Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen : Perobahan Nainggolan, M.Th

Tugas : Masa Akhir Kanak-Kanak

Nama/Nim : Sri Intan /2010148, Boiko Gulo/2010118, Margaretha Romatua

Togatorop /2010140, Yossie Siahaan /1710101.

I.Pendahuluan

Anak merupakan masa paling penting dalam pembentukan identitas diri. Dalam
pembentukan identitas diri anak, ada yang harus diperhatikan. Akhir masa Kanak-
kanak adalah masa dimana dari usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa
remaja awal yang berusia 11-12 tahun. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai
dengan masuknya anak di bangku sekolah dasar. Sebagian anak hal ini merupakan
perubahan dasar dalam pola kehidupan anak. Akhir masa kanak-kanak secara tepat
dapat diketahui , tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat dan kapan periode
itu akan berakhir sampai kematangan seksual. Yaitu ciri-ciri yang diunakan untuk
memisahkan masa kanak-kank dengan masa remaja. Perubahan fisik yang menonjol itu
terjadi dalam dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak tersebut, perubahan fisik yang
terjadi mengakibatkan perubahan dari segi sifat dan perilaku untuk memasuki tahan
awal remaja. Perubahan fisik terjadi ketika akan berakhirnya masa kanak-kanak
menjadi masa remaja, perubahan fisik yang terjadi menimbulkan keadaan
ketidakseimbangan dalam pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu
sehingga diperlukannya penyesuaian diri terhadap perubahan itu. Pada kesempat ini
kelompok kami akan menjelaskan tentang anak dalam masa akhir kanak-kanak

II.Kajian Teori

2.1 Pengertian Masa Akhir Kanak-kanak.

Masa akhri kanak-kanak adalah suatu periode yang dimulai sejak anak yang berusia
6-12 tahun, dengan ciri-ciri sebagaimana yang digambarkan oleh orang tua, para guru
1
dan psikolog.

1
Eka Irmilia, Yesi Hasneli. (2015), Hubungan peran orang tua terhadap perkebangan Psikososial Anak. Hal. 80

1
Masa akhir kanak-kanak merupakan kelanjutan dari masa kanak-kanak awal
yang dipandang masih satu lingkup sebagi masa kanak-kanak karena secara fisik, psikis,
dan motoric hampir sama dengan anak-anak awal. Pada masa akhir ini anak-anak sudah
peka dan siap untuk belajar dan dapat memahami pengetahuan dan selalu ingin
bertanya dan memahami. Anak-anak pada masa ini menjalani tugas menurut
perkembangannya yakni:
Belajar keterampilan fisik, belajar bergaul, belajar peranan jenis dengan lawan jenisnya,
mulai membentuk sikap-sikap kelompok dengan teman dekatnya.
Meskipun dalam beberapa hal masa ahkir kanak-kanak masih sama adengan
masa kanak-kanak awal, namun ada beberapa hal yang berbeda yang dapat dipandang
sebagai karakterisktik perkembangan pada masa akhir kanak-kanak. 2

2.2 Ciri-ciri Masa Akhir Kanak-kanak.

Orang tua, pendidik, dan ahli psikologi memberikan berbagai label kepada periode
ini dan label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode masa akhir kanak-
kanak. Adapun ciri-ciri masa kanak-kanak akhir sebagai berikut:

Label yang digunakan oleh orang tua


Kebanyakan anak pada masa ini, terutama anak laki-laki kurang memperhatikan
dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda yang dimilikinya
sendiri, maka orang tua memandang periode ini sebagai usia tidak rapi serta suatu
masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan, ceroboh dengan penampilan,
dan karnya sangatlah berantakan.

Label yang digunakan oleh para pendidik


Para pendidik melabelkan masa akhir kanak-kanak ini dengan usia
sekolah dasar. Pada usia ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu baik kulikuler maupun
ekstrakulikuler. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis
dimana pentingnya diberikan dorongan berprestasi yang akan membentuk
kebiasaan kepada anak dalam mencapai kesuksesan. 3

2
Hurlock, E.B. (1978). Child Development, Sixth Edition., Hal. 30
3
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/zadit/akhir-masa-kanakkanak-ilmu-jiwa-
perkembangan_54f95a5aa3331176178b4c39

2
Label yang digunakan ahli psikologi
Bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok dimana
perhatian utama akan tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya
sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan
teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. Keadaan ini
mendorong ahli psikologi untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri.
Ahli psikologi telah meneliti tentang kreativitas anak, bahwa anak-anak yang
lebih besar bila tidak dihalangi oleh rintangan-rintangan lingkungan, oleh kritik,
atau cemooh orang dewasa atau orang-orang lain, akan mengarahkan tenaga ke
dalam kegiatan-kegiatan kreatif. Oleh karena itu ahli psikologi menamakan akhir
masa kanak-kanak dengan usia kreatif.
Label Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
Label perkembangan akhir masa kanak-kanak untuk memperoleh tempat di
dalam kelompok sosial, anak yang lebih besar harus menyelesaikan berbagai tugas
dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola
prilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-teman
sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut. Sekarang
penguasaan ini menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil tanggung
jawab kelompok teman-temannya. Jadi, bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
orang tua seperti tahun-tahun prasekolah.4

2.3. Bahaya dalam Masa Akhir Kanak-Kanak

2.3.1. Bahaya Fisik

Karena pada masa akhir kanak-kanak merupakan masa dimana banyak


mengalami perubahan, maka pada masa itu juga merupakan masa yang berbahaya.
Bahaya yang terjadi merupakan bahaya fisik dan Psikologis. Dalam keadaan ini maka
seorang anak memiliki lebih banyak bahaya karena pada masa ini seorang anak akan
menghadapi hal baru dalam hidupnya.

4
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Hal. 110

3
2.3.1.1. Penyakit

Penyakit yang sering terjadi pada masa anak-anak akhir adalah gangguan
pencernaan. Penyakit juga bisa menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh pada
anak, Tetapi banyak dari sebagian anak mengenal penyakit dalam halayalan atau palsu,
kerena pada masa ini anak sudah menyadari bahwa ketika mereka sakit maka semua
pekerjaan ditinggalkan begitu saja. Oleh karena itu pada masa ini anak-anak sering
berpura-pura sakit hanya untuk menghindari situasi yang kurang menyenangkan bagi
mereka.

2.3.1.2. Obesitas

Obesitas pada anak yang paling utama adalah “overeating” atau kebanyakan
makan, terutama makan makanan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat.
Karbohidrat memang sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak, akan tetapi jika
overeating justru membahayakan bagi kesehatan  fisik anak sendiri. Missal saja, anak
akan menderita diabetes. Tidak hanya bagi kesehatan saja yang terganggu, dalam
sosialisasi mereka juga akan terganggu. Seperti dalam permainan sepak bola, anak akan
kesulitan bergerak mengikuti alur permainan, yang menyebabkan anak akan kehilangan
kesempatan sosialisasi dengan teman sebaya mereka.

2.3.1.3. Bentuk tubuh tidak stabil

Pada masa ini anak-anak cenderung memiliki bentuk tubuh yang tidak
diinginkan oleh mereka. Anak laki-laki yang bentuk tubuhnya cenderung seperti
perempuan atau malah sebaliknya, Misalnya: pada tubuh anak laki-laki cenderung lebih
pendek anak perempuan cenderung gemuk, bentuk tubuh ini tidak sesuai yang
diinginkan oleh mereka. Karena bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan keinginan
mereka maka mereka cenderung banyak mendapat cemooh dari teman-teman sebaya
mereka.

2.3.1.4. Kecelakaan

Kecelakaan yang terjadi pada anak dapat meninggalkan bekas pada psikologis
anak meskipun secara fisik mereka baik-baik saja. Keadaan yang seperti itu, dapat

4
menyebabkan trauma pada anak, seperti rasa takut pada hal-hal yang berkaitan dengan
fisik. Hal ini jika berlanjut, maka akan menyebabkan rasa malu atau bahkan hilangnya
rasa percaya diri mereka. Akan tetapi anak yang lebih besar akan cenderung lebih
berhati-hati dalam melakukan kegiatan fisik daripada anak yang lebih muda.

2.3.1.5. Rasa Canggung

Anak-anak usia akhir sudah mulai membanding-bandingkan diri mereka dengan


teman sebaya. Seringnya rasa canggung ketika beraktifitas bersama tteman sebaya,
mengakibatkan anak tersebut mulai memandang bahwa diri mereka kurang dari teman-
teman sebaya mereka.

2.3.1.6. Kesederhanaan

Terkadang ada beberapa anak yang tidak mempedulikan tapilan mereka. Mereka
kurang menyadari bahwa daya tarik fisik itu juga diperlukan, terutama dalam segi sosial
mereka. Daya tarik fisik itu penting bagi anak yang mobilitas geografis dan sosialnya
tinggi, karena dapat menimbulkan kesan pertama yang baik daripada anak yang kurang
menarik (tidak terlalu memperhatikan tampilan fisik) karena hal itu akan
mempengaruhi dukungan sosial mereka.

2.3.2. Bahaya Psikologis

Bahaya psokologis bagi masa akhir kanak-kanak itu terutama terhadap


penyesuaian sosialnya yaitu dimana setiap tugasnya sangat besar pengaruhnya pada
penyesuaian pribadi dan perkembangan kepribadian anak tersebut. Akibat dari bahaya
ini yaitu dimana anak yang selalu tidak puas dengan keadaan dirinya sendirii, sehingga
timbul rasa iri terhadap teman sebayanya yang kedudukannya lebih tinggi dari dirinya.

2.3.2.1. Bahaya dalam berbicara

Ada empat bahaya dalam berbicara yang umum pada akhir masa kanak-kanak
yaitu:

1.) Kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat komunikasi dengan orang
lain.

5
2.) Kesalahan dalam berbicara, contohnya salah ucap dan kesalahan tata bahasa,
cacat dalam berbicara seperti gagap, membuat anak menjadi tidak percaya diri
untuk berbicara sehingga anak bicara bilamana diperlukan
3.) Anak yang mempunyai kesulitan dalam berbicara dalam bahsa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam berkomunikasi dengan temannya
sehingga anak tersebut merasa bahwa dia berbeda
4.) Pembicaraan yang bersifat egosentrisme (Sudut pandang), yang mengkritik dan
merendahkan orang lain, dan yang bersifat membuat seseorang di tentang oleh
temannya.
2.3.2.2. Bahaya Emosional
Anak akan dianggap tidak sesuai dengan teman sebaya maupun dengan
orang dewasa, kalau ia masih menunjukan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang
buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi
oleh orang lain.
2.3.2.3. Bahaya Sosial
Terdapat empat jenis anak yang penyesuaiannya dipengarui oleh bahaya
sosial yaitu: Anak ditolak atau diabaikan temannya ketika tidak pintar, anak
dikucilkan ketika tidak memiliki sifat yang sama terhadap teman
sekelompoknya, ketika anak memiliki suatu kelompok dan para pengkiut yang
ingin menjadi pemimpin tetapi tidak disetujui temannya kemudian menjadikan
anak dipenuhi dengan rasa iri hati dan dengki.
2.3.2.4. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainan yang penting dalam kelompoknya.
Anak dilarang berkhayal karena membuang waktu atau anak dilarang
melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan kebiasaan.
2.3.2.5. Bahaya moral
Ada empat bahaya yang dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak yaitu : Tidak berhasil mengembangkan suara hati atau keinginan
hati, disiplin yang tidak konsisten, menganggap dukungan teman terhadap
perilaku yang salah begitu memuaskan bagi dirinya sehingga kebiasaan, tidak
sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

6
2.3.2.6. Bahaya yang menyangkut minat
Ada dua bahaya yaitu : tidak berminat pada hal yang dianggap penting
oleh teman sebaya, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap nasihat
orang lain yang kurang berguna.
2.3.2.7. Bahaya hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota keluarga mengakibatkan lemahnya ikatan
dalam sebuah keluarga dan menimbulkan kebiasaan.
2.3.2.8. Bahaya perkembangan kepribadian
Perkembangan konsep diri yang buruk mengakibatkan penolakan diri
dan egosentrisme (sudut pandang) yang merupakan lanjutan dari masa awal
kanak-kanak.5

2.4. Kebahagiaan pada masa akhir kanak-kanak

Anak yang berbahagia pada akhir masa kanak-kanak belum tentu merasa
bahagia pada tahap selanjutnya, tetapi kondisi ini menimbulkan kebahagiaan dalam
periode ini juga akan menimbulkan kebahagiaan pada tahap selanjutnya. Sekalipun
kebahagiaan pada masa ini dialamai tetapi tidak menjamin anak tersebut bahagia di
tahap berikutnya. Kebahagian adalah kondisi perasaan yang munjul dari dalam diri
seorang anak dalam segala bidang kebahagiaan didalam hidupnya, kebahagiaan
meliputi suatu keadaaan, maupun perasaan positif. Kebahagiaan dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu : Uang dan kesuksesan, kecerdasaan, kesehatan, masalah
percintaan.6

III. Perkembangan Psikologis

3.1. Perkembangan Fisik

3.3.1. Tinggi
Rata-rata perempuan 11 tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan laki-laki 57,5
inci.
3.3.2. Berat
Kenaikan berat badan lebih bervariasai dibandingkan kenaikan tinggi

5
Hurloc, E.B. (2013). Perkembangan Anak. Hal. 80-83
6
https://www.slideshare.net/mobile/TATIK24/masa-kanakkanak-akhir-dan

7
badan yang berkisar 1,5 kg sampai 2,5 kg pertahun. Rata rata anak perempuan 11 tahun
mempunyai berat badan 40kg dan anak laki-laki 38,5kg.
3.3.3. Pebandingan Tubuh
Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah
besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisis, hidung
menajdi lebih besar dan lebih berbentuk, leher menjadi lebih memanjang, dada
melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang,tangan dan kaki dengan
lambat tumbuh membesar.
3.3.4. Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok saat masa akhir kanak-
kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Kurangnya
perhatian terhadap penampilandan kecenderungan untuk berpakaian seperti
teman-temannya tenpa mempedulikan pantas tidaknya juga menambah
kesederhanaan.
3.3.5. Perbandingan Otak Lemah
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada
jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melecit pada awal pubertas. Anak
yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan
otot, sedangkan pada tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi
jaringan lainnya sehingga cenderung tampak lurus.
3.3.6. Gigi
Pada permulaan pubertas umumnya seorang anak telah mempunyai 22 gigi tetap.
Keempat gigi terahir yang disebut gigi kebijaksanaan, muncul selama masa remaja.
3.2. Perkembangan Keterampilan
Kategori keterampilan akhir masa kanak-kanak seperti:
3.2.1. Keterampilan menolong diri sendiri
Anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri
hamper secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan
perhatian sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
Keterampilan Menolong Orang Lain
Keterampilan menurut kategori ini bertalian menolong orang lain. Perilaku yang
seharusnya telah dimiliki oleh anak-anak menjelang dewasa, menolong orang tanpa
harus disuruh, dan memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan sesuatu.

8
3.2.2. Keterampilan sekolah
Di sekolah, anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
menulis, menggambar, menari, mewarnai, dan membuat pekerjaan tangan.
3.2.3. Keterampilan bermain
Anak lebih besar belajar keterampilan seperti melempar dan menangkap bola. 7
3.3. Perkembangan Berbicara
Perkembangan berbicara pada masa anak-anak akhir adalah sebagai berikut:
Perkembangan kosakata umumnya anak yang berasal keluarga yang berpendidikan
baik maka kosakata anak itu lebih baik karena mendapat tambahan bimbingan
dibandingkan dengan anak yang dari keluarga biasa saja.
Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini daripada usia
sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin pertama kali digunakan atau diucapkan
dengan tidak tepat, tetapi seteah beberapa kali dengar pengucapan yang benar anak
telah mampu mengucapkan dengan benar.
Pembentukan Kalimat
Dari usia 6 sampai 9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah, kalimat
panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9
tahun mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.
Kemajuan dalam Pengertian, Peningkatan dalam pengertian juga dibantu oleh
pelatihan konsentrasi di sekolah. Seperti halnya dengan anak yang lebih muda
konsentrasi ditingkatkan dengan mendengarkan radio, dan melihat televisi dan hal ini
selanjutnya meningkatkan pengertian. 8
3.4. Emosi Pada Ungkapan-ungkapan Emosi

Pola emosional dari akhir masa kanak-kanak berbeda dari pola emosional awal
masa kanak-kanak, hal ini dikarenakan 2 hal. Pertama, jenis situasi yang
mebangkitkan emosi dan kedua, bentuk ungkapannya.
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak yaitu:

3.4.1. Periode meningginya emosi

7
Fiah, R. E (2017). Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini. Hal. 130-135
8
Hurloc, E.B. (2013). Perkembangan Anak.

9
Meningginya emosi pada kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau
lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia cenderung lebih cepat marah, rewel, dan
umumnya sulit dihadapi.
3.4.2. Permulaan emosional
Dengan mengekangungkapan emosi eksternal anak menjadi gelisah, tegang dan
mudah tersinggung oleh masalah sangat kecil sekalipun. Anak pada saat ini sering kali
mencari cara dengan coba-coba untuk meredakan keadaan, yaitu dengan sibuk
bermain, dengan tertawa terbahak-bahak atau dengan menangis.9
3.5. Perkembangan Sosial

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik
dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah
belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat
dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain 10. Apa yang
telah dipelajari anak dari lingkungan keluarga turut mempengaruhi pembentukan
perilaku sosialnya. Ada faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi,
yaitu:

- Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari


berbagai usia dan latar belakang.
- Adanya minat dan motivasi untuk bergaul
- Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi
“model” bagi anak.
- Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.
Menjadi orang yang mampu bersosialisasi memerlukan proses yaitu :
*Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
*Memainkan peran sosial yang dapat diterima.

Hubungan dengan teman memperlihatkan perubahan. Anak mulai pergi dengan


teman, keluar lingkungan keluarga dan memperluas lingkungan sosialnya dengan
dengan lingkungan teman di sekolah maupun di luar sekolah. Anak belajar mengenal
tata cara dan adat istiadat keluarga lain.

3.5.1.Anak berumur 6-8 tahun


9
Nurmalitasari, Femmi. 2015. Perkembangan sosial Emosi pada Anak Usia Dini. hlm. 103-111.
10
Anwar, dan ahmad, arsyad. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini: Panduan Bagi Ibu dan calon ibu. Hal. 80-82

10
belum merasa adanya perbedaan jenis. Merasa biasa bila bermain dengan teman
jenis maupun lawan jenis.
3.5.2. Anak berumur 9-10 tahun
mulai merasa kurang pantas dan tidak senang bermain dengan lawan jenis,
karena mulai menyadari adanya perbedaan sifat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Permainan yang sesuai dengan peran dan sifat jenis kelaminnya, demikian juga
cerita dan bacaan. Anak perempuan dianggap cengeng dan anak laki-laki
dianggap kasar.
3.5.3. Anak berumur 11-12 tahun
perhatian mulai ditunjukkan pada teman lawan jenis. Anak perempuan dengan
tingkah laku centil ingin menarik perhatian teman pria. Anak laki-laki dengan
sikap ksatria dan tingkah laku overacting ingin memberi perlindungan dan
menarik perhatian teman putri. Mereka senang bila dikelompokkan bersama.
Segi perkembangan pengamatan memperlihatkan perkembangan dimana anak
dari alam fantasi harus menerima kenyataan dari dunia realitas. 11
3.6. Sikap dan Moral
3.6.1. Perkembangan Kode Moral
Kode moral berkembang dari konsep-konsep moral yang umum. Pada akhir
masa kanak-kanak seperti halnya masa awal remaja, kode moral sangat
dipengaruhi oleh standart moral dari kelompok dimana anak mengidentifikasikan
diri. Ini tidak berarti bahwa anak meninggalkan kode moral keluarga untuk
mengikuti standart geng “selama mereka bersama dengan geng sebagai sarana”
untuk mempertahankan statusnya dalam geng. Ketika anak mencapai akhir masa
kanak-kanak, kode moral berangsur-angsur mendekati kode moral dan
perilakunya semakin mendekati standart-standart yang ditetapkan orangdewasa
yang berhubungan dengannya.
Peranan Disiplin dalam Perkembangan Moral
Disiplin berperan penting dalam perkembangan moral. Meskipun anak
memerlukan disiplin, disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang
lebih besar. Disiplin harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Misalnya saja, disiplin yang dulunya masih dianggap efektif diterapkan pada saat

11
D. Gunarsa, Singgih dan Y. Singgih. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga.Hal.105-108

11
anak- anak awal bisa saja ketika diterapkan pada masa akhir anak-anak maka hal
itu menimbulkan kebencian pada diri anak.12
3.6.3. Beberapa Sikap Orangtua untuk Perkembangan Moral Anak
1. Kosnsisten dalam mendidik dan mengajar anak
Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu haruslah
konsisten. Ayah dan juga ibu harus ada kesepakatan dalam melarang dan
memperbolehkan tingkah-tingkah laku tertentu pada anak. Tidak adanya
konsistensi akan mengaburkan pengertian anak tentang apa yang baik dilakukan
atau tidak baik dilakukan.
2. Sikap Orangtua dalam Keluarga
Moral anak serta keseluruhan kehidupannya dikemudian hari umumnya
terbentuk melalui apa yang ia lihat, orang tua aalah salah satu cerminan hidup
mereka dan orangtualah cerminan dasar anak dalam pembentukan moralnya
sehingga terkadang perkembangan moral anak dipengaruhi dari sikap yang
dilakukan orang tau didalam keluarga.
3. Penghayatan Orangtua akan Agama yang Dianut
Orangtua yang sungguh-sungguh menghayati kepercayaan kepada Tuhan, akan
mempengaruhi sikap dan tindakan anak sehari-hari. Hal ini akan berpengaruh
pula terhadap cara-cara orangtua mengasuh, memelihara, mengajar dan
mendidik anak-anaknya. Anak yang banyak dibekali dengan ajaran-ajaran
Agama, hidup dalam kepercayaan dan kesetiaan kepada Tuhan, semua itu dapat
menjadi dasar yang kuat untuk perkembangan moral anak serta keseluruhan
hidupnya dikemudian hari.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, orangtua megambil peranan besar
3.6.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri pada Akhir Masa Kanak-
kanak
1. Kondisi Fisik
Kesehatan yang buruk dan cacat fisik menghalangi anak-anak bermain dengan
temannya sehingga menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang.
2. Bentuk Tubuh
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kecil menurut usianya tidak mempu
mengikuti teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri.

12
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Hal. 50-52

12
3. Nama dan Julukan
Nama yang mengakibatkan cemoohan atau yang menggambarkan status
kelompok minoritas, dapat mengakibatkan perasaan rendah diri. Julukan yang
diambil dari kelucuan fisik dan sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri
dan dendam.
4. Status Sosial dan Ekonomi
Kalau anda merasa bahwa ia memiliki rumah yang baik, pakaian yang lebih
bagus, dan alat-alat bermain yang lebih baik daripada apa yang dimiliki teman-
teman sebayanya, ia akan merasa lebih lebih tinggi. Sebaliknya, kalau anak
merasa bahwa status social ekonominya lebih rendah daripada teman-temannya,
ia cenderung merasa rendah diri.
5. Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik, didukung oleh guru yang kompeten dan yang penuh
pengertian akan mempengaruhi konsep diri anak menjadi lebih baik, sedangkan
guru yang menerapkan disiplin yang dianggap tidak adil oleh anak-anak akan
memberi pengaruh yang buruk bagi anak.
6. Dukungan Sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman yang dapat
mempengaruhi kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk.
7. Keberhasilan dan Kegagalan
Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan
menerima sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan
kurang mampu. Semakin hebat kegiatannya, semakin besar pengaruh
keberhasilan atau kegagalan terhadap konsep diri. Kegagalan yang berulang-
ulang menimbulkan akibat yang merusak pada kepribadian anak.
IV. Ciri-Ciri Khas dan Kebutuhan Mendasar
4.1. Ciri khas masa akhir remaja
1. Adanya perubahaan fisik, yang berpengaruh terhadap tinggi badan, ukuran,
berat. Pada anak perempuan perubahan fisik mulai sekitar usia 12 tahun,
sementara pada laki-laki perubahannya terjadi ketika berusia sekitar 14 tahun.

13
2. Adanya sosialisasi, Sosialisasi adalah karakteristik lain dari remaja, ketika
mulai bersosialiasasi dengan teman sebaya mereka sehingga memisahkan diri
dengan keluarga.
3. Adanya perubahan dalam kognitif adalah karekteristik selama remaja.
Praremaja mengalami pemikiran yang lebih tinggi. Proses kognitif dipengaruhi
oleh adanya sosialisasi keseluruhan, yang berarti remaja akan berkembang
secara berbeda selama tahap ini.
4. Adanya sifat emosional, pemberontak, dan egois terhadap remaja itu sendiri.
4.2. Kebutuhan Mendasar
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk
mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan.
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang bersifat psikis,
kualitatis, progresif, sistematis dan berujung pada kualitas atau mutu.Berupa tingkah
laku, berfikir, emosi, nilai-nilai yang dihadapi.
ada 5 jenis kebutuhan yaitu : kebutuhan fisiologi, kebutuhan “rasa aman dan
tentram, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan ,dan kebutuhan aktualisasi diri.
1.      Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu
kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik. Contohnya adalah sandang, pangan,
papan, dll.
2.      Kebutuhan rasa aman dan tentram adalah kebutuhan untuk terbebas dari gangguan
dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
Contohnya adalah bebas dari penjajahan, ancaman, dll.
3.      Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk bergaul dan berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Contohnya memiliki teman, keluarga, dll.
4.      Kebutuhan penghargaan dibagi menjadi 2 jenis yaitu kebutuhan eksternal dan
internal. Eksternal meliputi: pujian, piagam, tanda jasa, dll. Internal meliputi kepuasan
yang didapat tanpa memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi dari kebutuhan lainnya,
dimana kebutuhan ini sebagai pembuktian dari tingkatan daya pikir seseorang dan
hanya didapat jika 4 kebutuhan sebelumnya sudah didapatkan. 13
V. Manfaat Praktis dari topik yang dibahas
Ada banyak manfaat yang dapat kita ambil memalui pembahasan ini:
13
https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/kebutuhan-perkembangan-remaja.html

14
1. Menambah wawasan tentang pertumbuhan pada masa akhir kanak-kanak
2. memahami tentang anak pada masa akhir kanak-kanak maka kita dapat mengeri
bagaimana perkembangan yang akan terjadi.
3. Mengetahui apa yang menjadi ciri-ciri yang ada pada masa akhir kanak-kanak
4. memudahkan kita untuk melakukan pengawasan
5. memiliki pemahaman tentang anak khususnya pada perkembangan yang terjadi
padanya maka kita menjadi lebih mudah dalam memberikan pengajaran,
membimbing, mengarahkan, serta mendidik anak
VI. Kontribusi masalah terhadap Teologi (Gereja)
1. Menambah wawasan kepada gereja tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masa akhir kanak-kanak, supaya dapat
membimbing dan mengajarin anak.
2. Mendidik dan membimbing anak sebenarnya diperankan sangat besar oleh
orang tua namu gereja juga sangat berperan penting dalam hal tersebut,
karena gereja adalah tempat bagi anak untu dituntun agar dapat mengenal
dan percaya kepada Tuhan, seperti yang tertulis dalam Alkitab ( Amsal 22:6
& Amsal 29:17)

VII. Kesimpulan
Masa kanak-kanak akhir adalah periode pertumbuhan anak yang dimulai sejak
anak berusia 6 tahun sampai pada usia anak tersebut telah masuk pubertas atau masa
remaja awal yaitu sekitar 12 tahun, dan pada masa kanak-kanak akhir akan terjadi
beberapa perkembangan menuju ke masa pubertas atau masa remaja awal, yaitu anak-
anak mengalami pertumbuhan saat ia ada dalam periode ini, pertumbuhan terjadi
seperti pertumbuhan fisik, social, emosi, motoric, dan juga cara bermain yang berbeda
terhadap masa lainnya. Pada masa ini juga pembentukan moral pada manusia dimulai
sebab anak mulai memiliki pengertian secara jelas tentang apa yang ia lakukan sehingga
pada masa ini juga konsep moral yang dimiliki oleh suatu individu akan mulai terbentuk
sehingga sangatlah penting bagi setiap oran khusunya orangtua yang sangat berperan
penting bagi anak memberikan pengawasan kepada anak dan mengajarkan tentang hal
kebaikan padanya, sebab anak sering sekali menirukan apa saja yang ia lihat sehingga
penting juga memberikan pengertian pada anak tentang setiap perbuatan dan hal yang
terjadi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, dan ahmad, arsyad. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini: Panduan Bagi Ibu dan
calon ibu. Jakarta Erlangga

Eka Irmilia, Herlina, Yesi Hasneli. (2015), Hubungan peran orang tua terhadap
perkebangan Psikososial Anak. JOM. Vol.2(1)

D. Gunarsa, Singgih dan Yulia D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.


Jakarta Erlangga.

Hurlock, E.B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York : McGraw Hill, Inc.

Hurloc, E.B. (2013). Perkembangan Anak. Jakarta Erlangga.

Fiah, R. E (2017). Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini. PT. Jakarta. RajaGrafindo
Persada. Edisi I

Nurmalitasari, Femmi. 2015. Perkembangan sosial Emosi pada Anak Usia Dini.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Remaja


Rosdakarya

Sumber Lain :
https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/kebutuhan-perkembangan-remaja.html

https://www.slideshare.net/mobile/TATIK24/masa-kanakkanak-akhir-dan

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/zadit/akhir-masa-kanakkanak-ilmu-jiwa-
perkembangan_54f95a5aa3331176178b4c39

16

Anda mungkin juga menyukai