Anda di halaman 1dari 4

SELF AWARENESS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I :

VIKKI ANDOS MAGDALENA (0402020021)

YENNI KRISTIWATI SARAGIH (042020023)

YETTY LENTINA SITORUS (0402020024)

YOHANES EMANUEL NONG (042020025)

YOSEFO SEMBIRING (0402020026)

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN JALUR TRANSFER

TA 2020/2021
Kasus untuk kelompok 1 dan 2

Kasus yang berhubunagan dengan self awareness banyak terjadi di kehidupan sosial masyarakat
kita, seperti kasus Nadhira siswi Sekolah Mengah Pertama yang di bully teman-temannya di
sekolah yang diangkat oleh media beberapa waktu lalu. Berikut berita yang penulis ambil dari
digital media: “6 Hari Kabur karena Di-bully, Siswi Bogor Ini Ada di Jakarta Liputan6.com,
Jakarta - Setelah NFR siswi kelas 3, SMP Al Jannah yang kabur dari keluarganya berhasil
ditemukan di Taman Sari, Jakarta oleh sopir angkot. Rumah keluarga NFR di Bogor, Jawa Barat
pun tampak sepi. Hanya tampak sebuah mobil yang terparkir di depan rumah. Seperti
ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (15/3/2015), menurut tetangga yang juga teman
main NFR, Vietro Santiago, NFR sebenarnya anak yang periang dan mudah bergaul. Namun
belakangan ini ia memang kerap curah sering teman-teman sekolahnya. Sehingga ia kerap tak
tahan dan beberapa kali mencoba kabur dari rumah. Ia juga sudah beberapa kali pindah sekolah.
NFR sengaja kabur dari rumahnya selama 6 hari untuk menghilangkan kegalauan diri akibat
beban perasaan sebagai korban bully atau penghinaan. Hingga kini NFR masih dihantui
kejadian-kejadian kekerasan verbal dan fisik dari teman- teman di sekelilingnya, termasuk di
sekolahnya terdahulu. Berdasar data Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk kasus
bully atau kekerasan pada anak sejak Januari 2015 hingga Maret 2015, terdapat sekitar 120
pengaduan dengan 37 di antaranya merupakan kasus bullying di sekolah. Bullying di sekolah
juga terjadi di SMKN 1 Jetis Mojokerto, Jawa Timur. Luka fisik mungkin bisa lekas
pulih.Namun luka batin akibat di-bully atau dihina meninggalkan trauma psikis
berkepanjangan.Jangankan anak-anak, orang dewasa pun tak mudah melalui situasi
keterpurukan.Bisa dibayangkan betapa beratnya beban hidup anak korban, khususnya di antara
sesama siswa.

ANALISA KASUS

Dalam kasus Nadhira Fajriani Ramadhan, siswi kelas 3 SMP, dapat terlihat dengan jelas
bagaimana bullying bisa mengurangi rasa percaya diri. Dimana, Nadhira setelah di-bully merasa
sangat tertekan dan tidak dapat lagi membendung rasa malunya sehingga dia memilih untuk
kabur dari rumahnya karena tekanan batin dari lingkungan. Self Awareness (Kesadaran Diri)
adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami keadaan internal
dirinya. Dalam kasus ini, Teori Self Awareness sangatlah penting untuk dipelajari dan dipahami
lebih. Karena, dengan Self Awareness dapat meningkatkan rasa percaya diri. Meningkatkan rasa
percaya diri dimulai dengan bahasan untuk mengenal potensi diri dan hal-hal yang mendukung
rasa percaya diri kita. Mengenal diri, mengolah potensi dan faktor pendukung, lebih bisa
menerima diri sendiri, menjadi lebih percaya diri, dan mengetahui cara mengembangkan diri
sendiri.

Untuk mengembangkan kepercayaan diri atau meningkatkan Self Awareness, kita harus
mengenal dasar-dasar keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain, seperti:

 Kesadaran diri
 Motivasi pribadi
 Pengaturan diri sendiri
 Empati
 Kemampuan bersosialisasi

Dapat kita lihat dalam kasus ini, Nadhira sangat kurang percaya dengan dirinya sendiri.
Dia tidak tahan diejek, yang akhirnya membuat dirinya tertekan. Kurangnya kesadaran diri akan
dirinya sendiri, membuatnya menjadi tertekan. Oleh karena itu, mempelajari dan memahami
tentang Self Awareness lebih mendalam sangatlah penting, baik untuk orang tua ataupun anak.
Karena dengan Self Awareness, kita bisa mempelajari tentang diri kita sendiri dan bagaimana
untuk meningkatkan kepercayaan diri. Dari kasus pembullyan di atas kita dapat melihat betapa
buruknya sistem pendidikan karakter yang dibangga-banggakan sebelumnya oleh Pemerintah
dalam membentuk manusia berkarakter. Kasus pembullyan di Indonesia sangat memprihatinkan
karena sekarang tidak hanya dilakukan oleh kalangan anak tetapi sampai pada lingkungan
Sekolah Dasar. Namun hal yang paling dikhawatirkan adalah trauma yang diterima oleh si
korban. Ia akan merasakan rasa takut yang berlebihan ketika mengalami kejadian serupa atau
melihat kejadian yang pernah ia alami. Ia sudah tidak memiliki rasa percaya diri karena rasa
trauma yang besar. Ia akan mengalami kesulitan dalam melakukan keterbukaan diri terhadap
orang lain dan cenderung akan menutup diri. Hal inilah yang mengakibatkan ia tidak dapat
menemukan jati dirinya sendiri di masyarakat nantinya. Ia takut jika ia berusaha untuk membuka
diri, ia mungkin akan diperlakukan sama saat ia disiksa. Pola pikiran itu secara tidak sadar sudah
menjadi mindset-nya dan akan melekat selamanya di otaknya. Jika saja ia mau untuk membuka
dirinya dengan orang lain, melakukan komunikasi secara intens,mulai beradaptasi dengan
lingkungan terutama dengan lingkungan sekolah, ia akan memiliki rasa percaya diri lagi untuk
menghadapi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai