Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 21

Oleh: KELOMPOK G1

Tutor: dr. Phey Liana, SpPK

Gabriella Azalia Maghriza 04011381722155


Roza Amalia 04011381722169
Dea Putri Alnurriza 04011381722174
Sella Vanessa Lie 04011381722188
Ari Millian Saputra 04011381722190
Nursarah Salsabila Khansa 04011381722193
Muhammad Maverick Andrianto 04011381722203
Athallah Zhafira 04011381722206
Sarah Shania 04011381722211
Sandora Rizky Mailiani 04011381622226
Loresa Citrahafisari Bassar 04011381722231

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial
yang berjudul “Laporan Tutorial Skenario A Blok 21 ” sebagai tugas
kompetensi kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur,
hormat, dan terimakasih kepada :
1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran
diskusi tutorial,
2. selaku tutor kelompok G1, dr. Phey Liana, SpPK
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017
Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu
dalam lindungan Tuhan.

Palembang, 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. 2
Daftar Isi…………………………………………………………………… 3
Kegiatan Diskusi…………………………………………………………... 4
Skenario……………………………………………………………………. 5
I. Klarifikasi Istilah………………………………………………………. 6
II. Identifikasi Masalah……………………………………………………. 7
III. Analisis Masalah……………………………………………………….. 10
IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan.............................................................. 33
V. Kerangka Konsep..................................................................................... 35
VI. Sintesis…………………......…………………...................................... 36
VII. Kesimpulan………………………………………………………........ 69
Daftar Pustaka……………………………………………………………... 70

3
KEGIATAN DISKUSI

Tutor : dr. Phey Liana, SpPK


Moderator :
Sekretaris 1 : Dea Putri Alnurriza
Sekretaris 2 : Gabriella Azalia Maghriza
Presentan :
Pelaksanaan : 7 Januari 2020 (10.00-12.30 WIB)
8 Januari 2020 (10.00-12.30 WIB)

Peraturan selama tutorial :


1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih
dahulu,
2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu,
3. Boleh minum,
4. Tidak boleh ada forum dalam forum,
5. Tidak memotong pembicaraan orang lain,
6. Menggunakan hp saat diperlukan.

4
SKENARIO

Nona A umur 20 tahun datang ke UGD RSMH dengan keluhan utama badan lemah,
mudah lelah, jantung berdebar-debar disertai pusing apalagi bila berdiri sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Nn. A juga mengaku mata knung, urinnya
berwarna teh tua dan rasa tidak nyaman pada perut kanan atas. Nn. A berobat ke
UGD RS tipe C, dikatakan anemia lalu dirujuk ke RSMH untuk pemeriksaan
hematologi, pemeriksaan imunologi. Sejak 6 bulan yang lalu, Nn. A sering mengeluh
demam yang tidak terlalu tinggi hilang timbul, badan lemah, nyeri sendi terutama
pada pergelangan tangan dan kaki. Dua bulan yang lalu mengeluh rambut rontok,
daerah pipi muncul bercak kemerahan dan menjadi merah bila terkena sinar matahari,
sering sariawan di langit-langit mulut yang tidak nyeri. Nn. A sudah berobat ke
puskesmas dan diberi obat parasetamol bila demam dan juga diberi obat ibuprofen
bila keluhan nyeri namun keluhan tersebut masih sering muncul. Riwayat keluarga
tidak ada penyakit seperti ini. Riwayat perdarahan tidak ada. Riwayat minum obat-
obatan selain parasetamol, ibuprofen: tidak ada. Riwayat transfusi darah sebelumnya
tidak ada.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum sakit sedang, sensorium kompos mentis, frekuensi napas 24x/menit,
frekuensi nadi: 100x/menit, suhu 37.4oC, tekanan darah: 120/80 mmhg

Keadaan Spesifik:

Kepala: alopesia (+), konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (+), muka: malar
rash (+), mulut: ulserasi di langit mulut (+).

Leher: pembesaran kelanjar getah bening (-)

Jantung/paru: dalam batas normal

Abdomen: hepar teraba 2 jari bawah arkus kostae, lien teraba S2

Ekstrimitas: pergelangan tangan dan kaki: pembengkakan/merah (-), palmar pucat (+)

5
Pemeriksaan laboratorium

Hb: 5,5 g/dL (Normal: 11.40-15.00 g/dL)

Eritrosit: 1.77x106/mm3 (Normal: 4.00-5.70 x106/mm3)

Leukosit: 5.000/uL (Normal: 4.73-10.89/mm3)

Trombosit: 140.000/uL (Normal: 150-400x103/uL)

Hitung jenis: 0/2/60/30/8 (Normal: basofil 0-1, eosinofil 1-6, netrofil 50-70, limfosit
20-40, monosit 2-3)

Hematokrit: 16% (Normal: 35-45%)

Retikulosit: 2,5% (Normal: 0.5-1.5%)

LED: 40 mm/jam (Normal: <15mm/jam)

Urin rutin:

Epitel (+), leukosit 3-5/LPB, eritrosit 2-4/LPB, silinder cast (++), kristal (-), protein
(+2), glukosa (-), nitrit (-), bilirubin (+), urobilinogen (+).

Urin Esbach 0,25 g/24 jam

C3: 12 mg/dL (Normal: 13-75 mg/dL)

C4: 10 mg/dL (Normal: 12-75 mg/dL)

Anti ds-DNA: 790.05 IU/mL (negatif 0-200, equivocal 201-300, positif sedang 301-
800, positif kuat ≥ 800)

Tes ANA: pola speckled, titer > 1/3200

Tes Coombs direct (+), indirect (+)

I. Klarifikasi istilah

6
Anemia Penurunan jumlah eritrosit, kuantitas Hb atau
volume packed red cell dalam darah dibawah
normal
Sklera ikterik Perubahan warna sklera menjadi kuning
diakibatkan akumulasi bilirubun di dalam jaringan
atau cairan interstisial

II. Identifikasi Masalah

No Fakta Ketidaksesuaian Prioritas


.
1. Nona A umur 20 tahun datang ke VVVVV
UGD RSMH dengan keluhan utama
badan lemah, mudah lelah, jantung
berdebar-debar disertai pusing
apalagi bila berdiri sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nn. A
juga mengaku mata knung, urinnya

7
berwarna teh tua dan rasa tidak
nyaman pada perut kanan atas.
2. Nn. A berobat ke UGD RS tipe C,
dikatakan anemia lalu dirujuk ke
RSMH untuk pemeriksaan
hematologi, pemeriksaan imunologi.
Sejak 6 bulan yang lalu, Nn. A
sering mengeluh demam yang tidak
terlalu tinggi hilang timbul, badan
lemah, nyeri sendi terutama pada
pergelangan tangan dan kaki. Dua
bulan yang lalu mengeluh rambut
rontok, daerah pipi muncul bercak
kemerahan dan menjadi merah bila
terkena sinar matahari, sering
VVVV
sariawan di langit-langit mulut yang
tidak nyeri. Nn. A sudah berobat ke
puskesmas dan diberi obat
parasetamol bila demam dan juga
diberi obat ibuprofen bila keluhan
nyeri namun keluhan tersebut masih
sering muncul. Riwayat keluarga
tidak ada penyakit seperti ini.
Riwayat perdarahan tidak ada.
Riwayat minum obat-obatan selain
parasetamol, ibuprofen: tidak ada.
Riwayat transfusi darah sebelumnya
tidak ada.
3. Pemeriksaan fisik: VVV

8
Keadaan umum sakit sedang,
sensorium kompos mentis, frekuensi
napas 24x/menit, frekuensi nadi:
100x/menit, suhu 37.4oC, tekanan
darah: 120/80 mmhg

Keadaan Spesifik:

Kepala: alopesia (+), konjungtiva


palpebra pucat (+), sklera ikterik (+),
muka: malar rash (+), mulut: ulserasi
di langit mulut (+).

Leher: pembesaran kelanjar getah


bening (-)

Jantung/paru: dalam batas normal

Abdomen: hepar teraba 2 jari bawah


arkus kostae, lien teraba S2

Ekstrimitas: pergelangan tangan dan


kaki: pembengkakan/merah (-),
palmar pucat (+)
4. Pemeriksaan laboratorium VVV

Hb: 5,5 g/dL (Normal: 11.40-15.00


g/dL)

Eritrosit: 1.77x106/mm3 (Normal:


4.00-5.70 x106/mm3)

Leukosit: 5.000/uL (Normal: 4.73-


10.89/mm3)

Trombosit: 140.000/uL (Normal:

9
150-400x103/uL)

Hitung jenis: 0/2/60/30/8 (Normal:


basofil 0-1, eosinofil 1-6, netrofil 50-
70, limfosit 20-40, monosit 2-3)

Hematokrit: 16% (Normal: 35-45%)

Retikulosit: 2,5% (Normal: 0.5-


1.5%)

LED: 40 mm/jam (Normal:


<15mm/jam)
5. Urin rutin: VVV

Epitel (+), leukosit 3-5/LPB, eritrosit


2-4/LPB, silinder cast (++), kristal
(-), protein (+2), glukosa (-), nitrit
(-), bilirubin (+), urobilinogen (+).

Urin Esbach 0,25 g/24 jam

C3: 12 mg/dL (Normal: 13-75


mg/dL)

C4: 10 mg/dL (Normal: 12-75


mg/dL)

Anti ds-DNA: 790.05 IU/mL


(negatif 0-200, equivocal 201-300,
positif sedang 301-800, positif kuat ≥
800)

Tes ANA: pola speckled, titer >


1/3200

10
Tes Coombs direct (+), indirect (+)

III. Analisis Masalah


1. Nona A umur 20 tahun datang ke UGD RSMH dengan keluhan utama badan
lemah, mudah lelah, jantung berdebar-debar disertai pusing apalagi bila
berdiri sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nn. A juga mengaku mata

11
kuning, urinnya berwarna teh tua dan rasa tidak nyaman pada perut kanan
atas.
a. Apa saja yang dapat menyebkan badan lemah, mudah lelah, jantung
berdebar-debar disertai pusing apalagi bila berdiri? Sarah, dora, ari
b. Apa saja yang dapat menyebabkan mata kuning, urinnya berwarna teh tua
dan rasa tidak nyaman pada perut kanan atas? Dora, ari, mav
c. Mengapa keluhan pusing padan Nn. A bertambah berat jika berdiri? Ari,
mav, thallah
d. Bagaimana tatalaksana awal terhadap Nn.A saat di UGD? Mav, thallah,
gebi
e. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan yang
dialami Nn. A? Thallah, gebi, dea

2. Nn. A berobat ke UGD RS tipe C, dikatakan anemia lalu dirujuk ke RSMH


untuk pemeriksaan hematologi, pemeriksaan imunologi. Sejak 6 bulan yang
lalu, Nn. A sering mengeluh demam yang tidak terlalu tinggi hilang timbul,
badan lemah, nyeri sendi terutama pada pergelangan tangan dan kaki. Dua
bulan yang lalu mengeluh rambut rontok, daerah pipi muncul bercak
kemerahan dan menjadi merah bila terkena sinar matahari, sering sariawan di
langit-langit mulut yang tidak nyeri. Nn. A sudah berobat ke puskesmas dan
diberi obat parasetamol bila demam dan juga diberi obat ibuprofen bila
keluhan nyeri namun keluhan tersebut masih sering muncul. Riwayat keluarga
tidak ada penyakit seperti ini. Riwayat perdarahan tidak ada. Riwayat minum
obat-obatan selain parasetamol, ibuprofen: tidak ada. Riwayat transfusi darah
sebelumnya tidak ada.

a. Apa saja kriteria diagnosis anemia? Gebi, dea, eca


b. Apa indikasi pemeriksaan hematologi dan imunologi? Dea, eca, roza
c. Bagaimana mekanisme demam tidak terlalu tinggi hilang timbul pada
kasus? Eca, roza, khansa

12
d. Bagaimana mekanisme badan lemah beserta nyeri sendi pada
pergelangan tangan dan kaki pada kasus? Roza, khansa, sella
e. Bagaimana mekanisme rambut rontok pada kasus? Khansa, sella,
sarah
f. Bagaimana mekanisme muncul bercak kemerahan pada pipi pada
kasus? Sella, sarah, ari
g. Mengapa bercak kemerahan menjadi merah bila terkena sinar
matahari? Sarah, ari, mav
h. Bagaimana mekanisme sering sariawan di langit-langit mulut tetapi
tidak nyeri pada kasus? Ari, mav, thallah
i. Mengapa keluhan Nn. A masih tatap muncul setelah meminum
ibuprofen? Mav, thallah, gebi
j. Apa makna dari riwayat-riwayat yang ditanyakan pada kasus?
Thallah, gebi, dea

3. Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum sakit sedang, sensorium kompos mentis, frekuensi napas


24x/menit, frekuensi nadi: 100x/menit, suhu 37.4oC, tekanan darah: 120/80
mmhg

Keadaan Spesifik:

Kepala: alopesia (+), konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (+), muka:
malar rash (+), mulut: ulserasi di langit mulut (+).

Leher: pembesaran kelanjar getah bening (-)

Jantung/paru: dalam batas normal

Abdomen: hepar teraba 2 jari bawah arkus kostae, lien teraba S2

13
Ekstrimitas: pergelangan tangan dan kaki: pembengkakan/merah (-), palmar
pucat (+)
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada kasus? Gebi, dea, eca
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas keadaan umum sakit sedang dan
suhu 37.4oC pada kasus? Dea, eca, roza
c. Bagaimana mekanisme alopesia pada kasus? Eca, roza, khansa
d. Bagaimana mekanisme konjungtiva palpebra pucat pada kasus? Roza,
khansa, sella
e. Bagaimana mekanisme sklera ikterik pada kasus? Khansa, sella, sarah
f. Bagaimana mekanisme muka terdapat malar rash pada kasus? Sella,
sarah, dora
g. Bagaimana mekanisme terdapatnya ulserasi di langit mulut pada kasus?
Sarah, dora, ari
h. Bagaimana mekanisme hepar teraba 2 jari bawah arkus kostae pada
kasus? Dora, ari, mav
i. Bagaimana mekanisme lien teraba S2 pada kasus? Ari, mav, thallah
j. Bagaimana mekanisme palmar pucat pada kasus? Mav, Thallah, gebi

4. Pemeriksaan laboratorium

Hb: 5,5 g/dL (Normal: 11.40-15.00 g/dL)

Eritrosit: 1.77x106/mm3 (Normal: 4.00-5.70 x106/mm3)

Leukosit: 5.000/uL (Normal: 4.73-10.89/mm3)

Trombosit: 140.000/uL (Normal: 150-400x103/uL)

Hitung jenis: 0/2/60/30/8 (Normal: basofil 0-1, eosinofil 1-6, netrofil 50-70, limfosit
20-40, monosit 2-3)

Hematokrit: 16% (Normal: 35-45%)

Retikulosit: 2,5% (Normal: 0.5-1.5%)

14
LED: 40 mm/jam (Normal: <15mm/jam)

Bilirubin total: 2,67 mg/dL (normal: 0.1-1.0 mg/dL), bilirubin indirek: 2,1 mg/dL
(normal: <0,8 mg/dL), bilirubin direk: 0,57 mg/dL (normal: 0-0.2 mg/dL)

Ureum: 23 mg/dL (Normal: 16,8-48.5 mg/dL)

Kreatinin: 0,8 mg/dL (Normal: 0,5-0,9 mg/dL)

a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laborium pada kasus? Thallah,


gebi, dea
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan laboratorium
pada kasus? Gebi,dea,eca

5. Urin rutin:

Epitel (+), leukosit 3-5/LPB, eritrosit 2-4/LPB, silinder cast (++), kristal (-), protein
(+2), glukosa (-), nitrit (-), bilirubin (+), urobilinogen (+).

Urin Esbach 0,25 g/24 jam

C3: 12 mg/dL (Normal: 13-75 mg/dL)

C4: 10 mg/dL (Normal: 12-75 mg/dL)

Anti ds-DNA: 790.05 IU/mL (negatif 0-200, equivocal 201-300, positif sedang 301-
800, positif kuat ≥ 800)

Tes ANA: pola speckled, titer > 1/3200

Tes Coombs direct (+), indirect (+)

a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan urin rutin pada kasus? Dea, eca,
roza
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan epitel, leukosit,
erotrosit, silinder cast, protein, bilirubin, dan urobilinogen pada kasus?
Eca, roza, khansa

15
c. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan urin esbach pada
kasus? Roza, khansa, sella
d. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan C3 dan C4 pada
kasus? Khansa, sella, sarah
e. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan anti ds-DNA pada
kasus? Sella, sarah, dora
f. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan tes ANA pada
kasus? sarah, dora, ari
g. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan tes Coombs pada
kasus? Dora, ari, mav

16
LI
1. SLE (Kriteria diagnosis)
2. Pemeriksaan Laboratorium hematologi dan imunologi (MCV, MCH,
MCHC)

Hipotesis: Nn. A, 20 tahun dengan keluhan utama badan lemah, mudah lelah,
jantung berdebar-debar disertai pusing diduga menderita Systemic Lupus
Erithematous

a. Bagaimana algoritma penegakan diagnosis pada kasus? Ari, mav, thallah


b. Apa saja diagnosis banding pada kasus? Mav, thallah, gebi
c. Apa diagnosis kerja pada kasus? Thallah, gebi, dea
d. Apa definisi penyakit pada kasus? Gebi, dea, eca
e. bagaimana etiologi penyakit pada kasus? Dea, eca, roza
f. Bagaimana epidemiologi penyakit pada kasus? Eca, roza, khansa
g. Bagaimana klasifikasi penyakit pada kasus? Roza, khansa, sella
h. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi pada kasus? Khansa,sella, sarah
i. Bagaimana manifestasi klinis penyakit pada kasus? Sella, Sarah, dora, ari
j. Bagaimana pemeriksaan fisik dari penyakit pada kasus? Sarah, Dora, ari, mav
k. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari pemyakit pada kasus? Dora, Ari, mav
l. Bagaimana tatalaksana dari penyakit pada kasus? Ari, Mav, gebi
m. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? Mav, Gebi, dea
n. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus? Gebi, Dea, eca
o. Bagaimana kajian, informasi, dan edukasi penyakit pada kasus? Dea, Eca, roza
p. Bagaimana SKDI pada kasus? Eca, Roza, khansa

IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan

Learning What I What I Don’t What I Have How I Learn

17
Iassues Know Know to Prove

Jurnal,
textbook,
internet, IT

V. Kerangka Konsep

18
VI. Sintesis
1. C[

VII.Kesimpulan

19
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Idrus. 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST . dalam Buku Ajar   Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1616.

Amsterdam, E. A., Wenger, N. K., Brindis, R. G., Casey, D. E., Ganiats, T. G.,
Holmes, D. R., ... & Levine, G. N. (2014). 2014 AHA/ACC guideline for the
management of patients with non–ST-elevation acute coronary syndromes:
executive summary: a report of the American College of Cardiology/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines. Journal of the American
college of cardiology, 64(24), 2645-2687.

Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.9. Jakarta: EGC.

Harun, S., 2000. Infark Miokard Akut. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I

edisi 3. Jakarta: FKUI. Hal: 1090-1108. (patogenesis)

Harun, Sjaharuddin, Idrus Alwi. 2000. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST.

dalam  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1626.

Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. DKI Jakarta.


Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Robbins. Buku ajar patologi robbins. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC; 2007.h.408-15

Malcolm. 2018. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. DKI Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Mansjoer, A., dkk,.1999. Kapita Selekta Kedoteran Jilid 1. Ed. III. Jakarta: Media

Aesculapius. Hal 602-604.

Markum, H.M.S. 2007. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Pusat

20
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Paulsen, F dan J. Waschke. 2015. Atlas Anatomi Manusia Sobotta : Organ-organ

Dalam Jilid 2 Edisi 23. Jakarta : EGC.

Snell, Richard S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta : EGC.


Tortora, G. J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed.

Hoboken: John Wiley & Sons.

Williams, Lippincott. 2016. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 8.

Jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai