Laporan Simplisia Amilum - Agnita Salshabilla
Laporan Simplisia Amilum - Agnita Salshabilla
SIMPLISIA AMILUM
PERTEMUAN KE-1
NIM 194840102
JURUSAN FARMASI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya, selaku penyusun
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya, tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Praktikan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan
laporan praktikum individu sebagai tugas dari mata kuliah Farmakognosi dengan judul
“SIMPLISIA AMILUM”.
Praktikan tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, praktikan
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini
praktikan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Praktikan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Farmakognosi yang telah membimbing dalam penyusunan
laporan ini. Praktikan berharap agar makalah ini dapat bermanfaat diri sendiri dan orang lain.
Praktikan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN............................................................................................2
2.1 SIMPLISIA.........................................................................................3
2.2 AMILUM...........................................................................................8
2.3 KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI TANAMAN.............................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu,
dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari
tumbuhan atau senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat.
Karbohidrat merupakan segolongann besar senyawa organik yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama
sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur.
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi
karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-
senyawa polisakarida yaitu amilum.
Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk
butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati
banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau
kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti
singkong, beras, kentang, dan gandum.
Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer
molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa
rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa
dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin
ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki
kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.
Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Karena itu,
praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis amilum pada tumbuhan, yaitu
amilum pada singkong (Manihot utilissima), beras (Oryza sativa), dan kentang (Solanum
tuberosum).
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan praktikum kali ini antara
lain:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SIMPLISIA
2.1.1 PENGERTIAN SIMPLISIA
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan (Depkes RI, 1979).
2.1.2 PEMBAGIAN SIMPLISIA
Simplisia terbagi atas 3, yaitu :
a. Simplisia Nabati
1) Simplisia Hewan
Simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa bahan kimia mumi (minyak ikan / Oleum iecoris
asselli, dan madu / Mel depuratum) (Gunawan, 2004).
2) Simplisia Mineral
Simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni
(serbuk seng dan serbuk tembaga) (Gunawan, 2004).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap
dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun
parameter standar mutu simplisia yaitu sebagai berikut (Dirjen POM, 1985):
a. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga
parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis
(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta
aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).
b. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat
tetap diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian
lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
c. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung
jawab terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu
informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.
2.1.4 ANALISIS SIMPLISIA
a. Uji organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan.
b. Uji makroskopik, meliputi pemeriksaan ciri-ciri bentuk luar yang spesifik
dari bahan (morfologi) maupun ciri-ciri spesifik dari bentuk anatominya.
c. Uji fisika dan kimiawi, meliputi tetapan fisika (indeks bias, titik lebur, dan
kelarutan) serta reaksi-reaksi identifikasi kimiawi seperti reaksi warna dan
pengendapan.
d. Uji biologi, meliputi penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan
terhadap binatang (Gunawan, 2004).
2.1.5 PEMBUATAN SIMPLISIA
2) Perajangan
3) Pengeringan
4) Sortasi kering
Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi (inert) dengan
isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan rasa,
warna, bau dan sebagainya pada simplisia.Selain itu wadah harus melindungi
simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga serta mempertahankan
senyawa aktif yang mudah menguap atau mencegah pengaruh sinar, masuknya
uap air dan gas-gas lainnya yang dapat menurunkan mutu simplisia.Untuk
simplisia yang tidak tahan terhadap sinar, misalnya yang banyak mengandung
vitamin, pigmen atau minyak, diperlukan wadah yang melindungi simplisa
terhadap cahaya, misalnya aluminium foil, plastik atau botol yang berwarna
gelap, kaleng dan lain sebagainya.Simplisia yang berasal dari akar, rimpang,
umbi, kulit akar, kulit batang, kayu, daun, herba, buah, biji dan bunga
sebaiknya dikemas pada karung plastik.
