0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
133 tayangan4 halaman
Novel ini menceritakan perjuangan seorang ibu bernama Pelagia Vlassov untuk mendapatkan pendidikan meskipun sudah tua, setelah suaminya meninggal. Ia mendukung pendidikan anaknya Pavel yang kemudian menjadi pemimpin perjuangan buruh. Novel ini menggambarkan pentingnya pendidikan bagi kaum buruh dalam melawan penindasan dan memperoleh hak mereka.
Novel ini menceritakan perjuangan seorang ibu bernama Pelagia Vlassov untuk mendapatkan pendidikan meskipun sudah tua, setelah suaminya meninggal. Ia mendukung pendidikan anaknya Pavel yang kemudian menjadi pemimpin perjuangan buruh. Novel ini menggambarkan pentingnya pendidikan bagi kaum buruh dalam melawan penindasan dan memperoleh hak mereka.
Novel ini menceritakan perjuangan seorang ibu bernama Pelagia Vlassov untuk mendapatkan pendidikan meskipun sudah tua, setelah suaminya meninggal. Ia mendukung pendidikan anaknya Pavel yang kemudian menjadi pemimpin perjuangan buruh. Novel ini menggambarkan pentingnya pendidikan bagi kaum buruh dalam melawan penindasan dan memperoleh hak mereka.
“Bahkan samudera darah pun takkan mampu tenggelamkan kebenaran”
(Ibunda) Pelagia Vlassov, Ibunda yang dikisahkan dalam novel Maxim Gorky ini bisa menjadi salah satu contoh perempuan dari suami dan anak yang adalah seorang buruh, dapat tetap menjadi seorang yang terdidik di usianya yang sudah tua. Ia selama bersama dengan suaminya yang bernama Michail Vlassov, selalu memperoleh perlakuan yang kasar dan amat kejam. Hal itu merupakan potret kehidupan seorang istri yang tak jarang kita lihat sering terjadi dimana-mana. Menjadi pelampiasan suami terhadap permasalahan-permasalahan nya yang terjadi di luar rumah, ketika pulang dari bekerja dengan memberikan pukulan dan caci maki terhadap istri. Seakan telah menjadi sebuah kebiasaan (habits) yang telah diterima dalam kenyataan hidup, dimana seorang suami mempunyai hak untuk melakukan sesuatu yang aniaya terhadap istrinya. Bagaimana tidak, sang suami yang bekerja sangat lama di sebuah pabrik, yang dengan gaji yang tidak seberapa serta mendapat caci maki dan tekanan dari atasan. Adalah semacam potret kehidupan yang terjadi terhadap kaum yang posisinya lebih lemah, ditindas oleh kaum yang posisinya lebih kuat. Pun terlihat juga setelah suaminya pulang ke rumah, ia ganti menindas istri dan anaknya. Karena seolah merasa bahwa istri dan anaknya memiliki posisi yang lebih lemah dibandingkan dirinya. Sepanjang cerita, kehidupan tersebut mulai berubah semenjak suaminya meninggal dunia dengan meninggalkan dirinya dan anak semata wayangnya, Pavel Vlassov. Dari sinilah akan menjadi titik awal dari perubahan secara drastis bagaimana cara mereka menghargai sebuah kehidupan. Dimulai dari perubahan Pavel Vlassov yang terlihat semakin dewasa dalam bertindak. Setiap keluar dari rumah, ia pulang dengan membawa berbagai buku-buku sosialis. Dari situ awal akan hadirnya pertumbuhan intelektual pada Pavel Vlassov hingga akhirnya ia mampu memahami realitas dengan lebih baik. Ia semakin lama semakin memandang bahwa kehidupan yang ia alami saat ini tidak berada pada keadaan yang baik. Para buruh mendapatkan upah yang hanya cukup untuk membiayai hidup sehari-hari. Sedangkan, tuan-tuan pabrik yang memberikan pekerjaan kepada para buruh meraup keuntungan yang sangat besar. Alur cerita terus mengalir, dengan perkembangan perjuangan kaum buruh hingga mencapai klimaks nya dimulai demonstrasi-demonstrasi dari para buruh. Akan tetapi novel ini bukanlah semacam novel yang ingin mempertunjukkan bagaimana kemenangan akan terjadi, dari sisi protagonis melawan antagonis. Namun, untuk menyampaikan sebuah paradigma, bahwa sebaik-baik melaksanakan sesuatu adalah berjuang dengan kesadaran terhadap realitas yang sesungguhnya. Bukan hanya sekedar menyerah terhadap ketidakmungkinan. Relevansi