“WEBINAR PENERAPAN SNI ISO 35001: 2019 SISTEM MANAJEMEN
BIORESIKO LABORATORIUM DAN LAUNCHING PANDUAN PENERAPANNYA”
Dalam webinar tersebut ada lima narasumber diantaranya yaitu:
1. Dr. Wahyu Purbowasito ( Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia Kesehatan dan Halal ) 2. Mardiana, M. Blomed ( Asesor Laboratorium Komite Akreditasi Nasional ) 3. Drh. Nasirudin, M.Sc ( Kepala Balai Veteriner Lampung ) 4. Nur Hidayati, S.Si ( Kepala Subdirektorat Fasilitasi Pelaku Usaha ) 5. Dr. drh. Diah Iskandrianti ( Manajer Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium ) SNI ISO 35001 mendefinisikan proses untuk mengidentifikasi, menilai, mengendalikan, dan memantau risiko yang terkait dengan bahan biologis berbahaya. Standar tersebut diterapkan untuk laboratorium atau organisasi lain mana pun yang bekerja dengan, menyimpan, mengangkut, dan / atau membuang bahan biologis berbahaya. Dalam konteks organisasi yang pertama Memahami Organisasi dan Konteksnya Tujuan dan mandat organisasi, tujuannya, dan batasan pekerjaannya harus didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan ke seluruh organisasi. Organisasi harus menentukan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan tujuannya dan itu mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem manajemen biorisikonya. Mengidentifikasi isu-isu yang berkembang baik internal maupun eksternal spesifik terkait keamanan dan keselamatan hayati yang relevan sebagai dasar sistem manajemen tersebut perlu diterapkan oleh organisasi (yaitu, laboratorium yang bersinggungan dengan agen-agen biologis atau hayati) mampu mendukung penerapan sistem manajemen biorisiko laboratorium. Isu-isu yang dimaksud dapat berupa isu positif maupun negatif dari berbagai aspek. Kemudian dalam penentuan ruang lingkup sistem manajemen biorisiko organisasi harus menentukan lingkup/batasan dan penerapan sistem manajemen biorisiko untuk membangun ruang lingkupnya. Untuk sistem manajemen biorisiko organisasi harus membuat, mendokumentasikan, mengimplementasikan, mengkomunikasikan, memelihara, dan melakukan peningkatan berkelanjutan sistem manajemen biorisiko tersebut, termasuk proses yang diperlukan dan interaksinya, yang sesuai dengan persyaratan dokumen ini. SNI ISO 35001 mensyaratkan bahwa tanggung jawab dan kewenangan semua orang yang melakukan tugas yang merupakan bagian dari sistem manajemen biorisiko untuk didokumentasikan. Ini dapat dijelaskan dan termasuk di dalam: prosedur sistem manajemen biorisiko, prosedur operasional atau prosedur tempat− kerja, deskripsi proyek dan atau tugas, deskripsi pekerjaan, pengadaan paket pelatihan. SNI ISO 35001:2019-SMBL dan Integrasinya dengan SNI ISO/IEC 17025:2017- Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Berikut beberapa ruang lingkupnya antara lain : SNI ISO/IEC 17025:2017 • Standar yang digunakan untuk menilai kompetensi laboratorium penguji dan kalibrasi • Berlaku bagi semua organisasi yang melakukan kegiatan laboratorium, berapapun jumlah personelnya SNI ISO 35001:2019 • Menetapkan proses untuk mengidentifikasi, menilai, mengendalikan, dan memantau risiko yang terkait dengan bahan biologis berbahaya.
• Dokumen ini berlaku untuk laboratorium atau organisasi lain yang
bekerja dengan menyimpan, mengangkut, dan/atau membuang bahan berbahaya bi ol ogi s.Dokum en ini dimaksudkan untuk melengkapi Standar yang ada untuk laboratorium.
• Dokumen ini t idak dimaksudkan untuk laboratorium yang menguji
keberadaan mikroorganisme dan/ atau racun dalam makanan atau bahan pakan. Dokumen ini tidak dimaksudkan untuk manajemen risiko dari penggunaan tanaman rekayasa genetika di pertanian.
Berikut beberapa istilah Istilah dan definisi (SNI ISO
35001:2019)
• Lingkungan = Lingkungan tempat organisasi
beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, dan keterkaitan satu sama lainnya • Agen biologis = Setiap entitas mikroorganisme, seluler atau non-seluler, yang terbentuk atau direkayasa secara alami, mampu mereplikasi atau mentransfer materi genetik yang mungkin dapat memicu infeksi, alergi, toksisitas, atau efek buruk lainnya pada manusia, hewan, atau tumbuhan • Bahan biologis = Bahan apa pun yang terdiri dari atau mengandung agen biologis dan/atau produk berbahaya mereka, seperti toksin dan allergen. Bahan biologis dapat berupa darah, sekresi, atau jaringan yang berasal dari manusia atau hewan. Bahan biologis lainnya termasuk bahan organik atau puing puing dari alam, kultur, atau media perbenihan, dan/atau kultur sel dari manusia, hewan, dan tumbuhan. Contoh : Bakteri, jamur, virus, viroid, endoparasit, dan ektoparasit. Prion dianggap sebagai agen biologis • Toksin = Zat yang diproduksi oleh tanaman, hewan, protista, jamur, bakteri, atau virus, yang dalam jumlah kecil atau sedang menghasilkan efek buruk pada manusia, hewan, atau tanaman • Biosafety = Praktik dan kontrol yang mengurangi risiko paparan yang tidak disengaja atau pelepasan bahan biologis • Biosecurity = Praktek dan kontrol yang mengurangi risiko kehilangan, pencurian, penyalahgunaan, pengalihan, atau rilis tidak sah disengaja bahan biologis • Fasilitas = Unit operasional dan bangunan serta peralatan terkait yang digunakan untuk mengelola bahan biologis . Fasilitas termasuk laboratorium, bersama dengan infrastruktur pendukung, peralatan, dan layanan, termasuk kamar tambahan, seperti airlocks, ruang ganti, ruang sterilisasi, dan ruang penyimpanan. • Alat pelindung diri = Bahan yang digunakan untuk mencegah pajanan atau kontaminasi seseorang oleh bahan biologis Contoh : Gaun, mantel, sarung tangan, respirator, kacamata keselamatan.
Kemudian ada beberapa tipe perangkat penilaian labratorium yaitu
mengembangkan PPL untuk diterapkan oleh pengelola laboratorium sebagai perangkat mutakhir yang mencakup pemetaan kapasitas dasar dan penilaian lanjut. Saat ino, PPL yang tersedia adalah aspek implementasi manajemen berisiko sesuai SNI 8340:2016.