Dosen Pengampu:
Erna Puji Astutik, S.Si., M.Pd., M.Sc.
Oleh:
Faysal Dyash
Perdana NIM
165500129
1
meminimalisr
2
adanya kecemasan siswa terhadap hasil belajar Matematika sehingga istilah
Matematika sulit bisa berkurang dan di harapkan hilang.
B. Ruang Linkgkup Dan Batasan Masalah
Dalam penelitian ini ruang lingkup yang kami fokuskan adalah lingkup
pembelajaran matematika dalam lingkungan Sekolah Menengah Pertama
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :”Adakah Pengaruh Kecemasan Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SMP?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Peneltian ini antara lain:
Untuk Mengetahui Adanya Pengaruh Kecemasan Siswa Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SMP.
E. Manfa’at Peneltian
Hasil penelitian diharapkan mampu berguna dan dapat dimanfaatkan baik secara
teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat Teroritis
Hasil Peneltian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh kecemasan
siswa terhadap hasil belajar matematika siswa smp
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Menambah wawasan bagi guru sehingga guru lebih mengetahui hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan kecemasan pada anak didik nya perihal
hasil belajar matematika
b. Bagi Siswa
1. Siswa diharapkan bisa mengetahui perihal-perihal apa saja yang dapat
menimbulkan suatu kecemasan dalam diri akan hasil belajar matematika
2. Siswa diharapkan mampu untuk menanggulangi rasa cemas terhadap hasil
belajar, sehingga siswa mampu untuk memilih langkah yang tepat dalam
menanggulangi rasa cemasnya terhadap hasil belajar matematika
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti yang merupakan calon guru setelah melakukan peneltian ini di
harapkan mampu untuk mengubah mindset atau gaya pandang Matematika
yang mudah menjadi Matematika yang menyenangkan, sehingga
kecemasan-kecemasan yang dialami oleh para siswa dapat
diminimalisirkan karena Matematika sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, maka dari itu diperlukanya cara-cara yang lebih
menyenangkan dan membuat para siswa nyaman dalam belajar
Matematika dimasa yang akan dating.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan
antar variabel penelitian. Kaitan antar variabel tersebut ditunjukkan
dengan adanya perbedaan taraf kecemasan pada setiap siswa dan
bagaimana cara siswa tersebut dalam mengatasi kecemasan tersebut
sehingga dapat mempermudah pengajar dalam mengatasi kecemasan pada
hasil belajar peserta didik.
Pada penelitian yang dilakuka oleh Ulfiani Rahman, Nursalam, dan
M.Ridwan Tahir yang berjudul ‘Pengaruh kecemasan dan Kesulitan
Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas
X MA Negeri I Watampone Kabupaten Bone”. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang dalam hasil
penelitian dan pembahasan. Terdapat 3 varibel yang di ujikan yaitu tingkat
kecemasan siswa, tingkat kesulitan belajar siswa, dan tingkat hasil belajar
siswa. Berikut adalah simpulan dari Jurnal tersebut:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran tingkat kecemasan belajar matematika pada siswa kelas
X MA Negeri 1 Watampone yaitu sebanyak 16% pada kategori
rendah, 63% pada kategori sedang, dan 21% pada kategori tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor kecemasan
belajar siswa berada pada kategori sedang.
2. Gambaran tingkat kesulitan belajar matematika pada siswa kelas
X MA Negeri 1 Watampone yaitu terdapat 16% pada kategori
rendah, 64% pada kategori sedang, dan 20% pada kategori tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor kesulitan belajar
siswa berada pada kategori sedang.
3. Gambaran tingkat hasil belajar matematika pada siswa kelas X
MA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone yaitu terdapat 16%
pada kategori rendah, 64% pada kategori sedang, dan 20% pada
kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor
hasil belajar siswa berada pada kategori sedang.
4. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial kecemasan belajar
dan kesulitan belajar pada pelajaran matematika ternyata memberi
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X MA
Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone. Sumbangsih pengaruh
variabel kecemasan belajar dankesulitan belajarpada pelajaran
matematika sebesar 28,3% sedangkanselebihnya 71,7%
dipdipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
kecemasan dan kesulitan belajar matematika siswa maka semakin
rendah hasil belajar yang diperolehnya, begitupun sebaliknya
semakin rendah tingkat kecemasan dan kesulitan belajar
matematika siswa maka semakin tinggi hasil belajar yang
diperolehnya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, dapat
diperoleh hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat kecemasan siswa terhadap hasil belajar siswa SMP.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan jenis
penelitian yang tepat. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh
gambaran yang jelas engenai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah
yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu
jenis penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-
induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahanpermasalahan beserta pemecahannya
yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penilaian
dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan
Margono menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu
penelitian yang lebih banyak menggunakan logika hipotesis verivikasi
yang dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis
kemudian melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau hipotesis
tersebut ditarik berdasarkan data empiris.
Sedangkan menurut Sudyaharjo, riset kuantitatif merupakan
metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain
yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan
tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam
kerangka pembuktian hipotesis secara empiris
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode
Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistic, untuk
menguji hipotesis yang ditetapkan
X Y
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu (Sugiyono. 2011).
Menurut Sugiyono, jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili
populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi.
Sugiyono juga mengungkapkan bahwa jumlah sampel yang paling
tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau
kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang
dikehendaki sering tergantung pada sumber waktu, dana, dan tenaga yang
tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka, akan semakin kecil jumlah
sampel yang diperlukan.
Dalam penelitian ini sampel yang di gunakan adalah dua kelas VII
dari SMP yang dijadikan objek penelitian.
C. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
berarti variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sukmadinata (2010) instrumen penelitian adalah sebuah
tes yang memiiki karakteristik mengukur informan dengan sejumlah
pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian, yang bisa dilakukan dengan
membuat garis besar tujuan penelitian yang dilakukan. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011) instrumen penelitian didefinisikan sebagai suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati secara spesifik yang kemudian disebut variabel penelitian.
Instrumen- instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel sebaiknya
telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sugiyono juga berpendapat bahwa
jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
angket kecemasan matematika yang diadopsi dari Himmi & Azni (2017)
penelitiannya yang berjudul “Hubungan Kesiapan Belajar Dan Kecemasan
Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP” yang diukur
dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang
digunakan untuk mengukur sikap maupun pendapat seseorang tentang
suatu kejadian (Thoifah, 2015). Skala Likert tersebut terdiri dari 5 poin
yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS)
dan Sangat Tidak Setuju (STS)(dalam Anita, 2016).
Adapun hasil-hasil yang perlu dianalisis dalam uji coba instrumen
adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini validitas yang
digunakan adalah validitas isi, karena validitas isi fokus memberikan
bukti pada elemen-elemen yang ada pada alat ukur. Validitas isi
digunakan untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar, dan
prestasi belajar
Jawaban Kusioner Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel diatas merupakan jawaban dari lembar kuisioner
beserta bobot dari masing-masing jawaban
(𝑛 ∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥) − (∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2{𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2}
.Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien variabel x dan y
n = jumlah responden
∑x = Jumlah skor tiap item
∑y = Jumlah skor total
Nilai koefisien validitas berkisar antara +1,00 sampai -1,00.
Nilai koefisien +1,00 mengindikasikan bahwa individu pada uji
instrumen maupun uji kriteria, memiliki hasil yang relatif sama,
sedangan jika koefisien validitas bernilai 0 mengindikasikan bahwa
tidak ada hubungan antara instrumen dengan kriterianya. Semakin
tinggi nilaikoefisien validitas suatu instrumen, maka semakin baik
instrumen tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono, 2011).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti dalam memperoleh suatu data melalui berbagai
setting, sumber, dan cara tertentu sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Karena pada dasarnya, terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen
penelitian, dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2011). Dengan
demikian, peneliti harus mampu menentukan teknik mana yang paling
sesuai untuk digunakan dalam penelitiannya, sehingga diperoleh data yang
benar-benar valid dan reliabel.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner atau angket,
dimana angket atau kuisioner merupakan alat teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (Iskandar, 2008: 77). Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono
mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif
dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari
yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah
menuju hal yang sulit.
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan ada dua macam
yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
2. Uji Normalitas
𝑍𝑖 =
𝑋𝑖−𝑥̅
𝑆
f. Menentukan luas peluang normal (𝐿𝑖) tiap kelas interval dengan cara
mengurangi nilai F(𝐿𝑖) yang lebih besar di atas atau di bawahnya, yaitu :
𝐿𝑖 = F(𝑍𝑖) - F(𝑍𝑖−1)
g. Menentukan 𝑓𝑒 (frekuensi ekspektasi) dengan cara mengalikan luas
peluang normal kelas tiap interval (𝐿𝑖) dengan banyaknya sampel, yaitu :
𝑓𝑒 = 𝐿 𝑖 x n
h. Masukkan frekuensi observasi sebagai 𝑓𝑜
i. Mencari nilai 𝑥2 setiap interval dengan rumus :
(𝑓0−𝑓𝑒)2
2
𝑥 =
𝑓𝑒
j. Menentukan nilai 𝑥2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dengan rumus :
2
2 ∑ 𝑥2=∑ 𝑥(𝑓𝑜−𝑓𝑒)
𝑥 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑓𝑒
k. Menentukan nilai 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada taraf signifikan α dan derajat kebebasan
(dk) = k -1, dengan k = banyaknya kelas
Membandingkan jumlah total 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Dengan, 𝑆𝐷 2= 1
𝑁1
− 𝑥̅2