DISUSUN OLEH
CITRA LESTARI
01-2013-063
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas Kehadirat Allah S.W.T Atas Limpahan rahmat dan
Karunia-Nyalah sehingga tersusunlah Makalah yang berjudul “Cognitive
Behavior Therapy” Sebagai Syarat untuk mendapatkan Nilai Mata Kuliah
Pendidikan karakter dan Kepribadian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo Tahun 2020
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Halaman
SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2.......................................................................Rumusan Masalah
3
1.3..........................................................................Tujuan Penulisan
4
1.4.......................................................................Manfaat Penulisan
4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5
2.1 Latar Belakang CBT....................................................................... 5
2.2 Pendiri Teori CBT............................................................................ 6
2.3 Konsep Dasar CBT.......................................................................... 7
2.4 Prinsip-Prinsip Dasar CBT............................................................... 10
2.5 Hakikat dan Tujuan Konseling......................................................... 14
2.6 Peran dan Fungsi Konselor.............................................................. 15
2.7. Tahap-Tahap Konseling CBT.......................................................... 16
2.8. Teknik-Teknik Spesigik CBT.......................................................... 18
2.9. Kelebihan dan Kekurangan CBT..................................................... 24
BAB III PENUTUP......................................................................................... 27
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................ 28
Daftar Pustaka
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dengan makhluk lain. Ciri inilah membuat manusia disebut sebagai anima
manusia. Manusia tidak hanya menerima rangsangan dari apa yang dilihatnya
informasi yang diperolehnya melalui pengalaman serta fungsi kognitifnya. Hal ini
keputusan atas dasar pertimbangan yang difikirkan secara matang. Inilah ciri yang
Pendekatan kognitif dan behavioral atau yang lebih dikenal dengan nama
1
mereka. Walaupun teori ini telah muncul beberapa tahun yang lalu akan tetapi
Pendekatan Behavioral muncul berasal dari B.F Skinner dengan teori
yang populer pada masa 1960 an. Pada tahun 1970 an pendekatan behavioral
mendapatkan pengaruh dari teori kognitif. Bandura merupakan salah seorang yang
dapat terjadi jika seorang individu mengalami perubahan dalam masalah kognitif.
didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu pada
keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Proses konseling dengan cara
keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi perilaku ke arah
2
yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan salah satu pendekatan yang lebih
therapy ada dalam konseling yang dilakukan oleh CBT. Karakteristik CBT yang
tidak hanya menekankan pada perubahan pemahaman konseli dari sisi kognitif
namun memberikan konseling pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap
ini adalah :
3
8. Bagaimana kelemahan dan kelebihan CBT ?
ini adalah :
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
4
Makalah ini diharapkan dapat memberikan penegtahuan pada mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektif dalam
berpikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau
dicapai perubahan pola-pola berpikir selama proses terapi. Demikian pula pada
pasien pola berpikir yang maladaptive (disfungsi kognitif) dan gangguan perilaku.
masalah dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan “disini dan sekarang”, yang
5
memandang individu sebagai pengambil keputusan penting tentang tujuan atau
masalah yang akan dipecahkan dalam proses terapi. Dengan cara tersebut, pasien
sebagai mitra kerja terapis dalam mengatasi masalahnya dan dengan pemahaman
konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli. Harapan dari CBT yaitu
untuk membawa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.
persepsi, kepercayaan dan pikiran. Para ahli yang tergabung dalam National
bahwa definisi dari cognitive behavior therapy yaitu suatu pendekatan psikoterapi
yang menekankan peran yang penting berpikir bagaimana kita merasakan dan apa
6
2.3. Konsep Dasar CBT
yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu
pada keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Proses konseling
perilaku ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan salah satu
pendekatan yang lebih integratif dalam konseling. (Alford & Beck, 1997 dalam
Muqodas)
therapy ada dalam konseling yang dilakukan oleh CBT. Karakteristik CBT yang
tidak hanya menekankan pada perubahan pemahaman konseli dari sisi kognitif
namun memberikan konseling pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap
7
(Aaron T. Beck dalam Muqodas) mendefinisikan CBT sebagai pendekatan
konseptualisasi atau pemahaman konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku
behavior therapy yaitu pendekatan dengan sejumlah prosedur yang secara spesifik
persepsi, kepercayaan dan pikiran. Para ahli yang tergabung dalam National
yang menekankan peran yang penting berpikir bagaimana kita merasakan dan apa
SKR dalam otak manusia, di mana proses kognitif menjadi faktor penentu dalam
8
dengan adanya keyakinan bahwa manusia memiliki potensi untuk menyerap
pemikiran yang rasional dan irasional, di mana pemikiran yang irasional dapat
menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang, maka CBT
definisi mengenai CBT, maka CBT adalah pendekatan konseling yang menitik
kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis. CBT
mental. Konseling ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa
pada aspek behavior diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara
dan tubuh sehingga merasa lebih baik, berpikir lebih jelas dan membantu
membuat keputusan yang tepat. Hingga pada akhirnya dengan CBT diharapkan
9
Corey (1990:461) terapi behavioral mulai meluas pada tahun 1960 han
pandangan mereka sendiri tentang dimensi kognitif dari masalah seorang individu
Asumsi dasar dari pendekatan kognitif ini adalah bahwa orang memberikan
sumbangannya pada masalah psikologis mereka sendiri, dan juga gejala yang
spesifik, dengan cara mereka mengintepretasi peristiwa dan situasi dalam hidup
mereka.
Terapi kognitif behavioral banyak berdasarkan pada asumsi bahwa reorganisasi
sepadan.
10
1. Cognitive-Behavior Therapy didasarkan pada formulasi yang terus
evaluasi dari setiap sesi konseling. Pada momen yang strategis, konselor
akan lebih aktif dalam mengikuti setiap sesi konseling, karena konseli
permasalahan.
11
Setiap sesi konseling selalu dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat
dimulai dari menganalisis permasalahan konseli pada saat ini dan di sini
ketika konseli terjebak pada proses berfikir yang menyimpang dan keyakinan
konseli untuk menjadi terapis bagi dirinya sendiri, dan menekankan pada
pencegahan.
tingkah lakunya.
12
7. Cognitive-Behavior Therapy berlangsung pada waktu yang terbatas.
Struktur ini terdiri dari tiga bagian konseling. Bagian awal, menganalisis
perasaan dan emosi konseli, menganalisis kejadian yang terjadi dalam satu
asigment), membahas permasalahan yang muncul dari setiap sesi yang telah
sesi konseling. Sesi konseling yang terstruktur ini membuat proses konseling
mereka.
otomatisnya yang akan mempengaruhi suasana hati, emosi dan tingkah laku
13
mereka. Konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi pikirannya serta
mereka (misalnya: jika saya melihat gambar laba-laba, maka akan saya
merasa sangat cemas, namun saya pasti bisa menghilangkan perasaan cemas
tersebut dan dapat melaluinya dengan baik). Dengan cara ini, konselor
bentuk sokratik merupakan inti atau kunci dari proses evaluasi konseling.
14
konselor tehadap konseli, masalah yang sedang ditangani, dan tujuan
baik secara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa depan dibanding masa
lalu. Aspek kognitif dalam CBT antara lain mengubah cara berpikir, kepercayaan,
CBT yaitu mengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan
pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas.
mengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan
mencari keyakinan yang sifatnya dogmatis dalam diri konseli dan secara kuat
mencoba menguranginya.
berasumsi bahwa masa lalu tidak perlu menjadi fokus penting dalam konseling.
Oleh sebab itu CBT dalam pelaksanaan konseling lebih menekankan kepada masa
15
kini dari pada masa lalu, akan tetapi bukan berarti mengabaikan masa lalu. CBT
tetap menghargai masa lalu sebagai bagian dari hidup konseli dan mencoba
membuat konseli menerima masa lalunya, untuk tetap melakukan perubahan pada
pola pikir masa kini untuk mencapai perubahan di waktu yang akan datang. Oleh
sebab itu, CBT lebih banyak bekerja pada status kognitif saat ini untuk dirubah
dialami oleh konseli, sehingga konselor dapat mengetahui bagaimana, kapan dan
cemas sebelum ujian?” atau “kenapa kamu stress saat bekerja?”. Biasanya seorang
“apa”, ketika mereka memahami faktor yang menjadi inti dari masalah konseli.
16
Tugas konselor kognitif behavioral adalah membantu konseli untuk
bertindak seperti ilmuwan dalam menemukan validitas peta atau model pribadinya
dan membuat pilihan berkenaan dengan elemen mana yang dipertahankan dan
dengan konseli.
oleh konseli pada saa tini. Asesmen dilakukan adalah aktivitas nyata,
1. Analisis tingkah laku yang bermasalah yang dialami konseli saat ini
3. Analisis motivasional
17
8. Menentukan tujuan (goal setting)
Burks dan Engelkes (1978) mengemukakan bahwa fase goal setting disusun
yang diinginkan
hambatan situasional tujuan belajar yang dapat diterima dan dapat diukur
Evaluasi dibuat atas dasar apa yang konseli perbuat. Tingkah laku konseli
18
2. Eksplorasi kemungkinan kebutuhan konseling tambahan
1. Operant Conditioning
Jika konseli merasakan adanya koneksi positif dengan konselor, maka dia akan
menerima apa yang diarahkan oleh konselor. Konselor dapat menjadi seorang
Konselor Behavioral memutuskan perilaku apa yang harus diubah dan jika teknik
Desensitization
19
Desensitisasi sistematik digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat
secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respons yang
diarahkan pada mengajar konseli untuk menampilkan suatu respons yang tidak
argument bahwa segenap tingkah laku neurotik adalah ungkapan dari kecemasan
2. Relaksasi training
4. Desensitization proper
20
Salah satu jenis dari systematic desensitization adalah in vivo desensitization.
Jenis ini memilliki kesamaan prosedur dalam penanganan kecuali masalah hirarki
Flooding
penyebab kecemasan atau tingkah laku tidak dikehendaki, sampai konseli sadar
karena mungkin akan terjadi reaksi emosional sangat tinggi. Flooding adalah
salah satu metode yang potensial dan memiliki tingkat resiko yang tinggi. Jika
metode ini dilakukan oleh konselor yang tidak berpengalaman akan menyebabkan
seorang konseli merasa stress. Terdapat dua macam cara dalam menerapka
pembanjiran
1. Invivo, yaitu konselor mencoba membawa konseli hadir oada situasi atau
berlangsung.
21
3. Assertivness dan Social Skill Training
kadang mereka segan untuk menunjukkan ekspresinya dan mereka tidak menjadi
diri mereka yang sebenarnya. Dalam hal ini keahlian seorang konselor behavioral-
rehearsal. Strategi ini berupa upaya konselor membantu konseli dengan cara
bermain peran. Konselor pada strategi ini berperan sebagai seseorang yang
Participant Modeling
mengalami kecemasan yang bersifat tidak menentu dan sangat baik digunakan
Modeling secara baik, yaitu yang pertama mengajarkan kepada konseli teknik
relaksasi seperti mengambil nafas yang dalam. Langkah kedua, konselor dan klien
berjalan bersama dan konseli sambil mengambil nafas dalam. Langkah terakhir
konseli mempraktekan apa yang telah dia pelajari. Dalam setiap langkah diatas
22
Metode self control bertujuan untuk membantu konseli mengontrol dirinya
sendiri. Metode self control menegaskan bahwa konseli adalah sebagai agen aktif
kondisi mengalami masalah. Metode ini paling tepat digunakan dalam kondisi
3. Melaksanakan treatment
4. Contigency Contracting
dan hukuman untuk perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak dapat
perilaku yang perlu dirubah. Saat penilaian, konselor dan konseli memutuskan
lain. Penguatan dapat diberikan setiap tujuan perilaku yang ingin dibentuk
termanifestasi. Setelah hal itu terjadi, konseli bisa mendapatkan hadiah atau
hukuman. Hadiah akan diberikan jika perilaku yang diinginkan tercapai dan
23
Cognitive Restructuring
Metode ini agak berbeda dengan metode yang lain, karena metode ini
menginginkan perubahan kognitif tidak seperti metode lain yang berakhir ketika
dari kejadian kognitif, proses kognitif, dan lain-lain). Peristiwa kognitif dapat
berupa apa yang konseli katakan tentang dirinya sendiri, bayangan yang mereka
miliki, apa yang mereka sadari dan rasakan. Proses kognitif berupa proses
1. Evaluating how valid and viable are the clients thought and
yakini)
1. Assesing what clients expect, what they tend to predict about their
24
2. Exploring what might be a range of causes for clients behavior
tentang penyebabnya)
seseorang
4. Pelatihan ketegasan
6. Pelatihan resolusi konflik dan manajemenagresi
7. Tidak berfokus pada satu sisi saja ( tidak hanya perilaku) tetapi juga dalam
kognitif seseorang
25
8. memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu
antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.
11. Klien dapat mengubah teknik yang digunakan dalam terapi sebagai cara
self-help.
1. Hanya mengukur dan mengatahui kondisi pada saat itu, selain itu
3. Dibutuhkan motivasi yang besar dalam terapi ini karena keinginan internal
26
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektif dalam
yang dipusatkan pada keadaan “disini dan sekarang”, yang memandang individu
27
sebagai pengambil keputusan penting tentang tujuan atau masalah yang akan
dipecahkan dalam proses terapi. Adapaun Pendiri dan pengembang CBT adalah
lebih menjadi pendengar yang sensitif dan empatik, ketika mendengarkan masalah
sedangkan kelemahan dari CBT adalah Hanya mengukur dan mengatahui kondisi
pada saat itu, selain itu membutuhan waktu yang relatif lama, mengabaikan faktor
3.2. Saran
dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang ingin di capai.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktik dari Konseling dan Psikoterapi.semarang: IKIP
Semaranng Pres
Beck, Judith S. (2011). Cognitive-Behavior Therapy: Basic and Beyond (2nd ed). New
Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Matson, Jhonny L & Thomas H. Ollendick. (1988). Enhancing Children’s Social Skill: