Anda di halaman 1dari 2

Judul Buku : Fiqh Politik Hasan Al-bana

Penulis : Muhith Muhammad Ishaq

Penerbit : Robbani Press

Halaman : 207 halaman

Peresensi : Tiorivaldi

Buku tersebut akan menjelaskan dengan cukup detail tentang perpolitikan


dalam Islam. Kadang kala jika kita melihat kembali masih banyak
masyarakat berpikir bahwa politik adalah sesuatu yang kotor. Sebenarnya
dalam buku ini tidak sedikitpun menjelaskan tentang hal seperti demikian.
Tetapi sebenarnya yang membuat politik terlihat kotor adalah orang-orang
yang ada di dalamnya. Orang-orang yang membuat sistem yang kotor dan
mengikuti hawa nafsu, itulah yang menjadi tampakan bagi masyarakat
bahwa politik itu busuk dan haram. Dalam buku "Fiqh Politik : Hasan Al-
Bana" kita akan diberikan kesadaran tentang makna politik yang
sebenarnya. Politik dalam bahasa arab artinya siyasi, yaitu orang yang
memperhatikan urusan umat; dan mengetahuinya dengan detail,
memahami, dan menerapi lewat pikiran dan pendapatnya dengan benar.
Tetapi sesuai awalnya kembali, kemanakah kita hendak membawa siyasi
ini ? Ke arah siyasah syar'iyah atau siyasah jahiliyah ?

Maksud dari siyasah syar'iyah dijelaskan juga dalam buku tersebut yaitu
membawa seluruh urusan manusia sesuai dengan pandangan syariat, dan
pemerintahan yang bekerja untuk menjaga agama dan dunia. Sedangkan,
siyasah yang tidak syar'i adalah membawa manusia sesuai dengan
pandangan manusia yang dituangkan dalam perundang-undangan buatan
manusia sebagai pengganti dari ajaran Islam dan berbeda dengan syariat
Islam. Siyasah yang menolak siyasah syar'iyah ini adalah siyasah sekulur
yang merupakan siyasah jahiliyah

Selain kita akan disadarkan terkait arti siyasah yang sebenarnya, kita juga
akan mengetahui cara pengaplikasian dan tindakan-tindakan yang harus
kita hindari. Seperti misalnya penolakan terhadap undang-undang buatan
manusia yang bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Tak lupa juga
akan dijelaskan bagaimana sosok Hasan Al-Bana bersama Ikhawanul
Muslimin dalam peristiwa-peristiwa politik di dalam maupun di luar negeri
yang tak takut terhadap siapapun yang berusaha untuk menghalanginya.
Keikutsertaannya yang nyata dalam memikirkan urusan umat, terlebih di
negara-negara muslim yang tidak diberi kebebasan oleh para pembenci
Islam. Hal tersebut jelas nampak ketika keikutsertaannya Ikhwanul
Muslimin dalam peperangan berkepanjangan di Palestina. Dengan
kitabullah, hadits, dan kitab-kitab fiqih sebagai sumber rujukannya dalam
begerak.

Anda mungkin juga menyukai