2.2 AMILUM
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan
tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan
cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan
80% bahan kering umbi kentang (Gunawan, 2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
a. Amilosa
Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
b. Amilopektin
Amilopektin terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa
karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80%
bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah
C6H11O6 dan rumus bangun dari α- D- glukosa.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase,
dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum
diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai
bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi
kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati
sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta
arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung
(Zea mays), padi atau beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat
(Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays
Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam
mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi
yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan,
2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan
pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan
pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral
sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan
sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik,
tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi
bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai mucilago, bahan pengikat dalam
pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai
pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengobatan tambahan untuk
kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan
trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan,
2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H.A, 2007).
2.3 KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI TANAMAN
2.3.1 KLASIFIKASI / TAKSONOMI TANAMAN
2.3.1.1 MANIHOT UTILISSIMA
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Euporbiales
Famili : Euporbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilisima
2.3.1.2 ORYZA SATIVA
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Monocotiledoneae Ordo :
Poaceae
Famili : Graminae
Genus : Oriza
Spesies : Oriza sativa L.
2.3.1.3 SOLANUM TUBEROSUM
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotilodenoae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban. . Padi diduga berasal dari India atau
Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari
daratan Asia sekitar 1500 SM. Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang
sangat mudah ditemukan, apalagi kita yang tinggal di daerah pedesaan. Hamparan
persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian besar menjadikan padi
sebagai sumber bahan makanan pokok.
Kentang sangat digemari oleh hampir semua orang karena rasanya enak
serta banyak kandungan vitaminnya. Vitamin yang terkandung dalam kentang
adalah vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin A. Di indonesia kentang masih
merupakan tanaman sayuran yang mewah. Akan tetapi, di luar negeri kentang
merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat penting, yaitu
sebagai makanan pokok.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.1 HASIL
4.1.1 AMILUM MANIHOT
Gambar secara Organoleptik dan Gambar secara Mikroskopik
Makroskopik
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
(Depkes RI, 1979).
Simplisia terbagi atas 3, yaitu simplisia nabati yang merupakan simplisia yang dapat
berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan ketiganya.
Selanjutnya, simplisia hewan merupakan simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia mumi (minyak ikan /
Oleum iecoris asselli, dan madu / Mel depuratum) (Gunawan, 2004). Terakhir, simplisia
mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni (serbuk seng dan
serbuk tembaga).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan
tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan
cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan
80% bahan kering umbi kentang (Gunawan, 2004). Amilum terdiri dari dua macam
polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20
– 28 %) dan sisanya amilopektin.
Dalam menganalisis simplisia, terdapat dua jenis analisis yang terdiri dari analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi : pengujian organoleptik,
pengujian makroskopik, pengujian mikroskopik, pengujian histokimia, dan identifikasi
kimia zat yang tersari. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi : penentuan bahan organik
asing, penentuan kadar air, penentuan kadar abu, dan penentuan zat kandungan. Pada
praktikum kali ini, terdapat tiga pengujian yang dilakukan terhadap simplisia yaitu uji
organoleptik, uji makroskopik, dan uji mikroskopik. Uji organoleptik dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia yang diuji, uji makroskopik
dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa menggunakan alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji,
sedangkan uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan derajat
pembesaran yang sesuai. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan, melintang, radial,
paradermal, atau serbuk. Pengujian ini diarahkan pada pencarian unsur-unsur anatomi
jaringan yang khas sehingga dapat diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal yang spesifik untuk masing-masing simplisia.