Buku novel Ibunda ini diterjemahkan pertama kali ke dalam bahasa Indonesia oleh penulis besar yang sudah cukup dikenal, yaitu Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1955 dan diterbitkan oleh Yayasan Pembaharuan pada tahun 1956. Walaupun sudah sangat lama keberadaan buku ini, akan tetapi hingga sekarang masih banyak relevansi yang terdapat dalama buku ini dengan keadaan zaman sekarang. Memang setting historisnya pada awal abad 20, namun konteks permasalahan dasar yang diceritakan di dalam novel tidak begitu jauh berbeda dibanding masa sekarang. Ada banyak hal yang bisa diperoleh dari novel Ibunda ini dan masih relevan hingga saat ini. Beberapa hal yang dapat menjadi sebuah pembelajaran pada buku ini, diantaranya: 1. Dengan membaca novel Ibunda, kita dapat banyak memahami kehidupan dari buruh yang terus-menerus diambil keuntungannya oleh tuan yang menjadi majikan atas diri mereka. Mendapat kendali dari peluit pabrik sebagai tanda berhenti dan dimulainya kembali bekerja. Lalu pulang sejenak sembari beristirahat, kemudian kembali memulai bekerja dengan hal yang sama berulang kali dengan upah yang sangat minim. Sekedar cukup untuk makan, tanpa bisa membeli beraneka kebutuhan sampingan yang di inginkan. Disini juga kita akan melihat bagaimana perubahan dari para buruh tersebut mulai muncul selama mereka benar-benar mengetahui sejatinya keadaan yang mereka alami selama ini bukan hal yang patut. Lalu, dari hal tersebut kita disuguhkan dengan adegan-adegan perlawanan yang mulai dipertunjukkan oleh para buruh. Dimulai dengan berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat, penyebaran pamflet dan aksi massa dengan di iringi orasi perlawanan. Walaupun disamping itu, kita juga mesti mengetahui bahwa tidak semua buruh akan menerima perjuangan yang hendak di capai bagi mereka sendiri. Karena rasa khawatir akan hilangnya pekerjaan tersebut jika ikut turut serta di dalam perlawanan. 2. Selain itu, kita dapat menghayati pentingnya sosok leader (pemimpin) bagi sebuah perjuangan. Yang pastinya mestilah seseorang yang cukup terdidik dan vokal dalam menyuarakan penindasan yang mereka alami. Seseorang yang terdidik tidaklah ditunjukkan dengan mengenyam pendidikan formal, melainkan diucapkan terdidik ditandai dengan perubahan diri seseorang di dalam tindakannya menjalankan hidup. Artinya telah muncul sebuah kesadaran terhadap realitas yang ada. Anak Pelagia Vlassov (Pavel) yang merupakan seorang buruh adalah seseorang yang terdidik karena sadar terhadap realitas kehidupan yang dijalaninya selama ini adalah tidak baik. Sehingga memunculkan sebuah harapan untuk mencapai realitas yang lebih baik. Begitulah yang akhirnya mengilhaminya untuk melakukan perlawanan dari penindasan terhadap buruh oleh para majikannya. Disitu lah Pavel Vlassov bersama rekan-rekan diskusinya menunjukkan kemampuannya untuk menghimpun para buruh untuk melakukan perlawanan. Pentingnya peran leader adalah akan terjadinya kemandegan dalam arah perjuangan di saat pemimpin tersebut sedang tidak hadir dalam perjuangan. Pada novel ini, Pavel Vlassov serta beberapa rekan-rekannya yang lain akan dipenjara oleh aparat sehingga perjuangan mengalami kemandegan. 3. Belajar tidak mengenal batas waktu maupun usia. Bahkan bisa jadi, pembelajaran yang paling berharga yang kita peroleh adalah ketika telah mencapai usia tua hingga renta. Maxim Gorky di dalam novelnya seakan memberikan pesan, jangan terpacu terhadap usiamu untuk mengejar ilmu. Agar menjadi seorang terdidik, setiap orang mendapatkan hak yang sama. Karena belajar itu sifatnya anytime-anywhere (kapanpun dan dimanapun) bisa dilakukan. Dan hasrat untuk belajar itupun semestinya diperoleh pada lingkungan yang mendukung aktivitas pembelajaran tersebut. Di dalam novel, rumah Ibunda adalah ruang aktivitas diskusi-diskusi yang dilakukan oleh Pavel Vlassov dan rekan-rekannya. Walaupun Ibunda tidak banyak memahami pembicaraan yang mereka lakukan, namun hasrat untuk belajar itu makin lama semakin tertular pada dirinya. 