Anda di halaman 1dari 28

Bagian Keperawatan Gawat Darurat

Program Pendidikan Profesi Ners

ASUHAN KEPERAWATAN
TRAUMA ABDOMEN

Disusun Oleh:

ARWAN ADI PUTRA


19. 04. 033

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020
SKENARIO KASUS TRAUMA ABDOMEN
Seorang perempuan Ny. “A” berumur 25 tahun datang ke UGD RS. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Klien mengalami kecelakaan sepeda motor
setelah ditabrak oleh mobil angkot yang ada di belakangnya saat pulang kerja.
Saat kejadian klien menggunakan pengaman kepala (helm). Saat kecelakaan Klien
terjatuh dan membentur aspal, saat kejadian Klien sempat tidak sadarkan diri.
Setelah Klien sadar Klien menghubungi keluarganya dan langsung dibawa ke
rumah sakit.

Klien mengatakan perut sebelah kirinya sakit, Klien mengatakan perutnya


sakit bila bergerak dan bernafas, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri di
rasakan hilang timbul, bila diberi skala Klien memberikan skala nyeri 5. Klien
juga merasa mual. Terdapat tanda jejas pada adomen.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis GCS : 15 E4


V5M6. Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 x/menit, RR : 22 x/menit, suhu
36,20C, SpO2 : 94%. Pada pemeriksaan penunjang USG Abdomen di dapatkan
ruptur dan perdarahan pada limfa anterior.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

I. Data Pasien
Nama Inisial : Ny. “A”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Umur : 05/09/1995/ 25 Tahun
Alamat : Perintis Kemerdekaan Makassar
Rujukan : -
Diagnosa : Trauma Abdomen
Nama keluarga yang bisa dihubungi : Ny. “B”
Alamat : Perintis Kemerdekaan Makassar
Transportasi waktu datang : Kendaraan Pribadi

II. Keluhan utama : Nyeri perut setelah mengalami kecelakaan

III. Alasan masuk Rumah sakit


Ny. “A” mengalami kecelakaan sepeda motor setelah ditabrak oleh
mobil angkot yang ada di belakangnya saat pulang kerja. Pada saat kecelakaan
Klien terjatuh dan membentur aspal, Klien juga mengatakan sempat
mengalami tidak sadarkan diri pada saat kecelakaan.
Klien mengatakan perut sebelah kirinya sakit, Klien mengatakan
perutnya sakit bila bergerak dan bernafas, nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk, nyeri di rasakan hilang timbul, bila diberi skala Klien memberikan skala
nyeri 5. Klien juga merasa mual. Terdapat tanda jejas dan hematoma pada
abdomen serta terdapat pembesaran pada hati karena pendarahan.
PENGKAJIAN PRIMER

A. Airway
1. Pengkajian jalan napas
 Bebas Tersumbat
Trachea di tengah : Ya Tidak
2. Resusitasi : Tidak dilakukan
3. Re-evaluasi : Tidak dilakukan
4. MasalahKeperawatan :-
5. Intervensi/implementasi : -
6. Evaluasi : -

B. Breathing
1. Fungsi pernapasan
Dada simetris : Ya Tidak
Sesak nafas : Ya Tidak
Respirasi : 26 x / mnt
Krepitasi : Ya Tidak
Suara nafas :
Kanan : Ada Jelas Menurun Ronchi
Wheezing TidakAda
Kiri : Ada Jelas Menurun Ronchi Wheezing
TidakAda
Saturasi O2 : 99%
Pada : Suhu ruangan  Nasal canule
NRB Lainnya :
2. Assesment : perut klien terasa sakit pada saat bernapas , Klien
menggunakan Oksigen 2 liter/menit
3. Resusitasi : -
4. Re-evaluasi : -
5. Masalah Keperawatan : Pola nafas tidak efektif
6. Intervensi/implementasi :

Diagnosa Intervensi Implementasi


Pola nafas tidak Manajemen jalan napas : Manajemen jalan napas :
efektif Observasi 1. Memonitor pola napas
berhubungan 1. Monitor pola napas Hasil :
dengan 2. Monitor bunyi Pernafasan 26 x/menit
pembesaran hati napas tambahan 2. Memonitor bunyi
Terapeutik napas tambahan
1. Pertahankan Hasil :
kepatenan jalan Tidak terdapat bunyi
napas nafas tambahan
2. Posisikan semi 3. Mempertahankan
fowler kepatenan jalan napas
Hasil :
Kepatenan jalan napas
dipertahankan
4. Memberikan posisi
semi fowler
Hasil :
Memberikan posisi
semi fowler kepada
klien

7. Evaluasi :
Selasa, 6 Oktober 2020
S : Klien mengatakan sesak
O:
 Pembesaran hati
 RR : 26 x/menit
 Klien nampak menggunakan nasal canul
A : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi Manajemen jalan nafas :
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Pertahankan kepatenan jalan napas
4. Posisikan semi fowler

C. Circulation
1. Keadaan sirkulasi
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu Axilla : 36,2oC Suhu Rectal : -oC
Temperatur Kulit : Hangat Panas Dingin
Gambaran Kulit : Normal Kering Lembah/basah
2. Assesment : Pada pemeriksaan penunjang USG Abdomen di dapatkan
ruptur dan perdarahan pada limfa anterior.
3. Resusitasi :
4. Re-evaluasi :
5. Masalah Keperawatan :
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif (perdarahan)
 Resiko syok faktor resiko Hipotensi dam kekurangan volume
cairan (perdarahan)
6. Intervensi/implementasi :
Diagnosa Intervensi Implementasi
Kekurangan Pengurangan perdarahan Pengurangan perdarahan
volume cairan 1. Identifikasi penyebab 1. Identifikasi penyebab
berhubungan perarahan perarahan
dengan kehilangan 2. Monitor status cairan Hasil:
cairan aktif 3. Periksa perdarahan perdarahan akibat
(perdarahan) dari selaput lendir, kecelakan kendaraan
memar setelah bermotor
trauma, mengalir dari 2. Monitor status cairan
tempat tusukan Hasil:
4. Pertahankan klien diberikan cairan
kepatenan IV RL sesua indikasi dari
dokter
3. Periksa perdarahan
dari selaput lendir,
memar setelah trauma,
mengalir dari tempat
tusukan
Hasil:
terjadi perdarahan pada
hati akibat ruptur
4. Pertahankan kepatenan
IV
Hasil:
berikan cairan Infus
RL
Evaluasi
Selasa, 6 Oktober 2020
S : Klien mengatakan mual

O : Hasil USG abdomen terdapat ruptur dan perdarahan pada limfa


anterior
A : kekurangan volume cairan

P : Lanjutkan intervensi Pengurangan perdarahan


1. Identifikasi penyebab perarahan
2. Monitor status cairan
3. Periksa perdarahan dari selaput lendir, memar setelah trauma,
mengalir dari tempat tusukan
4. Pertahankan kepatenan IV

Diagnosa Intervensi Implementasi


Resiko syok faktor Pencegahan syok Pencegahan syok
resiko kekurangan terapeutik : terapeutik :
volume cairan 1. Monitor status 1. Memonitor status
(perdarahan) kardiopulmonal kardiopulmonal
( frekuensi dan ( frekuensi dan
kekuatan nadi, kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD frekuensi napas, TD
2. Monitor status Hasil :
oksigenasi (oksimetri Nadi 110 x/menit,
nasi, AGD) frekuensi nafas 26
3. Monitor status cairan x/menit.
( masukan dan 2. Memonitor status
haluaran, turgor kulit, oksigenasi (oksimetri
CRT) nasi, AGD)
Terapeutik Hasil :
1. Berikan oksigen saturasi oksigen 99%,
untuk d
mempertahankan 3. Memonitor status
saturasi oksigen cairan ( masukan dan
>94% haluaran, turgor kulit,
Kolaborasi CRT)
1. Kolaborasi Hasil :
pemberian IV haluaran urin dalam
rentan normal, turgor
kulit elastis, CRT
kurang 2 detik
4. Memberikan oksigen
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Hasil :
Diberikan oksigen
dengan menggunakan
nasal canul
5. Kolaborasi pemberian
IV
Hasil :
kolabor

Evaluasi
Selasa, 6 Oktober 2020
S : Terdapat tanda jejas pada adomen

O : Hasil USG abdomen terdapat ruptur dan perdarahan pada limfa


anterior, tekanan darah menurun 90/60 mmHg, nadi meningkat 110
kali permenit

A : Resiko syok

P : Lanjutkan intervensi Pencegahan syok


1. Monitor status kardiopulmonal ( frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD
2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nasi, AGD)
3. Monitor status cairan ( masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
4. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
5. Kolaborasi pemberian IV

D. Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Kesadaran compos mentis GCS : 15 E4V5M6.
Verbal response : Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bawah
Unresponsive : -
2. MasalahKeperawatan : Nyeri Akut
3. Intervensi/implementasi :

Diagnosa Intervensi Implementasi


Nyeri akut Manajemen nyeri : Manajemen nyeri :
berhubungan Observasi 1. Mengidentifikasi
dengan agen 1. Identifikasi karakteristik, durasi,
pencedera fisik karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
(trauma abdomen) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dan intensitas nyeri Hasil :
2. Identifikasi skala Nyeri dirasakan seperti
nyeri tertusuk-tusuk,
Kolaborasi frekuensi nyeri hilang

1. Kolaborasi timbul.

pemberian analgetik 2. Mengidentifikasi skala


nyeri
Hasil :
Skala nyeri 5 (sedang)
3. Kolaborasi pemberian
analgetik
Hasil :

4. Evaluasi :
Selasa, 6 Oktober 2020
S : Klien mengatakan perutnya sakit bila bergerak dan bernafas.
P : Trauma Abdomen
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Perut sebelah kiri
S : Skala 5 (Sedang)
T : Nyeri hilang timbul
O : Hasil USG abdomen terdapat ruptur dan perdarahan pada limfa
anterior.
A : Nyeri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi Manajemen nyeri :

1. Identifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas


nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Kolaborasi pemberian analgetik

E. Exposure
1. Penilaian Hipothermia/Hiperthermia
Hipothermia : -
Hiperthermia : -
Tidak ada peningkatan dan penurunan suhu, dengan suhu : 36.2oC
2. MasalahKeperawatan :-
3. Intervensi/implementasi : -
5. Evaluasi : -
TRAUMA SCORE
A. Frekuensi Pernafasan
10 – 25 4
25 – 35 3
> 35 2
< 10 1
0 0
B. Usaha bernafas
Normal 1
Dangkal 0
C. Tekanan darah
> 89 mmHg 4
70 – 89 mmHg 3
50 – 69 mmHg 2
1 – 49 mmHg 1
0 0
D. Pengisian kapiler
< 2 dtk 2
> 2 dtk 1
Tidak ada 0
E. Glasgow Coma Score (GCS)
14 – 15 5
11 – 13 4
8 – 10 3
5 – 7 2
3 – 4 1

Total Trauma Score (A+B+C=D=E) = 16


PENILAIAN NYERI
Nyeri : Tidak Ya, lokasi : Perut sebelah kanan
Intensitas (0-10) : 5

PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat kesehatan
a. S: (sign and symptom)
Klien mengatakan perut sebelah kirinya sakit, Klien mengatakan perutnya
sakit bila bergerak, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri di rasakan
hilang timbul, bila diberi skala Klien memberikan skala nyeri 5. Klien juga
merasa mual. Terdapat tanda jejas pada adomen.
b. A (allergies)
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat alergi pada makanan maupun obat
–obatan.
c. M: (medications)
Klien mengataka tidak memiliki riwayat meminum obat
d. P: (past medical history)
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
e. L(last meal)
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengonsumsi air mineral
f. E: (event)
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas.
2. Riwayat mekanisme trauma
Klien mengatakan perut sebelah kirinya sakit, Klien mengatakan perutnya
sakit bila bergerak, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri di rasakan
hilang timbul, bila diberi skala Klien memberikan skala nyeri 5.
P : Trauma Abdomen
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Perut sebelah kiri
S : Skala 5 (Sedang)
T : Nyeri hilang timbul
3. Tanda-tanda Vital
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis / GCS = 15 E4V5M6.
c. Vital Sign
 TD : 90/60 mmHg
 Nadi : 110 x/menit
 RR : 26 x/menit
 Suhu : 36,2 0C
 SpO2 : 99%
4. Pemeriksaan head to to
a. Kepala :
Kulit kepala klien bersih tidak terdapat ketombe, tidak terdapat luka dan
memar di kepala, tidak terdapat nyeri tekan.
b. Mata :
Alis dan kedua mata nampak simetris kiri dan kanan, kulit disekitar mata
nampak bersih dan lembab, kedua alis nampak simetris kiri dan kanan saat
diangkat, sclera mata nampak pucat, kongjungtiva nampak anemis.
c. Telinga :
Telinga simetris kiri dan kanan, Tidak ada nyeri tekan ataupun saat daun
telinga ditarik
d. Hidung :
Pernafasan cuping hidung tidak ada, epistaksis tidak ada, septum deviasi
tidak ada
e. Mulut : Bibir sianosis tidak ada, jumlah gigi lengkap
f. Leher : Simetris kiri dan kanan, pembesaran Kelenjar Getah
Bening tidak ada, tiroid (normal).
g. Dada/thoraks :
 Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
 Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama

 Perkusi : sonor
 Auskultasi : vesikuler
h. Abdomen
 Inspeksi : terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah
 Auskultasi : peristaltik usus 5x/menit
 Palpasi : ada pembesaran hati
 Perkusi : pekak
i. Ekstremitas :
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan
otot ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.

5. Hasil Laboratorium
Hasil laboratorium tanggal 05-09-2020 pukul 20.00 WIB :
Hemoglobin : 10,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl) 2)
Eritrosit : 5,00 105/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
Leukosit : 12,5 104/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
Hematokrit : 41,8% (n : 40-52%)
Trombosit : 208
Gol darah :A

6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik


Hasil USG Abdomen tanggal 05-09-2020 pukul 17.45 WIB :
Gambaran : ruptur dan perdarahan pada limfa anterior.
Analisa data

DS DO
1. Klien mengatakan perutnya sakit 1. Terdapat pembesaran hati
bila bergerak dan bernafas 2. Hasil USG terdapat ruptur dan
P : Trauma Abdomen perdarahan pada limfa anterior.
Q : Seperti tertusuk-tusuk 3. terdapat jejas dan hematoma pada
R : Perut sebelah kiri abdomen sebelah kiri bawah
S : Skala 5 (Sedang) 6. sclera mata nampak pucat,
T : Nyeri hilang timbul kongjungtiva nampak anemis.
2. Klien mengatakan terdapat luka 7. Klien tampak meringis
lecet pada perutnya 4. Vital Sign
3. Klien mengatakan sesak nafas  TD : 90/60 mmHg
4. Klien mengatakan sesak sejak  Nadi : 110 x/menit
mengalami kecelakaan  RR : 26 x/menit
5. Klien merasa mual  Suhu : 36,2 0C
 SpO2 : 94%

5. Hemoglobin : 10,5 g/dl (n : 14-


17,5 g/dl)
6. Klien nampak menggunakan nasal
canul
Pengelompokan Data

No Data Diagnosa
1 DS :
1. Klien mengatakan sesak nafas
2. Klien mengatakan sesak sejak mengalami
Pola napas tidak efektif
kecelakaan
berhubungan dengan
DO:
pembesaran hati
1. Pembesaran hati
2. RR : 26 x/menit
3. Klien nampak menggunakan nasal canul
2 DS:
1. pasien nampak lemah
2. pasien mengeluh mual Kekurangan volume cairan
DO: berhubungan dengan
1. membran mukosa tampak kering kehilangan cairan aktif
2. penurunan tekanan darah (TD :
90/60 mmHg)

3 DS : Nyeri akut berhubungan


1. Klien mengatakan perutnya sakit bila dengan agen pencedera fisik
bergerak dan bernafas. (trauma abdomen)
P : Trauma Abdomen
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Perut sebelah kiri
S : Skala 5 (Sedang)
T : Nyeri hilang timbul
2. Klien mengatakan terdapat luka lecet pada
perutnya

DO :
1. Hasil USG terdapat ruptur dan perdarahan
pada limfa anterior.
2. terdapat jejas dan hematoma pada abdomen
sebelah kiri bawah

4 Faktor resiko : Resiko syok faktor resiko


1. Hipotensi kekurangan volume cairan
2. Kekurangan volume cairan (perdarahan)

Diagnosa Keperawatan

Nama Inisial : Ny. “A”


Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 25 Tahun

No. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pembesaran hati


kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2.
(perdarahan)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma abdomen)

4. Resiko syok faktor resiko kekurangan volume cairan (perdarahan)


Rencana Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


O KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas :
efektif keperawatan 1 x 6 jam Observasi
berhubungan diharapkan Pola napas 1. Monitor pola napas
dengan teratasi 2. Monitor bunyi napas
pembesaran hati 1. Kapasitas vital tambahan
meningkat Terapeutik
2. Tekanan ekpirasi 1. Pertahankan
meningkat kepatenan jalan napas
3. Tekanan inpirasi 2. Posisikan semi
meningkat fowler
4. Dispnea menurun
5. Frekuensi napas
membaik
6. Kedalaman napas
membaik
2 kekurangan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan perdarahan
volume cairan keperawatan 1 x 6 jam 1. Identifikasi penyebab
berhubungan diharapkan keseimbangan perarahan
dengan kehilangan cairan membaik dengan 2. Monitor status cairan
cairan aktif kriteria hasil
3. Periksa perdarahan
(perdarahan) 1. tekanan darah tidak dari selaput lendir,
terganggu memar setelah trauma,
2. turgor kulit tidak mengalir dari tempat
terganggu tusukan
3. keseimbangan intake dan 4. Pertahankan kepatenan
output dalam 24 jam IV
tidak terganggu
4. kelembaban membran
mukosa tidak terganggu
5. hematokrit tidak
terganggu
3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
berhubungan keperawatan 1 x 6 jam Observasi
dengan agen diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi
pencedera fisik berkurang. karakteristik, durasi,
(trauma abdomen) 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
2. Meringis menurun dan intensitas nyeri
3. Frekuensi nadi membaik 2. Identifikasi skala nyeri
(dalam batas normal Kolaborasi
yaitu 80-100 kali 3. Kolaborasi pemberian
permenit) analgetik
4. Tekanan darah membaik
(dalam batas normal
120/80 mmHg)
4 Resiko syok faktor Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok
resiko kekurangan keperawatan 1 x 6 jam terapeutik :
volume cairan diharapkan resiko syok 1. Monitor status
(perdarahan) membaik. kardiopulmonal
1. Kekuatan nadi ( frekuensi dan
meningkat kekuatan nadi,
2. Ekanan darah sistolik frekuensi napas, TD)
membaik 2. Monitor status
3. Tekanan darah diastolik oksigenasi (oksimetri
membaik nasi, AGD)

4. Frekuensi nadi membaik 3. Monitor status cairan


( masukan dan
haluaran, turgor kulit,
CRT)
Terapeutik
4. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian
IV
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Tanggal/Bulan/Tahun
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan Jam
1. Pola napas tidak efektif Selasa Manajemen jalan napas : S : Klien mengatakan sesak
berhubungan dengan 6 Oktober 2020 1. Memonitor pola napas O:
pembesaran hati  Pembesaran hati
Hasil :
Pernafasan 26 x/menit  RR : 26 x/menit

2. Memonitor bunyi napas  Klien nampak

tambahan menggunakan nasal canul


A : Pola nafas tidak efektif
Hasil :
belum teratasi
Tidak terdapat bunyi nafas
P : Lanjutkan Intervensi
tambahan
Manajemen jalan nafas :
3. Mempertahankan kepatenan
1. Monitor pola napas
jalan napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
Hasil :
3. Pertahankan kepatenan jalan
Kepatenan jalan napas
napas
dipertahankan
4. Posisikan semi fowler
4. Memberikan posisi semi fowler
Hasil :
Memberikan posisi semi fowler
kepada klien
2. kekurangan volume Selasa Pengurangan perdarahan S : Klien mengatakan mual
6 Oktober 2020 O : Hasil USG abdomen terdapat
cairan berhubungan 1. Identifikasi penyebab
ruptur dan perdarahan pada limfa
dengan kehilangan perarahan
anterior
cairan aktif Hasil:
A : kekurangan volume cairan
(perdarahan)
perdarahan akibat kecelakan P : Lanjutkan intervensi
kendaraan bermotor Pengurangan perdarahan
2. Monitor status cairan 1. Identifikasi penyebab
Hasil: perarahan
klien diberikan cairan RL sesua 2. Monitor status cairan
indikasi dari dokter 3. Periksa perdarahan dari selaput
3. Periksa perdarahan dari selaput lendir, memar setelah trauma,
lendir, memar setelah trauma, mengalir dari tempat tusukan
mengalir dari tempat tusukan 4. Pertahankan
Hasil: kepatenan IV
terjadi perdarahan pada hati
akibat ruptur
4. Pertahankan kepatenan IV
Hasil:
berikan cairan Infus RL

3. Nyeri akut Selasa Manajemen nyeri : S : Klien mengatakan perutnya


6 Oktober 2020
berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi karakteristik, sakit bila bergerak dan bernafas.
agen pencedera fisik durasi, frekuensi, kualitas, dan P : Trauma Abdomen
(trauma abdomen) intensitas nyeri Q : Seperti tertusuk-tusuk

Hasil : R : Perut sebelah kiri


S : Skala 5 (Sedang)
P : Trauma Abdomen
T : Nyeri hilang timbul
Q : Seperti tertusuk-tusuk
O : Klien nampak meringis
R : Perut sebelah kiri
A : Nyeri belum teratasi
S : Skala 5 (Sedang)
P : Lanjutkan intervensi
T : Nyeri hilang timbul
Manajemen nyeri :
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : 1. Identifikasi karakteristik,
Skala nyeri 5 (sedang) durasi, frekuensi, kualitas,
3. Kolaborasi pemberian analgetik dan intensitas nyeri
Hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
Pemberian obat anti nyeri lewat 3. Kolaborasi pemberian
Ivsesuai anjuran dokter analgetik

4. Resiko syok faktor Selasa Pencegahan syok terapeutik : S :


6 Oktober 2020
resiko kekurangan 1. Memonitor status O : Hasil USG abdomen
volume cairan kardiopulmonal ( frekuensi dan terdapat ruptur dan
(perdarahan) kekuatan nadi, frekuensi napas, perdarahan pada limfa

TD anterior
A : Resiko syok
Hasil :
Nadi 110 x/menit, frekuensi P : Lanjutkan intervensi
Pencegahan syok
nafas 26 x/menit.
2. Memonitor status cairan 1. Monitor status kardiopulmonal
( frekuensi dan kekuatan nadi,
( masukan dan haluaran, turgor
frekuensi napas, TD
kulit, CRT)
2. Monitor status cairan
Hasil :
( masukan dan haluaran, turgor
CRT kurang dari 2 detik, turgor
kulit, CRT)
kulit elastis 3. Berikan oksigen untuk
3. Memberikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
mempertahankan saturasi oksigen >94%
oksigen >94% 4. Kolaborasi pemberian IV
Hasil :
Diberikan oksigen 2 L/menit
dengan menggunakan nasal
canul
4. Kolaborasi pemberian IV
Hasil :
pemberian cairan RL

Anda mungkin juga menyukai