Anda di halaman 1dari 2

Buku sebagai Sentral Pengembangan

Oleh : Tiorivaldi

Selamat Hari Buku Sedunia, 23 April 2018


Buku bukanlah suatu hal yang mesti dihafal setiap kata dan kalimatnya. 
Fungsi utama buku adalah memahami makna dan tujuan dari gagasan yang
disampaikan penulis didalamnya. Maka, pembacaan buku secara tidak
komprehensif pun akan memberikan efek pemahaman yang berbeda dari apa yang
disampaikan oleh penulis. Sehingga akan menimbulkan pemahaman baru yang
tidak akan ada keberhentiannya. Tidak mungkin seorang penulis membuat buku
pada bab 1 sebagai isi sedangkan bab selanjutnya sebagai pendahuluan. Kecuali,
jika memang ada hal yang ingin disampaikannya dari pembuatan abstrak semacam
itu.
Salah satu hal yang menjadi disharmoni ketika dosen membuat pertanyaan ujian,
yaitu menuntut mahasiswanya menghafal setiap frasa dan kalimat yang ada
didalam buku pelajaran tersebut. Pertanyaan semacam sebutkan 3 jenis, jelaskan,
dan bla bla bla adalah sesuatu yang sangat sering kita temukan dalam soal ujian
yang katanya sebagai objek observasi perkembangan mahasiswa. Perkembangan
mahasiswa tidak dilihat dari banyaknya hafalan yang ia miliki, karena hal itu pasti
akan sirna dimakan oleh masa. Tetapi, bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap pelajaran yang telah diperoleh selama satu semester tersebut. Studi kasus
dan permasalahan merupakan salah satu contoh bentuk yang cukup baik dalam
mengobservasi hasil input antara dosen dengan mahasiswa.
Selain itu juga buku memiliki fungsi untuk memperbanyak olah kata. Semakin
banyak seseorang membaca buku maka akan semakin banyak kata-kata baru yang
akan diperoleh. Memang, kata-kata tersebut akan sangat jarang digunakan di dalam
percapakan biasa, namun akan sangat berguna dalam berdialektika dalam suatu
bidang ilmu yang sedang menjadi objek pembahasan. Ilmu tentang interpretasi
makna sebuah kata atau yang juga biasa disebut dengan hermeneutika adalah salah
satu jenis filsafat yang merupakan suatu proses pemahaman yang diperoleh dalam
banyak nya pembelajaran lewat buku dan interaksi. Semakin banyak kita membaca
buku, maka akan semakin sering kita bertemu dengan kata-kata, sehingga akhirnya
pemahaman yang terbilang kritis bisa diperoleh dengan baik. Bukan yang hanya
diperoleh dari inderawi (empirisme) dan akal (rasionalisme) semata
Sangat luar biasa nya sebuah buku hingga Tan Malaka pernah mengatakan,
"Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan
memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi". Tan malaka hendak
menyampaikan terkait urgensi menjelajah dunia buku lebih penting daripada
memenuhi kebutuhan penutup aurat dan perut. Dengan membaca, ilmu yang kita
miliki dapat kita rasakan hingga pada kematian. Bahkan didalam alam kematian
bisa kita bawa sebagai amal kebaikan, apalagi jika kita mengajarinya kepada orang
lain. Sedangkan, untuk pakaian dan makanan takkan dapat kita rasakan hingga
kematian, pakaian dalam beberapa tahun akan terus diganti menyesuakan masa
apalagi makanan yang hanya bertahan selama beberapa jam lalu kita menginginkan
makanan kembali.
Maka marilah kita membaca

Iqra' (Bacalah)

Anda mungkin juga menyukai