Oleh
Kelompok 2
Kunthi Sanid (P17111205003)
Diyan Tauhidah R. (P17111205009)
Hanifa Kurniawati (P17111205013)
Shabrina Dwi Alyani (P17111205023)
Erisa Mahmudah (P17111205035)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PENILAIAN MUTU PROTEIN PRODUK
PMT OLAHAN "BOBI" UNTUK BALITA USIA 6-59 BULAN” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengembangan Resep.
Penulis menyadari bahwa menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
oleh kami demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata yang bisa penulis sampaikan dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH 1
1.2 TUJUAN UMUM 2
1.3 TUJUAN KHUSUS 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 DESKRIPSI PRODUK 3
2.2 IDENTIFIKASI PRODUK 3
2.3 EVALUASI MELALUI ZAT GIZI 4
2.3.1 KANDUNGAN ZAT GIZI 4
2.3.2 VALUASI ZAT GIZI 5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 10
3.1 KESIIMPULAN 10
3.2 SARAN 10
9
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
BOBI
( 5 PORSI )
Bahan :
500 gram ubi jalar putih
1 butir kuning telur ayam
50 gram tepung kanji
Bumbu : bawang putih,merica, gula garam secukupnya
3
Bahan Isi :
100 gram wortel, dikupas dipotong kecil-kecil
150 gram daging ayam, dicacah
50 gram daun kelor
1 potong tahu
Bahan Taburan :
50 gram biscuit, diremas
Cara Membuat :
1. Kukus ubi sampai matang, kemudian lumatkan. Tambahkan tepung kanji dan 1
butir kuning telur ayam, tambahkan garam. Aduk, campur sampai kalis
2. Tumis bumbu sampai harum, masukkan wortel dan daging ayam, setelah
matang kentalkan dengan 1 sdt tepung kanji. Kemudian sisihkan
3. Pipihkan adonan ubi tadi, masukkan isi, bulatkan
4. Goreng dalam minyak panas dan tenggelam
5. Setelah matang gulingkan ke remasan biscuit
4
Penyusunan kandungan zat gizi didasarkan pada bahan-bahan yang
digunakan dalam produk BOBI berdasarkan resep yang telah disusun.
Pada metode dan proses lamanya memasak sangat menentukan
ketersediaan zat gizi didalamnya. Kandungan zat gizi dalam 100 gr bobi
disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini
Tabel 2.1
Kandungan Nilai Gizi Untuk 100 gr/1 porsi PMT Bobi
Lemak (gr)
Berat Energi Protein KH Serat Zat besi Vit A
Bahan Makanan Omega Omega
(gr) (kkal) (gr) Total (gr) (gr) (mg) (mg)
3 6
Ubi jalar putih 500 560,5 12 0,5 0 0 131,5 7 4,5 0
Tepung tapioka 50 190,5 0,2 0,1 0 0 45,7 0,4 0,3 0
Telur ayam
25 69,5 4,8 5,2 0 0 0,6 0 0,3 47,5
bagian kuning
Daging ayam 150 427,3 40,3 28,3 0 0 0 0 2,1 58,5
Tahu 50 38 4,1 2,4 0 0 0,9 0,6 2,7 0
Wortel 100 25,8 1 0,2 0 0,1 4,8 3,6 2,1 1574
Daun kelor 50 30 2,7 0,4 0 0 5,6 1 1,1 350,5
Minyak kelapa
25 215 0 25 0 125 0 0 0 0
sawit
Biskuit 50 249,3 3,1 12,8 0,2 0,4 29,8 1 0,6 121,5
Total (5 Porsi) 1775,7 66,4 72,4 0,2 0,5 218,6 13,6 13,7 3402
Per Porsi/hari 355,2 13,28 14,5 0,04 0,1 43,72 2,72 2,75 680,4
2.3.2 EVALUASI ZAT GIZI
Angka kecukupan zat-zat gizi didasarkan atas beberapa hasil
penelitian yang terutama dikembangkan dari kebutuhan bayi dan orang
dewasa. Perbedaan kecukupan zat gizi antara kelompok anak cukup besar
sehingga angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dibagi
berdasarkan kelompok umur (Almatsier, 2015). Menurut Permenkes (2016)
standar makanan tambahan untuk balita usia 6-59 bulan dengan kategori
kurus harus memiliki kandungan zat gizi yang diperlukan balita derta
diperkaya dengan vitamiin dan mineral dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semua bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman dan sesuai untuk
dikonsumsi balita usia 5-59 bulan. Berikut ini disajikan syarat mutu zat gizi
yang yang ditetapkan Kemenkes tahun 2016 dalam 100 gr produk harus
memenuhi persyaratan mutu sebagai berikut:
5
Tabel 2.2
Standar Zat Gizi Pada PMT Untuk Balita Usia 6-59 Bulan
6
Dalam keberhasilan sebuah produk PMT olahan perlu dilakukan analisa
dan pengukuran berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada Tabel 2.2 untuk
mengetahui kesesuaian produk BOBI dengan anjuran zat gizi PMT yang telah
ditetapkan oleh Permenkes tahun 2016.
