Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN HIV/AIDS
“ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes ( Paliative care)
Dosen Pembimbing: Maria Anita Y, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3


1. Alda Arum Ratri ( 01.2.18.00637)
2. Bernediktus Brian ( 01.2.18.00642)
3. Kukuh Satrio Nusantoro ( 01.2.18.00658)
4. Meski Rahawarin. ( 01.2.18.00665)

STIKES RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena atas kehendaki-Nya
makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini membahas, tentang Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terminal illnes (paliative care), dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya pada dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini,
Kepada kami.
Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang
Asuhan Keperawatan Paliative care, oleh karena itu kita mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat bagi
pembaca.

Kediri, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
BAB I Pendahuluan.....................................................................................ii
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB II Pembahasan...................................................................................iii
2.1 Pengertian PerawatanPaliatif..............................................................3
2.2 Tujuan perawatan paliatif...................................................................3
2.3 Peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif....................3
2.4 Prinsip asuhan keperawatan keperawatan paliatif..............................4
2.5 Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian.........................................4
2.6 Tahap-tahap berduka..........................................................................4
2.7 Pengertian tentang HIV/AIDS...........................................................5
2.8 Mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS..........................................5
2.9 Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes
2.10(Palliative Care).................................................................................6
2.11 Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes
(Palliative Care) dengan HIV/AIDS................................................7
BAB III Penutup.........................................................................................iv
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
3.3 Evaluasi.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

3
Tujuan Intruksional :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang perawatan palliatif
2. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan paliatif
3. Untuk mengetahui peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif
4. Untuk mengetahui prinsip asuhan keperawatan keperawatan paliatif
5. Untuk mengetahui tipe-tipe perjalanan menjelang kematian
6. Untuk mengetahui tahap-tahap berduka
7. Untuk mengetahui pengertian tentang HIV/AIDS
8. Untuk mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
9. Unjtuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative
Care)
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative
Care) dengan HIV/AIDS

Learning Outcome :

Mampu mengetahui dan memahami pengkajian Asuhan keperawatan pada pasien


terminal illnes ( paliative care ) pada pasien HIV/AIDS.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masa terminal yaitu masa dimana seorang sebelum datang ajalnya orang (orang yang
sedang sekarat menghadapi masa kematiannya). Pada perawatan paliatif, berbagai penyakit
lain juga menjadi penyebab sebagian besar kematian secara keseluruhan. Akan tetapi yang
kompleks dan sedemikian rupa lebih tepat untuk keperawatan paliatif, secara khusus, pada
titik tertentu, bagi mereka yang mengerti bahwa pasien akan meninggal karena penyakit
tersebut. Di bagian ini dititikberatkan pada perawatan terminal untuk pasien-pasien dengan
penyakit Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS).
Perawatan paliatif adalah bentuk perawatan medis dan kenyamanan pasien yang
mengontrol intensitas penyakit atau memperlambat kemajuannya, apakah ada atau tidak ada
harapan untuk sembuh. Perawatan paliatif tidak bertujuan untuk menyediakan obat dan juga
tidak sebaliknya perkembangan penyakit. Perawatan paliatif merupakan bagian penting
dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakuakan secara sederhana sering kali
prioritas utama adalah kulitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Namun saat
ini, pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit
yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan
tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang
terbaik bagi pasien dan keluarganya. Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis
tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium
lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik,, namun juga
pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang
dilakukandengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif.
Karena pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien paliatif
care, maka masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru perawatan paliatif menekankan
pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual
dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa
setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir hayatnya.
1.2 Rumusan masalah
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perawatan Palliatif
3. Sebutkan tujuan Perawatan Palliatif
4. Apa saja peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan palliatif
5. Sebutkan prinsip asuhan keperawatan palliatif
6. Jelaskan tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
7. Jelaskan Tahap Berduka
8. Jelaskan Pengertian tentang HIV/AIDS

5
9. Sebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS
10 Jelaskan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative Care) dengan
HIV/AIDS

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tentang perawatan palliatif


2. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan paliatif
3. Untuk mengetahui peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif
4. Untuk mengetahui prinsip asuhan keperawatan keperawatan paliatif
5. Untuk mengetahui tipe-tipe perjalanan menjelang kematian
6. Untuk mengetahui tahap-tahap berduka
7. Untuk mengetahui pengertian tentang HIV/AIDS
8. Untuk mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
9. Unjtuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative
Care)
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative
Care) dengan HIV/AIDS

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perawatan Paliatif


Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual. Menurut KEPMENKES RI NOMOR:
812, 2007 kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap
keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk
tujuan hidup, harapan, dan niatnya.

2.2 Tujuan Perawatan Paliatif


Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
penderita atau pasien dan meningkatkan kualitas hidup (Quality Of Life). Tindakan
aktif berupa mengurangi atau menghilangkan keluhan dan perbaikan asket psikologis,
sosial, dan spiritualisasi pasien.
Tujuan perawatan paliatif pada penderita HIV/AIDS
1. Konseling untuk menghadapi penerimaan diri terhadap HIV/AIDS
2. Mencegah terjadinya infeksi opurtunistik dan mencegah belulangnya infeksi
opurtunistik.
3. Meningkatkan status imunisasi dengan perbaikan nutrisi
4. Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi dan menurunkan
stres.
5. Melindungi pasien dari ancaman luar jika sebagai pemakai aktif narkoba.
6. Mempersiapkan penerimaan keluarga menghadapi kematian
2.3 Peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatife
1. Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatan, pendidikan, koordinator, advokasi,
kolaborator fasilitator, modifikasi lingkungan
2. Pengola : manejer kasus, modifikasi, koordinator
3. Pendidik : di pendidikan / dipelayanan
4. Peneliti

2.4 Prinsip asuhan keperawatan paliatif


1. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan sungguh-
sungguh
2. Menetapkan diagnosa/masalah dengan tepat
3. Merencanakan asuhan keperawatan
4. Melakukan tindakan atau asuhan keperawatan
5. Mengevaluasi perkembangan pasien secarah cermat.
2.5 Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
Ada 3 type dari perjalanan proses kematian, yaitu:
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang

7
cepat dari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadi pada
kondisi penyakit yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi
pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
4 Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan
sakit kronik dan telah berjalan lama.

2.6 Tahap Berduka


Lima tahap berduka yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit terminal :
1. Denial ( pengingkaran )
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya.
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
3. Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu untuk
hidup.
4. Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.ia
sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga
dan teman-teman.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia
akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang
belum terselesaikan.

2.7 Pengertian HIV/AIDS


HIV (human immunodeviciency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak
sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan
diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan
berkembang menjadi kondisi yang serius yang disebut AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap
ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

2.8 Tanda dan Gejala


Menurut komunitas AIDS Indonesia (2010), gejala klinis terdiri dari 2 gejala
yaoitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi) :
1. Gejala mayor
a. Berat badan menurun leih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demam/HIV ensefalopati

8
2. Gejala minor
a. Batuk menetap lebih dari satu bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpeszoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidas orofaringeal
e. Herpes simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
h. Retinitis virus sitomegalo

Menurut Anthony (Fauci dan Lane, 2008), gejala klinis HIV/AIDS dapat
dibagikan
mengikut fasenya.
1. Fase akut
Sekitar 50-70% penderita HIV/AIDS mengalami fase ini sekitar 3-6 minggu
selepas infeksi primer. Gejala-gejala yang biasanya timbul adalah demam, faringitis,
limpadenopati, sakit kepala, arthtalgia, letargi, malaise, anorexia, penurunan berat
badan, mual, muntah, diare, meningitis, ensefalitis, periferal neuropati, myelopathy,
mucocutaneous ulceration, dan erythematous maculopapular rash. Gejala-gejala ini
muncul bersama dengan ledakan plasma viremia. Tetapi demam, ruam kulit, faringitis
dan mialgia jarang terjadi jika seseorang itu diinfeksi melalui jarum suntik narkoba
daripada kontak seksual. Selepas beberapa minggu gejala-gajala ini akan hilang akibat
respon sistem imun terhadap virus HIV. Sebanyak 70% dari penderita
HIV akan mengalami limfadenopati dalam fase ini yang akan sembuh sendiri.
2. Fase asimptomatik
Fase ini berlaku sekitar 10 tahun jika tidak diobati. Pada fase ini virus HIV
akan bereplikasi secara aktif dan progresif. Tingkat pengembangan penyakit secara
langsung berkorelasi dengan tingkat RNA virus HIV. Pasien dengan tingkat RNA
virus HIV yang tinggi lebih cepat akan masuk ke fase simptomatik daripada pasien
dengan tingkat RNA virus HIV yang rendah.
3. Fase simptomatik
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir
pada penyakit yang disebut AIDS.

2.9 Proses Keperawatan


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative Care)
2.9.1 Pengkajian dan prioritas pengumpulan data
1. Memahami kondiri/prognosis medis
2. Sikap terhadap kematian (personal, etnik, agama)
3. Kebutuhan psikologis dan spiritual klien dan keluarga
4. Pilihan: ingin dirumah, di rumah sakit, didaftarkan dalam program hospis

9
5. Keputusan mengenai resusitasi, terapi yang agresif, dukungan kehidupan
lanjut, donasi organ dan jaringan
6. Keberadaan dan dokumentasi advance directives, kekuasaan pengacara yang
besar
7. Status DNR, DNI, DNH
8. Stadium berduka dan reaksi terhadap kematian, perilaku koping
9. Sumber yang tersedia
10. Kebutuhan fisiologis klien

2.9.2 Kemungkinan Diagnosis Keperawatan

1. Ansietas
2. Resiko ketegangan peran pemberi asuhan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Ketidakefektifan koping
5. Gangguan proses keluarga
6. Dukacita adaptif
7. Keputusasaan
8. Nyeri
9. Ketidakberdayaan
10. Deficit perawatan diri
11. Isolasi sosial
12. Distress spiritual
Diagnosis lain akan bergantung pada respon fisiologi klien terhadap proses
penyakit

2.9.3 Perencanaan

Rancang sebuah rencana asuhan bersama klien dan keluarga untuk


mencakapai tujuan umum berikut. Klien dan keluarga akan:

1. Mengungkapkan secara verbal bahwa merekan akan bebas mengekspresikan


kebutuhan, ketakutan, dan emosi.
2. Mengidentifikasi pilihan mengenai kematian (ini didokumentasikan).
3. Mendemonstrasikan metode koping yang positif.

10
Klien akan:

1. Melaporkan nyeri sudah cukup untuk berinteraksi secara bermakna dengan


keluarga dan teman serta menghadapi masalah sehari-hari
2. Berpartisipasi dalam perawatan diri semaksimal mungkin
Tujuan jangka panjang adalah kematian yang bermartabat, yang meninggalkan
unit keluarga tetap utuh.

2.9.4 Implementasi

1. Membina hubungan suportif yang saling percaya dengan klien dan keluarga.
2. Mengekspresikan kehangatan, kepedulian dan perhatian dalam berinteraksi
dengan klien dan keluarga, jangan takut untuk menangis.
3. Menjelaskan kondisi/terapi jlien kepada klien dan keluarga.
4. Mempertahankan komunikasi yang terbukadi antara semua orang yang
memberikan perhatian.
5. Memastikan bahwa kebutuhan fisiologis dasar klien terpenuhi.
6. Memberikan pereda nyeri yang tepat.
7. Berbicara dengan klien, meskipun ia mengalami koma.
8. Memberikan penjeasan sederhanatetntang apa yang harus dilakukan dan apa
yang diharapkan.
9. Dukung klien dan keluarga, hindari memberi penilaian yang menghakimi.
10. Dorong klien dan keluarga untuk terlibat secara aktif dalam perencanaan dan
pemberi asuhan.
11. Atur konseling spiritual, jika diminta.
12. Dorong anggota keluarga utnuk mengekspresikan kebutuhan dan anjurkan
waktu istirahta untuk mereka.
13. Bantu pada saat kematian, termasuk merawat jenazah memasang kartu
identifikasi, mendukung keluarga dan menjawab pertanyaan, serta
mempersiapkan dokumentasi yang diperlukan.
14. Tawarkan kesempatan untuk donasiorgan dan jaringan jika tepat.
15. Tawarkan dukungan kepada klien dan staf lain.

11
2.9.5 Evaluasi

Rencana asuhan di evaluasi dengan menentukan apakah tujuan di atas


terpenuhi. Kriteria evaluasi mencakup:

1. Klien meninggal dengan martabat


2. Keluarga utuh, melalui tahapan berduka dengan tepat.

2.10 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative Care) dengan
HIV/AIDS

2.10.1 Pengkajian

Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga
pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal
dengan tenang dan damai. Respon terhadap penyakit yang mengancam hidup
kedalam empat fase, yaitu :
1. Fase prediagnostik : terjadi ketika diketahui ada gejala atau factor resiko
penyakit 2. Fase akut : berpusat pada kondisi krisis. Klien dihadapkan pada
serangkaian keputusasaan, termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun
psikologis.
3. Fase kronis : klien bertempur dengan penyakit dan pengobatnnya, Pasti terjadi.
Klien dalam kondisi terminal akan mengalami masalah baik fisik, psikologis
maupun social-spiritual.
2.10.1.1 Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal antara lain :
1. Problem Oksigenisasi : Respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan
cheyne stokes, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental: Agitasi-gelisah,
tekanan darah menurun, hypoksia, akumulasi secret, dan nadi ireguler.
2. Problem Eliminasi : Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat
peristaltic, kurang diet serat dan asupan makanan jugas mempengaruhi
konstipasi, inkontinensia fekal bisa terjadi oleh karena pengobatan atau
kondisi penyakit (mis Ca Colon), retensi urin, inkopntinensia urin terjadi
akibat penurunan kesadaran atau kondisi penyakit misalnya : Trauma medulla
spinalis, oliguri terjadi seiring penurunan intake cairan atau kondisi penyakit
mis gagal ginjal

12
3. Problem Nutrisi dan Cairan : Asupan makanan dan cairan menurun,
peristaltic menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan
pecah-pecah, lidah kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan,
dehidrasi terjadi karena asupan
cairan menurun.
4. Problem suhu : Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai
selimut.
5. Problem Sensori : Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat
mendekati kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran
menurun, kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran
berkurang,
sensasi menurun.
6. Problem nyeri : Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara
intra vena, klien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan.
7. Problem Kulit dan Mobilitas : Seringkali tirah baring lama menimbulkan
masalah pada kulit sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi
yang
sering.
8. Masalah Psikologis : Klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami
banyak respon emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan.
Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain
ketergantungan, hilang control diri, tidak mampu lagi produktif dalam
hidup,
kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi atau barrier
komunikasi.
9. Perubahan Sosial-Spiritual : Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi
akibat kondisi terminal dan menderita penyakit kronis yang lama dapat
memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan. Sebagian
beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal yang
akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang
lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian,
atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
2.10.1.2 Faktor-faktor yang perlu dikaji :
1. Faktor Fisik
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal klien dihadapkan pada berbagai
masalah pada fisik. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan
pada penglihatan, pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-
tanda vital, mobilisasi, nyeri.
Perawat harus mampu mengenali perubahan fisik yang terjadi pada klien,
klien mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulansebelum
terjadi
kematian. Perawat harus respek terhadap perubahan fisik yang terjadi
pada klien
terminal karena hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan
penurunan

13
kemampuan klien dalam pemeliharaan diri.
2. Faktor Psikologis
Perubahan Psikologis juga menyertai pasien dalam kondisi terminal.
Perawat harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien
terminal, harus bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan apakah
sedih, depresi, atau marah. Problem psikologis lain yang muncul pada
pasien terminal antara lain ketergantungan, kehilangan harga diri dan
harapan. Perawat harus mengenali tahap-tahap menjelang ajal yang terjadi
pada klien terminal.
3. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi
terminal,
karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah
tersinggung, tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang
kondisi penyakitnya.
Ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi.
Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien
dapat memberikan dukungan social bisa dari teman dekat,
kerabat/keluarga terdekat
untuk selalu menemani klien.
4. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses
kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya.
Apakah semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak
akan keadaannya. Perawat juga harus mengetahui disaat-saat seperti ini
apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani
disaat-saat terakhirnya.
5. Konsep dan prinsip etika, norma, budaya dalam pengkajian Pasien
Terminal
Nilai, sikap, keyakinan, dan kebiasaan adalah aspek cultural atau budaya
yang mempengaruhi reaksi klien menjelang ajal. Latar belakang budaya
mempengaruhi individu dan keluarga mengekspresikan berduka dan
menghadapi kematian atau menjelang ajal. Perawat tidak boleh
menyamaratakan setiap kondisi pasien terminal berdasarkan etika, norma,
dan budaya, sehingga reaksi menghakimi harus dihindari.
7. Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah, ritual harus diberi dukungan.
Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui keyakinan-keyakinan
spiritual. Perawat harus sensitive terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan
menghadapi kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kematian
dapat terpenuhi.

2.10.2 Diagnosa Keperawatan


Masalah keperawatan yang sering muncul pada keperawatan paliatif pasien
HIV/AIDS, adalah
1. Gangguan body image : (rambut rontok, luka, bau, dll)
2. Gangguan hubungan seksual

14
3. Gangguan pelaksanaan fungsi peran dalam keluarga
4. Gangguan komunikasi
5. Kurang pengetahuan/ informasi
6. Gangguan pola tidur
7. Gangguan interaksi sosial
8. Koping pasien/ keluarga yang tidak efektif.
2.10.3 Intervensi keperawatan

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada intervensi keperawatan pada
paliatif pasien HIV/AIDS adalah.
1. Strategi pencapaian dari askep
2. Memberikan prioritas interfensi keperawatan
3. Libatkan pasien dengan keluarga.

2.10.4 Implementasi Keperawatan


1. Dalam melaksanakan implementasi keperawatan paliatif terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan pelaksanaan rencana keperawatan yang telah dibuat.
2. Memberikan askep sesuai masalah keperawatan
3. Lansung pada pasien dan keluarga
4. Hak pasien untuk menerima dan menolak pelaksanaan tindakan perawat
5. Rasa empati, suport, motivasi dari berbagai pihak, khususnya perawat.
6. kolaborasi tim paliatif.

2.10.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan merupakan tahapan akhir dari proses asuhan keperawatan
paliati, namun bukan berarti asuhan keperawatan akan berhentipada tahapan ini,
melainkan lebih menekankan pada tahapan mengevaluasi perkembangan pasien
dengan melakukan analisa perkembangan dari data subjektif dan objektif dari pasien,
melakukan Reassesment dan Replanning melihat perkembangan kondisi yang ada
pada pasien. Tahapan evaluasi keperawatan berorientasi pada rujukan keperawatan
apakah tercapai atau tidak.
Hal-hal yang menjadi pehatian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
paliaif :
1. Asuhan paliatif berarti asuhan intensif dan komperhensif
2. Jangan mengatakan tidakan yang dilakukan telah maksimal dan tidak dapat
berbuat lagi (hopeless) tetapi selalu ada yang dapat di perbuat walaupun
sederhana.
3. Selalu pelajari hal baru dari setiap pasien
4. Semua anggota tim sepakat untuk mendukung rencana tindakan yang telah di
susun
5. Melibatkan keluarga
6. Gunakan bahasa yang mudah di pahami
7. Berikan kesrmpatan bertanya dan jawab dengan jujur
8. Jangan memberikan janji kosong
9. Melakukan konseling, pelatihan kepada pasien, keluarga, care giver
10. Mempermudah kelancaran perawatan di rumah atau di rumah sakit

