Makalahherniadrdrkoerniaswaoetomospb 140722003805 Phpapp01
Makalahherniadrdrkoerniaswaoetomospb 140722003805 Phpapp01
HERNIA
Disusun oleh:
Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, SpB.FINACS(K) TRAUMA. FICS
ILMU BEDAH
SMF BEDAH RSU HAJI SURABAYA
2013
MAKALAH HERNIA
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatnya yang telah dikaruniakan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hernia”.
Makalah ini berisi tentang teknik operasi dan tata laksana pemeriksaan pasien
dengan diagnosis hernia.
Kami menyadari makalah ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan
saran kami harapkan demi memperbaiki kekurangan atau kekeliruan yang mungkin ada.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan dokter dan masyarakat pada
umumnya.
Akhir kata, penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Terima kasih.
i|Page
MAKALAH HERNIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II ANATOMI.........................................................................................................3
3.1 DEFINISI.............................................................................................................10
3.2 KOMPONEN HERNIA....................................................................................10
3.3 EPIDEMIOLOGI...............................................................................................11
3.4 ETIOLOGI.........................................................................................................12
3.5 KLASIFIKASI...................................................................................................12
3.6 PATOFISOLOGI...............................................................................................15
3.7 DIAGNOSA......................................................................................................18
3.8 DIAGNOSA BANDING...................................................................................22
3.9 KOMPLIKASI...................................................................................................24
3.10 PENATALAKSANAAN.................................................................................24
3.11 KOMPLIKASI POST OPERASI....................................................................27
3.12 PROGNOSIS...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28
ii | P a g e
MAKALAH HERNIA
BAB I
PENDAHULUAN
5. Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus
abdominis.3
6. Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun (1814) mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi
oleh .3
Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior
Medial : Bagian lateral rektus abdominis.
Inferior : Ligamentum ingunale.
Gambar 3 :Segitiga Hasselbach
http://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/Luzietti/images/hernia/hesselbachs_tr
iangle.jpg(online). Diakses tanggal 19 Februari 2013. Jam 19.20 WIB
7.Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan
panjang ± 4 cm dan terletak di atas ligamentum inguinale.
Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah3
- Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus abdominis
eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus obliqus internus.
- Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus
abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding
posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan
konjoin tendon.
- Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus
internus dan muskulus transversus abdominis dan aponeurosis.
- Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.
Isi kanalis inguinalis pria 3,4
a. Vas deferens
b. 3 arteri yaitu :
1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus yaitu :
1. Cabang genital dari nervus genitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
e. 3 lapisan fasia:
1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus
abdominis internus.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.
8.Annulus internus:
Dibentuk oleh ligamentum inguinalis, conjoin tendon ( tepi bawah
muskulus obliqus abdominis internus, dan muskulus transverses
abdominus), dan vasa epigastrika inferior. Annulus ini merupakan tempat
keluarnya funikulus spermatikus dari cavum abdomen ke kanalis
inguinalis. Terletak diantara SIAS dan Tuberkulum pubicum (± 1- 1,5cm
diatas ligamentum inguinale).3
9.Annulus eksternus:
Terdiri dari crus lateral dan crus medial (merupakan pelekatan aponeurosis
MOE pada tuberkulum pubicum). Annulus ini merupakan keluarnya
n.Illioinguinalis dan funikulus spermatikus ke scrotum.(pada wanita berupa
round ligament).3,4
10. Kanalis Femoralis
Kanalis femoralis merupakan lubang berbentuk oval dengan diameter
kurang dari 4 cm, dan pada wanita mempunyai diameter lebih lebar dibang
dengan laki-laki.Pada sisi medial femoral sheath dan vena femoralis yang
mengandung limfonodus dan lemak. Di sekelilingnya terdapat beberapa
bagian rigid yaitu pada sisi anterior terdapat ligamentum inguinale, sisi media
terdapat lacuna dari ligamentum inguinale, dan pada sisi posteriornya terdapat
bagian pectineus dari ligamentum inguinale.Cincin yang sempit ini beresiko
tinggi untuk mengalami inkarserasi (terjepitnya usus).Kanalis femoralis
terletak medial dari vena femoralis didalam lakuna vaserum dorsal dari
ligamentum inguinalis, tempat vena saphena magna bermuara didalam vena
femoralis.Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam.Batas
kranio ventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir
os pubis yang terdiri dari ligamentum ilio pectineale (ligamentum cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) vena femoralis, dan disebelah medial oleh
ligamentum lakunare gimbernati.Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.3,4
BAB III
HERNIA
3.1 DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan
yang abnormal ataukelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
dimana ia terisi secara normal.4
3.3 EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerahsekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada
herniadirect yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang
lebih sedikit.4
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi
kiri.Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira
750.000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat,
dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 hernia
umbilicalis, 97.000 hernia post insisi dan 76.000untuk hernia abdomen
lainya.5
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia
tetapi40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau
strangulasi.Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang
pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis
pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan wanita
4 kali lebih sering dibandingkan dikalangan pria, karena secara keseluruhan
sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.5
3.4 ETIOLOGI4
Penyebab hernia inguinalis adalah :
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan à Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate
3.5 KLASIFIKASI 4
Berdasarkan arah penonjolannya hernia dibagi menjadi hernia eksterna
dan hernia interna.Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar
melalui dinding perut, pinggang, atau perineum.Hernia interna adalah tonjolan
usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti
foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium
umpamanya setelah operasi anastomosis usus. Berdasar arah hernia dibagi
menjadi:
I : Hernia Eksterna ( tampak dari luar ).
a. Hernia Inguinalis Lateralis.
b. Hernia Inguinalis Medialis.
c. Hernia Femoralis.
d. Hernia umbilikalis, Sikatrikalis,
Sciatic, Petit, Spigelian dan Perinialis.
3.6 PATOFISOLOGI
2. PEMERIKSAAN FISIK4
(Posisi penderita berdiri dan berbaring)
INSPEKSI
Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava.
Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis biasanya
tanda radang (-).
PALPASI
Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak
benjolan penderita diminta mengejan atau melakukan manuver
valsava.
Tentukan konsistensinya
Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
Kompresable umumnya (+)
Untuk membedakan antara hernia inguinalis lateralis dan medialis
dapat dilakukan beberapa macam test (provokasi test)
AUSKULTASI
Ditemukan suara bising usus (diatas benjolan)
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
ZIEMAN’S TEST
Penderita dalam keadaan berdiri atau.Bilamana kantong hernia terisi, kita
masukkan dulu kedalam kavum abdomen.Untuk memeriksa bagian kanan
digunakan tangan kanan dan sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan pada
penderita laki-laki ataupun perempuan.
Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis
internus ( ± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum), jari
ketiga diletakkan pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat pada
fossa ovalis. Penderita disuruh mengejan maka timbul dorongan pada salah
satu jari tersebut diatas.Bilamana dorongan pada jari kedua berarti hernia
inguinalis lateralis, bila pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis dan
bila pada jari keempat berarti hernia femoralis.
THUMB TEST
Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah
benjolan dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada
annulus internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau
mulut tertutup atau batuk.Bila benjolan keluar waktu mengejan berarti hernia
inguinalis medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.
Gambar 9: Thumb test http:/www.scribd.com.//62541.doc(online). Diakses
tanggal 17 Februari 2013. Jam 22.50 WIB
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intra peritoneal
meningkat, sebagai penyebab timbulnya hernia.
Rectum toucher : BPH, Stenosis Anal, Tumor Recti
Thorax foto : Batuk kronis, asma, tumor paru
USG Abdomen : Asites, tumor abdomen
Genitalia Eksterna : Striktura urethra, phymosis
2. Hernia Femoralis:
Limfadenitis yang disertai tanda radang local umum dengan sumber
infeksi di tungkai bawah, perineum, anus atau kulit tubuh kaudal dari
umbilicus.
Berikut ini adalah tabel yang membandingkan antara hernia inguinalis
lateralis, medialis dan femoralis.4
3.9 KOMPLIKASI4
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga
isi hernia tidakdapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan inibelum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincinhernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluhdarah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dankemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, muntah danobstipasi.
6. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.
3.10 PENATALAKSANAAN
1. NON OPERATIF, pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (pemakaian sabuk TRUSS).
Indikasinya adalah :
Bila menolak operasi
Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal (ascites, cirrhosis hepatic, tumor paru)
Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum
4
mengganggu (atasi dulu factor penyebabnya)
2. OPERATIF,
Pada Hernia inguinalis:
Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata ataupun stangulata.
Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun dewasa (reponibilis atau
irreponibilis)
Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan mengganggu.4
MACAM OPERASI
1. Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal mungkin,
terutama pada anak-anak karena dasarnya adalah congenital tanpa
adanya kelemahan dinding perut.
2. Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai tindakan bedah untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis
inguinalis (hernioplasty).
Untuk tindakan bedah ini (hernioplasty) ada 3 macam:
Bassini: Menjahit conjoint tendon dengan ligament inguinal
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Funiculus
spermaticus tetap berada di kanalis inguinalis.
Halstedt : Jahitan seperti bassini tetapi funiculus spermaticus
berada diatas aponeurosis MOEdibawah kulit.
Fergusson : Conjoint tendon dijahitkan pada lig. Inguinal diatas
funiculus spermaticus, kecuali pada daerah annulus eksternus dimana
tempat funiculus keluar menuju skrotum.
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk menutup atau
memperkuat dinding belakang canalis inguinalis.2
Gambar 10.Operasi Bassinihttp://ps.cnis.ca/wiki/index.php/Hernias(online).
Diakses tanggal 19 Februari 2013. Jam 20.10 WIB
Gambar 11. Operasi Prolene Mesh (Reproduced from Arregui ME, Nagan RD
[eds]: Inguinal Hernia: Advances or Controversies Oxford, England,
Radcliffe Medical, 1994.)
3.11 KOMPLIKASI POST OPERASI
A. Hematoma (pada luka atau pada skrotum)
B. Infeksi pada luka operasi
C. Nyeri kronis
D. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
E. Rekurensi / residif
F. Cedera v.Femoralis, n.Illionguinalis, n.Illiofemoralis, duktus deferens,
atau buli-buli.4
3.12 PROGNOSIS
Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan
penanganan.Tapi pada umumnya ‘baik’ karena kekambuhan setelah
operasi jarang terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar
yang memerlukan penggunaan materi prostesis.Pada penyakit hernia ini
yang penting adalah mencegah faktor predisposisinya.6
DAFTAR PUSTAKA