4. Seorang keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan sang anak. Karena orang tua dapat memberikan dukungan yang sangat besar dalam impian sang anak, akan tetapi bisa juga menjadi penghambat bagi impian sang anak. Ia, karena orang tua mendidik anaknya dengan bentuk dan kualitas yang berbeda-beda. Bukankah impian sang anak pun sering tidak bisa terpenuhi karena orang tua memiliki impian yang berbeda untuk sang anak? Atau sebaliknya, orang tua memberikan dorongan penuh terhadap impian sang anak dan memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk impian tersebut dapat terwujud. Hal yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa diri seorang Pavel Vlassov memperoleh dukungan yang sangat besar oleh Ibunda. Ia merasa bahagia melihat tindakan yang sedang dilakukan oleh anaknya. Bahkan ketika anaknya ditahan oleh aparat. Dia rela untuk membantu perjuangan tersebut. Sampai pada akhirnya, Ibunda mengajukan diri untuk ikut turut serta dalam perjuangan yang mereka lakukan dengan penyebaran pamflet-pamflet di ruang publik terutama lingkungan pabrik.
Buruh dan Pendidikan
Pendidikan memang merupakan salah satu elemen yang terpenting bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Dan setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan, baik berupa pendidikan formal maupun informal. Karena pendidikan merupakan salah satu elemen majunya sebuah negara dan peradaban. Bukankah zaman keemasan negara bagian Barat disebut sebagai era renaisans (pencerahan) dikarenakan semakin membesarnya studi-studi ilmu pengetahuan yang digencarkan? Dan dari gencarnya studi-studi ilmu pengetahuan tersebut mereka memperoleh penemuan-penemuan yang sangat berharga hingga saat ini. Seperti yang telah diulas sebelumnya, bahwa membaca novel Ibunda sangat relevan untuk memahami arti pendidikan bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan yang cukup signifikan seseorang akan mudah untuk dikendalikan oleh siapa pun. Persis dengan konsep yang disampaikan oleh Michel Foucalt terkait dengan relasi kuasa dan pengetahuan. Menurut Foucault, kekuasaan terakumulasi melalui pengetahuan, dan pengetahuan selalu punya efek kuasa. Penyelenggaraan kekuasaan, selalu memproduksi pengetahuan sebagai basis kekuasaannya. Kekuasaan memproduksi pengetahuan dan bukan saja karena pengetahuan berguna bagi kuasa. Tidak ada pengetahuan tanpa kuasa, dan sebaliknya tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Perubahan buruh menuju kesadaran yang lebih benar hingga berbuah perlawanan adalah salah satu bentuk seseorang berada dalam keadaan terdidik/ terpelajar. Selain itu, Pramoedya Ananta Toer memiliki arti tersendiri tentang seorang yang tedidik/ terpelajar yang disampaikan dalam novelnya, Bumi Manusia “Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.” Kurang lebih apa yang bisa saya tangkap dalam kalimat itu memberikan maksud, bahwa orang yang telah terdidik harus berpihak dan berpegang teguh pada kebenaran bahkan semenjak dalam pikirannya. Tidak menonjolkan diri untuk melakukan keberpihakan jika keberpihakannya terhadap sesuatu menyalahi kebenaran. Maka dari itu kita memperoleh pemahaman tentang pentingnya ilmu pengetahuan, baik secara interaksi maupun membaca buku. Akan tetapi pendidikan dengan membaca buku itu tidak segalanya, seperti yang pernah dikatakan oleh penulis novel Ibunda ini, “Keep reading books, but remember that a book’s only a book, and you should learn to think for your self.” (Teruslah membaca buku, tapi ingatlah bahwa buku itu hanya sebuah buku, dan kamu harus belajar berpikir sendiri.)
Selamat membaca. Tidak hanya sekedar membaca kata-kata. Tapi bacalah Dirimu, Orang lain, Dan realitas yang ada di sekitarmu.