15
11. Mampu melakukan modifikasi lingkungan dalam pelaksanaan asuhan
12. Memperhatikan aspek religius pasien
13. Tunjukan rasa empati, keseriusan, serta yang mendukung untuk siap membantu
14. Pertimbangkan latar belakang pasien.
15. Hindarkan memberi ramalan waktu kematian
16. Bila pasien tidak ingin diberi tahu tentang kondisinya, tunggu waktu yang tepat.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik psikososial dan
spiritual.
3.2 Saran

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada


pasien paliatif dan menjelang ajal
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif.

17
3.1 Evaluasi
a. Apa itu perawatan paliatif ?
Jawab :
perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien yang
menderita penyakit kronik dengan stadium lanjut, yang berjuang untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Peningkatan dilakukan dengna cara pendekatan dari sisi
psikologis, psikososial, mental, serta spiritual pasien, sehinga membuat pasien lebih
tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan.
b. Bagaimana prosedur perawatan paliatif ?
Jawab :
Penyakit kronis yang dialami pasien telah memyebabkan berbagai hal.
Dampaknya tidak hanya pada kesehatan saja, namun mempengaruhi semua aspek
kehidupan pasien. Oleh karena itu, perawatan paliatif dilakukan untuk menguramggi
dampak lain yang mungkin timbul karena penyakit yang diderita pasien.
c. Apa manfaat perawatan paliatif ?
Jawab :
Sudah ada berbagai penelitian yang melihat apakah perawatan paliatif berhasil
dan memberikan manfaat pada pasien dengan penyakit serius. Hasil dari penelitian
tersebut sebgaian besar meyatakan hal yang sama, yaitu pasien yang bisa mengatasi
gejalah dan tanda yang muncul dari penyakit yang sedang di deritanya, dengan baik
ternyata bisa memiliki pengalaman pegobatan yang lebih baik dari sebaliknya.
d. Siapa yang memberikan perawatan paliatif pada pasien ?
Jawab :
Tim perawatan paliatif terdiri dari berbagai ilmu dan profesi, tergantung
dengan kebutuhan pasien. Untuk mengatasi gangguan fisisk pada pasien, biasanya
tetap dilakukan oleh para tenaga medis, seperti ahli gizi perawat, dokter. Sedangkan
untuk masalah psikososial serta spiritual, serta finansial dapat dilakukan dengan
profesi yang bersangkutan.
e. Apa bedanya asuhan paliatif dengan perawatan medis lainya ?
Jawab:
Pada umumnya, tujuan dari perawatan medis adalah untuk mendapat
pengobatan atau untuk menyembuhkan penyakit. Namun, tujuan utama dari asuhan
paliatif adalah untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi penderitaan yang pasien
rasakan karena penyakitnya. Fokus asuhan paliatif adalah agar memastikan pasien
dapat hidup senyaman mungkin sesuai dengan keinginan mereka.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, Hanif.2004. Pedoman Asuhan Keperawatan Pasien dengan HIV/AIDS di Rumah


Sakit. Jakarta:Achir Yani S
Kemp, Charles.2010. Klien Sakit Terminal. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Syahlan.1997. AIDS dan Penanggulangannya. Jakarta:Departemen Kesejatraan Republik
Indonesia
Rosdahl, Caroline.2012.Buku Ajar Keperawatan Dasar.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

19

Anda mungkin juga menyukai