Adapun dari penelitian yang telah dilakukan terhadap simplisia amilum Manihot,
Oryza, dan Solanum, telah didapat hasil uji organoleptik, makroskopik, dan
mikroskopiknya. Pada simplisia amilum Manihot, hasil uji organoleptik menunjukkan
bahwa simplisia tidak beraroma, tidak berasa, dan berwarna putih dimana ketiga aspek uji
ini sama dengan tanaman asalnya, yaitu Manihot utilissima. Sedangkan uji
makroskopiknya menunjukkan bahwa simplisia amilum Manihot berbentuk serbuk yang
sangat halus dan uji mikroskopik berdasarkan literatur menunjukkan bahwa simplisia
tersebut memiliki butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm
sampai 10µm, butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik,
garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri
atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya. Kemudian, uji organoleptik
menunjukkan bahwa simplisia amilum Oryza memiliki aroma yang khas (aromatik) yaitu
aroma beras, tidak memiliki rasa, dan berwarna putih yang dimana uji makroskopiknya
telah menunjukkan bahwa simplisia tersebut berbentuk serbuk agak halus. Adapun uji
mikroskopik simplisia amilum Oryza berdasarkan literatur menyatakan bahwa simplisia
tersebut memiliki butir persegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau majemuk
bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas,tidak
ada lamela konsentris. Apabila diamati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk
silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Pada simplisia amilum Solanum, hasil uji
organoleptik antara lain memiliki aroma yang khas (aromatik), tidak berasa, dan berwarna
kecoklatan yang disebabkan oleh proses pengeringan simplisia dari tanaman Solanum
tuberosum (kentang). Kemudian uji makroskopik dari simplisia amilum Solanum
menunjukkan bahwa simplisia berbentuk serbuk yang halus, sedangkan uji
mikroskopiknya menurut literatur menyatakan bahwa simplisia berbentuk butir tunggal,
tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara
dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Dalam menganalisis simplisia, terdapat dua jenis analisis yang terdiri dari
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi : pengujian
organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian mikroskopik, pengujian histokimia, dan
identifikasi kimia zat yang tersari. Sedangkan analisis kuantitatif meliputi : penentuan
bahan organik asing, penentuan kadar air, penentuan kadar abu, dan penentuan zat
kandungan. Pada praktikum kali ini, terdapat tiga pengujian yang dilakukan terhadap
simplisia yaitu uji organoleptik, uji makroskopik, dan uji mikroskopik. Adapun dari
penelitian yang telah dilakukan terhadap simplisia amilum Manihot, Oryza, dan
Solanum, telah didapat hasil uji organoleptik, makroskopik, dan mikroskopiknya. Pada
simplisia amilum Manihot, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa simplisia tidak
beraroma, tidak berasa, dan berwarna putih dimana ketiga aspek uji ini sama dengan
tanaman asalnya, yaitu Manihot utilissima. Sedangkan uji makroskopiknya menunjukkan
bahwa simplisia amilum Manihot berbentuk serbuk yang sangat halus dan uji
mikroskopik berdasarkan literatur menunjukkan bahwa simplisia tersebut memiliki butir
tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5µm sampai 10µm, butir
besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau
bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri atas dua atau
tiga butir tunggal tidak sama bentuknya. Kemudian, uji organoleptik menunjukkan
bahwa simplisia amilum Oryza memiliki aroma yang khas (aromatik) yaitu aroma beras,
tidak memiliki rasa, dan berwarna putih yang dimana uji makroskopiknya telah
menunjukkan bahwa simplisia tersebut berbentuk serbuk agak halus. Adapun uji
mikroskopik simplisia amilum Oryza berdasarkan literatur menyatakan bahwa simplisia
tersebut memiliki butir persegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau majemuk
bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas,tidak
ada lamela konsentris. Apabila diamati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk
silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Pada simplisia amilum Solanum, hasil uji
organoleptik antara lain memiliki aroma yang khas (aromatik), tidak berasa, dan
berwarna kecoklatan yang disebabkan oleh proses pengeringan simplisia dari tanaman
Solanum tuberosum (kentang). Kemudian uji makroskopik dari simplisia amilum
Solanum menunjukkan bahwa simplisia berbentuk serbuk yang halus, sedangkan uji
mikroskopiknya menurut literatur menyatakan bahwa simplisia berbentuk butir tunggal,
tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.
5.2 SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan, terdapat beberapa hal penting
yang pelu diperhatikan terkait dengan pembuatan simplisia. Dalam praktikum yang telah
dilakukan, pembuatan simplisia sangat mempengaruhi hasil uji yang dilakukan, baik uji
organoleptik, uji makroskopik, maupun uji mikroskopik. Tahap pembuatan simplisia
yang menjadi perhatian khusus, antara lain tahap sortasi basah, tahap perajangan, tahap
pengeringan, dan tahap sortasi kering. Prosedur yang benar tentunya akan mempengaruhi
hasil simplisia yang dibuat dan tentunya akan sesuai dengan literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA