Anda di halaman 1dari 10

Notula Presentasi Kelompok 2

Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Sifat : Terbuka
Hari, tanggal : Selasa, 9 Maret 2021
Tempat : SIPEJAR
Acara : Presentasi dan diskusi mengenai materi perkembangan kognitif
Moderator : Azka Ashla Ursila (200341617252)
Penyaji : Kelompok 2 yang beranggotakan :
• Ainul Yaqiin (200331618851)
• Alfiatus Sa' Diyah (200341617306)
• Davina Maharani P.Y.P (200341617229)
• Deana Aprilia Laksitasari (200331618890)
• Maulidatul Masruroh (200341617249)
• Nanda Emilia (200331618828)
Notulis : Al Haqqo Jati (200331618873)
Peserta : Seluruh mahasiswa mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Offering C15 Angkatan 2020
Susunan Acara : 1) Pembukaan
2) Penyampaian materi
3) Sesi tanya jawab dan tanggapan dari kelompok lain
4) Kesimpulan
5) Penutup
Hasil Diskusi :
1. Pembuka
Diskusi dibuka oleh moderator pukul 10.34 WIB
2. Penyampaian Materi
Perwakilan kelompok 2 mengirimkan link yang berisi file PPT dan video presentasi
3. Sesi Tanya Jawab
1) Nama : Saskia Mutiara Putri
NIM : 200321614897
Kelompok :5
Pertanyaan:
Pada beberapa teori kognitif seperti menurut jean piaget, JS Bruner, Ausunel, gestalt.
Manakah yang relevan dan efektif untuk pembelajaran peserta didik saat ini?
Jawab :
Nama : Nanda Emilia
NIM : 200331618828
Kelompok :2
Baik, terimakasih atas pertanyaannya.. Saya Nanda Emilia izin menjawab. Beberapa
teori kognitif yang dikemukakan para ahli tersebut tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing karena mereka memandang dari sudut pandang yang
berbeda pula. Namun, terkait dengan keefektifan dalam pembelajaran peserta didik
saat ini, menurut kami adalah teori Bruner. Hal ini disebabkan karena dasar ide
Jerome Bruner itu sendiri ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak
harus berperanan secara aktif di dalam belajar di kelas. Untuk itu, Bruner memakai
cara dengan apa yang disebutnya "discovery learning", yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini
berbeda dengan reception learning atau expository teaching, dimana guru
menerangkan semua informasi dan murid harus mempelajari semua bahan/ informasi.
Dengan demikian, peserta didik tidak hanya mengandalkan materi yang disampaikan
oleh guru, karena jika guru hanya memberikan materi yang banyak tanpa membangun
karakter peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, bisa-bisa peserta didik kita
akan bosan bahkan malas belajar.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mungkin ada tambahan jawaban dari rekan
saya. Saya kembalikan kepada moderator.
Nama : Alfiatus Sa’diyah
NIM : 200341617306
Kelompok :2
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya Alfiatus Sa'diyah izin menjawab.
Teori yang paling relevan saat ini adalah teori dari Bruner karena menurut teori ini
perkembangan kognitif peserta didik harus disesuailan dengan tingkat perkembangan
peserta didik (bertahap). Melalui beberapa tahapan transformasi informasi yang benar
secara bertahap, adapun tahapannya adalah :
1. Perolehan informasi, yaitu tahap permulaan, dimana infromasi diterima dari
luar, informasi secara sederhana diartikan adalah sebagai ilmu pengetahuan.
2. Pengolahan informasi, yaitu penyesuaian informasi-informasi yang telah
diperoleh berupa pengklasifikasian secara objeltif.
3. Checking atau mengadakan “test kecukupan” atau kebenaran terhadap
informasi yang telah diolahnya tersebut.
Tiga tahapan tersebut sangat diperlukan untuk diterapkan di zaman modern ini karena
akses informasi menjadi tak terbatas, maka peserta didik harus mengartikan,
mengolah, dan memastikan informasi tersebut untuk di terima sebagai sebuah
pengetahuan.
Mohon maaf jika jawaban kurang tepat.

2) Nama : Faradilla Nurullaili


NIM : 200321614899
Kelompok :1
Pertanyaan:
Ijin bertanya, sebagai mahasiswa yang baru memasuki dunia perkuliahan,
bagaimanakah ciri tahapan perkembangan kognitif mahasiswa tersebut? melihat
transisi dari masa SMA yang masih terbawa dan masih labil
Terima kasih
Jawab :
Nama : Deana Aprilia Laksitasari
NIM : 200331618890
Kelompok :2
Baik terimakasih moderator atas kesempatannya, saya Deana Aprilia dari kelompok 2
izin menjawab pertanyaan Faradhila
Ada beberapa ciri / hal penting terkait teori kognitif sebagaimana dikemukakan oleh
Piaget, salah satunya adalah "peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya
sendiri". Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dapat dibentuk dan
dikembangkan oleh individu itu sendiri, salah satu cirinya adalah peserta didik akan
berkembang melalui interaksi dengan lingkungan secara terus-menerus dan selalu
berubah. Dalam berinteraksi dengan lingkungan tersebut, individu mampu beradaptasi
dan mengorganisasikan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan dalam struktur
kognitifnya, pengetahuan, wawasan dan pemahamannya semakin berkembang.
Seperti yang ditanyakan, sebagai mahasiswa baru yang baru saja kuliah sangat wajar
apabila sifat dan sikap remaja saat SMA masih sedikit terbawa diawal namun dengan
adanya proses adaptasi lingkungan barunya, saya rasa mahasiswa baru itu akan mulai
berkembang sesuai tahapnya.
Terimakasih

3) Nama : Alviyanti Nur Rizka


NIM : 200341617266
Kelompok :3
Pertanyaan:
Sebelumnya terimakasih atas materi yang telah diberikan oleh kelompok penyaji. Izin
bertanya. Menurut kelompok anda, anak dengan keterbelakangan IQ diatas rata-rata
maupun anak dengan IQ dibawah rata-rata itu terjadi karena faktor bawaan atau
karena dipengaruhi oleh lingkungan pada perkembangan kognitifnya? Selain itu,
bagaimanakah keterkaitan antara perkembangan kognitif dengan perkembangan fisik
dan psikomotorik anak?
Jawab :
Nama : Nanda Emilia
NIM : 200331618828
Kelompok :2
Baik, terima kasih atas pertanyaannya. Izinkan saya Nanda Emilia untuk menjawab
pertanyaan Saudari Alfiyanti.
Mengenai gangguan intelektual seperti IQ di atas rata-rata maupun IQ di bawah rata-
rata ini sebenarnya ada beberapa faktor, baik itu faktor internal seperti yang Saudara
katakan yaitu bawaan keturunan, maupun faktor lingkungan. Berikut kami paparkan
faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan intelektual.
Yang pertama, faktor-faktor sebelum dilahirkan (prenatal)
Kurang cerdas atau sangat cerdas bawaan karena keturunan. Hal ini terjadi karena
perkawinan satu kelompok orang yang ber-IQ rendah, maupun perkawinan satu
kelompok orang yang ber-IQ tinggi. Kemudian, penyakit berat dan tekanan kehidupan
emosional yang dialami, saat ibunya sedang mengandung, penyakit infeksi yang pada
awal pertumbuhan janin, misalnya TBC, rubella, siphilis, kelainan kromoson,
kelainan dalam jumlah maupun bentuknya, penyinaran dengan sinar rontgent dan
radiasi, kemudian bahan kontrasepsi dan usaha abortus, obat-obatan atau jamu
tertentu yang diminum oleh ibu, terutama ibu yang sedang hamil muda, juga
benturan/desakan kuat sewaktu janin dalam kandungan, misalnya: ibu terjatuh. Selain
itu, juga karena kerusakan sel pada zat benih (sperma, ovum).

Yang kedua, faktor-faktor waktu dilahirkan (natal), yang antara lain: prematur, minim
berat waktu lahir, tulang tengkorak yang masih lemah sudah terluka, proses kelahiran
yang lama, hingga kekurangan O2 dalam waktu melahirkan, proses kelahiran yang
sulit dan mempergunakan alat. Kepala bayi bisa terjepit dan terdapat tekanan yang
mengakibatkan pendarahan.

Nah, kemudian faktor-faktor setelah dilahirkan (postnatal), diantaranya:


Terserang penyakit berat, seperti demam tinggi yang diikuti dengan kejang), radang
otak dan radang selaput otak, gangguan metabolisme pertumbuhan, kekurangan gizi
yang berat dan lama pada masa anak- anak umur di bawah 4 tahun sangat
mempengaruhi perkembangan otak, keadaan ini dapat diperbaiki sebelum anak
berusia 6 tahun. Kemudian, faktor-faktor sosial budaya (yang berhubungan dengan
penyesuaian diri), depresi lingkungan dapat timbul karena kurangnya komunikasi
verbal, juga karena jatuh/benturan kepala yang mengakibatkan kerusakan otak.
Demikian yang dapat saya sampaikan, saya kembalikan kepada moderator.
Nama : Ainul Yaqiin
NIM : 200331618851
Kelompok :2
saya ainul yaqiin dari kelompok 2 ijin menambahkan jawaban dari nanda,
menurut saya kedua faktor tersebut saling mempengaruhi, berdasarkan literatur yang
saya faktor keturunan menyumbang 20-40% tingkat kecerdasan pada seorang anak
terutama ibu, gen ibu sangat berpengaruh pada pewarisan kecerdasan. selain faktor
gen, faktor lingkunganpun juga dapat mempengaruhi kecerdasan, jika seorang anak
memiliki IQ tinggi namun berada di lingkungan yang tidak mendukung untuk
mengembangkan kecerdasannya maka kecerdasan anak itu pun akan tidak mengalami
peningkatan karena tidak diasah dan digunakan begitupun sebaliknya. Jadi antara
keturunan dan lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan.
hubungan antara perkembangan kognitif dengan perkembangan fisik dan psikis
adalah perkembangan kognitif akan berkembang secara beriringan dengan dua
perkembangan tersebut karena saling terikat dan mempengaruhi satu sama lain,
perkembangan fisik dan psikis yang normal dan sehat akan menciptakan
perkembangan kognitif yang normal pula. contohnya seorang anak balita sudah
mempunyai kemampuan fisik dan psikis untuk berjalan, maka kemampuan
kognitifnya pun akan berkembang pula, ia akan lebih aktif dalam mengeksplor
lingkungan yang ada dengan kaki yang digunakan sebagai alat untuk mendekati objek
yang menarik perhatiannya.

4) Nama : Febby Yuwika Putri


NIM : 200341617223
Kelompok :7
Pertanyaan:
Sebelumnya terimakasih atas materi yang telah diberikan oleh kelompok penyaji.
Saya izin bertanya, pada ppt tentang problematika di masa dewasa disebutkan bahwa
“ seseorang pada masa dewasa merasa ada yang kurang dibanding orang lain atau
dapat dikatakan cenderung mengikuti kebanyakan orang, hal ini bisa terjadi karena
kerap melihat sesuatu yang tidak ada pada dirinya lewat medsos hal ini akan membuat
seorang merasa kurang dan cenderung meniru sesorang”. Lalu bagaimanakah cara
agar seseorang dimasa dewasa dapat lebih mencintai dirinya sendiri dan bisa
menerima keadaan dirinya ? Terimakasih
Jawab :
Nama : Alfiatus Sa’diyah
NIM : 200341617306
Kelompok :2
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya Alfiatus Sa'diyah izin menjawab.
Langkah pertama yang dapat kita lakukan agar bisa menerima dan mencintai keadaan
dirinya adalah dengan mencari tahu apa yang menjadi kelebihan diri kita dalam
sehari-hari. Hal ini bertujuan agar kita bisa fokus memaksimalkan kelebihan yang kita
miliki. Dengan begitu, kita bisa fokus dengan itu, dan bisa menerima kelemahan diri
dengan baik. Maka dari itu, kita bisa mencoba menulis apa saja kelebihan diri yang
kita miliki.
Selain itu, kita juga harus dapat mengubah pandangan terhadap diri sendiri. Ini dapat
kita lakukan dengan mencoba melihat kekurangan kita dari berbagai sisi. Salah
satunya melalui memikirkan apa yang bisa kita manfaatkan dari kekurangan ini.
Dengan begitu, kita bisa menerima kekurangan diri dengan baik.

5) Nama : Khoirun Nisak


NIM : 200321614909
Kelompok :6
Pertanyaan:
izin bertanya, Pada slide ke-9 menjelaskan problematika kognitif perkembangan
peserta didik pada masa kanak-kanak. Salah satu problematikanya yaitu
keterlambatan dalam berbicara namun secara keseluruhan seperti anak lainnya, jika
hal tersebut dialami anak sampai usia 6 tahun dimana usia tersebut merupakan batasan
untuk masuk ke jenjang SD. Lantas, bagaimana solusinya apakah dengan adanya
keterbatasan tersebut membuatnya harus berhenti sekolah sejenak?
Jawab :
Nama : Deana Aprilia Laksitasari
NIM : 200331618890
Kelompok :2
Baik terimakasih moderator atas kesempatannya, saya Deana Aprilia dari kelompok 2
izin menjawab pertanyaan dari Khoirun Nisak
Salah satu problematika perkembangan kognitif pada anak adalah keterlambatan
dalam berbicara atau Speech Delay. Seperti yang ditanyakan, jika hal tersebut dialami
oleh anak usia 6 tahun yang dimana usia tersebut merupakan awal peserta didik itu
menempuh jenjang SD apakah harus menunda? menurut saya, tidak. Ada solusi lain
yang lebih baik dilakukan orangtua untuk membantu anak mencegah dan mengatasi
problematika tersebut, yaitu :

• Melatih komunikasi dua arah dengan anak : Sering mengajak anak ngobrol
sejak dini dapat memicu keberanian anak untuk berbicara. Selain itu, merespons
sangat anak berbicara juga bisa jadi cara mencegah gangguan bicara pada anak.
• Membaca buku cerita atau dongeng anak : Membacakan buku pada anak
dapat mencegah anak terlambat bicara.Saat membaca orangtua bisa menstimulasi
anak dengan pertanyaan atau diskusi sederhana tentang cerita di buku. Tidak
hanya membacakan, ketika anak sudah menginjak usia membaca, orangtua juga
dapat membiasakan anak untuk gemar membaca. Sehingga dapat menambah
kemampuan kosakata anak.
• Ajak anak belajar bernyanyi bersama : Selain membaca, menyanyi juga bisa
mencegah gangguan bicara pada anak. Ada banyak sekali kata-kata baru yang bisa
dipelajari anak dalam satu lagu. Belajar bernyanyi juga akan mengasah
kemampuan menghafal, mendengar, serta mengekspresikan ide dengan kata-kata.
Terimakasih
Nama : Nanda Emilia
NIM : 200331618828
Kelompok :2
Baik, terima kasih atas pertanyaan dari Saudari Khairun Nisa. Saya Nanda Emilia izin
menjawab. Terkait problematika tersebut, kalau menurut saya pribadi sebenarnya
tidak ada halangan bagi anak-anak untuk bersekolah terutama dalam hal
keterbelakangan mental maupun gangguan fisik, psikis, dan kognitifnya. Mereka
sama sama memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran. Nah, seperti yang telah kita
pelajari sebelumnya, bahwa perkembangan setiap individu itu tidak sama, ada yang
cepat dan ada yang lambat. Kita sebagai calon ibu sekaligus calon tenaga pendidik
terkait problematika tersebut harus lebih bisa memahaminya. Dimana kita bisa
memberikan perhatian khusus kepada anak tersebut, misalnya melatihnya berbicara
dengan sering mengajaknya mengobrol, bisa dimulai dari menyebutkan namanya,
nama ayah, ibu, dan menyebutkan nama benda di sekitarnya, dan upaya upaya untuk
menstimulasi kemampuan berbicara anak. Kemudian, kita juga bisa berdiskusi dengan
teman sebayanya maupun lingkungan sosialnya untuk memahami perkembangannya
tersebut dan mengajaknya untuk bersama sama memberikan stimulasi agar anak lebih
sering berlatih untuk berbicara.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mungkin ini cukup untuk menambahkan
jawaban dari rekan saya. Saya kembalikan kepada moderator

6) Nama : Richa Nan Maharani


NIM : 200331618886
Kelompok :6
Pertanyaan:
izin bertanya. Aapakah terdapat tahapan tahapan tertentu pada perkembangan kognitif
pada peserta didik? kalaupun ada apa saja kira kira tahapan-tahapan tersebut ?
terimakasih
Jawab :
Nama : Maulidatul Masruroh
NIM : 200341617249
Kelompok :2
Baik terimakasih atas pertanyaannya dan terimakasih moderator atas kesempatannya,
saya Maulidatul Masruroh dari kelompok 2 izin menjawab pertanyaan Richa Nan
Maharani
Perkembangan kognitif mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak
untuk memahami sesuatu. Salah satu tokoh psikologi yang mengemukakan teori
tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory) manusia adalah Jean
Piaget. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dalam empat
tahap.
1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan)
Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya. Oleh karena itu, pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak
refleks dan panca inderanya. Berbagai gerak refleks tersebut kemudian berkembang
menjadi kebiasaan-kebiasaan. Pada tahap perkembangan kognitif awal ini, belum
dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain,
sehingga ia dianggap “egosentris”.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada masa ini, anak mulai dapat menerima rangsangan, meski masih sangat
terbatas. Seorang anak pun sudah masuk ke dalam lingkungan sosial. Ciri tahapan ini
adalah anak mulai bisa menggunakan operasi mental yang jarang dan secara logika
kurang memadai. Seorang anak juga masih tergolong “egosentris” karena hanya
mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang diri sendiri dan kesulitan
melihat dari sudut pandang orang lain. Ia sudah dapat mengklasifikasikan objek
menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda berwarna merah,
walaupun bentuknya berbeda-beda.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu melakukan pengurutan dan klasifikasi terhadap
objek maupun situasi tertentu. Kemampuan mengingat dan berpikir secara
logis ia pun makin meningkat. Ia mampu memahami konsep sebab-akibat secara
rasional dan sistematis sehingga seorang anak mulai bisa belajar matematika dan
membaca. Pada tahapan ini pula sifat “egosentris” seorang anak menghilang secara
perlahan. Ia kini sudah mampu melihat suatu masalah atau kejadian dari sudut
pandang orang lain.
4. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran.
Ia dapat menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Ia dapat memahami konsep
yang bersifat abstrak seperti cinta dan nilai. Seorang anak juga bisa melihat kenyataan
tidak selalu hitam dan putih, tetapi juga ada “gradasi abu-abu” di antaranya.

7) Nama : Affriza Sefi Azzahra


NIM : 200331618909
Kelompok :4
Pertanyaan:
Apakah metode tanya jawab berpengaruh pada kemampuan kognitif pada anak usia
5-6 tahun(usia anak TK)?
Jawab :
Nama : Davina Maharani P.Y.P
NIM : 200341617229
Kelompok :2
Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan oleh saudari Affriza. Saya Izin
menjawab, Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru dan siswa. Dalam metode ini siswa dituntut untuk
berpikir, dan siswa di didik untuk belajar aktif. Jadi, pembelajaran dengan metode
tanya jawab mampu memberikan peningkatan kemampuan kognitif anak yang lebih
baik dari pada pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita. Selain
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun, metode tanya jawab juga
dapat menigkatkan konsentrasi anak, meningkatkan daya ingat anak, dan dapat
meningkatkan bahasa anak. Terlihat pada saat anak menjawab pertanyaan yang di
berikan oleh guru, guru melakukan tanya jawab dengan anak.
Mohon maaf jika ada kesalahan.
Nama : Ainul Yaqiin
NIM : 200331618851
Kelompok :2
baik terimakasih atas pertanyaannya dan moderator yang telah mempersilahkan
menjawab, saya Ainul Yaqiin dari kelompok 2 ijin menjawab
menurut saya metode tanya jawab pada kemampuan anak usia 5-6 sangat berpengaruh
secara signifikan, perkembangan kognitif berpengaruh bagi seseorang untuk dapat
mewujudkan sesuatu dengan kepintaran, pemikiran dan daya ingat seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari. salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan
kognitif anak adalah melalui metode tanya jawab. selain mengembangkan
kemampuan kognitif anak, metode tanya jawab juga dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa anak karena secara langsung anak dilatih untuk berpikir untuk
menjawab pertanyaan, dan mengutarakan jawabannya dengan kata-kata, metode
tanya tanya jawab dapat meningkatkan konsentrasi anak, meningkatkan daya ingat
anak, dan meningkatkan bahasa anak yang terlihat saat anak menjawab pertanyaan
yang berikan guru saat sesi tanya jawab berlangsung.
4. Kesimpulan
Teori belajar hadir dan muncul pada dasarnya disebabkan oleh para ahli Psikologi
belum puas dengan penjelasan teori-teori yang terdahulu tentang belajar. Salah satu teori
belajar yang terkenal adalah teori kognitif. Dalam teori kognitif, belajar bukan hanya
sekedar melibatkan hubungan stimulus dan respon, tetapi belajar pada hakekatnya
melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks.
Tahap pra-operasional, perkembangan kognitif pada anak usia 2-7 ditunjukkan pada
meningkatnya penggunaan bahasa, angka, huruf simbol dan lainnya. problematika
perkembangan kognitif di masa ini antara lain speech delay (keterlambatan berbicara),
gangguan kognitif pada anak dalam psikologis, ketidaktepatan dalam mengerti sesuatu,
ketidakmampuan mengadakan kontak empati, tidak dapat melakukan penyesuaian sosial,
dan kurang menyukai permainan aktif.
Pada tahap sekolah dasar, mulai mengembangkan rentang perhatian yang lebih lama
dan bersedia untuk mengambil tanggung jawab lebih. Adapun problematika perkembangan
kognitif pada tahap sekolah dasar adalah depresi yang berlebihan dan perilaku antisosial
Tahap sekolah menengah pertama, dimana mereka mengembangkan alat baru untuk
memanipulasi informasi, bisa berpikir abstrak, deduktif, dan induktif, menangani masalah
dengan fleksibel, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Adapun problem
perkembangan kognitifnya yakni tidak dapat mengekspresikan diri di depan umum dan
belum bisa melihat dan menyikapi masalah dari sudut pandang hal yang benar
Tahap Sekolah Menengah Atas, masih sama dengan tahapan sebelumnya hanya lebih ke
pengembangannya yang semakin kompleks, dimana mereka mengembangkan alat baru
untuk memanipulasi informasi, lebih mengembangkan keterampilan intelektualnya
mengintegrasikan apa yang sudah mereka alami dengan teori atau konsep yang ada, dan
lain sebagainya. Adapun problematikanya antara lain adalah tidak bisa mengekspresikan
diri hingga depresi, tidak sanggup menghadapi tekanan, kurang mandiri, dan antisosial
Masa dewasa ditandai dengan kemampuan olah dan pola pikir yang meningkat, masa
pencapaian prestasi, kemampuan untuk mempraktekkan seluruh potensi intelektual, bakat
minat, dan lain sebagainya. Adapaun problematika dalam tahap ini adalah berada pada
lingkungan yang kurang tepat, memiliki pergaulan yang tidak tepat, dan tidak dapat
menerima keadaan
Upaya yang tepat untuk mengatasi problematika perkembangan kognitif peserta didik
yaitu orang tua dan lingkungan. Peran orang tua sangatlah di butuhkan dalam menentukan
jalan dan tujuan hidup siswa agar tidak mengalami kesalahan. Serta lingkungan yang tepat
adalah salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya bagi pendidikan. Lingkungan
mempengaruhi perkembangan karakter anak. Bila anak tumbuh dan berkembang di
lingkungan yang baik, santun, dan taat beragama maka anak pun akan tercetak menjadi
pribadi yang baik.

5. Penutup
Diskusi selesai pada pukul 12.11

Anda mungkin juga menyukai