Anda di halaman 1dari 4

TEKS PUISI

November 1, 2017 irenmutiara

Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat
irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan
struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin
disampaikan sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala
unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya
(keindahan).
Ciri-ciri puisi:
 Terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa
 Unsur-unsur bahasa disusun dengan memperhatikan irama dan bunyi
 Berisikan ungkapan, pikiran, dan perasaan berdasarkan pengalaman penyair dan bersifat
imajinatif
 Bahasa yang digunakan bersifat konotatif (kiasan)
 Dibentuk oleh struktur fisik dan struktur batin
Unsur-Unsur Puisi 
Unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi antara lain sebagai berikut.
Struktur Fisik Puisi
 Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-
kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap
puisi.
 Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
 Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi, misalnya
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair.
 Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat ditangkap
indera yang berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret “salju”
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa”
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dll.
 Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan
majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro
toto, totem pro parte, hingga paradoks.
 Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima
mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis
puisi Sutardji C.B.); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya;
Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

1
Struktur Batin Puisi 
 Tema/Makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka pusi harus memiliki makna ditiap kata, baris, bait, dan makna
keseluruhan.
 Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga
dari wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang
sosiologis dan psikologisnya.
 Nada (tone)  adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
 Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan penyair kepada
pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut.
Jenis-Jenis puisi
Jenis puisi berdasarkan isinya
a. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini terdiri atas tiga (3) bait, yang
setiap delapan (8) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren pada bait-bait
berikutnya. Contohnya pada puisi karya Sapardi Damono berjudul “Balada Matinya Seorang
Pemberontak”.
b. Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-ciri himne adalah lagu
pujian yang menghormati seorang dewa, tuhan, pahlawan, tanah air, almamater (pemandu di
Dunia Sastra). Semakin berkembangnya zaman, arti himne berubah yang mana pengertian
himne sekarang adalah sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap yang dihormati
seperti guru, pahlawan, dewa, tuhan yang bernapaskan ketuhanan.
c. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Arti romansa berarti keindahan
perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra (perancis “Romantique).
d. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
e. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur
pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
f. Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang berisi sajak atau lagu dengan
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
g. Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa latin Sature yang berarti
sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puasa hati satu golongan (ke atas
pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim, dsb).
Jenis puisi berdasarkan bentuknya 
a. Distikon adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari dua baris (puisi dua seuntai).
b. Terzina adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari tiga baris (puisi tiga seuntai).
c. Kuatrain adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari empat baris (puisi empat seuntai).
2
d. Kuint adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari lima baris (puisi lima seuntai).
e. Sektet adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari enam baris (puisi enam seuntai).
f. Septime adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari tujuh baris (tujuh seuntai).
g. Oktaf adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari delapan baris (double kutrain atau puisi
delapan seuntai).
h. Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang terbagi dalam dua, dimana dua bait
pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris. Kata
soneta berasal dari bahasa Italia yaitu Sonneto. Kata sono berarti suara. Jadi soneta adalah puisi
yang bersuara. Puisi soneta diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi yang
diambil dari negeri Belanda, sehingga mengapa kedua nama tersebut sebagai“Pelopor/Bapak
Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tak lagi patuh pada syarat-syarat soneta yang ada
di italia atau Inggris namun soneta Indonesia memiliki kebebasan baik dalam segi isi maupun
rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barinya (empat belas baris).

Berikut contoh puisi baru:

Contoh Puisi Baru Balada

Judul: Minggu Kelabu


Minggu pagi kelabu
Kuberjalan tiada tentu
Angin sejuk menerpa rambutku
Bawa aku ketepi jalan itu
Bus berhenti tepat di depanku
Ku melangkah naik, lalu duduk di bangku
Kubuka jendela kaca
Pandangan kulempar keluar sana
Mataku terbelalak
Saat melihat balihonya
Ya, itu dia
Dia yang membuatku seperti ini
Dia yang menghancurkan hidupku
Dia yang porak-porandakan keluargaku
Karena dia kami miskin
Karena dia kami melarat
Ku gapai wajahnya
Kucakar dia dengan kuku-kukuku
Hahahahaha
3
Aku ketawa penuh kepuasan

2. Contoh Puisi Baru Himne


Judul: Tuhan Dalam Diam Kusebut Nama-Mu
Benar sungguh aku takut akan murka-Mu
Ku harap tuhan
Kan selalu sayang padaku
Karena kehendak-Mu aku ada
Ku hanya bisa
Berharap dan berdoa
Pada-Mu tuhan
Kasih sayang-Mu kuharapkan

Anda mungkin juga menyukai