Disusun Oleh
Marhatun
Solikha D002105
Disusun Oleh
Marhatun
Solikha D002105
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 23 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Jawaa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Karangdawa 1/9 margasari
Diagnosa medis : G 2 P1 A0 dengan induksi gagal
Tanggal Masuk : 02-02-2021
Tanggal Pengkajian : 04-02-2021
No. RM : 368697
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku /Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Karangdawa 1/9
margasari Hubungan dengan klien : Suami
Riwayat kesehatan pasien
a. Riwayat kesehatan
- Ny. Y mengatakan nyeri luka post operasi sc
P : Ny. Y mengatakan nyeri dirasakan pertama kali saat akan bergeser
Q : Ny. Y mengatakan nyeri seperti ditekan
R : Ny. Y mengatakan nyeri di perut bagian bawah
S : Ny. Y mengatakan skala nyeri 6
T : Ny. Y mengatakan nyeri hilang timbul saat beraktifitas
b. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan saat hamil anak pertama dalam satu bulan sekali pasien
memeriksakan kondisi dirinya dan janinnya di bidan terdekat dengan rumah.
Selama memeriksakan kondisi dan janinnya di bidan, pasien mengatakan tidak ada
keluhan.
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Pasien mengatakan saat hamil anak yang pertama tidak pernah mengalami keluhan
seperti kehamilan anak yang kedua. Tidak mengalami mual berlebih
d. Riwayat ginekologi
Tidak ada PMS (penyakit menular seksual), tidak pembedahan ginekologi, dan
tidak ada keganasan alat reproduksi.
e. Riwayat obstertri
Pada usia 13 tahun siklus menstruasi Ny.A teratur dan tidak ada keluhan dengan
siklus haid 28 hari dan lama haid 7 hari. Jumlah darah yang keluar setiap kali haid
sebanyak 2-3 kali ganti pembalut perhari. Ny. A mengatakan pada kehamilan yang
pertama proses persalinan dilakukan secara normal.
f. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi.
Pola fungsional
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen
Sebelum dirawat di rumah sakit Ny.Y mengatakan mengetahui mengenai
informasi kehamilannya karena rutin memeriksakan kandungannya di bidan desa
setiap sebulan sekali. Ny.Y setiap hari rutin berjalan-jalan sehabis subuh, selama
proses kehamilan anak pertama jika sakit Ny. Y tidak pernah mengkonsumsi obat
warung. Sedangkan selama dirawat di rumah sakit Ny. Y mengetahui bahwa nyeri
yang dirasakannya saat ini karena luka post SC dan cara menangani nyeri yang
dilakukan Ny. Y mengalihkan perhatian .
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum dirawat di rumah sakit atau sebelum melahirkan pola makan Ny. Y tidak
ada pantangan, makan sehari 3x habis satu porsi dengan jenis sayur, nasi, tempe,
tahu, telur, dan ikan. Sedangkan selama dirawat di rumah sakit pola makan Ny. Y
makan tetap 3x sehari dengan menu makan dari rumah sakit namun hanya habis
satu setengah porsi. Berat badan sebelum melahirkan 65kg dan setelah melahirkan
63 kg.
c. Pola eliminasi
Sebelum dirawat di rumah sakit BAK pasien 5-6 kali dalam sehari dengan warna
urin kuning jernih dan tidak memiliki keluhan BAK dan BAB 1x sehari (tidak
menentu) dengan konsistensi feses warna kecoklatan dan tidak memiliki keluhan
BAB. Sedangkan selama dirawat di rumah sakit pasien terpasang kateter dengan
jumlah 300-500cc, warna urin kuning pekat dan tidak ada masalah yang
berhubungan dengan BAK dan setelah melahirkan pasien belum BAB.
d. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum dirawat di rumah sakit pasien mengatakan aktivitas dalam sehari-hari
melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain seperti makan, minum, mengerjakan
pekerjaan rumah, dll sedang selama dirawat di rumah sakit aktivitas dibantu oleh
keluarganya dan pasien hanya berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan
merasakan sakit jika melakukan pergerakkan karena ada luka jahitan post SC,
pasien merasa kurang nyaman karena hanya boleh miring kanan dan miring kiri.
e. Pola persepsi
Sebelum dirawat di rumah sakit pasien mengatakan bahwa tidak mengetahui akan
dilakukan tindakan operasi caesar dan selama dirawat di rumah sakit pasien
mengetahui bagaimana rasa nyeri yang dirasakannya setelah dilakukan tindakan
operasi caesar dan berharap nyeri segera hilang karena pasien ingin segera untuk
pulang kerumah.
f. Pola istirahat
Pasien mengatakan sebelum dan selama dirawat di rumah sakit pasien tidur sehari
±8 jam/hari, siang hari istirahat minimal ±1 jam dan tidak mengalami gangguan
tidur.
g. Pola peran dan hubungan
Sebelum dirawat di rumah sakit pasien mengatakan dirinya dirumah adalah sebagai
ibu dan istri, saat dirumah memasak dan melakukan aktifitas seperti mencuci baju
dll namun selama dirawat di rumah sakit pasien mengatakan tidak dapat melakukan
peran sebagaimana mestinya menjadi ibu dan istri karena masih merasakan sakit
dan harus dirawat di rumah sakit.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan sebelum dan selama dirawat di rumah sakit hubungan
seksualitasnya baik dan pasien selalu menjaga kebersihan organ reproduksinya.
i. Pola mengatasi stress
Sebelum dirawat di rumah sakit pasien mengatakan sering jalan-jalan untuk
melepas kepenatan bersama keluarga sedangkan selama dirawat di rumah sakit
untuk menangani stress pasien hanya bermain hp dan mengobrol dengan suami.
Aspek psikologis
a. Reva Rubin (taking in)
Ny. Y masih pasif dan bergantung pada keluarganya, perhatian Ny. Y tertuju pada
kekhawatiran pada perubahan tubuhnya. Ny. Y memerlukan ketenangan dalam tidur
untuk mengembalikan keadaan tubuh dalam kondisi normal dan nafsu makan Ny. Y
bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
b. Bounding attachment
Pasien tidak rooming in dengan anaknya, jadi untuk bounding attachment tidak dapat
dilakukan dengan sempurna.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Pasien merasa lemas, lemah, tegang dan meringis kesakitan
b. Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 20 x/menit
c. TB : 152cm
BB : 65 kg
d. Kepala
- Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
- Mata : konjugtiva merah muda dan sklera putih
- Mulut : lidah bersih, tidak ada sariawan
- Hidung : bersih dan tidak ada gangguan fungsi penciuman
- Tenggorokan : tidak ada peradangan
- Telingga : telinga bersih dan pendengaran baik
e. Leher
Tidak ada pembesaran thiroid
f. Thorak dan paru-paru.
I : simetris, pengembangan pada paru kanan dan kiri
sama P : tidak ada nyeri tekan
P : terdengar sonor
A : vesikuler
g. Jantung
I : tidak terlihat ictus cordis
P : tidak ada pembesaran
jantung P : jantung pekak
A : duplup, tidak ada suara tambahan
h. Payudara
Bentuk putting menonjol, kolostrum keluar, tidak ada pembesaran vena, terjadi
hiperpigmentasi aerola mamae dan putting, payudara terlihat bersih.
i. Abdomen
Pasien mengatakan ada luka di perut bawah dan merasa perban luka gatal dan
kotor, ada stria gravidarum, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat,
DRA negatif, ada luka post SC, peristaltik 8x/menit, ukuran luka post SC ±12
cm dan terlihat adanya rembesan di perban pasien.
j. Genetalia
Lokhea rubra sebanyak 1 pembalut dan ganti pembalut 3x dalam sehari,
perineum pasien utuh.
k. Anus
Tidak ada hemoroid.
l. Vaskularisasi perifer ekstremitas atas dan
bawah Tidak pucat atau kemerahan, CRT < 3
detik.
m. Ektremitas Atas dan Bawah
Homan sign negatif, tidak ada varises atau edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG pada tanggal 02 februari 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
DarahRutin
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS: Agen cidera fisik Nyeri Akut
O : Ny. Y mengatakan nyeri dirasakan (luka post SC)
pertama kali saat akan bergeser
P : Ny. Y mengatakan nyeri karena
luka post SC
Q : Ny. Y mengatakan nyeri seperti
ditekan
R : Ny. Y mengatakan nyeri di perut
bagian bawah
S : Ny. Y mengatakan skala nyeri 6
T : Ny. Y mengatakan nyeri hilang
timbul saat beraktifitas
DO:
- Pasien terlihat kaku dan tegang
- Pasien terlihat meringis kesakitan
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36,5oC
- RR : 20 x/menit
2 DS: Prosedur Invasif Risiko Infeksi
- Ny. Y mengatakan terdapat luka
dibagian perut bawahnya
- Ny. Y mengatakan luka terasa
gatal DO:
- Suhu : 36,5oC
- Al : 12000
- Ukuran luka post SC ± 12 cm
3
Klien mengatakan belum isit pengetahuan
mengetahui perawatan luka di kurang terpapar tentang teknik
daerah abdomen, perawatan informasi. menyusi yang
payudara dan perawatan bayinya benar
:
Klien terlihat bingung
Klien sering bertanya tentang
perawatan dirinya.
Jarak anak sebelumnya 13 tahun
ASI belum keluar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka post SC)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan Prosedur invasive
3. Defisit pengetahuan tentang teknik menyusi yang benar berhubungan dengan
kurang terpapar informasi.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
berhubungan 20 menit dalam 2x24 jam masalah nyeri akut 1. Kaji dan monitoring tingkat
dengan agen dapat berkurang dengan kriteria hasil: nyeri pasien
cidera fisik 1. Skala Nyeri 2. Atur posisi pasien untuk
- Skala nyeri Ny. Y turun dari 6 menjadi 2 (4) mencegah nyeri
2. Kontrol nyeri 3. Ajarkan teknik nafas dalam
- Ny. Y mengetahui cara menangani nyeri
tanpa obat (4) 4. Kolaborasikan pemberian
Intervensi Awal Tujuan analgesic
Skala nyeri Ny. Y turun 2 4 5. Berikan PENKES tentang
dari 6 menjadi 2
Ny. Y mengetahui cara 3 4 penanganan nyeri non
menangani nyeri tanpa farmakologis
obat
Keterangan :
1. Berat/ Tdk pernah menunjukan
2. Cukup berat/ Jarang menunjukan
3. Sedang/ Kadang menunjukkan
4. Ringan/ Sering menunjukan
5. Tidak ada/ Secara konsisten menunjukan
2 Resiko infeksi Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama Kontrol Infeksi
20 menit dalam 2x24 jam risiko infeksi dapat 1. Kaji dan monitoring tanda
teratasi dengan kriteria hasil: infeksi
1. Kontrol Infeksi
2. Tidak ada tanda- tanda infeksi (4) 2. Lakukan ganti balut
3. Ny. Y mampu mencegah timbulnya
infeksi dengan cara cuci tangan (4) 3. Ajarkan cara pencegahan
4. Ny. Y mampu melakukan cara infeksi
perawatan luka post SC (4)
4. Kolaborasikan pemberian
Intervensi Awal Tujuan
Tidak ada tanda- tanda 3 4 antibiotic
infeksi
Ny. Y mampu mencegah 3 4 5. Berikan PENKES tentang
timbulnya infeksi dengan penanganan infeksi
cara cuci tangan
Ny. Y mampu 3 4
melakukan cara perawatan
luka post SC
Keterangan :
1. Tdk pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan
3 Defisit NOC : 1. Knowledge : Disease Process Setelah NIC : 3.1 Kaji pengetahuan
pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 tentang teknik menyusui yang
tentang teknik jam diharapkan pasien mengerti tentang teknik benar. 3.2 Berikan kesempatan
menyusi yang menyusui yang benar dengan Kriteria Hasil : 1. pasien dan keluarga untuk
benar Pasien dan keluarga mampu menyatakan bertanya 3.3 Jelaskan informasi
berhubungan tentang cara menyusui yang benar. 2. Pasien dan mengenai teknik menyusui yang
dengan kurang keluarga mampu melaksanakan prosedur yang benar 3.4 Tanyakan kembali
terpapar dijelaskan secara benar 3. Pasien dan keluarga tentang pengetahuan dan prosedur
informasi. mampu menjelaskan kembali apa yang yang telah dijelaskan oleh perawat.
(D.0111) dijelaskan oleh perawat/ tim kesehatan lainnya.
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Hari/tgl/jam Implementasi Respon klien ttd
Keperawatan
DS: -
10. 30 WIB mobilitas fisik 4. Memonitor tanda dan DO : Ada rembesan diiperban
gejala infeksi
DS:
Risiko Infeksi - Keluarga Ny. y
11.00 WIB 5. Mengajarkan cara cuci mengatakan sudah MS
tangan dengan benar mengetahui cara cuci
pada pasien dan tangan dengan benar
keluarga untuk DO:
Risiko Infeksi mencegah infeksi - Keluarga Ny. Y terlihat
11.30 WIB mempraktekkan cara
cuci tangan
menggunakan
handwash
DS:
- Ny.Y mengatakan
nyeri dengan skala 6
dan nyeri pada saat
6. Melakukan pengkajian bergerak
nyeri DO:
- Ny. Y terlihat menahan
rasa sakit
Nyeri akut DS. :
11.45 wib - Ny. Y mengatakan MS
Nyeri sedikit hilang.
DO:
7. Mengajarkan tekhnik - Ny. Y sudah bisa
nafas dalam dengan cara melakukannya
tarik nafas dari hidung DS: -
dan keluarkan dari mulut DO:
Nyeri akut - Pasien terlihat kesakitan
saat disuntik MS
8. Memberikan obat
injeksi ketorolac 30 mg DS:
melalui IV bolus - Ny. Y Mengatakan
nyeri saat mobilisasi
DO :
Nyeri akut 9. Mengkaji tanda-tanda - Luka terlihat kotori
infeksi MS
DS:
DO :
Reiko Infeksi 10. Mengajarkan cara cuci - Keluarga Ny. Y
12.00 WIB tangan dengan benar mengatakan sudah MS
pada pasien dan mengetahui cara cuci
keluarga untuk tangan dengan benar
mencegah infeksi.
Risiko Infeksi
P : Lanjutkan intervensi
- Pengkajian nyeri
- Pemberian obat analgetik
- Ajarkan ulang teknik relaksasi napas dalam
- Ajarkan mobilisasi ROM pada pasien post SC
2 Kamis/ 04- Risiko infeksi S: MS
02-21 - Ny. Y mengatakan dirinya dan keluarganya
Jam 13.00 sudah dapat melakukan cara pencegahan
wib infeksi dengan cara mencuci tangan
menggunakan handrub dan hand wash
- Ny. Y mengatakan luka post SC terasa gatal
O:
- Ukuran luka post SC kurang lebih 12 cm
- Rubor : luka post SC terlihat kemerahan
- Color : daerah luka post SC tidak panas
- Dolor : Ny. Y terlihat nyeri saat bergerak
- Tumor : tidak ada pembengkakan
- Fungsiolesa : tidak ada perubahan fungsi
jaringan
- Suhu : 36,5oC
A : Masalah risiko infeksi Ny. N belum teratasi
Intervensi Awal Tujuan Akhir
Tidak ada tanda- tanda 3 4 3
infeksi
(SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui yang benar.
B. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian teknik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar.
C. Materi
Pengertian teknik menyusui yang
benar Posisi dan perlekatan menyusui
Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI Langkah-langkah menyusui yang
benar
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar.
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
E. Media
Leaflet
Lembar balik.
F. Kegiatan Penyuluhan
Memperhatikan
3. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
5 menit tentang materi yang telah
diberikan, dan memberi
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
2 menit peran serta peserta
Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang menyusui
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP, leaflet, lembar balik)
2. Proses
Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan secara benar
3. Hasil
Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan
MATERI PENYULUHAN
“CARA MENYUSUI YANG BENAR”
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan
santai.
2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,
kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan
badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara
melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah
bayi membuka lebar.
4. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
5. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air
hangat.
6. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawankan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar.
7. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, supaya dikeluarkan dengan alat pompa susu.
Disusun Oleh
Marhatun
Solikha D002105
1. Pengertian
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin lewat insisi pada abdomen dan uterus (Oxorn, 1996
: 634)
Sectio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan/ pada dinding perut atau section caesaria
adalah suatu histerektomi untuk melahirkan janji dan dalam rahim (Mochtar, 1998 : 177).
Pre Eklampsi adalah suatu penyakit kehamilan yang disebabkan kehamilan itu sendiri, pre eklampsia yang
teiah lanjut atau pre eklampsia berat menunjukan gejala trias yaitu hipertensi, oedema, dan proteinuria (Tabel,
1994 : 236).
Masa nifas atau post parfum adalah masa pulih kembali, mulai dan persalinan selesai sampai dengan pulihnya
alat-alat reproduksi sampai keadaan sebelum hamil, berlangsung 6-8 minggu (Mochtar, 1998 : 115).
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa post sectio caesaria dengan indikasi
pre eklampsia adalah masa pulihnya alat-alat reproduksi setelah kelahiran janin melalui insisi dinding abdomen
dan uterus disebabkan kehamilan itu sendiri dengan gejala trias yaitu hipertensi, oedema, dan proteinuria.
2. Etiologi
Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvik, placenta previa, tumor jalan lahir,
hidromnion, kehamilan gemeli, sedangkan pada janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang,
hidrocepalus (Oxorn, 1996 : 634). Penyebab dari pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui, faktor
b) Pasien kurang mampu, dengan pemeriksaan antenatal yang buruk terutama, dengan diit
kurang protein.
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis eklampsia dan pre eklampsia menurut Hacker (2001) adalah :
a) Pre eklampsia ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg atau sistolik lebih dan atau sama dengan
pcningkatan 30 mmHg, distolik lebih dan atau sama dengan peningkatan 15 mmHg, proteinuria kurang dan
c) Eklampsia
Insisi melintang segmen bawah uterus merupakan prosedur pilihan abdomen dibuka dan disingkapkan,
lipatan vesika uterina peristoneum yang terlalu dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus di sayat
melintang dilepaskan dan segmen bawah serta ditarik atas tidak menutupi lapangan pandangan.
Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti pada insisi melintang. Insisi
membujur dibuat dengan skapal dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada
bayi.
3) Beral, dengan peritonitis dan sepsis, hal ini sering dijumpai pada partus terlantar, dimana
sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang teah pecah terlalu lama,
penanganannya adalah pemberian cairan, elektrolit dan antibiotik yang ada dan tepat.
2) Antonia uteri
iv) kemungkinan ruptura uteri spontanea pada kehamilan mendatang. (Mochtar, 1998 : 121)
Maternal: solusio plasenta, gagal ginjal, oedema paru, pendarahan otak, eklampsia. Janin : prematuritas,
insufisiensi utero plasenta, retardasi pertumbuhan intra uterin, kematian janin intro uterin.
6. Pemeriksaan Penunjang
e) Pre eklampsia
i) Tes kimia darah : ureum, keratin, asam urat, menilai fungsi ginjal,
iii) Urinalisis : proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan pre eklampsia, jika
3+ atau 4+ urine 24 jam mengandung 5 gram protein atau lebih pre eklampsia dinyatakan
berat.
f) Sectio caesaria
i) Hemoglobin
ii) Hematokrit
iii) Leukosit
Timbul aktifitas yang terpisah yaitu reepitelisasi dan pembekuan jembatan yang terdiri dan jaringan fibrosa
Jalur-jalur tipis sel menonjol, dibawah permukaan kerak dan tepi epitel menuju ke arah sentral. Dalam waktu
48 jam tonjolan ini berhubungan satu sama lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel
Respon radang akut mulai berkurang dan neutrofil sebagai besar diganti oleh makrofag yang membersihkan
tepi cabang.
Celah insisi biasanya terdiri dan jaringan granulosa yang kaya akan pembuluh darah dan langgar. Dapat
Luka telah tertutup dan epidermis dengan ketebalan yang kurang dan normal.
b. Selama minggu
kedua
Kerangka fibrin sudah ienyap dan jaringan parut masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat
Struktur jaringan dasar parut telah mantap dan terjadi suatu proses yang panjang (menghasilkan warna
jaringan parut yang lebih muda sebagai akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan
Kehamilan
dengan PEB
Gangguan pola
Penyembuhan lukatidak nutrisi
Redressing
Cemas
9. Fokus Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan (Doenges, 2000 : 388) Tujuan : nyeri
berkurang
Kriteria hasil : mengungkapkan hilangnya nyeri setelah dilakukan tindakan, dibuktikan dengan pasien
Intervensi :
2. Resiko tinggi infeksi berhuhungan dengan luka insisi pembedahan (Tucker, 1999)
yang herhubungan dengan potensial terhadap infeksi dan akan melaksanakan tindakan
Intervensi :
c. Observasi insisi terhadap tanda infeksi : kemerahan, nyeri tekan, bengkak pada sisi
(Tucker, 1999)
berlebih.
Kriteria hasil :
Intervensi :
5. Perubahan pola eliminasi : BAB (konstipasi) berhubungan dengan penurunan otot abdomen,
penurunan peristaltik usus (Doenges, 2000) Tujuan : Pola eliminasi kembali normal
Kriteria hasil :
Intervensi:
b. Mendemonstrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan diri.
Intervensi:
b. Tentukan kemampuan saat ini (skala 0-4) dan hambatan untuk partisipasi dalam perawatan.
c. Ikut sertakan pasien dalam formulasi rencana perawatan pada tingkat kemampuan.
d. Dorong perawatan diri, bekerja dengan kemampuan yang sekarang jangan menekan pasien di
luar kemampuannya.
e. Sediakan waktu adekuat bagi pasien untuk melengkapi tugas, miliki harapan untuk peningkatan
efektif Intervensi :
Kriteria hasil : meindemonstrasikan tidak ada cidera dengan komplikasi minimal atau
terkontrol Intervensi :
VIII. Therapi
NO. JENIS/NAMA DOSIS INDIKASI KONTRA
OBAT INDIKASI
1. Infus RL % 20 tpm Hidrasi
2. Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr (iv) Antibiotic Alergi antibiotic
3. Injeksi ketorolac 3x1 amp (iv) Analgesic Alergi ketorolac
B. ANALISA DATA
TA IOLOGI OBLEM
: en cedera fisik eri Akut
eien mengatakan nyeri pada luka (luka insisi)
jahitan operasi di perut.
erak
Tajam
Perut
kala 6
Terus menerus
:
cukup, CM, E4V5M6, nadi kuat,
akral hangat, tampat meringis
kesakitan, pasien H+0 operasi SC.
120/80, HR 88 x/m, RR 20 x/m,
SB 36,6 oC, Spo2 98%.
:
cukup, CM, E4V5M6, nadi kuat,
akral hangat, terpasang infus dan
kateter urin atau DC, pasien
bedrest, pasien H+0 operasi SC,
tanda Hofman negative.
120/80, HR 88 x/m, RR 20 x/m,
SB 36,6 oC, Spo2 98%.
: idakadekuatan idakefektifan
ien mengatakan ingin segera suplai ASI pemberian ASI
menyusui bayinya namun ASI
belum keluar.
:
cukup, CM, E4V5M6, nadi kuat,
akral hangat, pasien H+0 operasi
SC, putting menonjol, belum
keluar ASI.
120/80, HR 88 x/m, RR 20 x/m,
SB 36,6 oC, Spo2 98%.
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri skala 6.
2. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien
post operasi SC.
3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI ditandai dengan ASI belum keluar.
C. INTERVENSI
. KEP JUAN DAN ERVENSI SIONAL
ITERIA
HASIL
eri akut C: Pain IC: Pain
berhubungan Control Management
dengan agen elah dilakukan - Melakukan ngetahui kualitas
cedera fisik Tindakan pengkajian nyeri pasien
ditandai dengan keperawatan secara
pasien selama 3x24 komprehensif
mengatakan jam mengenai lokasi,
nyeri skala 6 diharapkan karakteristik,
nyeri teratasi lamanya,
dengan frekuensi,
kriteria hasil: kualitas nyeri
TTV pasien dan faktor
DBN presipitasi pat mengurangi
Skala nyeri - Mengobservasi rasa cemas dan
berkurang penyebab takut sehingga
menjadi 0-1 ketidaknyamana mampu
asien tampak n klien secara mengurangi rasa
rileks verbal dan sakit
nonverbal nurunkan nyeri
- Menyakinkan
klien akan
pemberian ngetahui kondisi
analgesik ketidaknyamana
- Mengkaji n klien yang
dampak dari kemungkinan
pengalaman mampu
nyeri (gg. tidur, mengagnggu
gg. hubungan) kualitas
hidupnya
minimalkan nyeri
dengan
menciptakan
- Mengontrol lingkungan
faktor nyaman
lingkungan yang
menyebabkan
klien merasa
tidak nyaman
(ruangan, ningkatkan
temperatur, relaksasi
cahaya)
- Instruksikan
pasien untuk
melakukan
teknik relaksasi
seperti
bimbingan
imajinasi, nafas
dalam.
mbatan mobilisasi C: C:
fisik
Mobility Exercise Therapy:
berhubungan
Level Ambulation
dengan nyeri ngetahui status
elah dilakukan - Monitor TTV
ditandai dengan hemodinamik
Tindakan sebelum dan
pasien post pasien.
keperawatan sesudah Latihan
operasi SC ningkatkan
selama 3x24 ambulasi.
pengetahuan
jam - Ajarkan klien
pasien tentang
diharapkan dan keluarga
mobilisasi.
pasien bisa tentang Teknik
mobilisasi ambulasi
ien mengetahui
dengan bertahap.
kriteria hasil:
Aktivitas fisik - Ajarkan pasien cara mengubah
meningkat bagaimana posisi.
engerti tujuan merubah posisi. ien bisa
peningkatan - Latih pasien memenuhi ADL.
mobilitas. dalam
ADL pasien pemenuhan
terpenuhi ADL sesuai
kemampuan mberikan
- Dampingi dan dorongan pada
bantu pasien pasien.
dalam mobilisasi
dan
memenuhi ADL t bantu bisa
- Berikan alat mempermudah
bantu jika pasien mobilisasi.
memerlukan.
idakefektifan C: C: Breastfeding
pemberian ASI Breastfeding Assistance
berhubungan Ineffective - Evaluasi pola ngetahui
dengan elah dilakukan menghisap dan kemampuan
ketidakadekuata Tindakan menelan bayi bayi.
n suplai ASI keperawatan - Evaluasi ngetahui
ditandai dengan selama 3x24 pemahaman ibu pemahaman ibu.
ASI belum jam tentang isyarat
keluar diharapkan menyusui dan
proses bayi ch on yang salah
menyusi - Pantau dapat
efektif kemampuan mengurangi
dengan latch on keluarnya ASI.
kriteria hasil: bayi
erlekatan bayi nilai kemampuan
sesuai. ibu.
emantapan ibu
untuk - Pantau anya luka pada
keterampilan ibu
membuat dalam putting bisa
bayi melekat menempelkan mempengaruhi
dengan tepat. putting ke keluarnya ASI.
bayi mberi
- Pantau integritas pengetahuan ibu
kulit putting ibu tentang ASI.
mudahkan ibu
dalam
- Sediakan memahami cara
informasi menyusui yang
tentang tepat.
keuntungan dan nambah
kerugian pengetahuan ibu
pemberian ASI tentang
- Demonstrasikan alternative lain.
Latihan
menghisap
- Diskusikan
metode
alternative
pemberian
makan bayi
D. IMPLEMENTASI
. RI/TANGGAL . KEP PLEMENTASI SPON PASIEN NDA
/JAM TANG
AN
BU 27-01-21 eri akut Mengukur TTV :
Mengkaji keluhan ien mengatakan
00 nyeri secara nyeri pada luka
komprehensif, operasi dan
Memberikan injeksi kontraksi Rahim.
ketorolac 3x1 amp per erak
IV dan ceftriaxone 2x1 Tajam
gr per IV perut bawah
Menganjurkan pasien
untuk istirahat yang terus menerus
cukup untuk
mengurangi nyeri. :
Mengkaji kontraksi cukup, CM.
uterus dan perdarahan E4V5M6, nadi
nifas pasien. kuat, akral hangat,
Melibatkan keluarga terpasang infus dan
dalam perawatan kateter urin,
pasien, tampak nyeri dan
kesakitan, TFU
sebatas umbilicus,
kontraksi uterus
keras, lokea DBN.
120/70, RR 20 x/m,
HR 78 x/m,SB
36,7 oC, Spo2
98%.
bu, 27-01-21 eri Akut Mengukur TTV :
Mengkaji keluhan ien mengatakan
00 nyeri secara masih nyeri pada
komprehensif, luka operasi dan
Memberikan injeksi kontraksi Rahim.
ketorolac 3x1 amp per erak
IV dan ceftriaxone 2x1 Tajam
gr per IV perut bawah
Menganjurkan Teknik
relaksasi distraksi intermitten
berupa melihat dan
merawat bayi pasien. :
Mengkaji kontraksi cukup, CM.
uterus dan perdarahan E4V5M6, nadi
nifas pasien. kuat, akral hangat,
Membantu pasien terpasang infus dan
mengganti pembalut kateter urin,
agar nyaman. tampak nyeri dan
Melibatkan keluarga kesakitan, TFU
dalam perawatan dua jari di bawah
pasien, umbilicus,
kontraksi uterus
keras, lokea DBN.
110/70, RR 20 x/m,
HR 82 x/m, SB
36,5 oC, Spo2
98%.
mis, 28-01-21 Mengukur TTV :
Mengkaji keluhan ien mengatakan
00 nyeri secara nyeri berkurang
komprehensif, pada luka operasi
Memberikan injeksi dan kontraksi
ketorolac 3x1 amp per Rahim, sudah bisa
IV dan ceftriaxone 2x1 mobilisasi.
gr per IV erak
Menganjurkan Teknik Tajam
relaksasi distraksi alih perut bawah
posisi untuk
mengurangi nyeri. intermitten
Melakukan perawatan
luka SC dan mengkaji :
kondisi luka. cukup, CM.
Mengkaji kontraksi E4V5M6, nadi
uterus dan perdarahan kuat, akral hangat,
nifas pasien. infus dan kateter
Memotivasi pasien urin sudah dilepas,
untuk tetap Latihan tampak rileks,
memberikan ASI agar TFU 3 jari
nyeri berkurang. dibawah
Melibatkan keluarga umbilicus,
dalam perawatan kontraksi uterus
pasien, keras, lokea DBN.
120/80, RR 20 x/m,
HR 76 x/m, SB
36,5 oC, Spo2
98%.
E. EVALUASI
RI/TANGGAL/JAM AGNOSA ALUASI NDA
KEPERAWATAN TANGAN
BU, 27-01-21 eri akut
14.00 ien mengatakan nyeri pada
luka operasi dan kontraksi
Rahim.
erak
Tajam
perut bawah
terus menerus
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan relaksasi
distraksi
intermitten
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan relaksasi
distraksi
intermitten
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan relaksasi
distraksi
- Persiapkan pasiej pulang
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mobilisasi
duduk
bu, 27-01-21 mbatan mobilitas fisik
14.00 ien mengatakan sudah bisa
duduk semifowler di bed
sambal memangku
bayinya.
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mobilisasi
jalan
- Persiapkan pasien pulang
M
BU, 27-01-21 idakefektifan
14.00 pemberian ASI ien mengatakan sudah
mengerti tentang cara
memberikan ASI. Pasien
mengatakan ASInya
belum keluar.
Ketidakefektifan pemberian
ASI belum teratasi
- Lanjutkan intervensi
- Lakukan pijat laktasi
Ketidakefektifan pemberian
ASI teratasi sebagian
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan diit untuk
meningkatkan laktasi
Ketidakefektifan pemberian
ASI teratasi
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk tetap
memberikan ASI secara
ad libitum
- Persiapkan pasien pulang
Abstrak
Latar belakang: Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman yang sering dirasakan oleh
pasien post sectio caesarea. Aromaterapi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri post sectio
caesarea. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara aromaterapi
lavender dan aromaterapi lemon di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang. Metode:penelitian
ini menggunakan metodequasy experimentdengan rencangan two group pre-test and post-test
designdengan sampel 56 responden, 28 responden kelompok aromaterapi lavender dan 28
responden kelompok aromaterapi lemon. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
samplingInstrumen yang digunakan adalah numeric rating scale (NRS). Data diolah dengan uji
Wilcoxon dan uji Mann Whitney.Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi
lavender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea
dengan p value 0,009 (p < 0,05). Kesimpulan: Aromaterapi levender dan aromaterapi lemon
efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea,tetapi aromaterapi lemon lebih efektif
dalam mengatasi nyeri post sectio caesarea dengan nilai rata-rata sebesar 4 lebih besar
dibandingkan rata-rata aromaterapi lavender yaitu 2,15.Saran: Rekomendasi penelitian ini adalah
supaya menggunakan aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon sebagai intervensi alternatif
yang digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea.
Kata Kunci : Aromaterapi Lavender, Aromaterapi Lemon, Nyeri Post Sectio Caesarea
Shapiro-Wilk
Statistik df sig
AT lavender ke 1 ,605 28 ,000
AT lavender ke 2 ,800 28 ,000
Pre test AT Lavender ke 3 ,774 28 ,000
AT Lavender ke 4 ,867 28 ,002
AT Lavender ke 1 ,926 28 ,049
AT Lavender ke 2 ,786 28 ,000
Post test AT Lavender ke 3 ,904 28 ,014
AT Lavender ke 4 ,861 28 ,002
Tabel 3
Uji Normalitas Post Sectio Caesarea Setelah Dilakukan Tindakan Pada Kelompok
Aromaterapi Lemon
apiro-Wilk
df sig
Sh
Statistik
AT Lemon ke 1 ,842 28 ,001
Pre test AT Lemon ke 2 ,734 28 ,000
AT Lemonke 3 ,833 28 ,000
AT Lemonke 4 ,879 28 ,002
AT Lemon ke 1 ,915 28 ,026
Post test AT Lemon ke 2 ,871 28 ,003
AT Lemonke 3 ,920 28 ,034
AT Lemon ke 4 ,858 28 ,001
Histrogram 1
Perbedaan Skor Nyeri Post Sectio Caesarea Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Aromaterapi Lavender
Tabel 4.5
Perbedaan Skor Nyeri Post Sectio caesarea Sebelum dan Setelah Dilakukan
Terapi Aromaterapi Lemon pada Tindakan 1, 2, 3 dan 4
Variabel mean Mean sd P value
defferent
Nyeri post SC Intervensi 1 2,43 ,000
Sebelum 7,93 0,858
Sesudah 5,50 1,427
Nyeri post SC Intervensi 2 3,14 ,000
Sebelum 7,46 0,637
Sesudah 4,32 1,249
Nyeri post SC Intervensi 3 3,04 ,000
Sebelum 6,18 0,723
Sesudah 3,14 1,380
Nyeri post SC Intervensi 4 4 ,000
Sebelum 5,39 0,875
Sesudah 1,39 1.066
*Uji Wilcoxon
Tabel 5 menunjukan bahwa terdapat diberikan aromaterapi lemon pada
penurunan signifikan skor nyeri sebelum tindakan ke 4 sebesar 5,39 dan setelah
dan setelah diberikan aromaterapi lemon diberikan aromaterapi lavender pada
pada kelompok aromaterapi lemon tindakan ke 4 sebesar 1,39 dengan
dengan hasil rata-rata nyeri sebelum p=0,000
Histrogram 4.2
Perbedaan Skor Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Aromaterapi Lemon
10
pre
pos
Tabel 4.6
Perbedaan penurunan Skor Nyeri Post Sectio Caesarea sebelum dan setelah
diberikan tindakan Aromaterapi Lavender dan Aromaterapi Lemon Pada
Tindakan 1, 2, 3 dan 4