi lansia tersebut harus
diantisipasi mulai dari sekarang, sehingga tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Antisipasi tersebut salah satunya dengan membuat para lanjut
usia tetap sehat, mandiri serta produktif bagi masyarakat. Untuk mencapai
menua yang sehat tersebut di perlukan upaya peningkatan (promotion)
kesehatan, pencegahan penyakit (prevention), pengobatan penyakit
(curative), dan pemulihan kesehatan (rehabilitation), sehingga keadaan
patologik pun dicoba untuk disembuhkan guna untuk mempertahankan
menua yang sehat, oleh karena proses patologik akan mempercepat
jalannya proses penuaan, upaya pencegahan harus diutamakan (Darmojo,
2003).
Masalah kesehatan lansia melalui proses kemunduran yang
panjang sehingga dapat dihambat dan dalam beberapa hal tertentu dapat
dicegah. Pertimbangan lain adalah tingginya biaya pelayanan kesehatan
sehingga pencegahan akan jauh lebih murah dari pada biaya pengobatan
(Pudjiastuti, 2003). Untuk itu upaya yang dilakukan misalnya dengan
memperhatikan asupan gizi pada lanjut usia, pola istrahat lanjut usia, dan
dengan memberikan olahraga misalnya senam lansia untuk para lansia.
Dalam UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
diatur mengenai asas-asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia antara
lain: keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam
perikehidupan. Dengan harapan agar supaya lanjut usia tetap dapat
diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan,
pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya
pemeliharaan taraf kesejahteraannya. Namun peraturan perundangan
tersebut sudah berjalan selama lebih dari 17 tahun sehingga perlu adanya
peninjauan ulang. Sebenarnya pemerintah berdasarkan UU No.11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial memasukkan lansia dalam salah satu
bagiannya. Di mana negara memberikan perlindungan sosial bagi seluruh
warganya, tidak terkecuali Lanjut Usia. Upaya Pemerintah dalam
penanganan masalah Lanjut Usia sebagaimana diisyarat kan dalam UU
No.11 Tahun 2009, dilakukan melalui beberapa pilar, antara lain:
pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan dan perlindungan sosial.
Pelayanan dan rehabilitasi sosial diarahkan pada proses refungsionalisasi
dan pengembangan kemampuan fisik, mental dan sosial yang
bersangkutan agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Komponen program pelayanan sosial menitikberatkan kegiatannya
pada upaya yang bersifat upaya pencegahan dan pelayanan sosial dasar
guna pemenuhan hak dasar penyandang masalah kesejahteraan sosial
termasuk di dalamnya lanjut usia Komponen Program pelayanan sosial
merupakan serangkaian upaya yang terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas
upaya-upaya medis, bimbingan mental dan keagamaan, bimbingan sosial,
edukasional, penyesuaian psikososial untuk meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri, kemandirian dan kemampuan menolong diri sendiri,
serta mencapai kemampuan fungsional sesuai dengan potensi-potensi yang
dimiliki, baik potensi fisik, mental, sosial maupun ekonomi.
Pemberdayaan sosial merupakan upaya yang diarahkan untuk menjadikan
5
6
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka permasalahan
dirumuskan adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lansia.
C. Tujuan
Tujuan ini untuk mengetahui Undang-Undang No. 13 Tahun 1998
Tentang Kesejahteraan Lansia.
7
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
10
11
12
13
14
15
16
Secara rinci gambar terse but di atas bisa ditunjukkan sebagai berikut:
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan sekitar lansia yang menggunakan data dari Gal lup World
View untuk menilai persepsi masyarakat yang lebih tua. Semakin banyak
indikator tersebut tercapai maka akan mengindikasikan bahwa semakin
sejahtera pulalah lansia yang ada di wilayah tersebut. Tujuan pengaturan
peningkatan kesejahteraan lanjut usia sebenarnya adalah untuk
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, mewujudkan
kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan
kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, penduduk lanjut usia mempunyai hak dan kedudukan yang
sama, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia.
Keberadaan pemberian hak-hak lanjut usia juga diatur dalam undang-
undang tersebut, yang meliputi pelayanan keagamaan dan mental
spiritual, kesehatan, kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan,
kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasaranan umum,
kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, perlindungan sosial dan
bantuan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Karyanta, N. A. (2015). Analisis Kebijakan Pemberdayaan Dan Perlindungan
Sosial Lanjut Usia. Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan
Kesmiskinan Dan Perlindungan Sosial.
Sulstiowati, R. (2015). Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lansia Melalui
Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU) Di Desa Srimartani
Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul. Universitas Negri Yogyakarta ,
1-154.
19