Tabel 2.3
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Perbandingan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
AKG (PMK No. 28 Tahun 2019) 800 15 35 105
Kandungan Gizi 1 Porsi PMT 355,2 13,28 14,5 43,72
Standar PMT (Permenkes, 2016) 400 12 18 -
Persentase (%) Kandungan Gizi 1 44,4 88,53 41,43 41,64
porsi PMT: AKG
Persentase (%) Kandungan Gizi 1 88,8 110,67 80,56 -
porsi PMT : Standar PMT
Perbandingan Zat Gizi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase perbandingan energi
kandungan gizi untuk 1 porsi PMT adalah 44,4% dari AKG, untuk persentase
perbandingan protein 88,53% dari AKG, perbandingan lemak 41,43% dari AKG,
dan perbandingan karbohidrat 41,64% dari AKG. Sedangkan persentase
kandungan gizi 1 porsi PMT dengan standart PMT untuk energi termasuk
kedalam kategori sedang (88,8%), untuk protein termasuk kedalam kategori baik
(110,67%), lemak termasuk kedalam kategori sedang 80,56%. Berdasarkan
literatur lain menurut Kemenkes (2011) yang menjelaskan bahwa kandungan
energi pada makanan tambahan untuk balita adalah sekitar 300-400kkal/anak/hari.
Pada kandungan omega 3 dan omega 6 memang tidak memenuhi standart hal ini
berkaitan dengan penggunaan bahan makanan untuk produk BOBI bukan bahan-
bahan yang tinggi kandungan omega 3 dan omega 6 seperti ikan dan kacang-
kacangan. Penggunaan daun kelor pada produk BOBI diharapkan dapat
menambah zat besi didalam produk namun setelah dilakukan analisis secara
deskriptif jumlah penambahan daun kelor pada produk BOBI sebesar 50 gram
belum mencukupi standart zat besi pada PMT balita. Menurut Rahmawati (2019)
daun kelor mempunyai kandungan zat besi (fe) yang tinggi dalam 100 gr daun
kelor mengandung 7 mg Fe. Perlu diperhatikan pada produk BOBI penambahan
daun kelor yang terlalu banyak juga akan mempengaruhi organoleptiknya karena
7
daun kelor memiliki karakteristik aroma yang langu. Bahan makanan sumber
tinggi Vitamin A dalam produk BOBI ini adalah wortel dan juga daun kelor
namun jumlahnya melebihi standar PMT yang ditetapkan dengan capaian sekitar
170%.
Tabel 2.4
Skor Asam Amino
Bahan berat konsumsi isoleusi
leusin lisin metiononin fenilalanin treonin triptofan valin
Makanan (gr) protein n
Ubi jalar
100 2,4 115,92 137,28 113,28 43,92 133,44 113,28 41,28 180,00
putih
Tepung
10 0,04 0,93 1,92 1,79 0,41 0,93 0,50 1,43 1,19
tapioka
Telur ayam
bagian 5 0,96 49,15 82,94 73,82 19,97 40,61 38,50 46,08 46,75
kuning
Daging
30 8,06 310,31 625,46 617,40 220,84 319,18 379,63 76,57 320,79
ayam
Tahu 10 0,82 41,00 65,60 57,40 12,30 0,00 33,62 12,63 44,28
Wortel 20 0,2 4,88 11,12 6,00 1,78 8,88 8,22 1,56 6,74
Daun kelor 10 0,54 21,17 41,74 19,39 117,00 27,76 22,95 10,96 26,08
Minyak
kelapa 5 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
sawit
Biskuit 10 0,62
Jumlah 13,64 543,36 966,06 889,07 416,22 530,79 596,70 190,51 625,83
Konsumsi AA/gr protein (mg/g) 39,84 1,78 0,92 0,47 1,28 1,12 0,32 3,28
Pola Kecukupan Asam Amino
48 66 58 34 11 35
Essensial (mg/g)
TAKE 82,99 2,69 1,59 3,31 2,90 9,39
Pada tabel 2.4 dapat diketahui bahwa PMT BOBI memiliki konsumsi
protein yaitu 13,64. Asam amino yang dihitung pada PMT BOBI ini adalah
isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin.
Konsumsi asam amino per gram protein dapat dihitung dengan cara yaitu jumlah
pada asam amino dibagi dengan jumlah konsumsi protein. Pada asam amino
isoleusin jumlahnya adalah 543.36 mg dibagi dengan jumlah konsumsi protein
yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam amino isoleusin per gram
protein 39.84 mg/g. Pola kecukupan asam amino isoleusin yakni 48 mg/g, maka
didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino isoleusin 82.99.
8
Pada asam amino leusin jumlahnya adalah 966.06 mg dibagi dengan
jumlah konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam
amino leusin per gram protein 1.78 mg/g. Pola kecukupan asam amino leusin
yakni 66 mg/g, maka didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino leusin 2.69.
Pada asam amino lisin jumlahnya adalah 889.07 mg dibagi dengan jumlah
konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam amino
lisin per gram protein 0.92 mg/g. Pola kecukupan asam amino lisin yakni 58
mg/g, maka didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino lisin 1.59.
Pada asam amino metionin jumlahnya adalah 416.22 mg dibagi dengan
jumlah konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam
amino metionin per gram protein 0.47 mg/g.
Pada asam amino fenilalanin jumlahnya adalah 530.79 mg dibagi dengan
jumlah konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam
amino fenilalanin per gram protein 1.28 mg/g.
Pada asam amino treonin jumlahnya adalah 596.7 mg dibagi dengan
jumlah konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam
amino treonin per gram protein 1.12 mg/g. Pola kecukupan asam amino treonin
yakni 34 mg/g, maka didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino treonin
3.31.
Pada asam amino triptofan jumlahnya adalah 190.51 mg dibagi dengan
jumlah konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam
amino triptofan per gram protein 0.32 mg/g. Pola kecukupan asam amino triptofan
yakni 11 mg/g, maka didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino triptofan
2.90.
Pada asam amino valin jumlahnya adalah 625.83 mg dibagi dengan jumlah
konsumsi protein yaitu 13,64 gr sehingga didapatkan hasil konsumsi asam amino
valin per gram protein 3.28 mg/g. Pola kecukupan asam amino valin yakni 35
mg/g, maka didapatkan hasil tingkat kecukupan asam amino valin 9.39. Skor
asam amino terendah yang didapatkan yakni pada lisin yaitu 1.59.
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan ubi jalar dan tepung tapioka sebagai bahan baku sumber
energi masih belum memenuhi persentase capaian standar Pemenkes tahun
2016.
2. Persentase capaian zat gizi protein produk bobi sudah memenuhi standar
Permenkes tahun 2016.
3. Persentase capaian omega 3 dan omega 9 produk bobi masih belum
memenuhi standar Permenkes tahun 2016.
3.2 SARAN
1. Perlu adanya penambahan bahan lain sebagai bahan baku sumber energi,
lemak omega 3 dan omega 9 agar dapat memenuhi persentase capaian
standar Pemenkes tahun 2016 tentang PMT Balita.
2. Perlu adanya penambahan jumlah daun kelor ke dalam produk bobi agar
dapat memenuhi standar zat besi pada PMT balita sesuai Permenkes tahun
2016.
10
DAFTAR PUSTAKA
11